Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
I. DEFINISI
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD) merupakan suatu istilah yang sering
asthma bronchiale (S Meltzer, 2001 : 595). Tetapi dalam suatu Negara, yang
termasuk didalam COPD adalah emfisema paru- paru dan Bronchitis Kronis.
Nama lain dari COPD adalah “Chronic obstructive airway disease ” dan
Gelembung-gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan C02 dikeluarkan dari
Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), Lobus Puimo dekstra
superior, Lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus.
Paru-paru kiri, terdiri dari; Pulmo sinester lobus superior dan lobus inferior.
Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan-belahan yang lebih kecil bernama
pada lobus superior, dan 5 (lima) buah segment pada inferior. Paru-paru
superior; 2 (dua) buah segmen pada lobus medialis, dan 3 (tiga) buah
segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi
pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm. Letak paru-paru. Pada
mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat lampuk paru-paru alau hilus
2. Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar.
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-
paru dapat berkembang kempis dan, juga terdapat sedikit cairan (eskudat)
bergerak.
Pembuluh darah pada paru, Sirkulasi pulmonar berasal dari ventrikel
kanan yang tebal dinding 1/3 dan tebal ventrikel kiri, Perbedaan ini
kiri. Selain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung mengalir
ke paru-paru dan aorta melalui arteri bronkialis. Darah ini adalah darah "kaya
kekurangan oksigen. Darah ini kembali melalui vena pulmonalis ke atrium kiri.
kapiler, dan jaringan kapiler itu menyentuh dinding alveoli (gelembung udara).
Jadi darah dan udara hanya dipisahkan oleh dinding kapiler. Dari epitel
alveoli, akhirnya kapiler menjadi satu sampai menjadi vena pulmonalis dan
serambi jantung kiri (darah mengandung 02), sisa dari vena pulmonalis
ditentukan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang mencapai
darah ganda.
1. Kapasitas total. Yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada
tergantung pada beberapa hal: Kondisi paru-paru, umur, sikap dan bentuk
seseorang,
2. Kapasitas vital. Yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah
waktu kita bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2.600 cm3
akibat dari suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat dan sebaliknya.
dari salah satu rangsangan baik yang berasal dari luar bahan-bahan kimia
napas dengan tiba-tiba dari terangsangnya selaput lendir hidung, dalam hal
III. KLASIFIKASI
1. Bronkitis kronik
influenzae.
b. Alergi
Patofisiologi
Bronchitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul
saluran nafas bagian atas, biasanya virus, seringkali merupakan awal dari
2. Emfisema paru
Patogenesis
yaitu :
membesar.
Tipe emfisema
asinus dan biasanya termasuk pada paru bagian bawah. Bentuk ini
seorang perokok.
Panacinar timbul pada orang tua dan klien dengan defisiensi enzim
kanan) timbul.
Patofisiologi
kehilangan elastisitas recoil. Pada saat alveoli dan septa kollaps, udara
destruksi kapiler paru, lebih lanjut terjadi penurunan perfusi oksigen dan
sesuai dengan usia, tetapi jika hal ini timbul pada awal kehidupan (usia
3. Asma
IV. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini dikaitkan dengan faktor-
2. Polusi udara
4. Umur
5. Jenis kelamin
6. Ras
bloater).
1. Kelemahan badan
2. Batuk
3. Sesak napas
1. Pemeriksaan radiologis
Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
a. Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garis-garis yang
dan bula. Keadaan ini lebih sering terdapat pada emfisema panlobular
atau MEFR (maximal expiratory flow rate), kenaikan KRF dan VR,
sedangkan KTP bertambah atau normal. Keadaan diatas lebih jelas pada
stadium lanjut, sedang pada stadium dini perubahan hanya pada saluran
4. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah
pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah Di V1 rasio R/S lebih
dari 1 dan V6 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.
VIII. PENATALAKSANAAN
harian.
sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas
controversial.
5. Pengobatan simtomatik.
secret bronkus.
yang kuat.
baik.
secara perlahan.
c. Fisioterapi
1) Fisioterapi
2) Rehabilitasi psikis
1. Hipoxemia
mmHg, dengan nilai saturasi Oksigen <85%. Pada awalnya klien akan
2. Asidosis Respiratory
dyspnea.
4. Gagal jantung
5. Cardiac Disritmia
Timbul akibat dari hipoxemia, penyakit jantung lain, efek obat atau
asidosis respiratory.
6. Status Asmatikus
terlihat.
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
Pengkajian
Kapan selama siang hari pasien mengeluh paling letih dan sesak napas?
termasuk :
pernapasan?
Diagnosa Keperawatan
infeksi bronkopulmonal.
menerus
brochospasme
kurang informasi.
Intervensi
1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan
infeksi bronkopulmonal.
Tujuan:
Intervensi keperawatan:
pulmonal.
atau IPPB
d. Lakukan drainage postural dengan perkusi dan vibrasi pada pagi hari
didada, keletihan.
Intervensi keperawatan:
Tujuan:
Intervensi keperawatan:
a. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Evalusi berat badan
g. Timbang BB
Tujuan :
Interversi keperawatan :
fowler.
pasien.
Tujuan:
yang mungkin.
Intervensi keperawatan:
pernapasan.
waktu diluar tempat tidur sampai 15 menit tiap hari sebanyak 3 kali
sehari.
bronchospasme
Tujuan :
Intervensi :
g. Konsultasikan ahli gizi untuk makanan yang mudah dicerna dan tinggi
serat
kurang informasi.
Tujuan :
Intervensi Keperawatan :
lingkungan