Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
000,-
Pengamanan Pemilu
Pasukan gabungan TNI dan POLRI melakukan simulasi pengamanan pemilu di lapangan Blang Padang, Banda Aceh.
3 Maret 2009. [Fauzan Ijazah]
4
Saleuem
Darurat
Bandul kecepatan matic-nya Kami lebih mencemaskan penyebaran diupayakan agar laporan “pasukan yang
naik turun, antara 50 sampai 60 kilometer HIV di negeri syariat ini, dibandingkan terbatas tetap tersaji buat Anda, pembaca
perjam. Mahasiswa Fakultas Hukum kinerja penyelenggara pemilu. Bagaimana setia kami.
Unsyiah itu, mendadak jadi pembalap. tidak, di tengah kesibukan khalayak Sebut saja namanya Cahaya. Sejak
Pesan singkat yang masuk ke telepon menseriusi rekonstruksi Aceh, ternyata beberapa tahun lalu, ia terjangkit virus
genggam yang membuatnya gusar. “Siang tanpa sadar virus yang mematikan kian HIV/AIDS, yang ditularkan suaminya. Ia
ini kita harus evaluasi!” bunyi pesan itu. melejit. dalam kecemasan dan khawatir apakah
Pengirimnya, pemilik modal ACEHKINI. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) bayinya yang lahir awal Maret lalu,
Dia sampai, rapat dimulai. Bukan sebab Provinsi Aceh mencatat ada 29 kasus nantinya akan membawa penyakit yang
mendapat sanksi, sehingga Riza Naseer penyebaran virus itu di 13 kabupaten/kota. dideritanya.
duduk di lantai beralas gordin. Kisah tak Tujuh di antaranya meninggal dunia. Kalau Kisah peliknya kehidupan ODHA
kebagian kursi, juga dirasa Daspriyani 29 kasus diare, tentulah biasa. Tapi 29 jiwa juga dirasa Lestari, juga bukan nama
Y Zamzami, ia bahkan terpaksa duduk teridap HIV tentulah luar biasa. sebenarnya. Sang suami telah lebih dulu
di kusen jendela. Hanya direktur dan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) menghadap sang Khalik akibat virus HIV/
tiga peserta rapat lain yang AIDS yang menggerogoti
beruntung duduk di kursi busa. imunitas tubuhnya. Lestari
Maklum pembaca, di sela- pantas saja terpukul.
sela menyiapkan edisi ini, awak Ia terancam dikucilkan
redaksi juga sibuk menyiapkan komunitasnya, karena
kantor baru. Sebelumnya di menderita penyakit mematikan
Lueng Bata. Kini sudah di itu. Vonis dokter bagai kiamat
Jalan Bahagia, Punge Blang bagi Lestari.
Cut. Jangankan kursi, bantal Berkat dukungan keluarga
tidur awak redaksi juga hasil dan LSM yang bergerak di
‘sitaan’ rumah kakaknya Riza. bidang penanggulangan HIV/
Semuanya serba darurat. AIDS, Lestari mulai bisa
“Bagaimana ini, tinggal menerima kenyataan hidup. Dia
laporan utama saja. Kapan terus menjalani hidup layaknya
diselesaikan!” sang direktur orang tanpa HIV/AIDS.
memulai bahasan. Selain soal AIDS, edisi kali
“Maaf data tak lengkap, ini juga menurunkan laporan
butuh peralihan penugasan,” tentang manusia perahu etnis
jelas koordinator liputan. Rohingya dari Burma yang
“Aku bantu siapkan tulisan qanun,” memang ada di sekitar kita. Namun, terdampar di Sabang dan Idi Rayeuk.
tegas Daspriyani. kehadiran mereka jangan sampai Mereka lari dari Burma setelah mendapat
“Selebihnya, semua bahan yang telah melahirkan diskriminasi dan pengucilan. penyiksaan junta militer Burma. Di
ada kirim ke saya. Biar saya yang menulis,” Penyebaran virus HIV tak seperti disangka negaranya, Rohingya tidak lagi mempunyai
tegas direktur mantap. orang. Ia hanya menular melalui hubungan status kewarganegaraan.
Rapat selesai. Riza tak langsung intim, jarum suntik, cairan darah, dan air Di rubrik politik, ACEHKINI
menyambar komputer. Ia justru sibuk susu ibu.
menurunkan laporan soal politisi
menatap sampah yang dibakarnya, serupa Melihat penyebaran HIV/AIDS di perempuan yang bertarung dalam
kebiasaan almarhum Pramoedya Ananta Aceh yang semakin meluas, ACEHKINI Pemilihan Umum ini. Mereka harus pandai
Toer, menjala inspirasi jelang menulis. Tapi edisi ini membentuk tim khusus. Mismail membagi waktu: untuk keluarga dan
siang itu, sama sekali Riza tak menulis, ia Laweueng, dipercayakan memimpin politik.
malah tertidur di lantai beralas gordin. proyek. Mulanya, tak mudah meyakinkan Agar Anda tak jenuh dengan sajian
Untuk menyelesaikan laporan utama ODHA bicara. politik, kami menyuguhkan sejumlah
edisi ini tak mudah. Butuh kesabaran, Tapi, masalah muncul setelah bahan laporan hasil perjalanan kontributor
keahlian meyakinkan sumber dan tentunya dikumpulkan. Sang direktur ada halangan, ACEHKINI. Ada laporan dari timur
kehati-hatian saat melaporkan. Edisi ini urusan keluarga. Laporan yang katanya Indonesia dan bekas rumah Lenin di
kami memilih isu AIDS, di tengah semua akan ditulis, hingga jelang deadline tak Zurich, Swiss. Selamat membaca edisi
media membicarakan isu pemilu. kunjung selesai. Akhirnya, segenap daya darurat! [a]
Saleuem
Surat
07 Kolom | Maimun Saleh
Telah kau pahat sendiri lahat tak bisa memaafkanmu. Suwung kayu itu
jauh dari ibumu. Aku paham, kau tak bak Moradon sesak Karus kalah perang.
mengidamkan lelap di pinggir danau Dan kau, Roque yang tak punya daya
dengan nisan kaligrafi Arab, gemuruh
tahmid, atau hujan airmata. Aku ingat, kau
Semoga pula Dia menyembunyikan dirimu. Kau pecundang
yang meratap.
ingin sekali menentukan kematian dan telah menghapus Jujur kukatakan, sulit kutanggalkan
corak kafanmu sendiri; legam tak putih
seperti di negeri naga, selatan Aceh.
segala catatan, peristiwa itu dalam ingatan. Namun kala
‘matahari’ mengirim kabar lama sudah
Kematian, seperti katamu pada dan pekik beberapa kau pergi, spontan kuharap pemilik langit
malam-malam tak bertepi, ”mati itu mula
kehilangan. Sejak aku hilang, aku telah
kawan yang berkata, menyambutmu. Semoga pula Dia telah
menghapus segala catatan, dan pekik
mati.” Jangan kira aku lupa kalimat itu. “kau homo!” beberapa kawan yang berkata, “kau homo!”
Kau ucapkan saat menanti senja seraya Tapi aku berterimakasih, atas segala
meniup seruling, menghembus nada hujah sebelum tanah memanggilmu.
bungong jeumpa di Darussalam. Penting kau tahu, sejak perpisahan itu
Termasuk terik siang, saat gas airmata aku tak merindumu lagi hanya karena
menggenangi indera. Sama sekali aku tak Sebagai tukang kisah, kutahu kau keroncongan. Jemariku juga telah kaku
lupa, kala fatamorgana menembus koran punya nyali. Tapi rupamu yang pasi itu untuk menutup lubang nada seruling.
yang telah berubah rupa, jadi sajadah. tak bisa menutup takut, para perempuan Sementara onak yang terlanjur kau pacak,
Tentu kau bangga mati di jembatan Pante yang diperkosa telah membalikkan cerita. telah kucabut jauh sebelum ilalalang
Pirak saat itu. Namun, kau justru dilayukan Serdadu, telah memutar pahitnya menjadi merengguhmu.
Human Immunodeficiency Virus. Semua korban, menjadi keiklasan dicabuli. Seperti harapmu; nisan tak bernama,
tentangmu, terlalu panjang untuk dicatat. Setahuku sejak peristiwa itu, kau raib. maka tak kutambat namamu di sini, di
Kuanggap saja kau mendengar romansa ini, Perkara membangun percaya, aku juga majalah ini. Kisah punahnya darah putih
sambil memutar biji tasbih dalam kantung lihat dengan mataku sendiri. Bagaimana mu, menjadi awal segala kisah. Aceh kini
baju. Lalu berlalu, melintasi pematang piawainya kau ayun lidah, sampai Pidie setelah bencana dahsyat dan damai bersua,
sawah menuju rumah kecil kediaman cadas kita tembus. Almarhum panglima terus digempur virus mematikan. Tapi
ibumu. rimba, kulihat juga sering melempar masih seperti dulu, orang-orang mengutuk
Di pematang tandus. Debat panjang senyum saat kau bertanya. Padahal, itu penderitanya.
pernah meletup. Waktu itu, kau kabarkan berlangsung saat kalut menjilat sekujur
niatmu meninggalkan Darussalam. Aceh. ***
“Durhaka meninggalkan ibu!” Zaman keruh, di taman kesenian
bukankah sempat kukatakan itu, sebelum senyap. Tapi entah apa yang kau Telah kau pahat sendiri lahat jauh dari
kau menyeberang laut. “Apalagi dia sakit.” perbuat, kutahu orang sekali-sekali ibumu. Seakan tak butuh teungku bersila
“Aku harus pergi demi kemulian membicangkanmu. Sudah pasti bukan sambil menaruh telapaknya di nisan,
ibuku!” dalihmu seakan menunjukkan hanya sebab kau mendaur dentum rapai. kusyuk mengingatkan segala jawaban
tekad sebesar Seulawah. Entahlah, jejakmu memang aneh. saat malaikat tiba. Aku yakin kau tahu,
Di sana, Jakarta nan jadah yang tanah Negeri Naga rindu memelukmu.
merenggut, kau masih bertahan pada *** Seperti anak-anaknya yang lain, diberinya
mimpi buruk. “Hijrah,” katamu. Tapi jujur riang pada kamboja agar membujuk angin
saja, aku tak percaya engkau memilih Walau murka meretas dan merambat di mengirim kelopak atas pusaramu. Selamat
langkah nabi. Bagiku, kau sedang suwung kayu kumuh dan siap meluruhkan jalan Mandis, semoga ilalang menutup
menanam bulus. setiap tiang-tiang rapuh, malam itu, aku rumah barumu; lahat. [a]
8
Bencana
di Ambang
Mata
10
butkan, selama ini penanganan HIV/AIDS
tak terlalu mendapat perhatian serius dari
pemerintah. Padahal, jumlah penderita di
Aceh terus bertambah. Karenanya, “perlu
aturan khusus,” ujar Baby.
Rencana aktivis peduli HIV/AIDS men-
dulang pro-kontra. Ketua Panitia Legis-
lasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh,
Amir Helmi, mempersilahkan jika ada yang
ingin mengajukan draf qanun tersebut. “Se-
lama masalah penting dan dirasa mend-
esak,” ujar Amir.
Ada juga pihak yang menentang ren-
cana pembuatan qanun tersebut. Sebut saja,
Khairul Amal. Menurut politisi Partai Kea-
dilan Sejahtera ini, untuk menangani kasus
AIDS di Aceh tidak perlu kekhususan. Bag-
inya, cukup diatur dalam qanun kesehatan
saja.
Teungku Faisal Ali, Sekretaris Himpu-
nan Ulama Dayah Aceh mendukung inisiatif
lahirnya qanun untuk pengidap HIV/AIDS.
“Ini hal positif yang perlu didukung. Meski
belum lihat draftnya, saya yakin tujuannya
baik, untuk menanggulangi dan menangani
masalah HIV/AIDS,” ujarnya.
Menurut Faisal, HIV bukanlah masalah
yang harus dihindari. Dia juga meminta
masyarakat tak mengucilkan penderita pe-
nyakit mematikan itu. Sebab, kata dia, pe-
nyakit itu terjadi tak hanya karena perilaku
si penderita, tapi bisa jadi karena ketidak-
sengajaan.
mengidap HIV/AIDS. Mimika menyum- Namun penyuluhan ini tak disertai dengan Jumlah penderita HIV/AID yang dipapar
bang 45 persen dari total kasus HIV/ADIS di regulasi pemerintah soal penanggulangan Dinas Kesehatan ialah angka yang tercatat.
Papua dan Irian Jaya Barat. Hal yang sama penyakit itu. Menurut prediksi WHO–badan kesehatan
juga terjadi di Maluku. Kasus Mimika harus menjadi pelajaran dunia— bila terdeteksi satu kasus, berke-
Gencarnya penyebaran HIV/AIDS di bagi Pemerintah Aceh. Penanggulangan mungkinan 100 kasus lain terjadi. Jadi tak
Mimika karena pemerintah setempat ga- HIV/AIDS di Aceh butuh payung hukum tertutup kemungkinan HIV positif di Aceh,
gal dalam menanggulanginya. Selama ini, tersendiri. Apalagi pascatsunami Aceh men yang belum diketahui, masih banyak. Nah,
Pemerintah Mimika hanya memberikan jadi wilayah terbuka. Baby Rivona, Ketua bila tidak segera ditangani serius, bencana
penyuluhan bahaya HIV/AIDS bagi warga. Medan Aceh Partnership (MAP), menye- baru kini mengancam di ambang mata. [a]
HIV
[4 orang] Hidup Mati
AIDS
[25 orang
Liku
Street
Junkie
oleh MAIMUN SALEH
FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN-ACEHKINI
12
Toh, di tanah air ia bisa memulai peker- mawe, Takengon dan Tapak Tuan. Baby,
Segenap daya dicurahkan jaan baru. Perkaranya, tak mudah ‘menu- mengunjungi satu persatu mereka di Aceh.
demi menjaga sesama. tup wajah’ di tengah keluarga, sahabat Kondisi mereka memprihatinkan, jelang
dan masyarakat yang menganggap AIDS ajal tiba. “Yang di Lhokseumawe itu janda.
Penyakit itu terus ‘penyakit kotor.’ Dari Malaysia, Baby tak Terinfeksi dari suami yang sudah duluan
menggerogoti Aceh, kembali ke Jakarta. Ia memilih menetap di
Medan. “Di sana tak banyak yang mengenal
meninggal!”
Ironisnya, penanganan medis tidak me-
negeri yang diklaim telah aku,” terangnya. nyentuhnya. Padahal, sejak empat tahun
Namun Baby, tak menutup cerita pada lalu Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin
menjalankan syariat. Klinik adik perempuannya. Atas kisahnya, ia (RSUZA), sudah melatih lima dokter khusus
pun kritis, tak terurus. direkomendasikan ke Medan Plus, sebuah
lembaga swadaya yang berfokus pada isu
menangani kasus AIDS, begitu pula di set-
iap kabupaten.
AIDS. Di sana, ia seakan menemukan ‘hidup Baby ke Aceh dengan harapan, agar
baru.’ masyarakat paham AIDS dan tidak ada lagi
Sebelum karib satu sama lain, ia diper- ODHA yang dikirim ke Medan. Penanganan
Baby Rivona Nasution, berdiri kenalkan dulu dengan sakit yang mender- medis dijalankan di Aceh. Untuk itu, dia
persis di ambang pintu. Ia terpaku. Perem- anya. ”Aku dikasi buku dan bacaan tentang mendirikan Medan Aceh Patnership (MAP).
puan itu, menyapu pandang pada delapan AIDS,” ujarnya. Sejak itu, dia keranjingan Lembaga swadaya yang dimotori Baby ini,
bangsal. Tiga belas manusia lunglai, berjajar membaca. Aktif di setiap kegiatan. Sampai gencar melalukan sosialisasi AIDS ke ber-
tak berdaya. ‘Ruang khusus’ di Rumah Sakit kemudian diangkat jadi staf dan trainer. bagai kabupaten.
Adam Malik, Medan, itu, seakan loby room Pemandangan Rumah Sakit Adam Ma- Selain itu, tiga tahun lalu, ia mendorong
kunjungan Izrail, sang pencabut nyawa. lik, menumbuhkan tekadnya untuk meng- terbentuknya NAD Support Groups (NAD
Meski tak menyaksikan bagaimana habiskan sisa usia bersama para penderita SG). Organisasi itu beranggotakan para
malaikat bekerja, ia merasa kuasa Tuhan AIDS. Untuk itu, ia bersama lima rekan- ODHA. Tujuannya, agar solidaritas sesama
sedang mereguhnya. Virus yang mendekam nya yang juga dari Medan Plus, kemudian terus terjalin dan empati masyarakat men-
dalam tubuh, belum melumat usia. “Ya Al- mendirikan Perempuan Medan Tegar (Per- galir.
lah, bersyukur saya masih bisa berdiri di mata). Untuk meluruskan pandangan
sini,” ucapnya membatin, seraya memilin Ia menampik, anggapan perempuan masyarakat ihwal AIDS, MAP mengorgani-
sesal. yang terjangkit HIV melakoni profesi ‘rental sir sejumlah jurnalis, agar bersimpati lewat
Baby masih bisa bersyukur, bukan kelamin.’ Baby memberi contoh anggota pemberitaan. Belasan jurnalis yang mengi-
hanya tak berbaring di bangsal. Tapi, sta- Permata, mayoritas tertular virus itu dari kuti training, akhirnya, bersepakat mem-
tus kesehatannya, yang masih window pe- suaminya. “Tidak ada pelacur dalam Per- bentuk Aceh Journalis for AIDS (AJFA). Or-
riod, artinya walau sudah diserang Human mata,” tegasnya. ganisasi ini rutin mengeluarkan buletin dan
Immunodeficiency Virus (HIV), sistem Tiga tahun silam, Baby meninggalkan mengabarkan berbagai kisah lewat blog.
kekebalan tubuhnya belum porak-poranda. Permata. Sebagian rekannya tak meres- Baby tak puas sampai di situ. Ia meya-
Berbeda dengan penghuni ruang yang di- tui. Ia dinilai terlalu berani untuk ke Aceh. kinkan Aceh Patnership Help (APIH) agar
tatapnya, semua berstatus; pasien Acquired “Apa? Ke Aceh? Gila lo, Aceh gitu loh,” ujar membantu dana untuk Pemerintah Aceh
Immunodeficiency Syndrome (AIDS). seorang rekannya, saat pamitan. merintis klinik Voluntary Counselling and
Riwayat virus jadah itu mendekam da- Mendengar itu, Baby tersenyum. Ia tahu Testing (VCT), di RSUZA. Usaha yang tidak
lam tubuhnya terbongkar enam tahun sil- benar, di benak teman-temannya, Aceh sia-sia, November 2007 klinik itu aktif. Se-
am. Alangkah terkejutnya Baby, mendengar memang ‘seram’. Warga yang terjangkit, jak itu, ODHA bisa mengakses layanan kon-
hasil cek darah; ia divonis positif terjangkit ditutupi dan untuk layanan medis di kirim seling, check up dan testing HIV. Klinik itu
HIV. Seketika hancur harapannya untuk ke Medan. “Hari gini mau bicara AIDS di juga menyediakan Anti Retroviral (ARV),
merintis karir yang kadung bersinar di neg- Aceh!” cibir temannya yang lain. obat penekan perkembangan virus.
eri jiran. Kala itu, ia telah menjadi manajer Bagi penderita AIDS asal Aceh, Medan Agar layanan maksimal, pihak rumah
sebuah perusahaan swasta. “Ketahuannya hanyalah ‘kota pembuangan’. Sementara sakit membentuk kelompok kerja (Pokja).
waktu cek darah untuk memperpanjang kampung halaman, peristirahatan akhir. Sejumlah dokter ahli, bergabung di dalam-
kontrak kerja,” jelasnya. Stigma negatif, dilekatkan pada mereka nya. Bahkan, di klinik juga ada staf adminis-
Baby sendiri bukan ‘penganut sex bebas’. yang terjangkit. Warga menganggap AIDS trasi. Staff tersebut yang akan menghubung-
HIV menyergap tubuhnya lewat jarum sun- sebagai aib. “Padahal banyak sekali kasus, kan dokter dan ODHA yang membutuhkan
tik. 14 tahun silam, ia pecandu narkotika. mereka yang terjangkit orang baik-baik,” layanan.
Penat menjalani rutinitas sebagai sekretaris jelas Baby. Sayangnya, kini klinik VCT dalam kon-
sebuah perusahaan swasta di Bali, “sejak itu Bulat tekatnya ke Aceh, bukan tak beral- disi kritis. Tak lagi ada staf yang saban hari
aku kenal dunia hiburan.” Sampai akhirnya asan. Aceh sejak tiga tahun lalu, dikepung siaga melayani kunjungan pasien. Alasan-
dia berkenalan dengan serbuk candu itu, HIV seiring gencarnya program besar-be- nya sederhana, APIH sudah berhenti me-
walau berpindah-pindah kota Jakarta dan saran rekonstruksi pascatsunami. Tapi, tak nyuplai dana. Sementara pihak rumah sakit
Bandung ia tak bisa jauh dari narkoba. “Gue jelas apakah ada kaitan antara banyaknya mengaku, “tidak ada anggaran,” jelas Baby.
bener-bener terjebak narkoba!” akunya. pekerja asing dan meningkatnya kasus HIV Di lain sisi, HIV terus menggerogoti
Ia pindah ke Malaysia, alasan utaman- di nanggroe bersyariat ini. Namun, isu itu Aceh. MAP mencatat, belakangan nyaris
ya bukan cari kerja. Melainkan ketakutan tidak mencuat. Konon lagi menjadi perha- saban bulan ditemukan kasus baru. Belum
sendiri. Pasalnya, polisi menembak mati tian serius dari pemerintah. Padahal ia tahu lagi, ODHA asal Aceh dari berbagai penjuru
gembong narkoba yang tak lain adalah tet- betul, ada 13 orang penderita HIV/AIDS tanah air dan mancanegara mulai kembali
angganya di sebuah apartemen di Jakarta. (ODHA) asal Aceh di Medan. ke kampung halaman. “Kalau tidak ditan-
“Waktu itu aku masih street junkie walau Dari angka tersebut, hanya tiga orang gani serius, bahaya!” tegas perempuan yang
wanita karier,” jelasnya. lagi yang belum dijemput Izrail. Keduanya, sedang hamil tiga bulan itu. “Mereka harus
Bila hanya nafkah, ia tak begitu galau. ibu rumah tangga. Asalnya dari Lhokseu- ada layanan.” [a]
14
Cahaya
lum persalinan. Dari dalam ruang beruku-
ran 9 x 6 meter, di lantai dua sebuah toko di
Banda Aceh, yang tak lain kantornya sendi-
Bersalin
ri, ia menyusun rencana agar bayi selamat.
"Proses perencanaan mutlak dibutuhkan,
sehingga calon bayi tak tertular HIV selama
dalam proses kehamilan hingga melahir-
kan," terang Cahaya.
Cemas
Perencanaan matang harus dilakukan
karena Arman (bukan nama sebenarnya),
suaminya, juga pengidap HIV. Itu sebabnya,
keduanya melakukan tes viral load untuk
mengetahui jumlah virus dalam darah.
Katanya, jika kedua viral load tidak
terdeteksi, mereka bisa melakukan hubun-
gan suami istri tanpa pengaman. "Ini un-
tuk membantu proses kehamilan saja dan
selanjutnya, hubungan suami istri harus
menggunakan kondom," ungkapnya.
Agar viral load tak terdeteksi, Cahaya
melakukan terapi antiretroviral (ARV). Ini
dimaksudkan untuk memperkecil peluang
virus mematikan itu menular ke si jabang
bayi.
Ikhtiar seorang ibu Arman adalah suami keduanya. Dari
melindungi janin dari virus suami sebelumnya, ia dikarunia seorang
anak. Selain orang terdekatnya, tak banyak
dan cemooh warga. yang tahu Cahaya hidup dengan virus HIV.
Walau bayi selamat, Ia memang sengaja merahasiakannya.
Maklum, di masyarakat kita, penderita
cemas tak tamat. HIV masih dipandang aib. Padahal, untuk
memperlancar proses persalinan, selain
terapi medis, dibutuhkan dukungan dari se-
oleh MISMAIL LAWEUENG mua pihak, terutama keluarga.
“Stigma bagi ibu hamil memperbesar
FOTO: HYPNOTHERAPYSERVICE.ORG.UK kemungkinan janin tertular, sebab karena
merasa tertekan si ibu, bisa-bisa tak lagi
menghiraukan kondisi janinnya,” ujar Ca-
haya. Karena stigma itu pula, ia menolak
foto dirinya diabadikan wartawan majalah
ini.
Sebagai penderita HIV, Cahaya memang
ekstra keras memelihara si jabang bayi.
Pisau-pisau bedah itu merayaP, yang tidak lain wadah bagi penderita AIDS Sebelum dan semasa hamil, ia rajin berkun-
silih berganti menyusul bius yang sudah di Banda Aceh. Pendapatannya pas-pasan. jung ke dokter: melakukan pengecekan dan
lebih dahulu menjalar. Penuh hati-hati, “Harga susu mahal,” ujarnya saat ditemui menjalani terapi.
paramedis Rumah Sakit Umum Zainoel ACEHKINI, awal Maret lalu. Selesaikah? Belum. Pada masa usia ke-
Abidin (RSUZA) Banda Aceh, mengiris pe- Selain perkara susu, ia juga harus rajin hamilan enam bulan, calon bayi juga diberi
rut Cahaya (bukan nama sebenarnya). Je- mengkonsumsi Anti Retroviral (ARV), obat profilaksis agar tak tertular saat di dalam
lang senja, bayi perempuan itu menangis penekan laju pertumbuhan virus. Obat yang kandungan sampai proses persalinan. "Obat
nyaring, disambut riang sang juru selamat harus ditelannya saban bulan itu, harganya jenis AZT itu masih belum tersedia di Indo-
yang mengepung ibunya. Persalinan selesai selangit, mencapai Rp 350 ribu. nesia. Hanya saja tersedia dosis nevirapine
di ujung pisau bedah. Peliknya nasib Cahaya, terdengar Komi- yang disuntikkan pada si bayi saat dia terla-
Tak ada pilihan, selain operasi caesar. si Penangulangan AIDS Provinsi (KPAP) hir," ujarnya.
Langkah itu diambil demi Cahaya dan buah Aceh. Jelang persalinan, lembaga milik Itu pun belum menjamin si bayi tak
hatinya. Dalam darah Cahaya berkerumun pemerintah itu turut membantu biaya. Se- tertular. Kepastiannya, baru didapat saat
Human Immunodeficiency Virus (HIV). jawatnya, juga mewujudkan solidaritas den- sang bayi berusia 18 bulan, lewat tes anti-
Paramedis sempat gentar, hingga menggu- gan berbagai cara. bodi. Pengecekan dilakukan tiga kali: saat
nakan sarung tangan berlapis dua. Kegembiraannya atas kehadiran bayi, lahir, saat enam minggu dan pada usia tiga
Sebagai ibu, Cahaya berharap menjamu awal Maret lalu, juga direnggut rasa was- bulan.
buah hatinya dengan air susi ibu (ASI). Na- was. Kelak pada usia ke-18 bulan, nasib bay- Sayangnya, biaya tes tak murah. Ironis-
mun, dokter menyarankannya agar memberi inya dipastikan; tertular atau tidak AIDS. nya lagi, hasil tes belum tentu jitu. Itu se-
susu kaleng. Saran itu terpaksa dilakukan, “Syukurlah bila tidak, tapi bila positif kami babnya, perlu pemeriksaan berulang kali.
agar virus tak berpindah ke jabang bayi. siap menerimanya,” ujar Cahaya pasrah. Namun, apapun hasilnya kelak, tak bakal
Susu pabrik, momok tersendiri bagi Ca- Perempuan berusia 30 tahun itu, jauh- membuat kasih Cahaya menyusut. “Syukur
haya. Ia hanya bekerja di lembaga nirlaba, jauh hari telah menyiapkan segala hal sebe- bila tidak!” [a]
ACEHKINI April 2009 15
UTAMA | HIV/AIDS
Sengkarut
Payung AIDS
16
Kertas-kertas bertebar di atas tia legislasi dan menyandang status inisi- pengidap HIV/AIDS seperti layaknya ma-
meja. Komputer jinjing berlayar 12 inci me- atif dewan jika naskah akademiknya sudah nusia normal. “Yang paling penting, hindari
nyembulkan hawa panas, penanda sudah sempurna dan mendapat dukungan kuat sebisa mungkin sebelum tertular,” ujarnya.
berjam-jam bekerja. Di atas papan huruf dari anggota dewan. “Minimal lima orang, Sejumlah kota besar telah punya pera-
laptop yang hangat itu, Baby memainkan atau dua hingga tiga fraksi di DPR. Kalau turan daerah tentang penanggulangan HIV
jarinya, curahkan pikiran, seraya mem- sudah ada dukungan seperti itu, kemung- dan AIDS. Di Jakarta, disahkan pada 14
bolak-balikkan kertas. kinan menjadi qanun prioritas bisa saja,” Juli 2008 lalu, setelah sebelumnya sempat
Baby kerja ekstra keras.Dalam waktu jelasnya. dibalut kontroversi. Ketua DPRD Jakarta
dekat, ia harus merampungkan rancangan Hanya saja untuk 2009, pihak pemerin- Ade Supriatna, ketika itu menjelaskan,
draft qanun HIV/AIDS untuk diajukan ke tah daerah dan dewan sudah menetapkan 12 peraturan itu disahkan karena penularan
parlemen Aceh. Draft qanun yang dirin- rancangan qanun prioritas untuk diselesai- kian menderas. “Dengan adanya peraturan
tisnya, bukan hanya untuk kepentingan para kan. Tahun ini juga, para anggota parlemen daerah, bisa dilakukan upaya penanggulan-
penderita, tapi juga mengikat kepedulian disibukkan dengan agenda kampanye pemi- gan yang optimal,” ujarnya.
pemerintah dan masyarakat memberangus lu legislative 9 April nanti, karena mereka Khairul Amal, politisi Partai Keadilan
HIV. ingin kembali terpilih. Di antara rancangan Sejahtera, justru berseberangan pendapat
“Jangan lagi bicara kutukan, tapi ba- qanun prioritas yang sudah masuk daftar dengan Faisal. Menurutnya, untuk menan-
gaimana kita bisa menangani dan memberi program legislasi Aceh adalah soal tata ru- gani kasus AIDS tak perlu kekhususan. Bag-
perhatian kepada penderita,” ujar Manager ang, rumah ibadah. “Tapi masih mungkin inya, cukup diatur dalam qanun kesehatan
Program Medan Aceh Partnership (MAP), bertambah jika dirasa mendesak,” ujarnya. saja. “Belum perlu itu qanun AIDS,” tegas-
sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat Teungku Faisal Ali, Sekretaris Himpu- nya.
(LSM) peduli HIV/AIDS, itu. nan Ulama Dayah Aceh mendukung inisiatif Tentang mencuatnya desakan agar pe-
Fasilitas medis yang tersedia selama lahirnya qanun untuk pengidap HIV/AIDS. merintah mengadakan klinik VCT di set-
ini, menurut Baby, tak cukup menunjuk- “Ini hal positif yang perlu didukung. Meski iap kabupaten, menurutnya, juga tak perlu
kan seriusnya komitmen Pemerintah Aceh. belum lihat draftnya, saya yakin tujuannya ditetapkan lewat qanun. Cukup dengan ke-
Pasalnya, hingga saat ini, pengetahuan baik, untuk menanggulangi dan menangani bijakkan pemerintah setempat.
masyarakat tentang menghindari dan me- masalah HIV/AIDS,” ujarnya. “Kalau soal diskiriminatif bukan hanya
nangani HIV/AIDS masih sangat lemah. Menurut Faisal, HIV bukan masalah penderita AIDS, penderita kusta juga. Pan-
Buktinya, masih kuatnya stigma bahwa HIV yang harus dihindari. Ia juga meminta dangan masyarakat tidak bisa diatur dalam
hanya menyerang pelaku asusila. Draft qa- masyarakat tak mengucilkan penderita pe- qanun tapi lewat sosialisasi,” paparnya.
nun juga untuk menyusutkan anggapan itu. nyakit mematikan itu. Sebab, kata dia, pe- Khairul justru menduga, meningkatkan
”Tidak cuma mengatur bagaimana pemer- nyakit itu terjadi tak hanya karena perilaku jumlah penderita AIDS, akibat prostitusi
intah menyiapkan fasilitas untuk penderita, si penderita, tapi bisa jadi karena ketidak- di Aceh. Menurutnya, pelacuran berjalan
tapi juga sosialisasi dan penanganan HIV/ sengajaan. “Misalnya, ada yang tertular dari diam-diam. ”Bagaimana ini diatur. Sumber
AIDS,” ujar Baby. jarum suntik saat memeriksa kesehatan. penyakit di situ, ini yang harus dihilangkan
Kini klinik VCT, hanya ada di Rumah Jadi jangan langsung diberi stigma negatif,” dulu,” ujarnya.
Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda ujar pengelola pesantren di Sibreh, Aceh Be- Jika benar ada prostitusi di Aceh sep-
Aceh. Diharapkan kelak juga akan ada di sar, ini. erti kata Khairul, artinya, HIV menemukan
semua kabupaten di Aceh. Sehingga pend- Faisal mengingatkan, dalam Islam selalu inang untuk menyerang. Kelak penyebaran
erita di kabupaten tak perlu lagi datang ke terbuka pintu memperbaiki diri. Itu sebab- dipastikan semakin drastis. Pendapat Faisal
ibukota provinsi untuk mendapat layanan nya, dia mengapreasiasi upaya pembuatan patut dipertimbangkan, sebelum semua ter-
medis. Jarak tempuh, menurut Baby, sangat rancangan qanun untuk menjamin hak-hak lambat. [a]
berpengaruh pada kondisi penderita.
”Kasihan kalau mereka harus jauh da-
tang. Itu akan membuat kondisi penderita
HIV menjadi lemah, belum lagi jika obat
yang dibutuhkan ternyata tidak tersedia,
maka mereka harus ke provinsi lain, misal-
nya Medan,” urai Baby.
Selama ini, sebut Baby, penanganan
HIV/AIDS tidak terlalu mendapat perhatian
khusus dari pemerintah. Semua program
terintegrasi dalam program dari Dinas Kes-
ehatan. Padahal hari demi hari, diakui atau
tidak, jumlah penderita di Aceh semakin
bertambah. ”Untuk itu perlu ada aturan
khusus. Sejumlah aktivis peduli HIV/AIDS,
sedang menggodok draft rancangan qanun
untuk diserahkan kepada legislatif,” jelas-
nya.
Ketua Panitia Legislasi Dewan Perwaki-
lan Rakyat (DPR) Aceh, Amir Helmi, mem-
persilahkan jika ada yang ingin mengajukan
draf qanun. “Selama masalah penting dan
dirasa mendesak,” ujar Amir.
Hanya saja, dia mengingatkan, sebuah
draft qanun baru bisa masuk ke meja pani-
HIV-AIDS
di Sekitar
Kita
Human Immunodeficiency Virus dan baru. Di Indonesia, berasal dari kelompok peng-
Acquired Immune Deficiency Syndrome (virus guna jarum suntik saat memakai narkoba.
HIV dan sindroma AIDS) telah menusuk Aceh. Vi- Aceh saat ini masuk dalam mapping nasional
rus ini terus mengintai, terutama kelompok risiko kasus epidemik HIV-AIDS. Aceh juga termasuk
tinggi. Satu demi satu kasus baru ditemui. Bebera- daerah yang perlu disuplai obat antiretrovirus.
pa minggu lalu, seorang ibu dengan HIV melahir- Jika tidak, alamat menjadi neraka bagi mereka
kan melalui operasi Caesar di Rumah Sakit Zainoel yang imunitas tubuhnya telah menurun akibat in-
Abidin, Banda Aceh. Menurut tim kelompok kerja feksi virus mematikan. Selain itu, obat antiretrovi-
HIV-AIDS RSUZA, dua ibu hamil lain dengan HIV rus mahal sehingga sulit terjangkau.
sedang menanti giliran. Hal lain yang perlu perhatian serius adalah jika
Tak banyak orang mau melakukan pemerik- si pengidap tak sadar HIV bersarang di tubuhnya.
saan darah. Ibu-ibu tadi adalah pengecualian. Mer- Menurut prediksi WHO – badan kesehatan dunia—
eka dengan sadar melakukan pemeriksaan darah bila terdeteksi satu kasus, maka berkemungkinan
dan mengikuti anjuran pemerintah yakni mengon- ada 100 kasus terjadi. Jadi, bisa saja masih banyak
sumsi obat antiretrovirus (ARV) demi mencegah kasus HIV positif yang belum diketahui. Memang,
menurunnya kekebalan tubuh, serta mencegah prevalensi kasus HIV-AIDS perseratus ribu pen-
penularan pada bayinya. Untung saja, penyakit duduk di Aceh masih rendah: 0,23. Setidaknya,
mereka cepat terdeteksi. Jika tidak, resikonya bisa jika dibandingkan daerah tetangga kita Sumatera
menular pada bayi, petugas kesehatan, petugas ke- Utara, yaitu 1,67.
bersihan dan terkontaminasi pada alat medis.
Beberapa kasus baru HIV-AIDS di Aceh Utara, Sejarah Terjangkitnya HIV-AIDS
umumnya ditemukan secara kebetulan. Terutama Virus HIV-AIDS pertama diisolasi tahun
saat yang bersangkutan melakukan donor darah. 1983. Virus ini adalah suatu lentavirus subgroup
Mereka berasal dari kelompok pengguna narkoba. dari retrovirus. Mengingat begitu cepatnya virus
Bila temuan ini benar, Pemerintah Aceh melalui mematikan ini berkembang, masyarakat pemer-
KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) harus lebih hati dan peduli HIV-AIDS, mencanangkan Hari
serius meresponnya. Hampir 50 persen kasus ini AIDS Sedunia saban 1 Desember. Tepatnya dimu-
18
lai tahun 1990 silam. ARV, sesesorang dapat bertahan hidup. Tapi, kan-
Perlu diingat, HIV sebenarnya bukan virus tong harus tebal. Lihat saja biaya yang dibutuhkan
pertama yang ditularkan melalui hubungan seks. seseorang dengan HIV, dengan CD4 kurang 350
Namun, virus ini berbeda dimensi penyebarannya. membutuhkan dana Rp30 juta perbulan, sedang
Ini dapat dilihat dari melambungnya jumlah kasus bagi seseorang dengan CD4 kurang 500 membu-
dari tahun ke tahun. tuhkan dana Rp18 juta perbulan.
Peningkatan virus AIDS di Indonesia melejit Virus Immunodeficiency sangat unik karena
cepat. Jika pada 1987 hanya terdeteksi sembilan dia virus kompleks baru yang aneh. Setelah masuk
kasus, akhir 2006 menurut laporan Direktorat ke pembuluh darah, dia akan menyatu dan hidup
Penyakit Menular DEPKES, meningkat men- dengan sel T4 yang berfungsi membentuk anti-
jadi 11.400 kasus, meliputi 6.700 kasus HIV dan bodi. Setelah itu, virus mereplikasi menjadi virus
4.700 penderita AIDS. Tahun 2003, diperkirakan dengan struktur genetik yang berbeda.
antara 90.000 sampai 130.000 orang terinfeksi
HIV-AIDS. Dengan menanjaknya jumlah kasus, Penularan dan Pencegahan
penyuluhan tentang bahaya virus HIV harus di- Penularan HIV bisa melalui hubungan
gencarkan. seksual (tanpa perlindungan sarung) baik pervagi-
Epidemik AIDS telah menjadi salah satu ben- nal atau anal, transfusi darah yang mengandung
cana yang merusak kesehatan dalam sejarah ma- virus HIV, menggunakan alat medis atau jarum
nusia. Sampai sekarang, virus ini masih memangsa suntik yang masih ada darah terinfeksi HIV, dan
keluarga dan warga hampir di seluruh dunia. Se- ibu hamil dengan HIV positif yang menularkan
banyak 25 juta orang meninggal akibat AIDS sam- pada bayi.
pai akhir tahun 2005. Selain itu, sekitar 40 juta Bila darah terinfeksi HIV, menurut sebuah stu-
orang saat ini hidup dengan orang-orang terinfeksi di yang dilakukan selama 12 tahun pada kelompok
HIV. Pada 2005, diperkirakan ada 4,9 juta orang gay di Amerika, sekitar 1 persen berkembang men-
penderita baru terinfeksi, sebagian besar (95%) jadi AIDS dalam setahun. Sebanyak 15-20 persen
ada di sub sahara Afrika, Eropa Timur, atau Asia. menjadi AIDS dalam kurun waktu 2 sampai 5 ta-
Di Sub Sahara Afrika umumnya orang mening- hun dan umumnya (50 persen) berkembang men-
gal berhubungan dengan AIDS. Sangat sedikit yang jadi AIDS dalam 10 tahun.
meninggal karena penyakit lain. Afrika Selatan Salah satu upaya pencegahan penyebarannya
saat ini menjadi salah satu daerah dengan preva- adalah dengan mendeteksi orang-orang berisiko
lensi tinggi masyarakatnya yang tinggal bersama terinfeksi HIV dengan memeriksa darah secara
orang yang terinfeksi HIV yaitu antara 4,5 sampai gratis dan rahasia. Pemeriksaan ini didapat di Vol-
6.2 juta orang. untary Counseling Testing (VCT). VCT adalah tem-
Secara nasional, distribusi kasus HIV-AIDS, pat untuk konseling dan testing HIV secara sukar-
DKI Jakarta di urutan teratas dengan 3.902 ka- ela. Jika terdeteksi, pencegahan bisa lebih mudah.
sus, disusul Papua dengan 1.817 kasus dan Jatim Misalnya, seorang ibu hamil dengan HIV
di urutan ketiga dengan 1.104 kasus. Dari seluruh positif, maka petugas penolong persalinan telah
data terakhir mayoritas (hampir 50%) kasus baru melakukan persiapan sesuai aturan, karena si
berasal akibat penggunaan jarum suntik akibat petugas berisiko tertular sampai 14 persen bila
narkoba. hanya pakai sarung tangan, dan semakin rendah
risiko bila memakai dua lapis sarung tangan.
Kekebalan Tubuh Turun Selain itu, alasan pemakaian sarung tangan
Dari segi medis, HIV-AIDS ini disebutkan, ganda adalah menghindari faktor resiko bocor
penyakit yang disebabkan oleh virus yang meng- (1,5-4 %) sarung tangan. Resiko infeksi virus HIV
ganggu sistem kekebalan tubuh manusia dan ditu- pada petugas kesehatan sama tingginya dengan
larkan lewat hubungan seks. HIV bekerja dengan resiko terinfeksi virus hepatitis. Itu sebabnya, hati-
menggerogoti sistem kekebalan tubuh yang dalam hatilah terhadap kedua virus ini.
keadaan normal dijaga oleh sel T4. Inilah sel yang Prevensi Umum
bertugas melindungi tubuh dari serangan penya- Mengingat ganasnya penyakit ini, ada standar
kit. komprehensif yang bisa dilakukan dalam upaya
Bila terinfeksi, sistem daya tahan tubuh (sel T4) menekan terkena HIV bagi kita yang tinggal ber-
berkurang dan rentan penyakit. Akibatnya, jika sama orang terinfeksi atau terduga terinfeksi.
terjadi kontak dengan suatu sumber infeksi ter- Tingkatkan pengetahuan tentang risiko penu-
tentu maka mulai timbul masalah klinis, keadaan laran secara seksual. Anjurkan mereka mengguna-
inilah yang dikenal dengan AIDS. kan kondom, cegah penularan ke bayi, pakai jarum
HIV-AIDS sangat menakutkan. Sebab, ses- sekali pakai dan melakukan konseling dengan
eorang yang terinfeksi, gejala klinis atau penyakit- baik.
nya tidak langsung muncul. Akibatnya, mereka tak Agama menjadi salah satu benteng bagi kita
segera berobat ke dokter. Selain itu, masa inkubasi untuk membendung berjangkitnya HIV. Aceh
dari seseorang yang terinfeksi sampai bisa menim- yang mayoritas muslim dan memberlakukan syar-
bulkan penyakit yang dikenal dengan AIDS (win- iat Islam, akan relatif lebih mudah karena Islam
dow periods) butuh waktu 2 sampai 15 tahun. melarang seks bebas. Selain itu, penyuluhan ba-
Munculnya keluhan dan tanda klinis HIV san- haya narkoba bagi remaja sangat baik dilakukan,
gat dipengaruhi daya tahan tubuh. Maka, sejauh demi mencegah mereka terperangkap di dalam-
kekebalan bisa dipertahankan dengan obat-obat nya. Sebab, jangan sampai Aceh menjadi Afrika.[a]
Kandas
gesit saat memanjat kelapa. Dua butir ke-
lapa berhasil dipetik. Belum lagi sempat
memetik yang lain, seorang tentara Nasion-
al Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) me-
nyuruhnya turun. Sambil memperagakan
di
gerakan, sang tentara menyuruh lelaki itu
push up. Awalnya, lelaki berkulit legam itu
hanya squad jump sekali, namun si tentara
menyuruhnya mengulangi gerakan push-
up. Enam kali gerakan. Lelaki itu lantas me-
mungut kelapa dan berlalu.
Tanah
Dalam kerumunan, kelapa itu berpin-
dah tangan. Seorang lelaki kurus tinggi coba
mengupas dengan giginya. Sama sekali tak
memakai pisau atau parang. Hanya pecahan
Harapan
batu. Kurang dari 15 menit, kelapa itu telah
tak berkulit.
Pemandangan itu terlihat, akhir Janu-
ari lalu, di Pangkalan TNI AL Sabang. Se-
jak 7 Januari silam, pangkalan itu dipenuhi
193 warga etnis Rohingya, yang terdampar
di perairan Pulau Rondo, 20 mil dari bibir
pantai Sabang. Saat diselamatkan ke darat,
kondisi mereka mengenaskan: dehidrasi
akut, karena kekurangan cairan akibat 10
hari terombang-ambing di laut, tanpa ma-
kanan dan minuman.
Di penampungan itu, muslim Rohingya
mengisi hari-hari dengan senam, bermain
bola, catur, bulu tangkis, dan lompat tali.
Sesekali, mereka dibebankan mengecat pa-
gar Pangkalan TNI AL. Pagi –jika matahari
terik, mereka “dijemur” di lapangan terbuka.
Seorang tentara yang berjaga di pangkalan
itu bilang, mereka dijemur karena kondisi
mereka sangat lembab. Ini agar mereka tak
mudah terserang biri-biri basah.
Setelah sepuluh hari terombang-ambing
di laut, mereka juga tidur berdesak-desakan
di penampungan. Relawan Palang Merah
Indonesia (PMI) dan Angkatan Laut Sabang
menyediakan dua tenda masing-masing
berukuran sekitar 10 x 6 meter dan 6 x 4
meter.
Untuk membunuh jenuh, relawan PMI
mengatur pola hidup ‘manusia perahu’ itu.
Mereka dibekali pemainan catur, ular tang-
ga, halma, lompat tali, bulu tangkis, bola
kaki, dan bola voli. Malam hari, mereka
menonton film di layar proyektor yang dise-
diakan relawan PMI Sabang. Khusus malam
Jumat, mereka diharuskan membaca surat
Yasin.
Saat ACEHKINI bertandang ke kamp
penampungan mereka, akhir Januari lalu,
pengungsi etnis Rohingya sedang berlaga
di lapangan hijau. Mereka menjamu tim
PMI. Setelah salat Asar dan makan maka-
nan ringan, sebelas etnis Rohingya menuju
lapangan upacara TNI AL. Di sana, mereka
oleh FAKHRURRADZIE GADE membentuk formasi.
FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN-ACEHKINI Kaos putih bertuliskan GN-OTA dike-
nakan kesebelasan Rohingya. Sementara
kesebelasan PMI memakai rompi berwarna
biru donker dan bertuliskan PMI di bela-
ACEHKINI April 2009 21
kangnya. Etnis Rohingya terbilang pandai terdengar. “Saat saya melihat kapal, saya
bermain bola. Dalam tempo tak sampai 15 berteriak minta bantuan. Tapi tak satu pun
menit, mereka berhasil membobol gawang yang membantu kami,” ujar pemuda berusia
tim PMI. Berselang sepuluh menit kemu- 22 tahun itu.
dian, gol lain diciptakan etnis Rohingya. Boat yang ditumpangi Hassan bersama
Sore itu, Rohingya menaklukkan tim PMI 192 orang lainnya merupakan bagian dari
dengan skor 2-0. empat boat yang dilarung Angkatan Laut
Thailand ke lautan lepas. Hassan dan te-
*** mannya terdampar di Sabang. Satu boat
lain terdampar di Pulau Andaman, India.
Manusia perahu etnis Rohingya Sementara sisanya hingga kini tak jelas
ini terdampar di Sabang setelah dilarung juntrungannya.
di lautan lepas oleh Angkatan Laut Thai- Nur Muhammad, etnis Rohingya yang
land. Pihak otoritas negeri Gajah Putih itu juga terdampar di Sabang, menyebutkan,
menangkap, lalu menganiaya para manusia mereka berlayar ke Thailand untuk mencari
perahu. Puas menganiaya, Angkatan Laut pekerjaan yang layak. Sebenarnya, pers-
Thailand melepaskan mereka ke laut lepas inggahan akhir mereka, Malaysia. Namun
dengan boat kayu tanpa mesin. Stok makan sebelum bisa menjejakkan kaki di Malaysia,
an dan minuman tak mencukupi. Praktis, mereka ditangkap tentara dan dipenjara di
mereka hanya berharap pada angin yang Ranong, Thailand Selatan.
akan membawa mereka ke daratan terdekat. Di negeri sendiri, menurut Muham-
“Mereka menarik kami dalam boat kayu mad, mereka tak bebas bekerja. Sebelum
tanpa mesin. Tak ada makanan, dan minu- ke Thailand, Muhammad menyeberang
man,” kata Muhammad Hassan, satu dari perbatasan secara ilegal ke Bangladesh. Di
193 etnis Rohingya yang terdampar di Sa- sana, dia bekerja sebagai nelayan dan men-
bang. Saat diwawancarai ACEHKINI akhir gumpulkan uang untuk membayar “tiket”
Januari lalu, Hassan sedang mendapat boat ke Malaysia, sekitar US$430. Dia dan
perawatan di Rumah Sakit Umum Sabang temannya berlayar dengan boat kayu pada
akibat penyakit Tuberculosis (TBC) yang 16 Desember 2008. Celakanya, sang kapten
dideritanya. boat sama sekali tak tahu arah tujuan mer-
Hassan menceritakan kekejaman ten- eka, hingga terdamparlah di Ranong.
tara Thailand saat mengusir mereka dari Keberuntungan belum berpihak pada
sebuah pulau terpencil negeri Gajah Putih etnis Rohingya. Saat mencapai Thailand,
itu. Saat berlabuh di selatan Thailand pada mereka malah ditangkap tentara dan dipen-
26 Desember 2008, mereka ditangkap Ang- jara, sebelum akhirnya dilepaskan ke laut
katan Laut dan dijebloskan dalam penjara dengan boat tanpa mesin, makanan, dan
selama empat hari. Di sana, mereka men- minuman.
galami penyiksaan bertubi-tubi. Ada yang “Boat yang kami tumpangi sangat jelek,”
dicambuk, diinjak dengan sepatu lars, dan kata pria berusia 37 tahun itu ketika ditemui
dipukul dengan popor senapan. di RSU Sabang, akhir Januari lalu. Dia ditemukan sebuah kapal nelayan di perairan
Usai melampiaskan kekejamannya, ten- mendapat perawatan medis akibat mender- Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Mereka
tara Thailand melepaskan etnis Rohingya ita sakit di pinggang dan luka dalam. “Air berjumlah 198 orang. Nasib mereka tak jauh
ke lautan lepas. Mula-mula, empat boat laut masuk dalam boat sampai selutut dan beda dengan kelompok manusia perahu di
yang berisi 583 muslim Rohingya itu ditarik kami mulai membuang airnya. Kami hanya Sabang. Ketika ditemukan, kondisi mereka
dengan kapal otoritas Thailand. Sesampai bisa berdoa pada Allah agar kami selamat,” sangat memprihatinkan.
di lautan lepas, “mereka memotong tali boat kata Muhammad. Menurut kesaksian Rahmad, seorang
kami dan membiarkan kami terombang- Thailand dan Myanmar menolak ber- manusia perahu yang ditemukan terapung
ambing di laut,” kata Hassan. tanggungjawab atas kasus ini. Perdana di Selat Malaka, mereka sebenarnya ber-
Boat yang membawa mereka tak besar Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva berjanji jumlah 220 orang. Tetapi, 22 orang telah
ukurannya. Hanya 10 x 3 meter. Boat tak akan menyelidiki aksi yang dilakukan ten- meninggal dunia di laut setelah terombang-
bermesin itu mengangkut 200 orang. Mer- tara Angkatan Laut terhadap warga Roh- ambing 21 hari. Mereka juga ditarik ke ten-
eka berhimpit-himpitan, nyaris tak ada ru- ingya. Myanmar menyebutkan bahwa etnis gah lautan oleh serdadu Thailand setelah
ang untuk bergerak. Selama 10 hari mereka Rohingya bukan warga mereka. tiga bulan ditahan di pulau kecil Provinsi
dihanyutkan gelombang tanpa tujuan. Tu- Undang Undang Kewarganegaraan Ranong. Ke-198 manusia perahu itu kini
juh orang tak bertahan, meregang nyawa di Burma yang disahkan pada 1982 mencabut ditampung di Kantor Camat Idi Rayeuk.
lautan lepas. “The oxygen will bring us to kewarganegaraan etnis muslim minoritas
another place,” kenang Hassan dalam ba- Rohingya. “Etnis Rohingya tidak eksis da- ***
hasa Inggris terbata-bata. “Kami hanya bisa lam (Union of Myanmar) dan mereka bu-
berdoa kepada Allah untuk menyelamatkan kan bagian etnis pribumi Myanmar,” kata Departemen Luar Negeri
hidup kami.” pemerintah Myanmar kepada UNHCR, ta- Indonesia semula bersikukuh untuk tidak
Selama 10 hari “berkelana” di laut, mer- hun lalu. melibatkan lembaga PBB yang mengurus
eka kerap menjumpai kapal yang melintasi Saat satu tim Departemen Luar Negeri pengungsi (UNHCR), karena beralasan
jalur padat Selat Malaka. Hassan menyebut- Indonesia dan International Organization warga etnis Rohingya merupakan “migran
kan, mereka kerap meminta bantuan pada for Migration (IOM) sedang memverifikasi ekonomi”. Selain itu, ungkap pejabat De-
kapal yang lalu lalang, sambil melambaikan etnis Rohingya di Sabang, satu perahu kayu partemen Luar Negeri, ada “pengalaman
kain dan pakaian. Sayang, suara mereka tak tanpa mesin yang penuh manusia kembali buruk” dalam menangani manusia perahu
22
Pengungsi Rohingya mendapat perawatan di Rumah
Sakit Umum Idi Rayeuk, Aceh Timur (atas).
Seorang pengungsi Rohingya sedang berwudhuk
di tempat penampungan di Pangkalan Angkatan
Laut, Sabang (bawah).
FOTO ATAS-BAWAH: JUNAIDI HANAFIAH; CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI
dengan UNHCR.
Pejabat Departemen Luar Negeri me-
nyatakan, akan memulangkan warga etnis
Rohingya ke negaranya. Tapi karena deras-
nya tekanan berbagai kalangan dalam dan
luar negeri, Indonesia akhirnya mengizink-
an UNHCR untuk memverifikasi 391 etnis
Rohingya yang terdampar di Sabang dan Idi
Rayeuk, Aceh Timur.
“Kita bersedia mengikutsertakan UNH-
CR untuk menangani siapa yang tidak mau
kembali ke negara mereka,” kata Juru Bicara
Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah,
kepada International Herald Tribune. “Kita
ingin melaksanakan yang terbaik untuk
mencari jalan keluar kasus Rohingya.”
Meski bersedia bekerja sama dengan
UNHCR, pemerintah tetap tak mengizinkan
pengungsi Rohingya menetap di Indonesia.
Pasalnya, jika diizinkan, gelombang pen-
gungsi etnis minoritas di Myanmar akan
terus berdatangan ke Indonesia. “Negara
kita bukan untuk para pengungsi,” kata dia.
Pendirian pemerintah bertolak bela-
kang dengan keinginan sejumlah kalangan
di Aceh. Mereka tetap berharap agar pemer-
intah bersedia mengizinkan warga etnis
Rohingya menetap di Aceh. Beberapa dayah
sudah menyatakan kesediaan untuk me-
nampung manusia perahu itu. Alasannya,
mereka adalah saudara seiman, dan bila
dikembalikan ke negaranya akan mendapat
perlakuan tidak manusiawi dari junta mili-
ter Myanmar.
Jauh-jauh hari, etnis Rohingya yang ter-
dampar itu juga menolak dikembalikan ke
Myanmar, negara yang mayoritas beragama
Budha. “Saya lebih baik mati di sini, dibunuh
oleh orang muslim,” kata Nur Muhammad.
“Jika dipulangkan, saya yakin pemerintah
akan membunuh kami.”
Di tanah harapan, cita-cita Hassan kan-
das. Niat hati ingin mempunyai kehidupan
lebih baik, malah berakhir terapung-apung
di tengah samudera. Padahal, ia ingin
mengikuti jejak sang abang yang kini men-
etap di Italia. “Saya tidak ingin kembali ke
Myanmar. Takut, karena militer akan mem-
bunuh saya. Saya berharap agar pemerintah
Indonesia mau mengirim saya ke Italia,”
kata Hassan. Nafasnya tersengal-sengal. [a]
Getir
Sepotong
Roti.
Junta militer mengusirnya, serdadu jiran merajam.
Sambil menahan perih, dia mengiba, "lebih baik mati
di tangan muslim, daripada dibunuh di negara sendiri."
oleh RIZA NASSER
FOTO-foto: JUNAIDI HANAFIAH
Kedua lengannya diikat dengan seutas tali, Setelah lepas dari penjara junta, usai
disambung tamparan dan tendangan ke menikahi seorang gadis Rohingnya, Rah-
sekujur tubuh. mad memutuskan meninggalkan Myanmar.
Siksa tak berakhir di dalam truk. Rah- Mengembara ke beberapa negara terdekat.
mad dibawa ke pulau Meso, sebelah barat Di Malaysia, dia sempat menetap lima ta-
laut provinsi Ranong. Di pulau tak berpen- hun, sampai mahir berbahasa Melayu.
duduk itu aniaya berlanjut. "Kami dipukuli "Kalau sudah punya duit sedikit saya
pakai kayu, minum cuma diberi seteguk pulang ke kampung, itu pun curi-curi. Ka-
perhari dan makan cuma segenggam beras," lau tak ditangkap, setelah bertemu keluarga
kenangnya. Tiga bulan ia menahan dera. selama seminggu saya balik lagi pergi cari
Di Meso, Rahmad tak sendirian. Ada ra- kerja," akunya.
tusan warga Rohingya yang bernasib seru- Cerita yang hampir serupa juga dikisah-
pa. Dari kamp penyiksaan, lalu etnis mus- kan Nurullah, 20 tahun. Pria lajang ini, dua
lim dinaikkan ke sembilan perahu. Setiap tahun silam telah menamatkan pendidikan-
perahu berukuran 12 x 3 meter itu diisi lebih nya di sekolah tinggi pendidikan biologi di
200 orang. Sebelum sesak penumpang, ser- Bangladesh. Dia sempat menjadi guru di
dadu Thailand mencambuk silih berganti. Myanmar. Belakangan junta meliter men-
Luka belum mengering, kapal serdadu gendus kegiatannya. "Saya ditangkap dan
menyeret perahu ke Selat Malaka. Lalu, dipenjara," akunya.
tali penghubung dipotong. "Mesin perahu Melangkah ke Thailand baru dilaluinya
dibuang ke laut, tidak ada makanan di da- tiga bulan. Di negara itu, dia bekerja sebagai
24
buruh serabutan di perahu nelayan sekitar. di sini kebanyakan nelayan juga, jadi kami
Saat ACEHKINI menemuinya di ruang pe- tahu bagaimana rasanya terdampar di
nyakit dalam Rumah Sakit Umum Idi Ray- tempat orang," kata Hasan, seorang warga
euk, awal Februari lalu, Nurrullah masih Ketapang Mameh.
lemah. Di bagian tubuhnya terlihat bebera- Ia bahkan sempat membawa dua warga
pa bekas cambukan. Rohingya ke rumahnya. Diberinya pakaian
Tapi, penyiksaan terhadap Nurul- serta makan seadanya. Hasan juga sem-
lah tak separah yang dialami Muhammad pat mengajak keduanya berkeliling kota
Idi. "Saya cuma membawa mereka potong
rambut di pasar," akunya.
Perlakuan seperti Antusiasnya warga Idi membantu mem-
itu sudah terjadi buat petugas kecamatan kelimpungan. Se-
bab saat mendata selama sepekan berada di
saat saya masih daratan Idi, ada saja pengungsi Myanmar
kecil. Kalau laki-laki itu yang tak berada di lokasi penampungan.
"Kadang waktu kita data di rumah sakit
tak boleh tinggal, dan di tenda, jumlahnya kurang dari 198
orang, banyak warga yang membawa pulang
perempuan tak apa... ke rumahnya, tapi nanti kembali lagi," jelas
Salim. Lajang berusia 20 tahun itu terpaksa Camat Idi Rayeuk, Irfan Kamal.
merelakan satu ruas jari telunjuknya, di- Lain lagi dengan Nasir, 28 tahun, warga
potong militer Thailand. Perkaranya hanya Seuneubok Kuyuen, Idi Rayeuk. Ia rela bo-
hendak salat di kamp penyekapan. Luka lak-balik dari rumahnya ke tenda penam-
masih mengeluarkan nanah. "Tangan dia pungan, hanya untuk menyerahkan telpon
dipotong pakai kayu," jelas Rahmad, mener- gengamnya ke seorang warga Rohingya.
jemahkan jawaban Salim dari bahasa Urdu "Saya mencari nama pengungsi yang dis-
ke bahasa Melayu. ebutkan oleh orang yang mengaku keluarga
Salim, Nurullah, Rahmad dan ratusan mereka di Malaysia, tidak masalah bagi
warga Rohingnya lain berharap pemerin- saya, hanya itu yang saya bisa bantu," sebut-
tah Indonesia tak memulangkan mereka ke nya tulus.
Myanmar. "Lebih baik kami mati di negara Warga Idi berharap pemerintah tidak
orang muslim, dari pada kami mati di nega- memulangkan manusia perahu itu ke negara
ra sendiri," ucap Rahmad. asalnya. "Biarkan saja mereka di sini, saya
siap menampung lima orang untuk meng
*** urusi kebun, kasihan kalau harus disiksa
lagi," harap Sulaiman, warga Keude Dua,
Sejak ditemukan 'manusia perahu' Kecamatan Darul Ihsan.
yang terdampar itu, kota Idi Rayeuk lebih Bila harapan itu terwujud, Rahmad
ramai dari sebelumnya. Kehadiran warga mungkin membalik kata, "lebih baik jadi
Rohingnya mengundang simpati. "Kami penjaga kebun daripada pedagang roti." [a]
26
ompok manusia perahu ini telah meninggal gris dan Bangladesh saat menjajah Burma. janjian penyatuan Burma pada 12 Septem-
dunia karena kelaparan dan mayatnya telah Secara fisik dan bahasa, Rohingya sangat ber 1947 di Pinlong antara Jenderan Aung
dibuang ke laut. Mereka adalah bagian dari berbeda dengan kebanyakan penduduk Bur- San dan perwakilan negara bagian Burma
1.200 orang yang diusir Thailand dan di- ma/Myanmar. Ciri-ciri fisik etnis Rohingya untuk bersama-sama merebut kemerdeka-
paksa kembali ke laut lepas. lebih mendekati Bangladesh dan Arab. Ro- an dari Inggris dan kemudian membentuk
Muslim etnis minoritas Rohingya ber- hingya merupakan keturunan dari Beng- negara federasi Burma. Etnis-etnis yang ada
bondong-bondong meninggalkan Myan- gali, Persia, Mongol, dan Turki. Karenanya, di Burma diperbolehkan mendirikan negara
mar untuk mencari kehidupan layak dan saat Inggris memasukkan Arakan menjadi bagian. Namun tidak untuk Rohingya. Neg-
terbebas dari penindasan junta militer. Se- bagian British-Burma pada 1937, etnis Ro- ara bagian Arakan kemudian dikuasai oleh
jak junta militer berkuasa, etnis Rohingya hingya menolaknya. Mereka sebenarnya etnis Rakhin –minoritas Budha.
makin tertindas. Mereka tak boleh menikah, ingin bergabung dengan India. Arakan akh- Sejak junta militer berkuasa di Burma,
menguasai tanah, dan bepergian, termasuk irnya menjadi bagian Burma merdeka pada nasib Rohingya kian memprihatinkan.
tak diperkenankan melaksanakan ajaran 1948. Sejak itu, hidup etnis Rohingya kian Pusat-pusat pendidikan Rohingya ditu-
agama secara bebas. tertindas. Mereka terusir, dianiaya, dan tak tup tahun 1965. Mereka semakin menderita
"Negara saya mayoritas penganut Bud- boleh melaksanakan agama dan keyakinan setelah junta militer meloloskan Undang
ha, mereka tak suka pada muslim. Kami secara bebas. Undang "Burma Citizenship Law of 1982."
tidak diperbolehkan salat di masjid. Saya Pemerintah Burma juga tak mengun- Undang Undang ini menghapus kewargane-
selalu salat di rumah, tidak ada masjid," dang perwakilan Islam Rohingya saat per- garaan muslim etnis Rohingya. Mereka dis-
kata Hasan dalam bahasa Inggris yang pa- ebut pendatang di tanah air sendiri. Sejak
tah-patah dalam logat Benggali. saat itu, mereka tak diakui lagi. Tanah-ta-
Etnis Rohingya merupakan penduduk nah mereka dikuasai negara. Mereka dilece-
asli negara bagian Arakan di barat Myan- hkan, dipukuli, dan dihukum tanpa alasan
mar. Daerah berdemografi pegunungan ini yang jelas.
berbatasan langsung dengan India di utara, Populasinya juga semakin menyusut
negara bagian China di timur laut, distrik dari tahun ke tahun. Saat ini populasi Ro-
Magwe dan Pegu di timur, distrik Irrawady hingya di Myanmar diperkirakan dua juta
di selatan, dan Bangladesh di barat laut. orang, sebanyak 1,5 juta di antaranya ting-
Arakan dihuni sekitar 5 juta penduduk, gal di Arakan dalam kondisi memprihatink-
yang terdiri atas Rohingya yang muslim dan an. Sebanyak 600.000 menetap di Bangla-
Rakhine/Maghs yang beragama Budha. desh, 350.000 di Pakistan, 400.000 di Arab
Etnis Rohingya sudah tinggal di Arakan Saudi, dan 100.000 di Uni Emirat Arab,
sejak abad ke-7 Masehi. Ini membantah Thailand, dan Malaysia.
pernyataan junta militer yang menyebut Ro- Kami lebih baik mati Mulai tahun 2006, etnis Rohingya me-
hingya sebagai pendatang yang dibawa Ing- di sini. Jika kami langlang buana lewat laut. Tujuan mereka
ke Thailand, lalu menyeberang ke Malaysia
dipulangkan, saya
Sendiri
untuk mencari kehidupan yang lebih layak.
yakin pemerintah akan Perjalanan via laut itu tak selalu membuah-
membunuh kami. kan hasil. Di Thailand, mereka tak hanya
ditolak, tapi dikejar-kejar, ditangkapi, dan
Nur Muhammad dikembalikan ke laut dengan kapal tanpa
Pengungsi Rohingya di Sabang mesin, makanan, dan minuman.
Pada 7 Januari lalu, 193 etnis Rohingya
terdampar di perairan Kepulauan Rondo,
Sabang. Gelombang imigran Rohingya juga
kembali ditemukan nelayan di perairan Idi
Rayeuk, Aceh Timur, awal Februari lalu set-
elah 21 hari terombang-ambing di lautan,
tanpa makanan dan minuman. Sebelumnya,
akhir tahun 2006 juga pernah ditemukan
satu perahu terdampar di perairan Sabang.
Rencana pemerintah Indonesia me-
mulangkan mereka ke negara asal, ditolak
mentah-mentah. "Kami lebih baik mati di
sini. Jika kami dipulangkan, saya yakin pe-
merintah akan membunuh kami," kata Nur
Muhammad yang diwawancarai saat dira-
wat di Rumah Sakit Umum Sabang. Mu-
hammad dirawat akibat luka dalam yang
diderita setelah mengalami penyiksaan di
Thailand.
Hasan malah punya mimpi, berangkat
ke Italia. "Ingin bertemu abang saya yang
telah mendapat suaka di sana," ujar Hasan,
sambil memegang dadanya yang sesak.
Diusir di negeri sendiri, mereka juga di-
tolak di tanah harapan. [a]
28
nelayan pinggiran danau coba mengayuh asa dari hasil jaring,
cukup mengasapi dapur dan jajan anak-anak mereka di sekolah.
Kune, dele ka hasel serlo ni? (Bagaimana, banyak hasil hari ini?) tanya
Hasan, 50 tahun, sambil menyeruput kopi di sebuah bale tua. Gelak
dan kelakar riuh saat penggalas berdatangan. Sebagian hasilnya
langsung dijual, tapi banyak nelayan membawa pulang untuk
dijemur karena harga tebusnya lebih tinggi. Depik kering dilego
seharga 25 ribu rupiah perkilo di pasar Takengon.
Belakangan ini, hasil tangkapan mulai menyusut seiring susutnya
air danau di dataran negeri Antara tersebut. Daya curah hujan
satu-satunya penambah debit air, penebangan kayu ilegal juga ikut
andil penyebab susutnya air. Hawa sejuk di musim kemarau mulai
hilang, dibawa sepoi-sepoi angin. Kaum nelayan depik melabuh
harapan di keheningan danau Putroe Bungsu merendam diri... [a]
Selangkah
urut tiga Partai Amanat Nasional (PAN), Daer-
ah Pemilihan Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD) 1, untuk Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI) ini tidak cemas-
kan hilangnya poster dan baliho. Bukan se-
Lagi…
bab sumbangan rekan-rekannya, melainkan
publikasi diri bukan faktor utama. “Asal cu
kup, masyarakat tahu saya mencalonkan
diri,” ujarnya.
Lagi pula, namanya berkibar seantero
Aceh jauh sebelum balihonya bertebar.
Teranyar, dia dikenal lantang menyuarakan
percepatan pembangunan kawasan barat
dan selatan Aceh. Media massa baik lokal, na-
sional bahkah internasional kerap mengutip
ucapannya karena dia menjabat jurubicara
Kaukus Pantai Barat-Selatan (KPBS).
30
Sebenarnya nama lengkap tokoh muda kepedulian rakyat Aceh,” ujarnya saat itu. Senayan kelak, menurutnya, harus benar-
kelahiran Bakongan, Kabupaten Aceh Sela- ”Saya kecanduan membantu orang dan akan benar teruji untuk mendukung perdamaian.
tan, 21 Maret 1970, itu adalah Teuku Ach- berusaha terus membantu orang lain.” Selain itu, harus punya kemampuan meya-
mad Fuad Haikal. Karena terlalu panjang Mungkin karena terlalu banyak mem- kinkan anggota parlemen dari daerah lain,
Teuku Achmad Fuad disingkat TAF. Akhirnya, perjuangkan aspirasi rakyat, ia sampai lupa mendukung perdamaian agar tetap abadi
itu pula yang melekat di Kartu Tanda Pen- memikirkan nasibnya sendiri. Seharusnya, di Aceh. Sebab, perdamaian Aceh masih labil
duduk (KTP) dan ijazahnya. sebagai seorang korban tsunami, dia berhak dan baru memasuki usia empat tahun.
Tanah kelahirannya jelas banyak melahir- memperoleh rumah bantuan. Tapi, hingga Selain menjaga perdamaian Aceh, dia
kan tokoh besar. Sebut saja, pahlawan Aceh, menjelang masa tugas Badan Rehabilitasi kelak akan mengontrol kebijakan minyak
Teuku Cut Ali dan Teuku Raja Angkasa, be- dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias berakhir, dan gas. “Harus ada orang yang mampu me-
rasal dari sana. Boleh jadi, dalam darahnya rumah bantuan itu tak didapatnya. mastikan bahwa hasil yang dibawa pulang
mengalir jiwa kepahlawanan kedua tokoh Walau belum jadi anggota parlemen, Hai- dan dibagi-bagikan di Aceh itu sesuai kebu-
besar Aceh Selatan itu. kal sudah berkecimpung dalam urusan legis- tuhan,” tegasnya.
Keseriusan Haikal memperjuangkan per- lasi sejak lama. Suksesnya Pilkada Aceh, juga Untuk urusan anggaran, Haikal berjanji,
cepatan pembangunan pesisir barat dan se- tak lepas dari kerja kerasnya. Dia tergabung bila diberi kepercayaan oleh rakyat, dia akan
latan Aceh, sempat menarik perhatian para dalam tim legal drafting revisi Qanun No. memastikan pemerintah Aceh dapat melaku-
calon bupati Aceh Selatan untuk meraup su- 2/2003 menjadi Qanun No. 2/2004, tentang kan pekerjaaannya dengan baik. Sehingga
ara dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Pilkada. mampu mengurangi daerah-daerah terisolir,
lalu. Beberapa kandidat meminangnya men- Selanjutnya, terlibat dalam tim lobi revisi meningkatkan mutu pendidikan dan men-
jadi wakil. “Semua saya tolak. Saya memilih Qanun No. 2/2003 dan No. 3/2004 tentang gurangi angka kemiskinan.
berjuang dengan kawan-kawan di kaukus Pilkada Aceh Juni-Agustus 2006 menjadi Berbekal pengalaman mengurus berba-
untuk memperjuangkan pembangunan Qanun No 7/2006. Haikal juga terlibat dalam gai organisasi kemasyarakatan, Haikal men-
wilayah barat dan selatan Aceh,” jelasnya. komponen masyarakat sipil untuk mengga- gaku tidak sulit memperjuangkan aspirasi
Sebelum di KPBS, nama Haikal juga sudah gas pembuatan Prolega (Program Legislasi rakyat Aceh di Senayan. Menjadi anggota
sering terpampang di media massa. Saat Aceh Aceh). DPR RI, baginya sama dengan menjalankan
dibalut kecamuk, dia sudah dikenal sebagai Selama kurun waktu 2007-2008, seti aktifitas mengadvokasi di LSM. “Selama ini,
penentang perang, musuh para perusak ling- daknya dia terlibat dalam penyusunan tujuh saya melakukan kegiatan yang sama seperti
kungan dan maling uang negara. “Sudah 13 draft qanun, di antaranya Pilkada, tata cara dilakukan anggota dewan,” tegasnya.
tahun saya aktif di lembaga sosial,” tegasnya. penyusunan qanun dan transparansi penye- Tekadnya untuk melenggang ke Senayan,
Dalam konflik yang tengah berkecamuk, lenggara pemerintahan Aceh dan partisipasi sebenarnya, memuncah akibat sering men
menjadi aktivis kemanusiaan tentu saja cu- di Aceh. Selain itu, dia juga aktif dalam tim dengar keluh kesah masyarakat pedalaman
kup berisiko. Haikal masih ingat peristiwa 18 drafting Qanun No 7/ 2007 tentang penye- yang sangat sering didatanginya. “Mende
November 1999 saat aparat negara menang- lenggara pemilihan umum di Aceh, qanun ngar kesedihan orang lain membuat saya
kap dan menyiksanya, ketika dia sedang pelayanan kesehatan di Aceh, serta qanun terus bersemangat melakukan perubahan,”
membantu pengungsi di Aceh Selatan. Sam- adminstrasi dan kependudukan Kabupaten jelasnya.
pai kini, luka penyiksaan itu masih membe- Pidie. Bukan berarti ia tak punya keresahan,
kas di wajahnya. Jauh sebelumnya, ia telah terlibat dalam perilaku caleg lain yang gemar membeli su-
Dia tak hanya dikenal sebagai ‘tukang kri- serangkaian pendampingan pembuatan ara rakyat sering membuatnya gundah. Ia
tik’ pemerintah. Saban alam murka, dia ser- aturan di Aceh. “Saya paham cara kerja DPR mengaku budaya yang hangat saban pemilu
ing lebih dulu menjulur bantuan. Tak hanya RI. Kental proses politik, makanya butuh itu tantangan berat. “Saya masih menentang
di Aceh, bahkan saat Yogyakarta diremuk pengawalan yang ketat. Untuk itu saya men- praktik politik uang. Sayang rakyat, suaranya
gempa tahun 2006, Haikal dan aktivis kema- calonkan diri menjadi caleg,” tukasnya. sangat menentukan,” ujarnya dengan kening
nusiaan Aceh membangun aliansi Lembaga Bila dia dipilih rakyat Aceh, dua hal pen bergelombang.
Swadaya Masyarakat (LSM) yang kemudian ting harus segera dilakukan. “Menjaga UUPA Bagi Haikal, kursi parlemen bukanlah
diberi nama, ”Poros Kemanusiaan Aceh un- terealisasi sepenuhnya dan hasil pengelolaan tempat menggali nafkah. Melainkan medan
tuk Yogya.” Ia sendiri menjadi koordinator. sumberdaya alam harus dibagi adil,” jelas juang yang panas, nasib rakyat ditentukan
”Meski Aceh sedang bangkit dari ben- mantan Direktur Eksekutif Forum LSM Aceh dari sana. “Dulu berteriak dari luar, sekarang
cana gempa dan tsunami, tetapi kita perlu periode 2003-2006 itu. “Untuk menghindari waktu yang tepat berjuang dalam sistem.”
menyisihkan sedikit sumbangan bagi sau- konflik, butuh pemerataan dan keadilan.” Pemilu tinggal menghitung hari. Selangkah
dara-saudara kita di Yogya sebagai bentuk Komitmen para wakil rakyat Aceh di lagi… (adv)
Bila Juri
Telat Meniup
Peluit. Mereka
telat terbentuk.
Bekerja dalam keadaan
serba kekurangan,
saat suhu politik terus
memanas, mampukan
menjadi juri yang
tegas, berani, adil dan
tak memihak?
oleh MISMAIL LAWEUENG Aceh. Jika ini adem, tak mungkin Rumolo patu dan masih sibuk mencari peluit.
FOTO-FOTO: UCOK PARTA —ACEHKINI berkunjung di Tanah Rencong. Politik Aceh, pada pemilu 2009 ini
Raut Nyak Arief Fadhillah Syah Arief dilantik jadi Panwaslu di hari pe- tampil beda. Bukan cuma adu strategi
terlihat segar dan cerah. Dia baru saja kelar nutupan tahun 2008 silam. Dia bersama antarcalon anggota legislatif (caleg) saja,
salat Zuhur di Masjid Anjong Mon Mata, dua rekannya: Zuraida Alwi dan Asqalani, tetapi juga laga antara partai nasional dan
Banda Aceh, suatu hari pertengahan bulan ditetapkan sebagai anggota Panwaslu Aceh pendatang baru dalam ranah politik nang-
lalu. Tangannya masih dingin, meski di luar berdasarkan surat keputusan Badan Pen- groe yaitu partai lokal. Boleh jadi inilah
suasananya cukup panas. Boleh jadi sepa- gawas Pemilu (Bawaslu) Nomor 559 Tahun yang membuat iklimnya semakin memanas.
nas posisinya sebagai Ketua Panitia Penga- 2008. Seiring alotnya masa kampanye, berbagai
was Pemilu (Panwaslu) Aceh. Penetapan mereka telat sekian bulan pelanggaran terjadi.
Arief berada di komplek Meuligoe Aceh karena adanya perseteruan Dewan Perwak- Partai lokal adalah satu amanah kese-
itu juga untuk membahas masalah ‘panas’ ilan Rakyat Aceh (DPRA) dengan Bawaslu pakatan damai Helsinki antara pemerintah
dengan romobongan Sekretaris Menteri menyangkut perekrutan ‘sang juri’ pemilu dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang
Koordinator Politik Hukum dan Keaman- di Aceh. Padahal gong kampanye telah dit- dikuatkan dalam Undang-undang Pemer-
an (Sesmenko Polhukam) Letnan Jenderal abuh sejak pertengahan tahun lalu. Politik intahan Aceh. Setelah dilakukan verifikasi,
TNI Rumolo R Tampubolon, yang berada di kian memanas. Namun juri belum pakai se- hanya enam partai lokal (Parlok) yang lolos
34
POLITIK
Mimpi
Perubahan
Pemain
Ganda. Kaum
perempuan bersaing
mengincar kursi dewan.
Sejauhmana peluang
menang?
oleh DASPRIANI Y ZAMZAMI erti Kamariah, ia datang dari Partai SIRA. Hadirnya caleg perempuan, bagi Rita,
FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI Menempati nomor urut 1 untuk DPR Aceh akan memberi paradigma baru: politik
HARI masih pagi ketika Kamariah dari daerah pemilihan tiga, jauh-jauh hari tak selamanya kotor. Ia yakin, perempuan
mengeluarkan sepeda motor dari rumah- ia telah mempersiapkan mental. Namun, akan saling berbagi dan bersanding untuk
nya. Tak lupa ia memakai jaket dan sar- ia yakin peluang perempuan masih besar. rakyat.
ung tangan. Perempuan 40 tahun itu, akan “Masyarakat kita sudah cerdas, melalui ca- Namun, jalan menuju gedung dewan
menempuh perjalanan jauh, menuju Bener leg perempuan mereka akan mencoba mem- tentu tak mulus. Tak sedikit aral meng-
Meriah yang berjarak 70 kilometer dari Bi- beri kesempatan untuk berubah,” ujar Eva. hadang. Adi Warni Husin, misalnya. Caleg
reuen, tempat ia tinggal. Eva tak melaju sendiri. Suaminya, Mu- perempuan Partai Bulan Bintang (PBB) itu
Kamariah bukan hendak menjajakan hammad Saleh, juga maju sebagai caleg dari kini sedang menyusun strategi ‘menakluk-
dagangan atau sekadar jalan-jalan ke dat- partai sama. Bedanya, sang suami menyasar kan’ daerah pemilihan lima yang bukan
aran tinggi itu. Tapi, ia bermaksud menemui daerah pemilihan lima. “Karena suami lebih basis pendukungnya. Itu sebabnya, meski
pendukungnya menjelang pemilu legislatif, dulu terjun ke politik, saya selalu merasa ada bertengger di urutan teratas, ia merasa
April mendatang. Ya, Kamariah adalah se- guru yang selalu dekat dan bisa membantu jalannya belum mulus.
orang calon anggota legislatif (caleg) Par- saat saya menemui kesulitan,” ujarnya. “Saya harus bekerja keras, karena daerah
tai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA). Eva tak khawatir kekurangan waktu, pemilihan lima bukan basis saya. Tapi kar-
Bercokol di posisi enam, ia masuk daerah mengurus keluarganya. Baginya, itu ada- ena MK (Mahkamah Konstitusi) memutus-
pemilihan empat: Bireuen, Bener Meriah, lah tantangan tersendiri. “Inilah peran kan begitu, ya saya harus terima. Ini adalah
dan Aceh Tengah ganda yang harus dimainkan. Keluarga tantangan,” ujar caleg DPRA ini. Keputusan
Meski sehari-hari ‘hanya’ ibu rumah harus diperhatikan, masalah rakyat juga,” MK dimaksud adalah tentang perolehan su-
tangga, Kamariah yakin bisa merebut kursi ujarnya. ara terbanyak.
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Pasangan suami istri yang maju seba- Bagi Warni, keterlibatan perempuan
mengalahkan politisi senior dari partai poli- gai caleg bukan hanya Eva dan Saleh. Rita sebagai caleg bukan menutupi kebutuhan
tik peserta pemilu berbasis nasional. “Saya Indahyati juga maju bersama suaminya ekonomi keluarga. “Sangat salah, jika jadi
ingin buktikan, meski ibu rumah tangga, Raihan Iskandar, yang kini menjabat wakil caleg untuk kebutuhan perut sendiri. Tugas
kita juga bisa berkiprah memperjuangkan ketua DPRA. Rita akan bertarung untuk kami adalah menjalankan amanah rakyat,
kepentingan masyarakat, khususnya perem- DPRA, sedangkan sang suami ingin meraih bukan membuat perusahaan atau berbis-
puan,” ujarnya. kursi DPR Republik Indonesia. nis,” tegas wanita yang didukung penuh
Bermodal semangat itulah, ibu empat Bagi Rita, adanya porsi keterwakilan suaminya ini.
anak ini menjajaki kekuatan suara bagi di- perempuan sebagai wakil rakyat harus di-
rinya. Dengan semangat itu pula, ia rela manfaatkan. Sebab, ini adalah kesempatan ***
jauh-jauh naik sepeda motor ditemani ke- bagi perempuan untuk mengakses pen-
ponakannya. didikan politik. “Jika akses politik rendah, KETERWAKILAN 30 persen caleg
Menjadi caleg, apalagi perempuan, ten- perempuan tidak bisa memberi warna dan perempuan memberi warna tersendiri da-
tu punya konsekuensi tersendiri. Ini dira- perubahan,” ujar caleg Partai Keadilan Se- lam pemilu mendatang. Direktur Pusat
sakan benar oleh Eva Susanti Haffan. Sep- jahtera (PKS) ini. Kajian Politik Fisip Universitas Indonesia,
36
ACEHKINI April 2009 37
38
Ekonomi &
Bisnis Legitnya
Niaga Nada.
rak kaca, sementara kepingan Video Com-
pact Dist (VCD) berisi lagu dari berbagai
genre, tertempel di seluruh dinding.
40
Seni &
Budaya
TRADISI SASTRA ADAT MUSIK FILM
42
Nanggroë
oleh IMRAN MA santri berbagai pesantren dan warga yang logistik untuk calon pendekar. Tanah lapang
FOTO: MUHAMMADAN —ACEHKINI ingin berjihad ke Palestina berkumpul. tempat latihan, letaknya berdampingan
"Allah Akbar… Allahu Akbar!" Tidak untuk mempelajari ilmu agama, me- dengan lintasan pipa milik Exxon Mobil,
pekik sejumlah pria lantang. Berhamburan lainkan belajar karate. raksasa minyak asal Amerika Serikat (AS).
melompat dari mobil pick up. Wajah mer- Front Pembela Islam (FPI), di belakang Soal guru ilmu perang dan karate, diser-
eka ditutup kain, hanya mata yang terlihat, 'latihan tempur' para pemuda itu. Sebuah ahkan ke FPI Pusat di Jakarta. Dua pelatih
persis gerilyawan Hamas, Palestina. "Kami pesantren didirikan untuk menjadi markas, dikirim untuk mengajarkan teknik dasar
baru pulang jihad," ujar seorang di antaran- namanya Darul Mujahidin. Pimpinan pe- bela diri; gerakan kaki dan tangan, serta
ya. Jihad yang dimaksud pria itu tak sung- santren bersemboyan "hidup mulia berma- cara efektif melumpuhkan lawan. Ilmu
guhan, tapi sekadar 'perang-perangan'. tikan syahid" itu, menyatakan telah menc- dasar kemiliteran, diasuh tutor khusus yang
Januari lalu, perbukitan Cot Kareung di etak puluhan lulusan yang siap membantu juga kiriman Jakarta.
Desa Blang Weu Panjoe, Kecamatan Blang pejuang Hamas melawan serdadu Israel. Ketua FPI Aceh, Yusuf Al Qardhawi,
Mangat, Lhokseumawe, memang berubah Pesantren ini hanya memfasilitasi sega- mengatakan, selama latihan tempur dan
seakan medan tempur. Saban waktu, para la kebutuhan santri dari penginapan sampai taktik perang gerilya, mereka digembleng
ACEHKINI April 2009 43
oleh Abu Alyas, 38 tahun. Alyas, katanya, jang di pagar masuk. Bunyinya, "ulama ja-
adalah seorang mujahidin yang telah ber- hat lebih berbahaya daripada dajjal." Bekas
pengalaman di Afghanistan, berperang markas militan ini juga masih menyisakan
bersama kelompok Abu Sayyaf di Filipina slogan pembakar semangat, "rumoh ureung
Selatan dan bergabung dengan pejuang meujihad," jelas tertulis di balai-balai.
Hamas. Tak hanya itu, anak-anak desa juga te-
"Kita tidak memandang suku. Hanya lah giat memainkan trik-trik pertempuran.
memandang agama, untuk menegakkan Sebelum mengaji usai Magrib, sempat mer-
amar makruf nahi mungkar, biar kuat kita eka unjukkan aksi layaknya militan Gaza.
harus berjaringan," ujar Tengku Muslim At- "Allahu Akbar….Allahu Akbar!" teriak
Thahiri, petinggi FPI Aceh lain, pada ACE- santri cilik sambil mengacungkan potongan
HKINI, Januari lalu. bambu seolah senjata.
Sistem rekrutmen pendekar tak serupa Militan jebolan Darul Mujadin sudah
pesantren lain di Aceh. Serangkaian seleksi dipulangkan ke basisnya, bersiap-siap ke
harus dilalui, dari tes ilmu agama, ketaatan Gaza. Seiring dengan itu, santri lain masih
menjalankan ibadah dan yang terpenting sibuk mengumpulkan dana dari penguna
siap mati di Jalur Gaza. Tahap akhir, penen- jalan. Menurut Muslim, FPI Pusat yang
tu kelulusan usai latihan fisik. bertanggungjawab untuk pemberangkatan
Peminat jihad di Aceh terbilang ramai. relawan ke Palestina.
Menurut Muslim, yang mendaftar menca- Awal bulan lalu, 15 pendekar lulusan
pai 500 santri. Namun tak semuanya lulus sekitar Exxon telah diberangkatkan ke mar-
seleksi. "100 lewat administrasi, dari lati- kas pusat FPI di Jakarta. Sementara sisanya
han gugur lagi, tinggal 80 orang yang siap akan dikirim sesuai dengan permintaan FPI
dikirim ke Palestina," jelasnya. "Kita hanya Pusat. "Dalam waktu dekat akan diberang-
menyiapkan dasar saja, kemudian setelah di katkan."
Palestina akan digembleng kembali." Sebelum diperangkatkan, mereka dipeu- ini siap menjadi pasukan bom syahid, Yusuf
Walau mengaku melatih relawan jihad, sijeuk di sebuah pesantren pinggiran Kota mengatakan karena selama latihan, mereka
tapi para santri tidak langsung diterjunkan Banda Aceh. Menurut Yusuf Al-Qardhawi, telah teruji dari segi mental dan fisik. "Saat
ke medan perang sesungguhnya. Bahkan mujahid yang telah lulus tes itu tak hanya latihan, mualim bilang bahwa keempat
bisa jadi, tidak ikut perang sama sekali. "Di dikirim ke Palestina, tetapi ke semua negara orang ini sudah siap dari segi jiwa dan raga
Palestina akan ada arahan kembali, mung- Islam yang membutuhkan bantuan. untuk menjadi pasukan bom syahid. Mer-
kin saja dibekali kemampuan yang lain," Di antara 15 mujahidin gelombang per- eka mujahidin sejati dan merupakan orang-
jelas Muslim. tama, katanya, terdapat empat orang yang orang pilihan," katanya.
siap melakukan aksi bom bunuh diri dan "Mereka kami sebut 'Mujahidin Al Ala-
*** dua sniper. "Kami menyebutnya pasukan mi' atau mujahidin internasional yang siap
bom syahid. Bukan pelaku bom bunuh diri diberangkatkan kemana saja untuk mem-
Akhir Januari, Darul Mujahidin karena istilah itu konotasinya negatif yang bela umat Islam," ujarnya. "Mereka sudah
mulai lengang kembali. Namun 'bau FPI' dilabelkan oleh media asing," katanya. menjadi tentara Allah yang telah siap ber-
masih tersisa di selembar spanduk, dipa- Ketika ditanya alasan keempat orang juang untuk membela agama Islam." [a]
44
Pelesir
WISATA PERJALANAN ANGIN SEGAR
PERJALANAN
Revolusi
Sebatang
Coklat
WISATA
46
dari Rumania yang menjadi eksil di CH ini seorang teman dari CH, dengan harapan dia sebenarnya yang merupakan sindikat ma-
tidak punya ide apapun tentang orang yang tahu lebih banyak karena penduduk Zürich fia terbesar di Eropa atau mungkin jaringan
bernama ‘Lenin’. sendiri. Kami tidak langsung menuju rumah bawah tanah kelompok komunis di CH yang
Rumah yang sempat ditempati Lenin, Lenin di Spiegelgasse, karena setelah tidak terkenal netral dan tidak pernah perang se-
awalnya saya kira seperti rumah-rumah ke sana dalam waktu relatif lama, saya lupa jak tahun 1815.
Eropa kuno kebanyakan, antik dan klasik jalan masuk ke rumahnya yang harus me- Itu sudah kelewatan, kata saya dan ter-
sekaligus sedikit menyeramkan. Tapi ter nyusuri gang-gang sempit di Zürich. Mesin tawa. Hahaha.
nyata perkiraan saya salah. Rumah yang pencari di Internet menjadi pahlawan kali Nenek penjual mainan itu menyapa
dulu ditempati Lenin dan istrinya, Krups- ini, melalui pencarian singkat di situ kami kami dengan ramah, kemudian sibuk kem-
kaya, cuma bangunan biasa dengan warna akhirnya tahu di mana persisnya rumah bali di depan komputer Mac yang canggih.
pucat (dinding berwarna putih mayat, daun Lenin. Saya menyuruh teman saya langsung ber-
jendela berwarna abu-abu muram). Tidak Akhirnya saya sampai di rumah Lenin tanya pada si nenek, apakah dia cucu Lenin,
terlalu menarik kelihatannya, tapi sejarah atau toko mainan AHA untuk kedua ka- atau saudara jauh? Atau semacamnya? Tapi
yang ikut hidup di rumah itu membuatnya linya. Kali ini saya berniat mencari tahu akhirnya pertanyaan interogasi itu ditunda,
sedikit misterius. Tetap menyenangkan bagi melalui pemilik toko mainan mengenai mainan-mainan yang dijual sangat menarik
saya. hubungannya dengan tempat tinggal Lenin. untuk dilihat lebih dulu.
Saya membaca tulisan ‘AHA’ di kaca Tapi teman saya mengatakan bahwa bisa Mainan yang dijual di toko AHA bukan
bawah tempat tinggal Lenin. Ada kepala jadi tidak ada hubungan apa-apa, si pemilik mainan sejenis mobil-mobilan, atau boneka
Lenin dibelah dua, sebelah kiri berwarna toko mainan AHA cuma pengusaha biasa Barbie, tapi lebih ke mainan yang bisa di-
merah, sebelah kanan berwarna hijau. Ka- yang secara kebetulan membeli lahan bekas mainkan semua umur. Ada mangkok hitam
lau kita melihat dari sisi kiri, akan ada cer- tempat tinggal Lenin dengan menimbang, cembung dengan cermin di tengah, dan di
min yang membuat seakan-akan seluruh tokonya akan ramai dikunjungi karena juga atasnya ada patung babi kecil yang berpijak
kepala Lenin berwarna merah, dan kalau bekas tempat tinggal Lenin. Nilai sejarah pada koin emas. Saya mencoba menyen-
kita melihat dari sebelah kanan, akan ada dimanfaatkan untuk bisnis. tuh penampakan patung babi kecil itu, tapi
cermin yang juga memantulkan refleksi Tapi saya tidak bisa percaya hubungan- terus-menerus tidak bisa. Saya menduga itu
kepala Lenin seluruhnya berwarna hijau. nya akan sesederhana itu. hologram, tapi setelah saya melihat ada cer-
Tapi kalau kita berdiri di tengah, akan ter- Kami memutuskan untuk bertanya min di bawahnya, sepertinya itu permainan
lihat kepala Lenin di belah menjadi dua langsung pada si nenek pemilik toko main- refleksi cermin. Saya kemudian kesal sendi-
warna: merah dan hijau. an. Di pintu masuk ditulis, toko mainan ini ri karena tidak terlalu memahami pelajaran
Saya mengira ini teka-teki, sebuah per- cuma dibuka hari Jumat dan Sabtu dari fisika mengenai ini.
mainan filosofis yang bahkan saya sendiri jam 4 sampai 6 sore. Saya beruntung kar- Ada segala macam permainan aneh yang
masih menerka-nerka maksudnya. Saya ena datang hari Jumat. Teman saya lalu tidak pernah saya lihat sebelumnya. Saya
langsung bersemangat dengan perkiraan mengatakan, betapa tidak beruntungnya dan teman saya ingin mencoba memainkan
pribadi saya itu. Betapa menyenangkan ka- penjual mainan yang hanya berjualan dua semuanya, tapi saya takut mainannya ru-
lau rumah Lenin sekarang sudah menjadi jam dalam dua hari saja. Kami kemudian sak dan kami harus ganti rugi. Mainannya
tempat kajian filsafat dan diberi nama AHA, mengira-ngira kalau si nenek hanya penjual mahal sekali, untuk satu buah gasing yang
ungkapan yang biasa diucap saat orang- mainan gadungan untuk menutupi kedok saya tidak tahu apa unsur ajaibnya dihargai
orang mendapat gagasan, semacam Eureka.
Tapi sebenarnya Sigit sudah mengatakan
sebelumnya, yang ada di hadapan kami saat
itu toko mainan yang bernama AHA yang
dulunya pernah ditempati Lenin. Kemudian
Sigit menunjuk jendela di atas kaca AHA,
saya berusaha memahami tulisan berba-
hasa Jerman itu, sedikitnya berarti Lenin
pernah tinggal di sini, dari bulan Februari
1916 sampai April 1917. Hanya satu tahun,
tapi saya percaya di sinilah Lenin sedikit
banyak membuat rumusan untuk revolusi
sekembalinya ke Rusia.
***
BERSELANG beberapa bulan
kemudian, saya kembali mengunjungi ru-
mah Lenin di Spiegelgasse 14 dan berharap
bisa tahu lebih banyak hal, seperti kenapa
sekarang rumahnya menjadi toko mainan?
Kenapa bukan museum seperti rumah
Einstein di Bern, ibukota CH? Kenapa bu-
kan toko buku, atau kedai diskusi? Kenapa
harus toko mainan? Saya tak menemukan
penjelasan hubungan yang masuk akal, dan
saya memutuskan untuk mencari tahu men-
genai hal ini lagi.
Karena itu, kali ini saya minta ditemani
48
PERJALANAN
50
Kerbau dan babi
disembelih untuk
tamu. Hewan-hewan
ini dipotong melalui
ritual adat Toraja yang
disebut ma’tinggoro
tedong
sebutnya.
Menurut mamanya, Rahmah, bakat
acting Bella sudah tumbuh sejak kecil.
Sayangnya, sang mama berharap Bella tak
begitu serius menggeluti dunia entertain-
ment. “Sambilan saja dulu yang penting serius
kuliah,” katanya.
Tapi Bella kukuh ingin mengembangkan
karirnya. “Ke depan Bella harus lebih bagus
dari sekarang,” ucap cewek yang mengaku
belum punya pacar ini, semangat. Sukses
terus ya non! [a]
Menggantikan Tompi
Di tengah kesibukkannya melengkapi administrasi kelulusan pegawai
negeri, Indra Helmi, 27 tahun, dihubungi Dedi Kale, seorang aktor pembantu
dalam film “Ketika Cinta Bertasbih (KCB)”. Dari ujung telpon, Indra ditawari
oleh MAIMUN SALEH mengisi soundtrack film yang disutradarai Chaerul Umam itu.
FOTO: KHAIRUL UMAMI —ACEHKINI Indra riang dan menyanggupi tawaran itu. Tak lama berselang, alumnus
Fakults Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah, itu terbang
ke Jakarta. Proses rekaman dilakukan di studio milik Anto
Hood, di kawasan Bintaro. Anto sendiri dipercayai pihak
Sinemart, mengurus musik pengiring KCB.
Bukan sebab Jakarta kehabisan penyanyi, sehingga ‘palang
pintu’ Potret itu memilih Indra melantunkan lagu yang
diaransemen sendiri. Lagi pula lagu yang dinyanyikan, tembang
Aceh, “lagu Saleum yang di album Nyawoeng pertama,” jelas
Indra.
Walau seharian di studio, hanya sekitar dua jam saja dihabiskan
untuk rekaman. Bagi Indra, menyanyikan lagu ‘Saleum’ tak sulit.
Selain lagu itu sering didengar, ia sendiri sempat menjadi
vokalis di kelompok musik Bijeh.
Bukan berarti mengisi suara soundtrack tak ada aral.
Tantangannya, menjiwai adegan film yang sama sekali belum
dilihat. Sebab itu, pihak studio memutar cuplikan akhir cerita.
Sebab diending film suara Indra diputar. “Kan dubing, jadi
harus mengikut gerakan mulut pemain utama,” jelas Indra.
Sebenarnya, alih suara sudah diselesaikan pihak Anto.
Untuk melantunkan lagu ‘Saleum’ dipilih Tompi, penyanyi
jazz ternama asal Aceh. Serasa tak sreg dengan hasil, akhirnya,
Anto menggantikan dengan Indra. “Mungkin soal penjiwaan,
saya sendiri tak terbayang menyanyi untuk soundtrack film
INDRA HELMI itu,” kata Indra. [a]
54
COMMERCIAL