Está en la página 1de 56

JANUARI, 2009 Rp 16.

000,-

ACEHKINI April 2009 www.acehkini.co.id1


2
Surat
Ada Polisi, kok Jaga Malam Partai yang banyak apalagi. Ditambah
Menjelang pemilu seluruh desa di Aceh di- lagi dengan keputusan mahkamah konsti-
wajibkan menggelar ronda malam. Kegiatan tusi yang tidak menyatakan bahwa nomor
ini mengingatkan kita pada kondisi Aceh saat urut caleg tidak menjadi patokan menjadi
berkecamuknya konflik. Giliran jaga malam anggota dewan. Yang paling banyak suara
menjadi momok tersendiri masyarakat di dialah yang terpilih. Ini lah yang memun-
Penerbit pedalaman Aceh. Pasalnya saat Aceh masih culkan para caleg berkompetisi lebih gen-
PT. ACEHKINI menyala, para petugas jaga malam sering car. Bahkan sesama caleg dari partai yang
Dewan Redaksi menjadi sasaran pihak bertikai. sama.
Yuswardi AS, Nurdin Hasan, Irfan Di satu sisi, maraknya aksi kriminal di Masyarakat menurut saya sudah cukup
Sofni, Adi Warsidi Aceh pascadamai menjadi alasan pembenar lelah dengan tingkah polah anggota dewan
Redaktur untuk mengaktifkan kembali kegiatan ini. yang tidak bisa menepati janjinya ketika
Fakhrurradzie Gade Di lain hal, menjaga keamanan suatu daer- duduk di kursi terhormatnya. Kebanyakan
Redaktur Foto ah dan lingkungan merupakan tugas dan mereka lebih penting menarik modal dari
Fauzan Ijazah tanggung jawab kepolisian yang telah digaji pada memikirkan kepentingan rakyat.
Koordinator Liputan oleh negara. Apalagi untuk mengamankan Saya ragu dengan kemampuan para ca-
Maimun Saleh pemilu kali ini, polisi juga dibantu seribu leg yang coba meraup simpati rakyat dalam
Wartawan personel TNI, yang siap berpatroli di kam- pemilu kali ini. Kita tau, angka pengangu-
Mismail Laweueng, Dedek pung-kampung. Apakah ini tidak cukup? ran di Aceh cukup tinggi. Itu terbukti den-
Parta, Daspriani Y Zamzami, Memang, tanpa bantuan masyarakat, gan banyaknya peserta CPNS yang ikut tiap
Rza Nasser, Jamaluddin (Banda aparat penegak hukum tidak dapat bek- tahunnya. Ditambah lagi banyak orang Aceh
Aceh), Imran MA (Lhokseumawe), erja maksimal. tapi masyarakat juga punya yang lebih banyak ngomong di warung kopi
Halim Mubary (Bireuen), pekerjaan lain yang harus dilakukan untuk dari pada mengerjakan sesatu yang meng-
Fotografer mengepulkan asap dapurnya. Bisa dikata- hasilkan uang.
Hasbi Azhar, Chaideer Mahyuddin kan, praktik jaga malam telah mengurangi Yang lebih parah lagi, setelah pengu-
Keuangan waktu istirahat kaum pria di Aceh, yang muman CPNS kemarin, banyak caleg yang
Abdul Munar sehari-harinya harus menafkahkan keluar- mengundurkan diri. Terbesit di pikiran saya
Penata Letak ganya. apakah mereka mau jadi wakil rakyat atau
Khairul Umami Jadi menurut saya, budaya era orde mau cari kerjaan ya? Untuk itu masyarakat
Ombudsman baru ini sudah sepatutnya ditinggalkan. perlu lebih hati-hati dalam menentukan pi-
Stanley Sebab masyarakat Aceh sudah cukup jenuh lihannya.
Kolumnis dan trauma dengan berbagai kisah jaga   Yang penting bukan ganteng, cantik.
Azhari malam. Sudah saatnya di masa damai ini, Sudah saatnya masyarakat memilih wak-
Distribusi polisi benar-benar bekerja maksimal dalam ilnya yang sesuai dengan sifat Rasulullah.
Muhammad Yusuf, menjaga keamanan masyarakat. Tentu saja Bukan orang yang munafik.
Alamat masyarakat sepenuhnya mendukung dan Maulana
Jl. Bahagia No 3, akan selalu bekerjasama dalam membantu Banda Aceh
Punge Blang Cut tugas polisi. Tapi bukan untuk ikut jaga
Banda Aceh malam. Terima kasih telah memuat komen- Surat Terbuka untuk
Telepon/Faksimil tar saya. Wakapolda Aceh
0651.44416 Abdul Hadi Sehubungan dengan pernyataan Wakapol-
website Syamtalira Bayu da Aceh, Brigjen Pol Herman Efendi yang
www.acehkini.co.id dimuat di harian Serambi Indonesia tanggal
e-mail Jadi Wakil Rakyat atau Cari 19 Maret 2009 yang memaparkan tentang
redaksi@acehkini.co.id Kerjaan? situasi Kamtibmas (Keamaman dan Ketert-
Pemilu kali ini beda dari sebelumnya. Se- iban Masyarakat) di Aceh dan mengatakan
lain metode pemilihan dari yang biasanya bahwa tak ada satu pun TPS (Tempat Pe-
surat/foto untuk redaksi harap dialamatkan ke: mencoblos ke mencontreng, tambah mem- mungutan Suara) di Aceh yang digolongkan
Jl. Bahagia No.3 bingungkan masyarakat. KIP sebagai aman. Dalam hal ini, Wakapolda mengelom-
Punge Blang Cut, Banda Aceh pelaksana pemilu juga tidak begitu gencar pokkan semua TPS dalam tiga status yaitu
atau melakukan sosialisasi, meskipun mereka kurang rawan, rawan I dan rawan II dengan
redaksi@acehkini.co.id mengaku telah bekerja maksimal. tidak disertai penjelasan lebih lanjut men-

ACEHKINI April 2009 3


Surat
genai indikator kerawanan yang dimaksud. Demikian surat ini kami buat, atas per- biadab, tidak berperi kemanusian. Apalagi
Bagi kami, penjelasan lebih lanjut diper- hatian dan kerjasama yang telah terbangun di saat semua pihak sedang menjaga kelang-
lukan mengingat pernyataan Wakapolda kami ucapkan terima kasih. sungan perdamaian.
tersebut bisa menimbulkan keresahan da- Banda Aceh, 19 Maret 2009 Ini merupakan rangkaian teror. Tak
lam masyarakat, mengingat pelaksanaan KontraS Aceh hanya kepada Partai Aceh, tapi juga kepa-
pemilu tentu membutuhkan penciptaan Hendra Fadli (Koordinator) da kita semua. Beberapa waktu lalu, Bank
situasi yang kondusif dengan pengamanan Dunia dalam sebuah laporannya menyebut-
yang proporsional oleh institusi yang ber- LBH Banda Aceh kan, kekerasan dan aksi kriminal di Aceh
wenang. Hospinovizal Sabri meningkat. Di awal tahun ini saja sudah
Berkaitan dengan hal di atas, maka kami (Kepala Divisi Hak Sipil dan Politik) terjadi 16 orang tewas, 47 luka-luka, dan 17
dari KontraS Aceh, LBH Banda Aceh dan   bangunan dan kendaraan rusak. Angka ini
Koalisi NGO HAM Aceh meminta kepada Koalisi NGO HAM Aceh terbilang tinggi, dalam tiga bulan pembuka
Wakapolda untuk: Faisal Hadi (Direktur) tahun ini.
1. Memberi penjelasan lebih lanjut kepada Teror, aksi kriminalitas, dan pembunu-
masyarakat Aceh mengenai fakta yang Waspadai Provokator han biadab ini tak bisa dibiarkan. Kita ber-
mendasari kepolisian menyimpulkan Menjelang Pemilihan Umum yang akan harap pihak Kepolisian Aceh mampu men-
semua TPS di Aceh tidak aman sekaligus digelar pada 9 April nanti, kondisi keaman- gungkap berbagai kasus teror yang terjadi di
penjelasan tentang upaya-upaya yang an di Aceh semakin mengkhawatirkan. Bumi Seulanga ini. Tak ada kata lain, selain
terukur oleh kepolisian dalam menga- Kabar mengejutkan dating dari Jeuram, waspadai segala aksi provokasi yang dilaku-
mankannya. Kabupaten Nagan Raya: tim sukses Par- kan pihak-pihak yang tidak ingin Aceh be-
2. Memastikan efektifitas pengendalian tai Aceh meninggal dunia akibat digorok. rada dalam kedamaian.
keamanan oleh kepolisian ketika tugas- Polisi belum mengetahui pelaku dan motif Mursalin
tugas perbantuan dari TNI diterapkan pembunuhan itu. Apapun alasan pembunu- Beureunuen, Pidie
dalam pengamanan pemilu di Aceh. han itu, jelas-jelas itu merupakan tindakan

Pengamanan Pemilu
Pasukan gabungan TNI dan POLRI melakukan simulasi pengamanan pemilu di lapangan Blang Padang, Banda Aceh.
3 Maret 2009. [Fauzan Ijazah]

4
Saleuem
Darurat
Bandul kecepatan matic-nya Kami lebih mencemaskan penyebaran diupayakan agar laporan “pasukan yang
naik turun, antara 50 sampai 60 kilometer HIV di negeri syariat ini, dibandingkan terbatas tetap tersaji buat Anda, pembaca
perjam. Mahasiswa Fakultas Hukum kinerja penyelenggara pemilu. Bagaimana setia kami.
Unsyiah itu, mendadak jadi pembalap. tidak, di tengah kesibukan khalayak Sebut saja namanya Cahaya. Sejak
Pesan singkat yang masuk ke telepon menseriusi rekonstruksi Aceh, ternyata beberapa tahun lalu, ia terjangkit virus
genggam yang membuatnya gusar. “Siang tanpa sadar virus yang mematikan kian HIV/AIDS, yang ditularkan suaminya. Ia
ini kita harus evaluasi!” bunyi pesan itu. melejit. dalam kecemasan dan khawatir apakah
Pengirimnya, pemilik modal ACEHKINI. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) bayinya yang lahir awal Maret lalu,
Dia sampai, rapat dimulai. Bukan sebab Provinsi Aceh mencatat ada 29 kasus nantinya akan membawa penyakit yang
mendapat sanksi, sehingga Riza Naseer penyebaran virus itu di 13 kabupaten/kota. dideritanya. 


duduk di lantai beralas gordin. Kisah tak Tujuh di antaranya meninggal dunia. Kalau Kisah peliknya kehidupan ODHA
kebagian kursi, juga dirasa Daspriyani 29 kasus diare, tentulah biasa. Tapi 29 jiwa juga dirasa Lestari, juga bukan nama
Y Zamzami, ia bahkan terpaksa duduk teridap HIV tentulah luar biasa. sebenarnya. Sang suami telah lebih dulu
di kusen jendela. Hanya direktur dan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) menghadap sang Khalik akibat virus HIV/
tiga peserta rapat lain yang AIDS yang menggerogoti
beruntung duduk di kursi busa. imunitas tubuhnya. Lestari
Maklum pembaca, di sela- pantas saja terpukul.
sela menyiapkan edisi ini, awak Ia terancam dikucilkan
redaksi juga sibuk menyiapkan komunitasnya, karena
kantor baru. Sebelumnya di menderita penyakit mematikan
Lueng Bata. Kini sudah di itu. Vonis dokter bagai kiamat
Jalan Bahagia, Punge Blang bagi Lestari.
Cut. Jangankan kursi, bantal Berkat dukungan keluarga
tidur awak redaksi juga hasil dan LSM yang bergerak di
‘sitaan’ rumah kakaknya Riza. bidang penanggulangan HIV/
Semuanya serba darurat. AIDS, Lestari mulai bisa
“Bagaimana ini, tinggal menerima kenyataan hidup. Dia
laporan utama saja. Kapan terus menjalani hidup layaknya
diselesaikan!” sang direktur orang tanpa HIV/AIDS.
memulai bahasan. Selain soal AIDS, edisi kali
“Maaf data tak lengkap, ini juga menurunkan laporan
butuh peralihan penugasan,” tentang manusia perahu etnis
jelas koordinator liputan. Rohingya dari Burma yang
“Aku bantu siapkan tulisan qanun,” memang ada di sekitar kita. Namun, terdampar di Sabang dan Idi Rayeuk.
tegas Daspriyani. kehadiran mereka jangan sampai Mereka lari dari Burma setelah mendapat
“Selebihnya, semua bahan yang telah melahirkan diskriminasi dan pengucilan. penyiksaan junta militer Burma. Di
ada kirim ke saya. Biar saya yang menulis,” Penyebaran virus HIV tak seperti disangka negaranya, Rohingya tidak lagi mempunyai
tegas direktur mantap. orang. Ia hanya menular melalui hubungan status kewarganegaraan.


Rapat selesai. Riza tak langsung intim, jarum suntik, cairan darah, dan air Di rubrik politik, ACEHKINI
menyambar komputer. Ia justru sibuk susu ibu.

 menurunkan laporan soal politisi
menatap sampah yang dibakarnya, serupa Melihat penyebaran HIV/AIDS di perempuan yang bertarung dalam
kebiasaan almarhum Pramoedya Ananta Aceh yang semakin meluas, ACEHKINI Pemilihan Umum ini. Mereka harus pandai
Toer, menjala inspirasi jelang menulis. Tapi edisi ini membentuk tim khusus. Mismail membagi waktu: untuk keluarga dan
siang itu, sama sekali Riza tak menulis, ia Laweueng, dipercayakan memimpin politik.

malah tertidur di lantai beralas gordin. proyek. Mulanya, tak mudah meyakinkan Agar Anda tak jenuh dengan sajian
Untuk menyelesaikan laporan utama ODHA bicara. politik, kami menyuguhkan sejumlah
edisi ini tak mudah. Butuh kesabaran, Tapi, masalah muncul setelah bahan laporan hasil perjalanan kontributor
keahlian meyakinkan sumber dan tentunya dikumpulkan. Sang direktur ada halangan, ACEHKINI. Ada laporan dari timur
kehati-hatian saat melaporkan. Edisi ini urusan keluarga. Laporan yang katanya Indonesia dan bekas rumah Lenin di
kami memilih isu AIDS, di tengah semua akan ditulis, hingga jelang deadline tak Zurich, Swiss. Selamat membaca edisi
media membicarakan isu pemilu. kunjung selesai. Akhirnya, segenap daya darurat! [a]

ACEHKINI April 2009 5


No. 03/II/November 2008

Saleuem
Surat
07 Kolom | Maimun Saleh

Bencana di Ambang Mata 08


Liku Street Junkie 12
Cahaya Bersalin Cemas 14
Sengkarut Payung AIDS 16
18 Kolom | dr. Mohd. Andalas, Sp.OG

Kandas di Tanah harapan 20


Getir Sepotong Roti 24
Pendatang di Negeri Sendiri 26

28 FOTO | Menjemput Halimun

Hukum & Politik 33 Bila Juri Telat Meniup Peluit


Mimpi Perubahan Pemain Ganda

Ekonomi & Bisnis 39 Legitnya Niaga Nada

Seni & Budaya 41 Perempuan 100 Wajah

Nanggroe 43 Pendekar Jihad Sekitar Exxon

Pelesir 45 Revolusi Sebatang Cokelat


Rambu Solo Menuju Puya

53 Nabella Volary | Elviana | Indra Helmi


Figura
6
Kolom

Mandis Maimun Saleh


maimun.saleh@acehkini.co.id

Telah kau pahat sendiri lahat tak bisa memaafkanmu. Suwung kayu itu
jauh dari ibumu. Aku paham, kau tak bak Moradon sesak Karus kalah perang.
mengidamkan lelap di pinggir danau Dan kau, Roque yang tak punya daya
dengan nisan kaligrafi Arab, gemuruh
tahmid, atau hujan airmata. Aku ingat, kau
Semoga pula Dia menyembunyikan dirimu. Kau pecundang
yang meratap.
ingin sekali menentukan kematian dan telah menghapus Jujur kukatakan, sulit kutanggalkan
corak kafanmu sendiri; legam tak putih
seperti di negeri naga, selatan Aceh.
segala catatan, peristiwa itu dalam ingatan. Namun kala
‘matahari’ mengirim kabar lama sudah
Kematian, seperti katamu pada dan pekik beberapa kau pergi, spontan kuharap pemilik langit
malam-malam tak bertepi, ”mati itu mula
kehilangan. Sejak aku hilang, aku telah
kawan yang berkata, menyambutmu. Semoga pula Dia telah
menghapus segala catatan, dan pekik
mati.” Jangan kira aku lupa kalimat itu. “kau homo!” beberapa kawan yang berkata, “kau homo!”
Kau ucapkan saat menanti senja seraya Tapi aku berterimakasih, atas segala
meniup seruling, menghembus nada hujah sebelum tanah memanggilmu.
bungong jeumpa di Darussalam. Penting kau tahu, sejak perpisahan itu
Termasuk terik siang, saat gas airmata aku tak merindumu lagi hanya karena
menggenangi indera. Sama sekali aku tak Sebagai tukang kisah, kutahu kau keroncongan. Jemariku juga telah kaku
lupa, kala fatamorgana menembus koran punya nyali. Tapi rupamu yang pasi itu untuk menutup lubang nada  seruling.
yang telah berubah rupa, jadi sajadah. tak bisa menutup takut, para perempuan Sementara onak yang terlanjur kau pacak,
Tentu kau bangga mati di jembatan Pante yang diperkosa telah membalikkan cerita. telah kucabut jauh sebelum ilalalang
Pirak saat itu. Namun, kau justru dilayukan Serdadu, telah memutar pahitnya menjadi merengguhmu.
Human Immunodeficiency Virus. Semua korban, menjadi keiklasan dicabuli. Seperti harapmu; nisan tak bernama,
tentangmu, terlalu panjang untuk dicatat. Setahuku sejak peristiwa itu, kau raib. maka tak kutambat namamu di sini, di
Kuanggap saja kau mendengar romansa ini, Perkara membangun percaya, aku juga majalah ini. Kisah punahnya darah putih­
sambil memutar biji tasbih dalam kantung lihat dengan mataku sendiri. Bagaimana mu, menjadi awal segala kisah. Aceh kini
baju. Lalu berlalu, melintasi pematang piawainya kau ayun lidah, sampai Pidie setelah bencana dahsyat dan damai bersua,
sawah menuju rumah kecil kediaman cadas kita tembus. Almarhum panglima terus digempur virus mematikan. Tapi
ibumu. rimba, kulihat juga sering melempar masih seperti dulu, orang-orang mengutuk
Di pematang tandus. Debat panjang senyum saat kau bertanya. Padahal, itu penderitanya.
pernah meletup. Waktu itu, kau kabarkan berlangsung saat kalut menjilat sekujur  
niatmu meninggalkan Darussalam. Aceh. ***
“Durhaka meninggalkan ibu!” Zaman keruh, di taman kesenian  
bukankah sempat kukatakan itu, sebelum senyap. Tapi entah apa yang kau Telah kau pahat sendiri lahat jauh dari
kau menyeberang laut. “Apalagi dia sakit.” perbuat, kutahu orang sekali-sekali ibumu. Seakan tak butuh teungku bersila
“Aku harus pergi demi kemulian membicangkanmu. Sudah pasti bukan sambil menaruh telapaknya di nisan,
ibuku!” dalihmu seakan menunjukkan hanya sebab kau mendaur dentum rapai. kusyuk mengingatkan segala jawaban
tekad sebesar Seulawah. Entahlah, jejakmu memang aneh. saat malaikat tiba. Aku yakin kau tahu,
Di sana, Jakarta nan jadah yang   tanah Negeri Naga rindu memelukmu.
merenggut, kau masih bertahan pada *** Seperti anak-anaknya yang lain, diberinya
mimpi buruk. “Hijrah,” katamu. Tapi jujur   riang pada kamboja agar membujuk angin
saja, aku tak percaya engkau memilih Walau murka meretas dan merambat di mengirim kelopak atas pusaramu. Selamat
langkah nabi. Bagiku, kau sedang suwung kayu kumuh dan siap meluruhkan jalan Mandis, semoga ilalang menutup
menanam bulus. setiap tiang-tiang rapuh, malam itu, aku rumah barumu; lahat. [a]

ACEHKINI April 2009 7


UTAMA | HIV/AIDS

8
Bencana
di Ambang
Mata

Pelan tapi pasti, virus


mematikan itu bergentayangan
antara kita. Benteng negeri
bersyariat bobol sudah,
seiring bertambahnya jumlah
penderita HIV/AIDS. Bila tak
segera ditangani serius, alamat
bencana di ambang mata.

oleh FAKHRURRADZIE GADE


FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN-ACEHKINI

ACEHKINI April 2009 9


UTAMA | HIV/AIDS

Kabar itu bak petir di siang Dinas Kesehatan bekerjasama dengan


bolong. Cahaya sama sekali tak percaya Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi
dengan hasil tes darah yang dijalani sang Aceh giat memberikan penyuluhan dan pe-
suami. Saat itu, dokter menyatakan suamin- mahaman tentang penyakit ini. Selain pe-
ya, sebut saja namanya Arman, divonis nyuluhan soal bahaya AIDS, Dinas Keseha-
mengidap virus HIV positif. Hari-hari di- tan juga berupaya menekan stigma negatif
jalani Cahaya bagai orang putus asa. Ia ke- terhadap ODHA. “Selama ini ada stigma
mudian menjalani tes. Hasilnya, membuat negatif terhadap penderita HIV. Padahal,
ia semakin terpuruk: Cahaya positif HIV HIV tidak ditularkan melalui makan ber-
dan AIDS. Mulanya, Cahaya marah dan sama, bersentuhan. Bahkan tak ditularkan
menyesali hidupnya. Terlebih keluarganya melalui ciuman,” ujar Fatah.
shock dengan kejadian ini. Menurut dia, penyebaran HIV/AIDS di
Cahaya tertular virus HIV dari sang Aceh tidak ada sangkut pautnya dengan ke-
suami, yang seorang pecandu narkotika. beradaan pekerja asing pada masa rehabili-
Saat terinfeksi, Cahaya sedang mengandung tasi dan rekonstruksi. Sebab, kebanyakan
anaknya. Awal Maret lalu, dia melahirkan si penderita HIV terinfeksi saat mereka bera-
buah hati. Kegembiraannya atas kehadiran da di luar Aceh. “Setelah terinfeksi, mereka
bayi juga direnggut rasa was-was. Kelak di kembali ke Aceh. Dulunya mereka pernah
usia 18 bulan, nasib bayinya dipastikan: bekerja di Batam, misalnya,” kata dia.
tertular HIV/AIDS atau tidak. “Syukurlah Pernyataan ini seperti menghibur diri.
bila tidak, tapi bila positif kami siap meneri- Tetapi, bagaimana menjamin para pekerja
manya,” katanya, pasrah. asing itu tidak membawa virus memati-
Cahaya merupakan potret orang dengan kan itu. Apakah sebelum mereka datang ke
HIV dan AIDS (ODHA) di Aceh, provinsi Aceh, pernah dilakukan tes darah bahwa
ujung barat Indonesia yang katanya telah pekerja asing itu tak terjangkit HIV. Bukan
memberlakukan syariat Islam secara kaf- rahasia umum lagi kalau selama ini mereka
fah. Ia merupakan ODHA yang mampu ber- juga sering menggelar party terbatas, yang
tahan dan bangkit menjalani hidup normal. juga diikuti warga Aceh, untuk menghilan-
Sisa hidupnya diabdikan untuk berkecim- gkan penatnya bekerja.
pung di lembaga nirlaba yang bergerak pada Harus diakui, praktik prostitusi terse-
upaya penanggulangan HIV/AIDS di Aceh. lubung juga menjamur di daerah bersyariat
Penyebaran virus mematikan itu tidak ini. ACEHKINI sempat menelusuri jejaring
bisa dipandang sebelah mata. Data yang dan lokasi pelacuran terselubung di Banda
dilansir Dinas Kesehatan Aceh cukup mem- Aceh dan beberapa kota besar lain. Sejumlah AIDS ibarat sisi mata uang. Di Kabupaten
buat mata publik terbelalak. Hingga Desem- salon kecantikan malah menyediakan servis Mimika, Provinsi Papua, virus yang meny-
ber tahun lalu, ada 29 kasus HIV/AIDS plus bagi para lelaki hidung belang. Bisnis erang sistem kekebalan tubuh itu menyebar
ditemukan di Aceh. Dibandingkan daerah esek-esek ini juga menghinggapi kalangan cepat. Hal ini tak terlepas dari bebasnya
lain, memang angka ini relatif kecil. Tapi, remaja di Aceh. Inilah yang menyebabkan praktik prostitusi. Angka pengidap HIV/
penyebaran meningkat drastis dalam empat Aceh menjadi rentan dan berpotensi me- AIDS pada 1997 yang hanya berjumlah
tahun terakhir. luasnya penyebaran virus yang hingga kini satu orang, bergerak cepat dalam jangka 10
Kepala Seksi Pencegahan dan Penang- belum ditemukan obat penawarnya. tahun. Awal Januari 2007, seperti dilapor-
gulangan Penyakit Dinas Kesehatan Aceh Praktik prostitusi dan penyebaran HIV/ kan Antara, di Mimika telah 1.181 warga
dr. Abdul Fatah menyebutkan, penyebaran
HIV/AIDS di Aceh terbilang cepat. Pada ta-
hun 2004, pihaknya hanya mencatat satu Kasus HIV/ADIS Kasus HIV/ADIS
kasus. Namun angka itu terus merangsek
naik pertahunnya. Pada 2005 tercatat dua
menurut Jenis Kelamin menurut Umur
kasus. Di tahun 2006 ditemukan tujuh
kasus, tahun 2007 (sembilan kasus). Pun-
caknya pada 2008 yang tercatat 10 kasus. Perempuan Laki-laki
Dari data itu, hubungan seks menjadi faktor
dominan penyebaran virus mematikan itu.
Usai bencana gempa bumi dan tsunami
melanda Aceh, akhir tahun 2004, banyak
“pekerja kemanusiaan” dari berbagai bela-
han dunia datang ke Aceh. Bandingkan den-
gan keadaan sebelum tsunami, warga asing
sulit bisa masuk ke Aceh. Tetapi, sekarang
hampir setiap hari, kita bisa menemukan
warga asing yang bekerja di berbagai lem-
baga internasional dan bergaul bersama
warga Aceh.
  “Aceh sekarang menjadi wilayah open
area. Jadi potensi terjadinya penyebaran
HIV  juga semakin besar,” kata Abdul Fatah
kepada ACEHKINI, medio Maret lalu.

10
butkan, selama ini penanganan HIV/AIDS
tak terlalu mendapat perhatian serius dari
pemerintah. Padahal, jumlah penderita di
Aceh terus bertambah. Karenanya, “perlu
aturan khusus,” ujar Baby.
Rencana aktivis peduli HIV/AIDS men-
dulang pro-kontra. Ketua Panitia Legis-
lasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh,
Amir Helmi, mempersilahkan jika ada yang
ingin mengajukan draf qanun tersebut. “Se-
lama masalah penting dan dirasa mend-
esak,” ujar Amir.
Ada juga pihak yang menentang ren-
cana pembuatan qanun tersebut. Sebut saja,
Khairul Amal. Menurut politisi Partai Kea-
dilan Sejahtera ini, untuk menangani kasus
AIDS di Aceh tidak perlu kekhususan. Bag-
inya, cukup diatur dalam qanun kesehatan
saja.
Teungku Faisal Ali, Sekretaris Himpu-
nan Ulama Dayah Aceh mendukung inisiatif
lahirnya qanun untuk pengidap HIV/AIDS.
“Ini hal positif yang perlu didukung. Meski
belum lihat draftnya, saya yakin tujuannya
baik, untuk menanggulangi dan menangani
masalah HIV/AIDS,” ujarnya.
Menurut Faisal, HIV bukanlah masalah
yang harus dihindari. Dia juga meminta
ma­syarakat tak mengucilkan penderita pe-
nyakit mematikan itu. Sebab, kata dia, pe-
nyakit itu terjadi tak hanya karena perilaku
si penderita, tapi bisa jadi karena ketidak-
sengajaan.  
mengidap HIV/AIDS. Mimika menyum- Namun penyuluhan ini tak disertai dengan Jumlah penderita HIV/AID yang dipapar
bang 45 persen dari total kasus HIV/ADIS di regulasi pemerintah soal penanggulangan Dinas Kesehatan ialah angka yang tercatat.
Papua dan Irian Jaya Barat. Hal yang sama penyakit itu. Menurut prediksi WHO–badan kesehatan
juga terjadi di Maluku. Kasus Mimika harus menjadi pelajaran dunia— bila terdeteksi satu kasus, berke-
Gencarnya penyebaran HIV/AIDS di bagi Pemerintah Aceh. Penanggulangan mungkinan 100 kasus lain terjadi. Jadi tak
Mimika karena pemerintah setempat ga- HIV/AIDS di Aceh butuh payung hukum tertutup kemungkinan HIV positif  di Aceh,
gal dalam menanggulanginya. Selama ini, tersendiri. Apalagi pascatsunami Aceh men­ yang belum diketahui, masih banyak. Nah,
Pemerintah Mimika hanya memberikan jadi wilayah terbuka. Baby Rivona, Ketua bila tidak segera ditangani serius, bencana
penyuluhan bahaya HIV/AIDS bagi warga. Medan Aceh Partnership (MAP), menye- baru kini mengancam di ambang mata. [a]

Jenis Kasus Kasus HIV/ADIS Kondisi Pengidap


yang Ditemukan dari Tahun ke Tahun HIV/AIDS

HIV
[4 orang] Hidup Mati
AIDS
[25 orang

ACEHKINI April 2009 11


UTAMA | HIV/AIDS

Liku
Street
Junkie
oleh MAIMUN SALEH
FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN-ACEHKINI

12
Toh, di tanah air ia bisa memulai peker- mawe, Takengon dan Tapak Tuan. Baby,
Segenap daya dicurahkan jaan baru. Perkaranya, tak mudah ‘menu- mengunjungi satu persatu mereka di Aceh.
demi menjaga sesama. tup wajah’ di tengah keluarga, sahabat Kondisi mereka memprihatinkan, jelang
dan masyarakat yang menganggap  AIDS ajal tiba. “Yang di Lhokseumawe itu janda.
Penyakit itu terus ‘penyakit kotor.’ Dari Malaysia, Baby tak Terinfeksi dari suami yang sudah duluan
menggerogoti Aceh, kembali ke Jakarta. Ia memilih menetap di
Medan. “Di sana tak banyak yang mengenal
meninggal!”
Ironisnya, penanganan medis tidak me-
negeri yang diklaim telah aku,” terangnya. nyentuhnya. Padahal, sejak empat tahun
Namun Baby, tak menutup cerita pada lalu Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin
menjalankan syariat. Klinik adik perempuannya. Atas kisahnya, ia (RSUZA), sudah melatih lima dokter khusus
pun kritis, tak terurus. direkomendasikan ke Medan Plus, sebuah
lembaga swadaya yang berfokus pada isu
menangani kasus AIDS, begitu pula di set-
iap kabupaten.
AIDS. Di sana, ia seakan menemukan ‘hidup Baby ke Aceh dengan harapan, agar
baru.’ masyarakat paham AIDS dan tidak ada lagi
Sebelum karib satu sama lain, ia diper- ODHA yang dikirim ke Medan. Penanganan
Baby Rivona Nasution, berdiri kenalkan dulu dengan sakit yang mender- medis dijalankan di Aceh. Untuk itu, dia
persis di ambang pintu. Ia terpaku. Perem- anya. ”Aku dikasi buku dan bacaan tentang mendirikan Medan Aceh Patnership (MAP).
puan itu, menyapu pandang pada delapan AIDS,” ujarnya. Sejak itu, dia keranjingan Lembaga swadaya yang dimotori Baby ini,
bangsal. Tiga belas manusia lunglai, berjajar membaca. Aktif di setiap kegiatan. Sampai gencar melalukan sosialisasi AIDS ke ber-
tak berdaya. ‘Ruang khusus’ di Rumah Sakit kemudian diangkat jadi staf dan trainer. bagai kabupaten.
Adam Malik, Medan, itu, seakan loby room Pemandangan Rumah Sakit Adam Ma- Selain itu, tiga tahun lalu, ia mendorong
kunjungan Izrail, sang pencabut nyawa. lik, menumbuhkan tekadnya untuk meng- terbentuknya NAD Support Groups (NAD
Meski tak menyaksikan bagaimana habiskan sisa usia bersama para penderita SG). Organisasi itu beranggotakan para
malaikat bekerja, ia merasa kuasa Tuhan AIDS. Untuk itu, ia bersama lima rekan- ODHA. Tujuannya, agar solidaritas sesama
sedang mereguhnya. Virus yang mendekam nya yang juga dari Medan Plus, kemudian terus terjalin dan empati masyarakat men-
dalam tubuh, belum melumat usia. “Ya Al- mendirikan Perempuan Medan Tegar (Per- galir.
lah, bersyukur saya masih bisa berdiri di mata). Untuk meluruskan pandangan
sini,”  ucapnya membatin, seraya memilin Ia menampik, anggapan perempuan masyarakat ihwal AIDS, MAP mengorgani-
sesal. yang terjangkit HIV melakoni profesi ‘rental sir sejumlah jurnalis, agar bersimpati lewat
Baby   masih bisa bersyukur, bukan kelamin.’ Baby memberi contoh anggota pemberitaan. Belasan jurnalis yang mengi-
hanya   tak berbaring di bangsal. Tapi, sta- Permata, mayoritas tertular virus itu dari kuti training, akhirnya, bersepakat mem-
tus kesehatannya, yang masih window pe- suaminya. “Tidak ada pelacur dalam Per- bentuk Aceh Journalis for AIDS (AJFA). Or-
riod, artinya walau sudah diserang Human mata,” tegasnya. ganisasi ini rutin mengeluarkan buletin dan
Immunodeficiency Virus (HIV), sistem Tiga tahun silam, Baby meninggalkan mengabarkan berbagai kisah lewat blog.
kekebalan tubuhnya belum porak-poranda. Permata.  Sebagian rekannya tak meres- Baby tak puas sampai di situ. Ia meya-
Berbeda dengan penghuni ruang yang di- tui. Ia dinilai terlalu berani untuk ke Aceh. kinkan Aceh Patnership Help (APIH) agar
tatapnya, semua berstatus; pasien Acquired “Apa? Ke Aceh? Gila lo, Aceh gitu loh,” ujar membantu dana untuk Pemerintah Aceh
Immunodeficiency Syndrome (AIDS). seorang rekannya, saat pamitan.  merintis klinik Voluntary Counselling and
Riwayat virus jadah itu mendekam da- Mendengar itu, Baby tersenyum. Ia tahu Testing (VCT), di RSUZA. Usaha yang tidak
lam tubuhnya terbongkar enam tahun sil- benar, di benak teman-temannya, Aceh sia-sia, November 2007 klinik itu aktif. Se-
am. Alangkah terkejutnya Baby, mendengar memang ‘seram’.  Warga yang terjangkit, jak itu, ODHA bisa mengakses layanan kon-
hasil cek darah; ia divonis positif terjangkit ditutupi dan untuk layanan medis di kirim seling, check up dan  testing HIV. Klinik itu
HIV. Seketika hancur harapannya untuk ke Medan. “Hari gini mau bicara AIDS di juga menyediakan Anti Retroviral (ARV),
merintis karir yang kadung bersinar di neg- Aceh!” cibir temannya yang lain.  obat penekan perkembangan virus.
eri jiran. Kala itu, ia telah menjadi manajer Bagi penderita AIDS asal Aceh, Medan Agar layanan maksimal, pihak rumah
sebuah perusahaan swasta. “Ketahuannya hanyalah ‘kota pembuangan’. Sementara sakit membentuk kelompok kerja (Pokja).
waktu cek darah untuk memperpanjang kampung halaman, peristirahatan akhir. Sejumlah dokter ahli, bergabung di dalam-
kontrak kerja,” jelasnya. Stigma negatif, dilekatkan pada mereka nya. Bahkan, di klinik juga ada staf adminis-
Baby sendiri bukan ‘penganut sex bebas’. yang terjangkit. Warga menganggap AIDS trasi. Staff tersebut yang akan menghubung-
HIV menyergap tubuhnya lewat jarum sun- sebagai aib. “Padahal banyak sekali kasus, kan dokter dan ODHA yang membutuhkan
tik. 14 tahun silam, ia pecandu narkotika. mereka yang  terjangkit orang baik-baik,” layanan.
Penat menjalani rutinitas sebagai sekretaris jelas Baby. Sayangnya, kini klinik VCT dalam kon-
sebuah perusahaan swasta di Bali, “sejak itu Bulat tekatnya ke Aceh, bukan tak beral- disi kritis. Tak lagi ada staf yang saban hari
aku kenal dunia hiburan.” Sampai akhirnya asan. Aceh sejak tiga tahun lalu, dikepung siaga melayani kunjungan pasien. Alasan-
dia berkenalan dengan serbuk candu itu, HIV seiring gencarnya program besar-be- nya sederhana, APIH sudah berhenti me-
walau berpindah-pindah kota Jakarta dan saran rekonstruksi pascatsunami. Tapi, tak nyuplai dana. Sementara pihak rumah sakit
Bandung ia tak bisa jauh dari narkoba. “Gue jelas apakah ada kaitan antara banyaknya mengaku, “tidak ada anggaran,” jelas Baby.
bener-bener terjebak narkoba!” akunya. pekerja asing dan meningkatnya kasus HIV Di lain sisi, HIV terus menggerogoti
Ia pindah ke Malaysia, alasan utaman- di nanggroe bersyariat ini. Namun, isu itu Aceh.  MAP mencatat, belakangan nyaris
ya bukan cari kerja. Melainkan ketakutan tidak mencuat. Konon lagi menjadi perha- saban bulan ditemukan kasus baru. Belum
sendiri. Pasalnya, polisi menembak mati tian serius dari pemerintah. Padahal ia tahu lagi, ODHA asal Aceh dari berbagai penjuru
gembong narkoba yang tak lain adalah tet- betul, ada 13 orang penderita HIV/AIDS tanah air dan mancanegara mulai kembali
angganya di sebuah apartemen di Jakarta. (ODHA) asal Aceh di Medan. ke kampung halaman. “Kalau tidak ditan-
“Waktu itu aku masih street junkie walau Dari angka tersebut, hanya tiga orang gani serius, bahaya!” tegas perempuan yang
wanita karier,” jelasnya. lagi yang belum dijemput Izrail. Keduanya, sedang hamil tiga bulan itu. “Mereka harus
Bila hanya nafkah, ia tak begitu galau. ibu rumah tangga. Asalnya dari Lhokseu- ada layanan.” [a]

ACEHKINI April 2009 13


UTAMA | HIV/AIDS

14
Cahaya
lum persalinan. Dari dalam ruang beruku-
ran 9 x 6 meter, di lantai dua sebuah toko di
Banda Aceh, yang tak lain kantornya sendi-

Bersalin
ri, ia menyusun rencana agar bayi selamat.
"Proses perencanaan mutlak dibutuhkan,
sehingga calon bayi tak tertular HIV selama
dalam proses kehamilan hingga melahir-
kan," terang Cahaya.

Cemas
Perencanaan matang harus dilakukan
karena Arman (bukan nama sebenarnya),
suaminya, juga pengidap HIV. Itu sebabnya,
keduanya melakukan tes viral load untuk
mengetahui jumlah virus dalam darah.
Katanya, jika kedua viral load tidak
terdeteksi, mereka bisa melakukan hubun-
gan suami istri tanpa pengaman. "Ini un-
tuk membantu proses kehamilan saja dan
selanjutnya, hubungan suami istri harus
menggunakan kondom," ungkapnya.
Agar viral load tak terdeteksi, Cahaya
melakukan terapi antiretroviral (ARV). Ini
dimaksudkan untuk memperkecil peluang
virus mematikan itu menular ke si jabang
bayi.
Ikhtiar seorang ibu Arman adalah suami keduanya. Dari
melindungi janin dari virus suami sebelumnya, ia dikarunia seorang
anak. Selain orang terdekatnya, tak banyak
dan cemooh warga. yang tahu Cahaya hidup dengan virus HIV.
Walau bayi selamat, Ia memang sengaja merahasiakannya.
Maklum, di masyarakat kita, penderita
cemas tak tamat. HIV masih dipandang aib.  Padahal, untuk
memperlancar proses persalinan, selain
terapi medis, dibutuhkan dukungan dari se-
oleh MISMAIL LAWEUENG mua pihak, terutama keluarga.
“Stigma bagi ibu hamil memperbesar
FOTO: HYPNOTHERAPYSERVICE.ORG.UK kemungkinan janin tertular, sebab karena
merasa tertekan si ibu, bisa-bisa tak lagi
menghiraukan kondisi janinnya,” ujar Ca-
haya. Karena stigma itu pula, ia menolak
foto dirinya diabadikan wartawan majalah
ini.
Sebagai penderita HIV, Cahaya memang
ekstra keras memelihara si jabang bayi.
Pisau-pisau bedah itu merayaP, yang tidak lain wadah bagi penderita AIDS Sebelum dan semasa hamil, ia rajin berkun-
silih berganti menyusul bius yang sudah di Banda Aceh. Pendapatannya pas-pasan. jung ke dokter: melakukan pengecekan dan
lebih dahulu menjalar. Penuh hati-hati, “Harga susu mahal,” ujarnya saat ditemui menjalani terapi.
paramedis Rumah Sakit Umum Zainoel ACEHKINI, awal Maret lalu. Selesaikah? Belum. Pada masa usia ke-
Abidin (RSUZA) Banda Aceh, mengiris pe- Selain perkara susu, ia juga harus rajin hamilan enam bulan, calon bayi juga diberi
rut Cahaya (bukan nama sebenarnya). Je- mengkonsumsi Anti Retroviral (ARV), obat profilaksis agar tak tertular saat di dalam
lang senja, bayi perempuan itu menangis penekan laju pertumbuhan virus. Obat yang kandungan sampai proses persalinan. "Obat
nyaring, disambut riang sang juru selamat harus ditelannya saban bulan itu, harganya jenis AZT itu masih belum tersedia di Indo-
yang mengepung ibunya. Persalinan selesai selangit, mencapai Rp 350 ribu. nesia. Hanya saja tersedia dosis nevirapine
di ujung pisau bedah. Peliknya nasib Cahaya, terdengar Komi- yang disuntikkan pada si bayi saat dia terla-
Tak ada pilihan, selain operasi caesar. si Penangulangan AIDS Provinsi (KPAP) hir," ujarnya.
Langkah itu diambil demi Cahaya dan buah Aceh. Jelang persalinan, lembaga milik Itu pun belum menjamin si bayi tak
hatinya. Dalam darah Cahaya berkerumun pemerintah itu turut membantu biaya. Se- tertular. Kepastiannya, baru didapat saat
Human Immunodeficiency Virus (HIV). jawatnya, juga mewujudkan solidaritas den- sang bayi berusia 18 bulan, lewat tes anti-
Paramedis sempat gentar, hingga menggu- gan berbagai cara. bodi. Pengecekan dilakukan tiga kali: saat
nakan sarung tangan berlapis dua.   Kegembiraannya atas kehadiran bayi, lahir, saat enam minggu dan pada usia tiga
Sebagai ibu, Cahaya berharap menjamu awal Maret lalu, juga direnggut rasa was- bulan.
buah hatinya dengan air susi ibu (ASI). Na- was. Kelak pada usia ke-18 bulan, nasib bay- Sayangnya, biaya tes tak murah. Ironis-
mun, dokter menyarankannya agar memberi inya dipastikan; tertular atau tidak AIDS. nya lagi, hasil tes belum tentu jitu. Itu se-
susu kaleng. Saran itu terpaksa dilakukan, “Syukurlah bila tidak, tapi bila positif kami babnya, perlu pemeriksaan berulang kali.
agar virus tak berpindah ke jabang bayi. siap menerimanya,” ujar Cahaya pasrah. Namun, apapun hasilnya kelak, tak bakal
Susu pabrik, momok tersendiri bagi Ca- Perempuan berusia 30 tahun itu, jauh- membuat kasih Cahaya menyusut. “Syukur
haya. Ia hanya bekerja di lembaga nirlaba, jauh hari telah menyiapkan segala hal sebe- bila tidak!” [a]
ACEHKINI April 2009 15
UTAMA | HIV/AIDS

Sengkarut
Payung AIDS

HIV kian berjaya di  Aceh.


Para aktivis peduli AIDS,
berkumpul menyusun draft qanun.
Di parlemen suara politisi tak bulat;
antara restu dan mencibir.
oleh DaSPRIANI Y zamzami
FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN -ACEHKINI

16
Kertas-kertas bertebar di atas tia legislasi dan menyandang status inisi- pengidap HIV/AIDS seperti layaknya ma-
meja. Komputer jinjing berlayar 12 inci me- atif dewan jika naskah akademiknya sudah nusia normal. “Yang paling penting, hindari
nyembulkan hawa panas, penanda sudah sempurna dan mendapat dukungan kuat sebisa mungkin sebelum tertular,” ujarnya.
berjam-jam bekerja. Di atas papan huruf dari anggota dewan. “Minimal lima orang, Sejumlah kota besar telah punya pera-
laptop yang hangat itu, Baby memainkan atau dua hingga tiga   fraksi di DPR. Kalau turan daerah tentang penanggulangan HIV
jarinya, curahkan pikiran, seraya mem- sudah ada dukungan seperti itu, kemung- dan AIDS.  Di Jakarta, disahkan pada 14
bolak-balikkan kertas. kinan menjadi qanun prioritas bisa saja,” Juli 2008 lalu, setelah sebelumnya sempat
Baby kerja ekstra keras.Dalam waktu jelasnya. dibalut kontroversi.  Ketua DPRD Jakarta
dekat, ia harus merampungkan rancangan Hanya saja untuk 2009, pihak pemerin- Ade Supriatna, ketika itu menjelaskan,
draft qanun HIV/AIDS untuk diajukan ke tah daerah dan dewan sudah menetapkan 12 peraturan itu disahkan karena penularan
parlemen Aceh. Draft qanun yang dirin- rancangan qanun prioritas untuk diselesai- kian menderas. “Dengan adanya peraturan
tisnya, bukan hanya untuk kepentingan para kan. Tahun ini juga, para anggota parlemen daerah, bisa dilakukan upaya penanggulan-
penderita,  tapi juga mengikat kepedulian disibukkan dengan agenda kampanye pemi- gan yang optimal,” ujarnya.  
pemerintah dan masyarakat memberangus lu legislative 9 April nanti, karena mereka Khairul Amal, politisi Partai Keadilan
HIV.  ingin kembali terpilih. Di antara rancangan Sejahtera, justru berseberangan pendapat
“Jangan lagi bicara kutukan, tapi ba- qanun prioritas yang sudah masuk daftar dengan Faisal.  Menurutnya, untuk menan-
gaimana kita bisa menangani dan memberi program legislasi Aceh adalah soal tata ru- gani kasus AIDS tak perlu kekhususan. Bag-
perhatian kepada penderita,” ujar Manager ang, rumah ibadah. “Tapi masih mungkin inya, cukup diatur dalam qanun kesehatan
Program Medan Aceh Partnership (MAP), bertambah jika dirasa mendesak,” ujarnya.   saja. “Belum perlu itu qanun AIDS,” tegas-
sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat Teungku Faisal Ali, Sekretaris Himpu- nya.
(LSM) peduli HIV/AIDS, itu.  nan Ulama Dayah Aceh mendukung inisiatif Tentang mencuatnya desakan agar pe-
Fasilitas medis yang tersedia selama lahirnya qanun untuk pengidap HIV/AIDS. merintah mengadakan klinik VCT di set-
ini, menurut Baby, tak cukup menunjuk- “Ini hal positif yang perlu didukung. Meski iap kabupaten, menurutnya, juga tak perlu
kan seriusnya komitmen Pemerintah Aceh. belum lihat draftnya, saya yakin tujuannya ditetapkan lewat qanun. Cukup dengan ke-
Pasalnya, hingga saat ini, pengetahuan baik, untuk menanggulangi dan menangani bijakkan pemerintah setempat.
masyarakat tentang menghindari dan me- masalah HIV/AIDS,” ujarnya. “Kalau soal diskiriminatif bukan hanya
nangani HIV/AIDS masih sangat lemah. Menurut Faisal, HIV bukan masalah penderita AIDS, penderita kusta juga. Pan-
Buktinya, masih kuatnya stigma bahwa HIV yang harus dihindari. Ia juga meminta dangan masyarakat tidak bisa diatur dalam
hanya menyerang pelaku asusila. Draft qa- masyarakat tak mengucilkan penderita pe- qanun tapi lewat sosialisasi,” paparnya. 
nun juga untuk menyusutkan anggapan itu. nyakit mematikan itu. Sebab, kata dia, pe- Khairul justru menduga, meningkatkan
”Tidak cuma mengatur bagaimana pemer- nyakit itu terjadi tak hanya karena perilaku jumlah penderita AIDS, akibat prostitusi
intah menyiapkan fasilitas untuk penderita, si penderita, tapi bisa jadi karena ketidak- di Aceh. Menurutnya, pelacuran berjalan
tapi juga sosialisasi dan penanganan HIV/ sengajaan. “Misalnya, ada yang tertular dari diam-diam. ”Bagaimana ini diatur. Sumber
AIDS,” ujar Baby.  jarum suntik saat memeriksa kesehatan. penyakit di situ, ini yang harus dihilangkan
Kini klinik VCT, hanya ada di Rumah Jadi jangan langsung diberi stigma negatif,” dulu,” ujarnya.
Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda ujar pengelola pesantren di Sibreh, Aceh Be- Jika benar ada prostitusi di Aceh sep-
Aceh. Diharapkan kelak juga akan ada di sar, ini. erti kata Khairul, artinya, HIV menemukan
semua kabupaten di Aceh. Sehingga pend- Faisal mengingatkan, dalam Islam selalu inang untuk menyerang. Kelak penyebaran
erita di kabupaten tak perlu lagi datang ke terbuka pintu memperbaiki diri. Itu sebab- dipastikan semakin drastis. Pendapat Faisal
ibukota provinsi untuk mendapat layanan nya, dia mengapreasiasi upaya pembuatan patut dipertimbangkan, sebelum semua ter-
medis. Jarak tempuh, menurut Baby, sangat rancangan qanun untuk menjamin hak-hak lambat. [a]
berpengaruh pada kondisi penderita.
”Kasihan kalau mereka harus jauh da-
tang. Itu akan membuat kondisi penderita
HIV menjadi lemah, belum lagi jika obat
yang dibutuhkan ternyata tidak tersedia,
maka mereka harus ke provinsi lain, misal-
nya Medan,” urai Baby. 
Selama ini, sebut Baby, penanganan
HIV/AIDS tidak terlalu mendapat perhatian
khusus dari pemerintah. Semua program
terintegrasi dalam program dari Dinas Kes-
ehatan. Padahal hari demi hari, diakui atau
tidak, jumlah penderita di Aceh semakin
bertambah. ”Untuk itu perlu ada aturan
khusus. Sejumlah aktivis peduli HIV/AIDS,
sedang menggodok draft rancangan qanun
untuk diserahkan kepada legislatif,” jelas-
nya.
Ketua Panitia Legislasi Dewan Perwaki-
lan Rakyat (DPR) Aceh, Amir Helmi, mem-
persilahkan jika ada yang ingin mengajukan
draf qanun. “Selama masalah penting dan
dirasa mendesak,” ujar Amir.
Hanya saja, dia mengingatkan, sebuah
draft qanun baru bisa masuk ke meja pani-

ACEHKINI April 2009 17


Kolom
dr. MOHD. ANDALAS, Sp.OG.
Staf Pengajar
Fakultas Kedokteran Unsyiah

HIV-AIDS
di Sekitar
Kita
Human Immunodeficiency Virus dan baru. Di Indonesia, berasal dari kelompok peng-
Acquired Immune Deficiency Syndrome (virus guna jarum suntik saat memakai narkoba. 
HIV dan sindroma AIDS) telah menusuk Aceh. Vi- Aceh saat ini masuk dalam mapping nasional
rus ini terus mengintai, terutama kelompok risiko kasus epidemik HIV-AIDS. Aceh juga termasuk
tinggi. Satu demi satu kasus baru ditemui. Bebera- daerah yang perlu disuplai obat antiretrovirus.
pa minggu lalu, seorang ibu dengan HIV melahir- Jika tidak, alamat menjadi neraka bagi mereka
kan melalui operasi Caesar di Rumah Sakit Zainoel yang imunitas tubuhnya telah menurun akibat in-
Abidin, Banda Aceh. Menurut tim kelompok kerja feksi virus mematikan. Selain itu, obat antiretrovi-
HIV-AIDS RSUZA, dua ibu hamil lain dengan HIV rus mahal sehingga sulit terjangkau.  
sedang menanti giliran.  Hal lain yang perlu perhatian serius adalah jika
Tak banyak orang mau melakukan pemerik- si pengidap tak sadar HIV bersarang di tubuhnya.
saan darah. Ibu-ibu tadi adalah pengecualian. Mer- Menurut prediksi WHO – badan kesehatan dunia—
eka dengan sadar melakukan pemeriksaan darah bila terdeteksi satu kasus, maka berkemungkinan
dan mengikuti anjuran pemerintah yakni mengon- ada 100 kasus terjadi. Jadi, bisa saja masih banyak
sumsi obat antiretrovirus (ARV) demi mencegah kasus HIV positif yang belum diketahui. Memang,
menurunnya kekebalan tubuh, serta mencegah prevalensi kasus HIV-AIDS perseratus ribu pen-
penularan pada bayinya. Untung saja, penyakit duduk di Aceh masih rendah: 0,23. Setidaknya,
mereka cepat terdeteksi. Jika tidak, resikonya bisa jika dibandingkan daerah tetangga kita Sumatera
menular pada bayi, petugas kesehatan, petugas ke- Utara, yaitu 1,67. 
bersihan dan terkontaminasi pada alat medis. 
Beberapa kasus baru HIV-AIDS di Aceh Utara, Sejarah Terjangkitnya HIV-AIDS
umumnya ditemukan secara kebetulan. Terutama Virus HIV-AIDS pertama diisolasi tahun
saat yang bersangkutan melakukan donor darah. 1983. Virus ini adalah suatu lentavirus subgroup
Mereka berasal dari kelompok pengguna narkoba. dari retrovirus. Mengingat begitu cepatnya virus
Bila temuan ini benar, Pemerintah Aceh melalui mematikan ini berkembang, masyarakat pemer-
KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) harus lebih hati dan peduli HIV-AIDS, mencanangkan Hari
serius meresponnya. Hampir 50 persen kasus ini AIDS Sedunia saban 1 Desember. Tepatnya dimu-

18
lai tahun  1990 silam.  ARV, sesesorang dapat bertahan hidup. Tapi, kan-
Perlu diingat, HIV sebenarnya bukan virus tong harus tebal. Lihat saja biaya yang dibutuhkan
pertama yang ditularkan melalui hubungan seks. seseorang dengan HIV, dengan CD4 kurang 350
Namun, virus ini berbeda dimensi penyebarannya. membutuhkan dana Rp30 juta perbulan, sedang
Ini dapat dilihat dari melambungnya jumlah kasus bagi seseorang  dengan CD4 kurang 500 membu-
dari tahun ke tahun. tuhkan dana Rp18 juta perbulan.
Peningkatan virus AIDS di Indonesia melejit Virus Immunodeficiency sangat unik karena
cepat. Jika pada 1987 hanya terdeteksi sembilan dia virus kompleks baru yang aneh. Setelah masuk
kasus, akhir 2006 menurut laporan Direktorat ke pembuluh darah, dia akan menyatu dan hidup
Penyakit Menular DEPKES, meningkat men- dengan sel T4 yang berfungsi membentuk anti-
jadi 11.400 kasus, meliputi 6.700 kasus HIV dan bodi. Setelah itu, virus mereplikasi menjadi virus
4.700 penderita AIDS. Tahun 2003, diperkirakan dengan struktur genetik yang berbeda. 
antara 90.000 sampai 130.000 orang terinfeksi
HIV-AIDS. Dengan menanjaknya jumlah kasus, Penularan dan Pencegahan
penyuluhan tentang bahaya virus HIV harus di- Penularan HIV bisa melalui hubungan
gencarkan.   seksual (tanpa perlindungan sarung) baik pervagi-
Epidemik AIDS  telah menjadi salah satu ben- nal atau anal, transfusi darah yang mengandung
cana yang merusak kesehatan dalam sejarah ma- virus HIV, menggunakan alat medis atau jarum
nusia. Sampai sekarang, virus ini masih memangsa suntik yang masih ada darah terinfeksi HIV, dan
keluarga dan warga hampir di seluruh dunia. Se- ibu hamil dengan HIV positif yang menularkan
banyak 25 juta orang meninggal akibat AIDS sam- pada bayi.  
pai akhir tahun 2005. Selain itu, sekitar 40 juta Bila darah terinfeksi HIV, menurut sebuah stu-
orang saat ini hidup dengan orang-orang terinfeksi di yang dilakukan selama 12 tahun pada kelompok
HIV. Pada 2005, diperkirakan ada 4,9 juta orang gay di Amerika, sekitar 1 persen berkembang men-
penderita baru terinfeksi, sebagian besar (95%) jadi AIDS dalam setahun. Sebanyak 15-20 persen
ada di sub sahara Afrika, Eropa Timur, atau Asia.   menjadi AIDS dalam kurun waktu 2 sampai 5 ta-
Di Sub Sahara Afrika umumnya orang mening- hun dan umumnya (50 persen) berkembang men-
gal berhubungan dengan AIDS. Sangat sedikit yang jadi AIDS dalam 10 tahun.    
meninggal karena penyakit lain. Afrika Selatan Salah satu upaya pencegahan penyebarannya
saat ini menjadi salah satu daerah dengan preva- adalah dengan mendeteksi orang-orang berisiko
lensi tinggi masyarakatnya yang tinggal bersama terinfeksi HIV dengan memeriksa darah secara
orang yang terinfeksi HIV yaitu antara 4,5  sampai gratis dan rahasia. Pemeriksaan ini didapat di Vol-
6.2 juta orang.   untary Counseling Testing (VCT). VCT adalah tem-
Secara nasional, distribusi kasus HIV-AIDS, pat untuk konseling dan testing HIV secara sukar-
DKI Jakarta di urutan teratas dengan 3.902 ka- ela. Jika terdeteksi, pencegahan bisa lebih mudah.  
sus, disusul Papua dengan 1.817 kasus dan Jatim Misalnya, seorang ibu hamil dengan HIV
di urutan ketiga dengan   1.104 kasus. Dari seluruh positif, maka petugas penolong persalinan telah
data terakhir mayoritas (hampir 50%) kasus baru melakukan persiapan sesuai aturan, karena si
berasal akibat penggunaan jarum suntik akibat petugas berisiko tertular sampai 14 persen bila
narkoba.  hanya pakai sarung tangan, dan semakin rendah
risiko bila memakai dua lapis sarung tangan.
Kekebalan Tubuh Turun Selain itu, alasan pemakaian sarung tangan
Dari segi medis, HIV-AIDS ini disebutkan, ganda adalah menghindari faktor resiko bocor
penyakit yang disebabkan oleh virus yang meng- (1,5-4 %) sarung tangan. Resiko infeksi virus HIV
ganggu sistem kekebalan tubuh manusia dan ditu- pada petugas kesehatan sama tingginya dengan
larkan lewat hubungan seks. HIV bekerja dengan resiko terinfeksi virus hepatitis. Itu sebabnya, hati-
menggerogoti sistem kekebalan tubuh yang dalam hatilah terhadap kedua virus ini.  
keadaan normal dijaga oleh sel T4. Inilah sel yang Prevensi Umum
bertugas melindungi tubuh dari serangan penya- Mengingat ganasnya penyakit ini, ada standar
kit.   komprehensif yang bisa dilakukan dalam upaya
Bila terinfeksi, sistem daya tahan tubuh (sel T4) menekan terkena HIV bagi kita yang tinggal ber-
berkurang dan rentan penyakit. Akibatnya, jika sama orang terinfeksi atau terduga terinfeksi.
terjadi kontak dengan suatu sumber infeksi ter- Tingkatkan pengetahuan tentang risiko penu-
tentu maka mulai timbul masalah klinis, keadaan laran secara seksual. Anjurkan mereka mengguna-
inilah yang dikenal dengan AIDS.  kan kondom, cegah penularan ke bayi, pakai jarum
HIV-AIDS sangat menakutkan. Sebab, ses- sekali pakai dan melakukan konseling dengan
eorang yang terinfeksi, gejala klinis atau penyakit- baik.  
nya tidak langsung muncul. Akibatnya, mereka tak Agama menjadi salah satu benteng bagi kita
segera berobat ke dokter. Selain itu, masa inkubasi untuk membendung berjangkitnya HIV. Aceh
dari seseorang yang terinfeksi sampai bisa menim- yang mayoritas muslim dan memberlakukan syar-
bulkan penyakit yang dikenal dengan AIDS (win- iat Islam, akan relatif lebih mudah karena Islam
dow periods) butuh waktu 2 sampai 15 tahun.  melarang seks bebas. Selain itu, penyuluhan ba-
Munculnya keluhan dan tanda klinis HIV san- haya narkoba bagi remaja sangat baik dilakukan,
gat dipengaruhi daya tahan tubuh. Maka, sejauh demi mencegah mereka terperangkap di dalam-
kekebalan bisa dipertahankan dengan obat-obat nya. Sebab, jangan sampai Aceh menjadi Afrika.[a]

ACEHKINI April 2009 19


20
Tubuhnya mungil. Dia tampak

Kandas
gesit saat memanjat kelapa. Dua butir ke-
lapa berhasil dipetik. Belum lagi sempat
memetik yang lain, seorang tentara Nasion-
al Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) me-
nyuruhnya turun. Sambil memperagakan

di
gerakan, sang tentara menyuruh lelaki itu
push up. Awalnya, lelaki berkulit legam itu
hanya squad jump sekali, namun si tentara
menyuruhnya mengulangi gerakan push-
up. Enam kali gerakan. Lelaki itu lantas me-
mungut kelapa dan berlalu.

Tanah
Dalam kerumunan, kelapa itu berpin-
dah tangan. Seorang lelaki kurus tinggi coba
mengupas dengan giginya. Sama sekali tak
memakai pisau atau parang. Hanya pecahan

Harapan
batu. Kurang dari 15 menit, kelapa itu telah
tak berkulit.
Pemandangan itu terlihat, akhir Janu-
ari lalu, di Pangkalan TNI AL Sabang. Se-
jak 7 Januari silam, pangkalan itu dipenuhi
193 warga etnis Rohingya, yang terdampar
di perairan Pulau Rondo, 20 mil dari bibir
pantai Sabang. Saat diselamatkan ke darat,
kondisi mereka mengenaskan: dehidrasi
akut, karena kekurangan cairan akibat 10
hari terombang-ambing di laut, tanpa ma-
kanan dan minuman.
Di penampungan itu, muslim Rohingya
mengisi hari-hari dengan senam, bermain
bola, catur, bulu tangkis, dan lompat tali.
Sesekali, mereka dibebankan mengecat pa-
gar Pangkalan TNI AL. Pagi –jika matahari
terik, mereka “dijemur” di lapangan terbuka.
Seorang tentara yang berjaga di pangkalan
itu bilang, mereka dijemur karena kondisi
mereka sangat lembab. Ini agar mereka tak
mudah terserang biri-biri basah.
Setelah sepuluh hari terombang-ambing
di laut, mereka juga tidur berdesak-desakan
di penampungan. Relawan Palang Merah
Indonesia (PMI) dan Angkatan Laut Sabang
menyediakan dua tenda masing-masing
berukuran sekitar 10 x 6 meter dan 6 x 4
meter.
Untuk membunuh jenuh, relawan PMI
mengatur pola hidup ‘manusia perahu’ itu.
Mereka dibekali pemainan catur, ular tang-
ga, halma, lompat tali, bulu tangkis, bola
kaki, dan bola voli. Malam hari, mereka
menonton film di layar proyektor yang dise-
diakan relawan PMI Sabang. Khusus malam
Jumat, mereka diharuskan membaca surat
Yasin.
Saat ACEHKINI bertandang ke kamp
penampungan mereka, akhir Januari lalu,
pengungsi etnis Rohingya sedang berlaga
di lapangan hijau. Mereka menjamu tim
PMI. Setelah salat Asar dan makan maka-
nan ringan, sebelas etnis Rohingya menuju
lapangan upacara TNI AL. Di sana, mereka
oleh FAKHRURRADZIE GADE membentuk formasi.
FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN-ACEHKINI Kaos putih bertuliskan GN-OTA dike-
nakan kesebelasan Rohingya. Sementara
kesebelasan PMI memakai rompi berwarna
biru donker dan bertuliskan PMI di bela-
ACEHKINI April 2009 21
kangnya. Etnis Rohingya terbilang pandai terdengar. “Saat saya melihat kapal, saya
bermain bola. Dalam tempo tak sampai 15 berteriak minta bantuan. Tapi tak satu pun
menit, mereka berhasil membobol gawang yang membantu kami,” ujar pemuda berusia
tim PMI. Berselang sepuluh menit kemu- 22 tahun itu.
dian, gol lain diciptakan etnis Rohingya. Boat yang ditumpangi Hassan bersama
Sore itu, Rohingya menaklukkan tim PMI 192 orang lainnya merupakan bagian dari
dengan skor 2-0. empat boat yang dilarung Angkatan Laut
  Thailand ke lautan lepas. Hassan dan te-
*** mannya terdampar di Sabang. Satu boat
  lain terdampar di Pulau Andaman, India.
Manusia perahu etnis Rohingya Sementara sisanya hingga kini tak jelas
ini terdampar di Sabang setelah dilarung juntrungannya.
di lautan lepas oleh Angkatan Laut Thai- Nur Muhammad, etnis Rohingya yang
land. Pihak otoritas negeri Gajah Putih itu juga terdampar di Sabang, menyebutkan,
menangkap, lalu menganiaya para manusia mereka berlayar ke Thailand untuk mencari
perahu. Puas menganiaya, Angkatan Laut pekerjaan yang layak. Sebenarnya, pers-
Thailand melepaskan mereka ke laut lepas inggahan akhir mereka, Malaysia. Namun
dengan boat kayu tanpa mesin. Stok makan­ sebelum bisa menjejakkan kaki di Malaysia,
an dan minuman tak mencukupi. Praktis, mereka ditangkap tentara dan dipenjara di
mereka hanya berharap pada angin yang Ranong, Thailand Selatan.
akan membawa mereka ke daratan terdekat. Di negeri sendiri, menurut Muham-
“Mereka menarik kami dalam boat kayu mad, mereka tak bebas bekerja. Sebelum
tanpa mesin. Tak ada makanan, dan minu- ke Thailand, Muhammad menyeberang
man,” kata Muhammad Hassan, satu dari perbatasan secara ilegal ke Bangladesh. Di
193 etnis Rohingya yang terdampar di Sa- sana, dia bekerja sebagai nelayan dan men-
bang. Saat diwawancarai ACEHKINI akhir gumpulkan uang untuk membayar “tiket”
Januari lalu, Hassan sedang mendapat boat ke Malaysia, sekitar US$430. Dia dan
perawatan di Rumah Sakit Umum Sabang temannya berlayar dengan boat kayu pada
akibat penyakit Tuberculosis (TBC) yang 16 Desember 2008. Celakanya, sang kapten
dideritanya. boat sama sekali tak tahu arah tujuan mer-
Hassan menceritakan kekejaman ten- eka, hingga terdamparlah di Ranong.
tara Thailand saat mengusir mereka dari Keberuntungan belum berpihak pada
sebuah pulau terpencil negeri Gajah Putih etnis Rohingya. Saat mencapai Thailand,
itu. Saat berlabuh di selatan Thailand pada mereka malah ditangkap tentara dan dipen-
26 Desember 2008, mereka ditangkap Ang- jara, sebelum akhirnya dilepaskan ke laut
katan Laut dan dijebloskan dalam penjara dengan boat tanpa mesin, makanan, dan
selama empat hari. Di sana, mereka men- minuman.
galami penyiksaan bertubi-tubi. Ada yang “Boat yang kami tumpangi sangat jelek,”
dicambuk, diinjak dengan sepatu lars, dan kata pria berusia 37 tahun itu ketika ditemui
dipukul dengan popor senapan. di RSU Sabang, akhir Januari lalu. Dia ditemukan sebuah kapal nelayan di perairan
Usai melampiaskan kekejamannya, ten- mendapat perawatan medis akibat mender- Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Mereka
tara Thailand melepaskan etnis Rohingya ita sakit di pinggang dan luka dalam. “Air berjumlah 198 orang. Nasib mereka tak jauh
ke lautan lepas. Mula-mula, empat boat laut masuk dalam boat sampai selutut dan beda dengan kelompok manusia perahu di
yang berisi 583 muslim Rohingya itu ditarik kami mulai membuang airnya. Kami hanya Sabang. Ketika ditemukan, kondisi mereka
dengan kapal otoritas Thailand. Sesampai bisa berdoa pada Allah agar kami selamat,” sangat memprihatinkan.
di lautan lepas, “mereka memotong tali boat kata Muhammad. Menurut kesaksian Rahmad, seorang
kami dan membiarkan kami terombang- Thailand dan Myanmar menolak ber- manusia perahu yang ditemukan terapung
ambing di laut,” kata Hassan. tanggungjawab atas kasus ini. Perdana di Selat Malaka, mereka sebenarnya ber-
Boat yang membawa mereka tak besar Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva berjanji jumlah 220 orang. Tetapi, 22 orang telah
ukurannya. Hanya 10 x 3 meter. Boat tak akan menyelidiki aksi yang dilakukan ten- meninggal dunia di laut setelah terombang-
bermesin itu mengangkut 200 orang. Mer- tara Angkatan Laut terhadap warga Roh- ambing 21 hari. Mereka juga ditarik ke ten-
eka berhimpit-himpitan, nyaris tak ada ru- ingya. Myanmar menyebutkan bahwa etnis gah lautan oleh serdadu Thailand setelah
ang untuk bergerak. Selama 10 hari mereka Rohingya bukan warga mereka. tiga bulan ditahan di pulau kecil Provinsi
dihanyutkan gelombang tanpa tujuan. Tu- Undang Undang Kewarganegaraan Ranong. Ke-198 manusia perahu itu kini
juh orang tak bertahan, meregang nyawa di Burma yang disahkan pada 1982 mencabut ditampung di Kantor Camat Idi Rayeuk.
lautan lepas. “The oxygen will bring us to kewarganegaraan etnis muslim minoritas  
another place,” kenang Hassan dalam ba- Rohingya. “Etnis Rohingya tidak eksis da- ***
hasa Inggris terbata-bata. “Kami hanya bisa lam (Union of Myanmar) dan mereka bu-  
berdoa kepada Allah untuk menyelamatkan kan bagian etnis pribumi Myanmar,” kata Departemen Luar Negeri
hidup kami.” pemerintah Myanmar kepada UNHCR, ta- Indonesia semula bersikukuh untuk tidak
Selama 10 hari “berkelana” di laut, mer- hun lalu. melibatkan lembaga PBB yang mengurus
eka kerap menjumpai kapal yang melintasi Saat satu tim Departemen Luar Negeri pengungsi (UNHCR), karena beralasan
jalur padat Selat Malaka. Hassan menyebut- Indonesia dan International Organization warga etnis Rohingya merupakan “migran
kan, mereka kerap meminta bantuan pada for Migration (IOM) sedang memverifikasi ekonomi”. Selain itu, ungkap pejabat De-
kapal yang lalu lalang, sambil melambaikan etnis Rohingya di Sabang, satu perahu kayu partemen Luar Negeri, ada “pengalaman
kain dan pakaian. Sayang, suara mereka tak tanpa mesin yang penuh manusia kembali buruk” dalam menangani manusia perahu

22
Pengungsi Rohingya mendapat perawatan di Rumah
Sakit Umum Idi Rayeuk, Aceh Timur (atas).
Seorang pengungsi Rohingya sedang berwudhuk
di tempat penampungan di Pangkalan Angkatan
Laut, Sabang (bawah).
FOTO ATAS-BAWAH: JUNAIDI HANAFIAH; CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI

dengan UNHCR.
Pejabat Departemen Luar Negeri me-
nyatakan, akan memulangkan warga etnis
Rohingya ke negaranya. Tapi karena deras-
nya tekanan berbagai kalangan dalam dan
luar negeri, Indonesia akhirnya mengizink-
an UNHCR untuk memverifikasi 391 etnis
Rohingya yang terdampar di Sabang dan Idi
Rayeuk, Aceh Timur.
“Kita bersedia mengikutsertakan UNH-
CR untuk menangani siapa yang tidak mau
kembali ke negara mereka,” kata Juru Bicara
Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah,
kepada International Herald Tribune. “Kita
ingin melaksanakan yang terbaik untuk
mencari jalan keluar kasus Rohingya.”
Meski bersedia bekerja sama dengan
UNHCR, pemerintah tetap tak mengizinkan
pengungsi Rohingya menetap di Indonesia.
Pasalnya, jika diizinkan, gelombang pen-
gungsi etnis minoritas di Myanmar akan
terus berdatangan ke Indonesia. “Negara
kita bukan untuk para pengungsi,” kata dia.
Pendirian pemerintah bertolak bela-
kang dengan keinginan sejumlah kalangan
di Aceh. Mereka tetap berharap agar pemer-
intah bersedia mengizinkan warga etnis
Rohingya menetap di Aceh. Beberapa dayah
sudah menyatakan kesediaan untuk me-
nampung manusia perahu itu. Alasannya,
mereka adalah saudara seiman, dan bila
dikembalikan ke negaranya akan mendapat
perlakuan tidak manusiawi dari junta mili-
ter Myanmar.
Jauh-jauh hari, etnis Rohingya yang ter-
dampar itu juga menolak dikembalikan ke
Myanmar, negara yang mayoritas beragama
Budha. “Saya lebih baik mati di sini, dibunuh
oleh orang muslim,” kata Nur Muhammad.
“Jika dipulangkan, saya yakin pemerintah
akan membunuh kami.”
Di tanah harapan, cita-cita Hassan kan-
das. Niat hati ingin mempunyai kehidupan
lebih baik, malah berakhir terapung-apung
di tengah samudera. Padahal, ia ingin
mengikuti jejak sang abang yang kini men-
etap di Italia. “Saya tidak ingin kembali ke
Myanmar. Takut, karena militer akan mem-
bunuh saya. Saya berharap agar pemerintah
Indonesia mau mengirim saya ke Italia,”
kata Hassan. Nafasnya tersengal-sengal. [a]

ACEHKINI April 2009 23


Matahari menyalak, teriknya lamnya, kami hanya minum air laut, satu
tepat di atas ubun. Namun Rahmad, 37 perahu kami ada 220 orang," kisahnya. 
tahun, acuh pada peluh yang membasahi Di perjalanan 22 karib senasib tak ber-
tubuhnya. Pria legam itu menelusuri jalan tahan, mereka mengerang nyawa. Jasadnya
setapak, menuju Pasar Ranong, di selatan terpaksa disemayamkan ke laut setelah dis-
Thailand.  Suaranya parau menjajakan pu- alatkan. Beruntung setelah 21 hari di lautan,
luhan roti yang dijinjingnya. jelang fajar nelayan Idi Rayeuk, Aceh Timur
Setahun sudah ia mengais rezeki di neg- menemukan dan menarik perahu mereka ke
eri gajah putih, demi tiga anak dan istrinya Kuala Idi, pada 3 Februari lalu.
yang ditinggalkan di daerah Arakan Mog-
dow, Myanmar. Di kampungnya, pemerin- ***
tah junta militer mengharamkan etnis Ro-
hingnya mencari nafkah. Bahkan tak diakui Rahmad punya alasan kuat
sebagai warga negara. "Saya sudah meran- meninggalkan tanah leluhurnya. "Masjid
tau ke beberapa negara," jelasnya. kami sekarang ditutup, saya pernah dipen-
Naas, perjalanannya terhenti pertenga- jara 10 tahun karena salat di masjid," katan-
han November tahun lalu. Menjelang zuhur, ya. "Perlakuan seperti itu sudah terjadi saat
sebelum roti laku, sekelompok serdadu saya masih kecil. Kalau laki-laki tak boleh
Thailand menggelandangnya ke dalam truk. tinggal, perempuan tak apa," ungkapnya.

Getir
Sepotong
Roti.
Junta militer mengusirnya, serdadu jiran merajam.
Sambil menahan perih, dia mengiba, "lebih baik mati
di tangan muslim, daripada dibunuh di negara sendiri."
oleh RIZA NASSER
FOTO-foto: JUNAIDI HANAFIAH

Kedua lengannya diikat dengan seutas tali, Setelah lepas dari penjara junta, usai
disambung tamparan dan tendangan ke menikahi seorang gadis Rohingnya, Rah-
sekujur tubuh. mad memutuskan meninggalkan Myanmar.
Siksa tak berakhir di dalam truk. Rah- Mengembara ke beberapa negara terdekat.
mad dibawa ke pulau Meso, sebelah barat Di Malaysia, dia sempat menetap lima ta-
laut provinsi Ranong. Di pulau tak berpen- hun, sampai mahir berbahasa Melayu.
duduk itu aniaya berlanjut. "Kami dipukuli "Kalau sudah punya duit sedikit saya
pakai kayu, minum cuma diberi seteguk pulang ke kampung, itu pun curi-curi. Ka-
perhari dan makan cuma segenggam beras," lau tak ditangkap, setelah bertemu keluarga
kenangnya. Tiga bulan ia menahan dera. selama seminggu saya balik lagi pergi cari
Di Meso, Rahmad tak sendirian. Ada ra- kerja," akunya.
tusan warga Rohingya yang bernasib seru- Cerita yang hampir serupa juga dikisah-
pa. Dari kamp penyiksaan, lalu etnis mus- kan Nurullah, 20 tahun. Pria lajang ini, dua
lim dinaikkan ke sembilan perahu. Setiap tahun silam telah menamatkan pendidikan-
perahu berukuran 12 x 3 meter itu diisi lebih nya di sekolah tinggi pendidikan biologi di
200 orang. Sebelum sesak penumpang, ser- Bangladesh. Dia sempat menjadi guru di
dadu Thailand mencambuk silih berganti.  Myanmar. Belakangan junta meliter men-
Luka belum mengering, kapal serdadu gendus kegiatannya. "Saya ditangkap dan
menyeret perahu ke Selat Malaka. Lalu, dipenjara," akunya.
tali penghubung dipotong. "Mesin perahu Melangkah ke Thailand baru dilaluinya
dibuang ke laut, tidak ada makanan di da- tiga bulan. Di negara itu, dia bekerja sebagai

24
buruh serabutan di perahu nelayan sekitar. di sini kebanyakan nelayan juga, jadi kami
Saat ACEHKINI menemuinya di ruang pe- tahu bagaimana rasanya terdampar di
nyakit dalam Rumah Sakit Umum Idi Ray- tempat orang," kata Hasan, seorang warga
euk, awal Februari lalu, Nurrullah masih Ketapang Mameh.
lemah. Di bagian tubuhnya terlihat bebera- Ia bahkan sempat membawa dua warga
pa bekas cambukan. Rohingya ke rumahnya. Diberinya pakaian
Tapi, penyiksaan terhadap Nurul- serta makan seadanya. Hasan juga sem-
lah tak separah yang dialami Muhammad pat mengajak keduanya berkeliling kota
Idi.   "Saya cuma membawa mereka potong
rambut di pasar," akunya.
Perlakuan seperti Antusiasnya warga Idi membantu mem-
itu sudah terjadi buat petugas kecamatan kelimpungan. Se-
bab saat mendata selama sepekan berada di
saat saya masih daratan Idi, ada saja pengungsi Myanmar
kecil. Kalau laki-laki itu yang tak berada di lokasi penampungan.
"Kadang waktu kita data di rumah sakit
tak boleh tinggal, dan di tenda, jumlahnya kurang dari 198
orang, banyak warga yang membawa pulang
perempuan tak apa... ke rumahnya, tapi nanti kembali lagi," jelas

Salim. Lajang berusia 20 tahun itu terpaksa Camat Idi Rayeuk, Irfan Kamal.
merelakan satu ruas jari telunjuknya, di- Lain lagi dengan Nasir, 28 tahun, warga
potong militer Thailand. Perkaranya hanya Seuneubok Kuyuen, Idi Rayeuk. Ia rela bo-
hendak salat   di kamp penyekapan. Luka lak-balik dari rumahnya ke tenda penam-
masih mengeluarkan nanah. "Tangan dia pungan, hanya untuk menyerahkan telpon
dipotong pakai kayu," jelas Rahmad, mener- gengamnya ke seorang warga Rohingya.
jemahkan jawaban Salim dari bahasa Urdu "Saya mencari nama pengungsi yang dis-
ke bahasa Melayu. ebutkan oleh orang yang mengaku keluarga
Salim, Nurullah, Rahmad dan ratusan mereka di Malaysia, tidak masalah bagi
warga Rohingnya lain berharap pemerin- saya, hanya itu yang saya bisa bantu," sebut-
tah Indonesia tak memulangkan mereka ke nya tulus.
Myanmar. "Lebih baik kami mati di negara Warga Idi berharap pemerintah tidak
orang muslim, dari pada kami mati di nega- memulangkan manusia perahu itu ke negara
ra sendiri," ucap Rahmad. asalnya. "Biarkan saja mereka di sini, saya
siap menampung lima orang untuk meng­
*** urusi kebun, kasihan kalau harus disiksa
lagi," harap Sulaiman, warga Keude Dua,
Sejak ditemukan 'manusia perahu' Kecamatan Darul Ihsan.
yang terdampar itu, kota Idi Rayeuk lebih Bila harapan itu terwujud, Rahmad
ramai dari sebelumnya. Kehadiran warga mungkin membalik kata, "lebih baik jadi
Rohingnya mengundang simpati. "Kami penjaga kebun daripada pedagang roti." [a]

ACEHKINI April 2009 25


Pendatang di Negeri
Ribuan etnis Rohingya mengarungi lautan, mencari tanah harapan.
Perlakuan kasar dan penyiksaan diterima dari junta militer Myanmar dan tentara Thailand.
Ratusan orang terdampar di Aceh, tapi pemerintah bermaksud memulangkan mereka.

oleh FAKHRURRADZIE GADE


FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN-ACEHKINI
Muhammad Hassan terbaring kannya dari etnis Rohingya, terdampar di ditangkap Angkatan Laut Thailand. "Se-
lemas di ruangan 3 x 2,5 meter. Di deka- perairan Sabang dan diselamatkan nelayan lama tiga hari tiga malam, kami dipenjara
tnya, ada sebuah lemari kecil. Di atasnya setempat, 7 Januari silam. oleh Angkatan Laut Thailand. Kami dipukul
ada obat dan infus. Sebuah Al Quran warna Mereka sebelumnya dilaporkan berjum- dan disiksa," kata Hasan saat ditemui di
kuning emas bertengger di atas lemari yang lah 200 orang. Tetapi, tujuh orang mening- Rumah Sakit Umum Sabang, akhir Janu-
dipenuhi obat dan makanan. Di atas Quran, gal dunia karena kekurangan makanan saat ari lalu. Hasan mendapat perawatan medis
ada dua boat mainan kecil yang dibuat dari terombang-ambing dalam ganasnya lautan akibat penyakit tuberkolosis (TBC) yang
kertas buku.  setelah dilarung Angkatan Laut Thailand. dideritanya. 
Bukan tanpa alasan pria berusia 22 ta- Jenazah ketujuh orang itu telah dibuang ke Selang 26 hari, satu rombongan lain
hun itu membuat boat kertas. Selama sepu- laut. juga terdampar di perairan Selat Malaka
luh hari, dia bersama 583 orang terombang- Awalnya, mereka hendak mencari kerja dan diselamatkan oleh nelayan Idi, Aceh
ambing di laut lepas, setelah Angkatan Laut di Malaysia. Rencananya, mereka masuk ke Timur, setelah terombang-ambing sekitar
Thailand melepas mereka di laut. Boat kayu Malaysia lewat Thailand. Sayangnya, sebe- tiga pekan. Jumlahnya, 198 orang. Menu-
yang ditumpangi Hasan bersama 192 re- lum rencana itu terwujud, mereka keburu rut kesaksian mereka, 22 orang dalam kel-

26
ompok manusia perahu ini telah meninggal gris dan Bangladesh saat menjajah Burma. janjian penyatuan Burma pada 12 Septem-
dunia karena kelaparan dan mayatnya telah Secara fisik dan bahasa, Rohingya sangat ber 1947 di Pinlong antara Jenderan Aung
dibuang ke laut. Mereka adalah bagian dari berbeda dengan kebanyakan penduduk Bur- San dan perwakilan negara bagian Burma
1.200 orang yang diusir Thailand dan di- ma/Myanmar. Ciri-ciri fisik etnis Rohingya untuk bersama-sama merebut kemerdeka-
paksa kembali ke laut lepas. lebih mendekati Bangladesh dan Arab. Ro- an dari Inggris dan kemudian membentuk
Muslim etnis minoritas Rohingya ber- hingya merupakan keturunan dari Beng- negara federasi Burma. Etnis-etnis yang ada
bondong-bondong meninggalkan Myan- gali, Persia, Mongol, dan Turki. Karenanya, di Burma diperbolehkan mendirikan negara
mar untuk mencari kehidupan layak dan saat Inggris memasukkan Arakan menjadi bagian. Namun tidak untuk Rohingya. Neg-
terbebas dari penindasan junta militer. Se- bagian British-Burma pada 1937, etnis Ro- ara bagian Arakan kemudian dikuasai oleh
jak junta militer berkuasa, etnis Rohingya hingya menolaknya. Mereka sebenarnya etnis Rakhin –minoritas Budha. 
makin tertindas. Mereka tak boleh menikah, ingin bergabung dengan India. Arakan akh- Sejak junta militer berkuasa di Burma,
menguasai tanah, dan bepergian, termasuk irnya menjadi bagian Burma merdeka pada nasib Rohingya kian memprihatinkan.
tak diperkenankan melaksanakan ajaran 1948. Sejak itu, hidup etnis Rohingya kian Pusat-pusat pendidikan Rohingya ditu-
agama secara bebas. tertindas. Mereka terusir, dianiaya, dan tak tup tahun 1965. Mereka semakin menderita
"Negara saya mayoritas penganut Bud- boleh melaksanakan agama dan keyakinan setelah junta militer meloloskan Undang
ha, mereka tak suka pada muslim. Kami secara bebas. Undang "Burma Citizenship Law of 1982."
tidak diperbolehkan salat di masjid. Saya Pemerintah Burma juga tak mengun- Undang Undang ini menghapus kewargane-
selalu salat di rumah, tidak ada masjid," dang perwakilan Islam Rohingya saat per- garaan muslim etnis Rohingya. Mereka dis-
kata Hasan dalam bahasa Inggris yang pa- ebut pendatang di tanah air sendiri. Sejak
tah-patah dalam logat Benggali. saat itu, mereka tak diakui lagi. Tanah-ta-
Etnis Rohingya merupakan penduduk nah mereka dikuasai negara. Mereka dilece-
asli negara bagian Arakan di barat Myan- hkan, dipukuli, dan dihukum tanpa alasan
mar. Daerah berdemografi pegunungan ini yang jelas.
berbatasan langsung dengan India di utara, Populasinya juga semakin menyusut
negara bagian China di timur laut, distrik dari tahun ke tahun. Saat ini populasi Ro-
Magwe dan Pegu di timur, distrik Irrawady hingya di Myanmar diperkirakan dua juta
di selatan, dan Bangladesh di barat laut. orang, sebanyak 1,5 juta di antaranya ting-
Arakan dihuni sekitar 5 juta penduduk, gal di Arakan dalam kondisi memprihatink-
yang terdiri atas Rohingya yang muslim dan an. Sebanyak 600.000 menetap di Bangla-
Rakhine/Maghs yang beragama Budha. desh, 350.000 di Pakistan, 400.000 di Arab
Etnis Rohingya sudah tinggal di Arakan Saudi, dan 100.000 di Uni Emirat Arab,
sejak abad ke-7 Masehi. Ini membantah Thailand, dan Malaysia.
pernyataan junta militer yang menyebut Ro- Kami lebih baik mati Mulai tahun 2006, etnis Rohingya me-
hingya sebagai pendatang yang dibawa Ing- di sini. Jika kami langlang buana lewat laut. Tujuan mereka
ke Thailand, lalu menyeberang ke Malaysia
dipulangkan, saya

Sendiri
untuk mencari kehidupan yang lebih layak.
yakin pemerintah akan Perjalanan via laut itu tak selalu membuah-
membunuh kami. kan hasil. Di Thailand, mereka tak hanya
ditolak, tapi dikejar-kejar, ditangkapi, dan
Nur Muhammad dikembalikan ke laut dengan kapal tanpa
Pengungsi Rohingya di Sabang mesin, makanan, dan minuman.
Pada 7 Januari lalu, 193 etnis Rohingya
terdampar di perairan Kepulauan Rondo,
Sabang. Gelombang imigran Rohingya juga
kembali ditemukan nelayan di perairan Idi
Rayeuk, Aceh Timur, awal Februari lalu set-
elah 21 hari terombang-ambing di lautan,
tanpa makanan dan minuman. Sebelumnya,
akhir tahun 2006 juga pernah ditemukan
satu perahu terdampar di perairan Sabang.
Rencana pemerintah Indonesia me-
mulangkan mereka ke negara asal, ditolak
mentah-mentah. "Kami lebih baik mati di
sini. Jika kami dipulangkan, saya yakin pe-
merintah akan membunuh kami," kata Nur
Muhammad yang diwawancarai saat dira-
wat di Rumah Sakit Umum Sabang. Mu-
hammad dirawat akibat luka dalam yang
diderita setelah mengalami penyiksaan di
Thailand.
Hasan malah punya mimpi, berangkat
ke Italia. "Ingin bertemu abang saya yang
telah mendapat suaka di sana," ujar Hasan,
sambil memegang dadanya yang sesak. 
Diusir di negeri sendiri, mereka juga di-
tolak di tanah harapan. [a]

ACEHKINI April 2009 27


Menjemput
Halimun
Foto dan Teks: Chaideer Mahyuddin

Halimun masih menyelimuti Laut Tawar, kala


derap kaki-kaki tegap melangkah, menyusuri
jalanan berkerikil Desa Toweren, Kebayakan,
Aceh Tengah. Berbekal mesin robin tua,
sejumlah pria paruh baya memacu perahu,
menembus keheningan. Jaket lusuh dan kain
sarung yang melilit di leher jadi penghalau
hawa dingin, menusuk persendian tulang.
Matahari masih tersembul sejengkal dari ujung
perbukitan, perahu satu persatu mera­pat di
bibir danau. Riak air menyapu diiringi senyum
ibu-ibu yang setia, menunggu suaminya
kembali dengan jaring-jaring basah setelah
kemarin sore dilabuh untuk menjerat ikan.
Jari-jari keriput, lincah menari di tiap senti jaring,
mencabut kepala ikan depik. Tiga ember sudah
terisi penuh,  Hasnah, 40 tahun, tersenyum
girang. Kemarin, suaminya hanya mampu
menjerat satu bambu depik. Tiap hari, puluhan

28
nelayan pinggiran danau coba meng­ayuh asa dari  hasil jaring,
cukup mengasapi dapur dan jajan anak-anak mereka di sekolah.
Kune, dele ka hasel serlo ni? (Bagaimana, banyak hasil hari ini?) tanya
Hasan, 50 tahun, sambil menyeruput kopi di sebuah bale tua. Gelak
dan kelakar riuh saat penggalas berdatangan. Sebagian hasilnya
langsung dijual, tapi banyak nelayan membawa pulang untuk
dijemur karena harga tebusnya lebih tinggi. Depik kering dilego
seharga 25 ribu rupiah perkilo di pasar Takengon.
Belakangan ini, hasil tangkapan mulai menyusut seiring susutnya
air danau di dataran negeri Antara tersebut. Daya curah hujan
satu-satunya penambah debit air, penebangan kayu ilegal juga ikut
andil penyebab susutnya air. Hawa sejuk di musim kemarau mulai
hilang, dibawa sepoi-sepoi angin. Kaum nelayan depik melabuh
harapan di keheningan danau Putroe Bungsu merendam diri... [a]

ACEHKINI April 2009 29


Jelang senja, kala hendak memulai rehat,
telepon gengamnya bergetar. Seorang te-
man, di pantai barat Aceh, mengabarkan alat
kampanye hilang.   Bicaranya tergesa-gesa,
seperti memendam murka. TAF Haikal hanya

Setelah 13 tahun berjuang di Aceh, tersenyum, sambil menunggu pendukung-


nya itu selesai laporan.
kini dia selangkah lagi ke Senayan Namun dia tak gusar. “Tidak apa-apa,
jangan marah. Satu dua orang tak senang itu
membawa damai dan kemakmuran. biasa,” begitu nasihatnya. Sehari kemudian,
“baliho dipasang kembali, orang yang menu-
runkan juga meminta maaf.”
Calon anggota legislatif (caleg) nomor

Selangkah
urut tiga Partai Amanat Nasional (PAN), Daer-
ah Pemilihan Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD) 1, untuk Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI) ini tidak cemas-
kan hilangnya poster dan baliho. Bukan se-

Lagi…
bab sumbangan rekan-rekannya, melainkan
publikasi diri bukan faktor utama. “Asal cu­
kup, masyarakat tahu saya mencalonkan
diri,” ujarnya. 
Lagi pula, namanya berkibar seantero
Aceh jauh sebelum balihonya bertebar.
Teranyar, dia dikenal lantang menyuarakan
percepatan pembangunan kawasan barat
dan selatan Aceh. Media massa baik lokal, na-
sional bahkah internasional kerap mengutip
ucapannya karena dia menjabat jurubicara
Kaukus Pantai Barat-Selatan (KPBS).

30
Sebenarnya nama lengkap tokoh muda kepedulian rakyat Aceh,” ujarnya saat itu. Senayan kelak, menurutnya, harus benar-
kelahiran Bakongan, Kabupaten Aceh Sela- ”Saya kecanduan membantu orang dan akan benar teruji untuk mendukung perdamaian.
tan, 21 Maret 1970, itu adalah  Teuku Ach- berusaha terus membantu orang lain.” Selain itu, harus punya kemampuan meya-
mad Fuad Haikal. Karena terlalu panjang Mungkin karena terlalu banyak mem- kinkan anggota parlemen dari daerah lain,
Teuku Achmad Fuad disingkat TAF. Akhirnya, perjuangkan aspirasi rakyat, ia sampai lupa mendukung perdamaian agar tetap abadi
itu pula yang melekat di Kartu Tanda Pen- memikirkan nasibnya sendiri. Seharusnya, di Aceh. Sebab, perdamaian Aceh masih labil
duduk (KTP) dan ijazahnya. sebagai seorang korban tsunami, dia berhak dan baru memasuki usia empat tahun.
Tanah kelahirannya jelas banyak melahir- memperoleh rumah bantuan. Tapi, hingga Selain menjaga perdamaian Aceh, dia
kan tokoh besar. Sebut saja, pahlawan Aceh, menjelang masa tugas Badan Rehabilitasi kelak akan mengontrol kebijakan minyak
Teuku Cut Ali dan Teuku Raja Angkasa, be- dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias berakhir, dan gas. “Harus ada orang yang mampu me-
rasal dari sana. Boleh jadi, dalam darahnya rumah bantuan itu tak didapatnya. mastikan bahwa hasil yang dibawa pulang
mengalir jiwa kepahlawanan kedua tokoh Walau belum jadi anggota parlemen, Hai- dan dibagi-bagikan di Aceh itu sesuai kebu-
besar Aceh Selatan itu. kal sudah berkecimpung dalam urusan legis- tuhan,” tegasnya.
Keseriusan Haikal memperjuangkan per- lasi sejak lama. Suksesnya Pilkada Aceh, juga Untuk urusan anggaran, Haikal berjanji,
cepatan pembangunan pesisir barat dan se- tak lepas dari kerja kerasnya. Dia tergabung bila diberi kepercayaan oleh rakyat, dia akan
latan Aceh, sempat menarik perhatian para dalam tim legal drafting revisi Qanun No. memastikan pemerintah Aceh dapat melaku-
calon bupati Aceh Selatan untuk meraup su- 2/2003 menjadi Qanun No. 2/2004, tentang kan pekerjaaannya dengan baik. Sehingga
ara dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Pilkada. mampu mengurangi daerah-daerah terisolir,
lalu. Beberapa kandidat meminangnya men- Selanjutnya, terlibat dalam tim lobi revisi meningkatkan mutu pendidikan dan men-
jadi wakil. “Semua saya tolak. Saya memilih Qanun No. 2/2003 dan No. 3/2004 tentang gurangi angka kemiskinan.
berjuang dengan kawan-kawan di kaukus Pilkada Aceh Juni-Agustus 2006 menjadi Berbekal pengalaman mengurus berba-
untuk memperjuangkan pembangunan Qanun No 7/2006. Haikal juga terlibat dalam gai organisasi kemasyarakatan, Haikal men-
wilayah barat dan selatan Aceh,” jelasnya. komponen masyarakat sipil untuk mengga- gaku tidak sulit memperjuangkan aspirasi
Sebelum di KPBS, nama Haikal juga sudah gas pembuatan Prolega (Program Legislasi rakyat Aceh di Senayan. Menjadi anggota
sering terpampang di media massa. Saat Aceh Aceh). DPR RI, baginya sama dengan menjalankan
dibalut kecamuk, dia sudah dikenal sebagai Selama kurun waktu 2007-2008, seti­ aktifitas mengadvokasi di LSM. “Selama ini,
penentang perang, musuh para perusak ling- daknya dia terlibat dalam penyusunan tujuh saya melakukan kegiatan yang sama seperti
kungan dan maling uang negara. “Sudah 13 draft qanun, di antaranya Pilkada, tata cara dilakukan anggota dewan,” tegasnya.
tahun saya aktif di lembaga sosial,” tegasnya.  penyusunan qanun dan transparansi penye- Tekadnya untuk melenggang ke Senayan,
Dalam konflik yang tengah berkecamuk, lenggara pemerintahan Aceh dan partisipasi sebenarnya, memuncah akibat sering men­
menjadi aktivis kemanusiaan tentu saja cu- di Aceh. Selain itu, dia juga aktif dalam tim dengar keluh kesah masyarakat pedalaman
kup berisiko. Haikal masih ingat peristiwa 18 drafting Qanun No 7/ 2007 tentang penye- yang sangat sering didatanginya. “Mende­
November 1999 saat aparat negara menang- lenggara pemilihan umum di Aceh, qanun ngar kesedihan orang lain membuat saya
kap dan menyiksanya, ketika dia sedang pelayanan kesehatan di Aceh, serta qanun terus bersemangat melakukan perubahan,”
membantu pengungsi di Aceh Selatan. Sam- adminstrasi dan kependudukan Kabupaten jelasnya.
pai kini, luka penyiksaan itu masih membe- Pidie. Bukan berarti ia tak punya keresahan,
kas di wajahnya. Jauh sebelumnya, ia telah terlibat dalam perilaku caleg lain yang gemar membeli su-
Dia tak hanya dikenal sebagai ‘tukang kri- serangkaian pendampingan pembuatan ara rakyat sering membuatnya gundah. Ia
tik’ pemerintah. Saban alam murka, dia ser- aturan di Aceh. “Saya paham cara kerja DPR meng­aku budaya yang hangat saban pemilu
ing lebih dulu menjulur bantuan. Tak hanya RI. Kental proses politik, makanya butuh itu tantangan berat. “Saya masih menentang
di Aceh, bahkan saat Yogyakarta diremuk pengawalan yang ketat. Untuk itu saya men- praktik politik uang. Sayang rakyat, suaranya
gempa tahun 2006, Haikal dan aktivis kema- calonkan diri menjadi caleg,” tukasnya. sangat menentukan,” ujarnya dengan kening
nusiaan Aceh membangun aliansi Lembaga Bila dia dipilih rakyat Aceh, dua hal pen­ bergelombang.
Swadaya Masyarakat (LSM) yang kemudian ting harus segera dilakukan. “Menjaga UUPA Bagi Haikal, kursi parlemen bukanlah
diberi nama, ”Poros Kemanusiaan Aceh un- terealisasi sepenuhnya dan hasil pengelolaan tempat menggali nafkah. Melainkan medan
tuk Yogya.” Ia sendiri menjadi koordinator. sumberdaya alam harus dibagi adil,” jelas juang yang panas, nasib rakyat ditentukan
”Meski Aceh sedang bangkit dari ben- mantan Direktur Eksekutif Forum LSM Aceh dari sana. “Dulu berteriak dari luar, sekarang
cana gempa dan tsunami, tetapi kita perlu periode 2003-2006 itu. “Untuk menghindari waktu yang tepat berjuang dalam sistem.”
menyisihkan sedikit sumbangan bagi sau- konflik, butuh pemerataan dan keadilan.” Pemilu tinggal menghitung hari. Selangkah
dara-saudara kita di Yogya sebagai bentuk Komitmen para wakil rakyat Aceh di lagi… (adv)

ACEHKINI April 2009 31


32
Hukum &
Politik
HUKUM POLITIK KRIMINAL

Bila Juri
Telat Meniup
Peluit. Mereka
telat terbentuk.
Bekerja dalam keadaan
serba kekurangan,
saat suhu politik terus
memanas, mampukan
menjadi juri yang
tegas, berani, adil dan
tak memihak?
oleh MISMAIL LAWEUENG Aceh. Jika ini adem, tak mungkin Rumolo patu dan masih sibuk mencari peluit.
FOTO-FOTO: UCOK PARTA —ACEHKINI berkunjung di Tanah Rencong. Politik Aceh, pada pemilu 2009 ini
Raut Nyak Arief Fadhillah Syah Arief dilantik jadi Panwaslu di hari pe- tampil beda. Bukan cuma adu strategi
terlihat segar dan cerah. Dia baru saja kelar nutupan tahun 2008 silam. Dia bersama antarcalon anggota legislatif (caleg) saja,
salat Zuhur di Masjid Anjong Mon Mata, dua rekannya: Zuraida Alwi dan Asqalani, tetapi juga laga antara partai nasional dan
Banda Aceh, suatu hari pertengahan bulan ditetapkan sebagai anggota Panwaslu Aceh pendatang baru dalam ranah politik nang-
lalu. Tangannya masih dingin, meski di luar berdasarkan surat keputusan Badan Pen- groe yaitu partai lokal. Boleh jadi inilah
suasananya cukup panas. Boleh jadi sepa- gawas Pemilu (Bawaslu) Nomor 559 Tahun yang membuat iklimnya semakin memanas.
nas posisinya sebagai Ketua Panitia Penga- 2008. Seiring alotnya masa kampanye, berbagai
was Pemilu (Panwaslu) Aceh. Penetapan mereka telat sekian bulan pelanggaran terjadi.
Arief berada di komplek Meuligoe Aceh karena adanya perseteruan Dewan Perwak- Partai lokal adalah satu amanah kese-
itu juga untuk membahas masalah ‘panas’ ilan Rakyat Aceh (DPRA) dengan Bawaslu pakatan damai Helsinki antara pemerintah
dengan romobongan Sekretaris Menteri menyangkut perekrutan ‘sang juri’ pemilu dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang
Koordinator Politik Hukum dan Keaman- di Aceh. Padahal gong kampanye telah dit- dikuatkan dalam Undang-undang Pemer-
an (Sesmenko Polhukam) Letnan Jenderal abuh sejak pertengahan tahun lalu. Politik intahan Aceh. Setelah dilakukan verifikasi,
TNI Rumolo R Tampubolon, yang berada di kian memanas. Namun juri belum pakai se- hanya enam partai lokal (Parlok) yang lolos

ACEHKINI April 2009 33


dan berhak jadi peserta pemilu legislatif, 9 lam waktu dekat ini, akan kita kirim dan kan polisi semata, terhadap belum terung-
April nanti. Mereka akan bertarung dengan kita berharap dana itu segera cair,” kata kapnya kasus-kasus tersebut.
partai berbasis nasional, memperebutkan Arief. “Yang terpenting masyarakat mau me-
kursi DPRA dan DPRK di seluruh Aceh. Selain kendala dana, kurangnya fasilitas laporkan kasus-kasus tersebut dan mau
Ada teror, ada juga intimidasi. Belum dan tak adanya anggaran sosialisasi juga jadi saksi. Kepada semua kelompok tidak
lagi penggranatan terhadap kantor partai. menjadi momok bagi Panwalu Aceh. Sebe- lagi mencurigai, tidak memfitnah, tidak sal-
Di tengah kondisi seperti ini, Arief yang lumnya nebeng bareng Komisi Independen ing tuduh, bantu polisi dalam mengungkap
menggawangi Panwaslu, harus bekerja Pemilihan (KIP) Aceh, kini bermarkas di kasus-kasus ini, lapor, berikan kesaksian,
keras. Menindak provokator pesta demokra- Dinas Syariat Islam. Namun, fasilitas lain dan polisi pun harus memberi perlindungan
si. Katanya, mengungkap pelaku pelangga- seperti alat-alat kantor sangat minim.   khusus terhadap saksi tersebut,” ajak Tam-
ran pemilu yang marak terjadi selama ini di Dalam bergerak, Panwaslu Aceh tak pu- pubolon.
Aceh bukanlah perkara mudah. nya dana sosialisasi. Dana tak dianggarkan Sementara Deputi V Kamnas Irjen Pol
“Di samping sulitnya mengendus pelaku, dalam APBN, melainkan APBA 2008. Tapi Budi Utomo menambahkan, banyaknya
ketakutan masyarakat untuk menjadi sak- hingga pertengahan Februari 2009, belum kasus kriminal menjelang pemilu di Aceh
si   juga jadi kendala. Malah ada yang me- juga cair. “Padahal untuk mensosialisasi menjadi tugas berat polisi untuk mengusut-
laporkan, ketika kita kasih form untuk diisi, tentang pengawasan pemilu sudah sangat nya hingga tuntas. Selain itu, juga menjadi
mereka tidak berani,” katanya kepada ACE- kepepet,” urai mantan anggota KIP Aceh kewajiban masyarakat melapor dan menjadi
HKINI, Februari lalu. itu. saksi.
Usai dilantik, menurut dia, Panwaslu Pun demikian, Panwaslu Aceh tetap “Kalau tidak mampu, polisi juga harus
Aceh banyak menerima laporan pelangga- berupaya bekerja maksimal. Panwaslu di meminta bantuan ke TNI, karena secara
ran pemilu dari berbagai pihak, baik lisan 23 kabupaten/kota telah “dibaiat” bulan teknis dan personil mereka dapat mem-
maupun tulisan. Namun, hingga pertengah- lalu di Banda Aceh. Arief mengungkapkan, bantu tugas polisi. Kalau kasus demi kasus
an Februari 2009, hanya 15 kasus yang bisa pihaknya dalam waktu dekat akan memilih kriminal ini tidak terungkap, tentu akan
ditindaklanjuti. Selebihnya, pelanggaran Panwas untuk seluruh kecamatan di Aceh. mengganggu ketertiban di masyarakat, dan
yang terjadi sebelum Panwaslu Aceh terben- Meskipun terlambat karena pemilu sudah rentan terhadap perdamaian,” ujar Utomo.
tuk. Secara aturan, kata dia, pelanggaran diambang pintu, tentu harus tetap dilaku- Sejumlah kalangan khawatir akan men-
pemilu atau kampanye harus dilaporkan ke kan daripada tidak sama sekali. ingkatnya eskalasi politik menjelang pemilu
Panwaslu paling lama dua hari setelah keja- Dalam mengawasi tahapan pemilu, Pan- di Aceh. Tapi, bila merujuk pada pemilihan
dian. “Lewat dua hari kita tak akan menin- waslu berharap ikut serta sejumlah pihak. gubernur dan 19 bupati/walikota tahun
dak lagi,” ujarnya. Mereka juga telah membuat strategi pre- 2006 lalu, semua prediksi dan kekhawati-
Dalam menindaklanjuti laporan pelang- ventif (pencegahan) pelanggaran melalui ran itu tidak terbukti. Di pundak Nyak Arief
garan, Panwaslu lebih dulu mengategorikan peserta pemilu dan menertibkan atribut dan dua kawannya serta seluruh Panwaslu
apakah termasuk pidana atau pelanggaran kampanye yang melanggar aturan. Na- kabupaten/kota dituntut adil, tegas dan be-
administrasi. “Jika pidana kita limpahkan mun, pelanggaran terus terjadi di lapan- rani bertindak dalam mengawal tahapan
pada kepolisian untuk diproses. Kita sudah gan, ditandai dengan maraknya perusakan pemilu meski peluit telat ditiup. [a]
melakukan koordinasi dengan Polda dan atribut kampanye.
Kejati,” jelasnya. Masyarakat diminta ikut melapor jika
Panwaslu Aceh baru seumur jagung. mengetahui pelanggaran pemilu. Pelapor­
Tapi, beban tugas yang diemban sangat be- an dilakukan secara tertulis dan diajukan
rat dan juga tak diimbangi fasilitas yang me- ke Panwaslu Aceh atau di kabupaten/kota.
madai. Arief mengaku, sebulan lebih setelah “Pelapor harus berupaya memberitahukan
dilantik, pihaknya belum memperoleh dana pihak pelanggar agar mudah ditindak,” kata
operasional. Di sisi lain, mereka harus terus dia.
bekerja karena pemilu kian dekat.  
Jadilah, untuk membiayai operasional ***
lembaga, pihaknya sementara merogoh  
kocek sendiri. “Kami harus mengeluarkan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf
uang sendiri, karena jika terus menunggu kepada Sesmenko Polhukam mengakui,
ini tak akan jalan,” akunya. menjelang pemilu, eskalasi kriminal politik
Perjalanan Panwaslu Aceh sebelumnya di Aceh terus meningkat dan terjadi ham-
sempat terkatung-katung, terjadi polemik pir setiap hari. Dari data yang dimilikinya,
antara Aceh dan Pusat, sebelum terbentuk sudah 14 kantor partai lokal ludes dibakar,
akhir Desember 2008 lalu. Meski begitu, empat granat dilempar terhadap kantor
anggaran untuk Panwaslu Aceh tahun 2008 dan rumah pengurus partai dan lima mo-
telah diplotkan Bawaslu. Karena tidak ter- bil hangus sejak gong kampanye ditabuh
bentuk hingga jelang tutup buku anggaran, pertengahan tahun lalu.
dana dikembalikan ke kas negara. “Belum lagi kasus-kasus pembakaran
Tahun 2009, Panwaslu Aceh yang telah dan pencurian bendera partai, jadi cukup
terbentuk akan menerima plot anggaran kuat alasan untuk mengundang pemantau
Rp 2 milyar lebih dari APBN. Namun, yang asing ke Aceh,” kata dia.
membuat Arief kelimpungan hingga bulan Menganggapi itu, Rumolo R Tampubo-
kedua tahun ini, dana itu belum dicairkan. lon berkelit. Dia sepakat kekerasan tersebut
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran adalah aksi kriminal. Pelakunya juga di-
(DIPA) sebenarnya sudah turun, hanya Ba- jerat dengan hukum kriminal karena tidak
waslu meminta Panwaslu Aceh melengkapi mungkin digunakan delik pemilu. Dia juga
Panduan Operasional Kegiatan (POK). “Da- meminta semua pihak agar tidak menyalah-

34
POLITIK

Mimpi
Perubahan
Pemain
Ganda. Kaum
perempuan bersaing
mengincar kursi dewan.
Sejauhmana peluang
menang?

oleh DASPRIANI Y ZAMZAMI erti Kamariah, ia datang dari Partai SIRA. Hadirnya caleg perempuan, bagi Rita,
FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI Menempati nomor urut 1 untuk DPR Aceh akan memberi paradigma baru: politik
HARI masih pagi ketika Kamariah dari daerah pemilihan tiga, jauh-jauh hari tak selamanya kotor.  Ia yakin, perempuan
mengeluarkan sepeda motor dari rumah- ia telah mempersiapkan mental.  Namun, akan saling berbagi dan bersanding untuk
nya.  Tak lupa ia memakai jaket dan sar- ia yakin peluang perempuan masih besar. rakyat.
ung tangan. Perempuan 40 tahun itu, akan “Masyarakat kita sudah cerdas, melalui ca- Namun, jalan menuju gedung dewan
menempuh perjalanan jauh, menuju Bener leg perempuan mereka akan mencoba mem- tentu tak mulus. Tak sedikit aral meng-
Meriah yang berjarak 70 kilometer dari Bi- beri kesempatan untuk berubah,” ujar Eva. hadang. Adi Warni Husin, misalnya. Caleg
reuen, tempat ia tinggal. Eva tak melaju sendiri. Suaminya, Mu- perempuan Partai Bulan Bintang (PBB) itu
Kamariah bukan hendak menjajakan hammad Saleh, juga maju sebagai caleg dari kini sedang menyusun strategi ‘menakluk-
dagangan atau sekadar jalan-jalan ke dat- partai sama. Bedanya, sang suami menyasar kan’ daerah pemilihan lima yang bukan
aran tinggi itu. Tapi, ia bermaksud menemui daerah pemilihan lima. “Karena suami lebih basis pendukungnya. Itu sebabnya, meski
pendukungnya menjelang pemilu legislatif, dulu terjun ke politik, saya selalu merasa ada bertengger di urutan teratas, ia merasa
April mendatang. Ya, Kamariah adalah se- guru yang selalu dekat dan bisa membantu jalannya belum mulus.
orang calon anggota legislatif (caleg) Par- saat saya menemui kesulitan,” ujarnya. “Saya harus bekerja keras, karena daerah
tai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA). Eva tak khawatir kekurangan waktu, pemilihan lima bukan basis saya.  Tapi kar-
Bercokol di posisi enam, ia masuk daerah mengurus keluarganya. Baginya, itu ada- ena MK (Mahkamah Konstitusi) memutus-
pemilihan empat: Bireuen, Bener Meriah, lah tantangan tersendiri. “Inilah peran kan begitu, ya saya harus terima. Ini adalah
dan Aceh Tengah ganda yang harus dimainkan. Keluarga tantangan,” ujar caleg DPRA ini. Keputusan
Meski sehari-hari ‘hanya’ ibu rumah harus diperhatikan, masalah rakyat juga,” MK dimaksud adalah tentang perolehan su-
tangga, Kamariah yakin bisa merebut kursi ujarnya. ara terbanyak.
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Pasangan suami istri yang maju seba- Bagi Warni, keterlibatan perempuan
mengalahkan politisi senior dari partai poli- gai caleg bukan hanya Eva dan Saleh. Rita sebagai caleg bukan menutupi kebutuhan
tik peserta pemilu berbasis nasional. “Saya Indahyati juga maju bersama suaminya ekonomi keluarga. “Sangat salah, jika jadi
ingin buktikan, meski ibu rumah tangga, Raihan Iskandar, yang kini menjabat wakil caleg untuk kebutuhan perut sendiri. Tugas
kita juga bisa berkiprah memperjuangkan ketua DPRA. Rita akan bertarung untuk kami adalah menjalankan amanah rakyat,
kepentingan masyarakat, khususnya perem- DPRA, sedangkan sang suami ingin meraih bukan membuat perusahaan atau berbis-
puan,” ujarnya. kursi DPR Republik Indonesia. nis,” tegas wanita yang didukung penuh
Bermodal semangat itulah, ibu empat Bagi Rita, adanya porsi keterwakilan suaminya ini.
anak ini menjajaki kekuatan suara bagi di- perempuan sebagai wakil rakyat harus di-  
rinya. Dengan semangat itu pula, ia rela manfaatkan. Sebab, ini adalah kesempatan ***
jauh-jauh naik sepeda motor ditemani ke- bagi perempuan untuk mengakses pen-  
ponakannya. didikan politik. “Jika akses politik rendah, KETERWAKILAN 30 persen caleg
Menjadi caleg, apalagi perempuan, ten- perempuan tidak bisa memberi warna dan perempuan memberi warna tersendiri da-
tu punya konsekuensi tersendiri. Ini dira- perubahan,” ujar caleg Partai Keadilan Se- lam pemilu mendatang. Direktur Pusat
sakan benar oleh Eva Susanti Haffan. Sep- jahtera (PKS) ini. Kajian Politik Fisip Universitas Indonesia,

ACEHKINI April 2009 35


Sri Budiarti Wardhani menilai, peluang
itu memberi semangat berarti bagi kaum
perempuan Indonesia. “Kalau sebelumnya,
caleg perempuan hampir pasti tidak pernah
mendapat nomor cantik, alias nomor kecil.
Tapi sekarang sudah beda,” ujar Wardhani.
Ini pula yang memotivasi caleg perem-
puan untuk membuktikan diri mereka bisa
meraih suara terbanyak. Meski begitu, ham-
batan bukannya tak ada. Soal dana kampa-
nye, misalnya. Bisa dipastikan, tak sedikit
uang keluar untuk kampanye. “Mereka har-
us kerja ekstra keras untuk mensiasati ini,”
tambah Wardhani.
Inilah yang dialami Eva.  Untuk dana
kampanye, meski disokong orang tuanya,
ia masih kelimpungan. Sayangnya, ia eng-
gan menyebut jumlah uang yang sudah
dikeluarkan untuk modal melaju ke gedung
dewan.
Sejauh mana peluang menang? Meski
tak bisa memprediksi kemenangan caleg
perempuan, Wardhani menargetkan, mini-
mal setiap DPR Kota memiliki satu anggota
perempuan. “Kalau target itu terpenuhi, su-
dah cukup baik,” ujarnya.
Untuk meraih target ini, sejumlah
lembaga yang bergerak di bidang pendidi-
kan politik perempuan, terus melakukan
penguatan kapasitas.  Anggota Majelis Ke-
bijakan Balai Syura Ureung Inong Aceh,
Suraiya Kamaruzzaman, mengatakan, caleg
perempuan Aceh terus dibekali berbagai
informasi dan pendidikan terkait dengan
perkembangan demokrasi dan politik. “Ini
akan terus memperkaya caleg perempuan,
bahwa targetnya bukan hanya kursi, tapi
perubahan pandangan,” katanya.
Suraiya menilai, selama ini, caleg perem-
puan cukup kompak. Dalam beberapa pelati-
han yang dilakukan lembaganya, ia melihat
para caleg saling berbagi dan mengingatkan
satu sama lain. Padahal, mereka berbeda la-
tar belakang politik dan tingkat pendidikan. 
Kenyataan itu, kata Suraiya, menunjukkan
‘politik kotor’ jauh dari perempuan. “Kondi-
si ini mudah-mudahan memberi perubahan
bagi sistem perpolitikan kita,” ujarnya.
Secara psikologis, kata Suraiya, mereka
juga harus siap kalah. “Tidak menang hari
ini bukan berarti kekalahan, tapi itulah per-
juangan, yang masih harus terus dijalank-
an,” jelas Suraiya.
Menang dan kalah adalah bagian dari
perjuangan. “Ini bagian pergerakan, bagian
politik yang harus dilewati. Ya jalani saja,”
kata Marchucah, Sekretaris Jenderal Koalisi
Perempuan Indonesia (KPI) pusat.
Kamariah, Eva, Rita dan puluhan caleg
perempuan di Aceh terus mencari simpati
untuk mendulang suara. Di berbagai persim-
pangan jalan protokol hingga lorong-lorong
sempit, poster caleg perempuan bertengger
di antara caleg lelaki. Pesona dan sentuhan
perempuan memang diharapkan untuk pe-
rubahan Aceh? [a]

36
ACEHKINI April 2009 37
38
Ekonomi &
Bisnis Legitnya
Niaga Nada.
rak kaca, sementara kepingan Video Com-
pact Dist (VCD) berisi lagu dari berbagai
genre, tertempel di seluruh dinding.

Bisnis musik Aceh kian Untuk menarik pengunjung, Man-


syur, 24 tahun, mengeraskan suara

menggema. Kini rumah musik dengan memanfaatkan dua


loudspeker. ”Saya sudah tiga tahun
pro­­duksi menjamur, pedagang jualan VCD disini penghasilan saya lu-
mayan,” sebutnya.
VCD panen raya. Perizinan masih Dia hafal benar koleksi yang paling
dicari. Selain film dari negeri Bolly-
menjadi kendala.. wood, musik Aceh paling digandrungi
pembeli. Menurutnya, slow rock ma-
sih teratas diikuti disco dan dangdut.
”Kalau kasidah banyak laku bulan puasa
saja.” Sebenarnya musik etnik paling di-
buru  pembeli, namun yang dicari dalam
kemasan cakram. Sayangnya, musik etnik
mayoritas masih berbentuk kaset.
Menariknya, musik plagiat juga menda-
pat tempat, walau harganya serupa dengan
lirik dan musik original yang mencapai Rp
15 ribu sampai Rp 20 ribu. Dari menjual
VCD, dompet Mansyur bisa tebal. Bayang-
kan, dari musik Aceh saja, penjualannya
bisa mencapai Rp 225.000 sehari. ”Sehari
bisa laku 15 keping,” sebutnya.
Menanjaknya bisnis musik Aceh, tak
hanya terlihat di kaki lima. Sejak petaka
gelombang raya berlalu, rumah produksi
menjamur. Sederet nama yang paling dike-
nal produktif misalnya Gita Video, Menara
Milenium, SWI, Kasga Record, FAC record
dan Dien keramik.
Lomba cipta tak terelakkan, saban bu-
oleh MAIMUN SALEH lan ada saja perusahaan rekaman yang
BAHAN: JAMALUDDIN; FOTO: UCOK PARTA
mengeluarkan album kepingan cakram. Itu
Tenda di jalan Diponegoro, Banda pun kebanyakan house musik Aceh, yang
Aceh itu tak layak disebut toko. Ukurannya umumnya mencontek lagu India atau lagu
hanya 2x2 meter. Letaknya persis di depan dangdut melayu.
gedung percetakan negara Banda Aceh. Se- Dari dunia hiburan, tak sedikit yang
buah rak kaca yang tingginya hanya 70 cen- sukses. Khariruddin, misalnya. Dari penju-
timeter, memisahkan pengunjung dengan al kaki lima, pria 32 tahun itu kini menjadi
pengelolanya. pemilik studio musik. Mulai berjualan lagu
Kepingan cakram dibalut sampul ber- Aceh sejak 1996, ia biasa menggelar lapak
gambar artis memadati seisi ruang. Tentu di jalan Diponegoro dan depan mesjid Ulee
saja antara cakram berisi film dan lagu di- Kareng, Banda Aceh. Delapan tahun bernia-
tempatkan terpisah. Film berjejer di dalam ga kaset dan VCD lagu Aceh, membuatnya

ACEHKINI April 2009 39


paham benar seluk beluk menjual nada. musik, singkat kata mereka bersepakat tentara kala itu. Penguasa darurat, meng-
Studio yang diberi nama Din Kramik lun­cur­kan album. Hasilnya, runtuhlah ke- anggap lagu Nyawong, Prang Sabil, Haro
itu kini telah memproduksi 10 album mu- jayaan musik ‘plagiat Bollywood’ delapan Hara memicu semangat pemberontakan.
sik. Selain itu, meluncurkan dua film ko- tahun lalu. Album Hasan Husen milik Rafli Setelah menjelaskan isi lirik lagu-lagu ter-
medi Aceh; Umpang Breuh dan Zainab. digemari semua lapisan masyarakat hingga sebut, Kasga terpaksa menarik Haro Hara
Modalnya tak cekak, mencapai Rp 30 sam- sekarang. dari pasar.
pai 40 juta untuk membeli sebuah master Usai gelombang raya, Syeh mengaku Tahun lalu, kasus penarikan album teru-
lagu, pembuatan klip dan editing yang bisa bangkit bermodal kucuran kredit bank. Tak lang lagi. Kali ini, korbannya album Pusaka
menghabiskan Rp 100 juta rupiah. sedikit modal yang dibutuhkan. Untuk satu Nanggroe yang dinyanyikan Imum Jon. En-
Biasanya untuk satu album Khariruddin album, rata-rata mencapai Rp 70 juta. Se- tah kenapa, polisi Aceh Barat melarang pe-
mencetak 9.000 hingga 10.000 ribu keping. rupa dengan pengakuan Khariruddin, laba redaran lagu itu di sana. ”Main comot saja
Tak dipungkiri, kadang hanya laku 7.000 dari bisnis ini baru dirasa bila memproduksi di pasaran. Ini merugikan produser dan
keping. Menurutnya, jika laku mencapai 10 ribu cetak. Namun, Syehk merahasiakan yang menyedihkan para penjual yang tidak
10.000 keping maka Khariruddin hanya untung yang telah diperolehnya, ”cukuplah mengerti apapun,” keluh Syeh.
mendapatkan Rp 20 juta hingga Rp 30 juta. untuk makan,” katanya. ”Jadi sekarang para seniman ini seperti
Namun jika biaya pembuatan master Namun yang jelas, Kasga telah mem- ditekan lagi, dan pedagang jadi ketakutan
naik, bayaran penyanyi turut menanjak. produksi 23 album. Sementara artis sudah kalau begini caranya. Maunya panggil kita
Tak ayal cetakan 1.000 keping belum men- 20 orang yang diorbitkan. “Mereka tidak dulu, lalu kita tarik di pasaran kalau me-
dapat laba raya. Peluang untung justru dari terikat, setelah garap album sudah terlepas mang hasil penyelidikan lagu itu tidak layak
cetakan kedua. “Apalagi sekarang banyak dengan kita,” jelasnya. beredar,” ujar Syeh.
pemusik Aceh yang baru bermunculan dan Album terakhir yang diluncurkan Kas- Namun Syehk tidak tinggal diam, sete-
memerlukan promosi maksimal untuk bisa ga, Kutidieng juga laris di pasar. Bahkan lah menggondol restu Lembaga Sensor Film
bersaing dipasaran,” jelasnya. suara Liza Aulia pelantunnya kini masuk (LSF) No. 3130/VCD/R/PA/5.2001/2008,
Khariruddin, tak menampik pihaknya dalam trend ringtone. Sayangnya, baru dic- lagu tersebut kembali beredar. Menurut
juga gemar menjiplak musik India dan me- etak dalam format kaset 5.000 copy. Seperti LSF, lirik dalam lagu tersebut tidak meng-
masukkan lirik Aceh. Menurutnya, itu han- mengamini ucapan Mansyur, pedagang VCD  andung unsur gangguan perdamaian Aceh.
ya jalan pintas menghasilkan album baru. di jalan Ponegoro, “banyak pengemar minta Mengurus perizinan sampai ke Jakarta,
Lagi pula, musik Bolllywood masih sangat VCD tapi kita belum mencetaknya,”kata terang butuh biaya besar, sebab itu Kasga
diminati. Namun pihaknya, terus berusaha Syeh. dan Din Kramik bersepaham mengusulkan
menciptakan musik sendiri. Lagi pula dari Soal getirnya berbisnis musik, juga sem- pemerintah Aceh untuk mendirikan lemba-
seluruh album yang dikeluarkan, justru pat dirasakan Kasga. Pasalnya, Syeh sempat ga sensor lokal. ”Kalau udah ada di daerah
musik ciptaan sendiri yang paling laris, ia ingkar pada aliran musik yang diusungnya. kan sudah fair,” kata Syeh.
mencontohkan album Umpang Breuh yang Sempat ia meluncurkan album yang ngepop Selain itu, menurut Khariruddin keber-
harus cetak ulang. dan dangdut, walhasil lagu bertajuk Bate adaan lembaga sensor juga sangat menolong
Selain Kariruddin yang telah mendu- Tajam yang dinyanyikan Hanaz Hamzah perkembangan musik Aceh. Budaya jiplak
lang laba, ada Syeh Ghazali yang kini me- dan album berjudul Toke Sabang, tak laris lagu India juga bisa luntur. ”Mempermudah
lambung namanya di dunia hiburan Aceh. di pasar. memahami  mana lagu yang layak beredar
Bisnis dagang buku dan teka-teki silang Perizinan juga sempat menjadi aral bagi dan mana yang tidak boleh,” tukasnya.
yang digelutinya sejak 1993, diubah haluan Kasga. Saat Aceh dalam status darurat mili- Jika sudah begitu, tentu bisnis nada kian
ke musik. Nama usahanya tetap sama: Ka- ter, produser dan penyanyi sempat dipangil menggiurkan.[a]
sga. Untuk menunjukkan identitas perusa-
haan rekaman, ia menambah embel-embel
‘Record’ dibelakangnya. “Saya ingin men-
gembangkan seni Aceh, sebab jiwa saya dari
kecil sudah mengemari seni Aceh seperti
seudati,” katanya.
Dapur rekaman yang dibangunnya 10
tahun silam sempat lumat. Album pertama
bertajuk Sabe Lambala punah di pasar
dibawa gelombang raya ujung tahun 2004.
“Saat tsunami, kita banyak kehilangan ceta-
kan,” kenangnya.
Tapi tsunami tak menenggelamkan
nama Kasga record, justru sebaliknya se-
makin melambungkan perusahaan reka-
man ini. Bagaimana tidak, suara emas Rafli
artis andalan Kasga diputar di televisi dan
radio nasional mengiringi tayangan nestapa
Aceh digulung ombak hitam.   
Cerita tenar Kasga unik. Bermodal keya-
kinan masyarakat rindu musik etnik, Syeh
berburu penyanyi bersuara khas Aceh. Hat-
inya tertambat pada Rafli yang waktu itu
masih seniman antar pentas dan tak ada
rumah produksi yang bersedia mencetak al-
bumnya. Syehk dan Rafli sehati soal aliran

40
Seni &
Budaya
TRADISI SASTRA ADAT MUSIK FILM

Perempuan 100 Wajah. Ia melukiskan sejarah lewat tubuh


perempuan. Protes, semangat dan kecemasan warna di setiap kanvasnya.
oleh MAIMUN SALEH mah, diletakkan di tangga bahkan berserak Mahdi, sekaligus menjadi tubuh. “Daun itu
FOTO: CHADEER MAHYUDDIN —ACEHKINI di dapur. “Kalau orang masuk sini persis ke- simbol waktu!” jelasnya, awal bulan lalu.
Dalam telaga, empat perempuan bun pisang,” ujarnya terbahak. Lukisan itu diberi nama ‘Imaji’. Mengi-
saling lempar pandang ke arah berbeda. Tak Apa yang dicari? Hanya pembalut tubuh. sahkan mekarnya sinisme terhadap perem-
sehelai benang di tubuhnya, berhari-hari, “Aku ini meniru WH (Wilayatul Hisbah = puan dalam pemberlakuan syariat Islam di
bercokol di kanvas yang terongok di sudut polisi syariah,red) menangkap perempuan Aceh. Namun ia menolak, ‘Imaji’ sebagai
ruang. lalu memberi pakaian,” terang Mahdi sam- bentuk protes. “Saya hanya menggambar-
Mahdi Abdullah, sang pemilik kanvas, bil menghembus asap kretek. kan apa yang terjadi,” tukas Mahdi seraya
mencemaskan ‘kepolosan’ itu. Lalu, dia bi- Akhirnya, ia memberi pakaian untuk menelan asap kreteknya.
arkan cat di ujung kuas mengering sejenak. para perempuan dalam telaga; daun pisang. Tak hanya ‘Imaji’ yang menggambarkan
Ia sibukkan dirinya memandang daun Tak sekedar berfungsi sebagai pembungkus kondisi perempuan Aceh. Baginya, perem-
pisang yang digantung di langit-langit ru- tubuh, daun koyak dan layu yang dipilih puan bukan tema. Melainkan bejana me-

ACEHKINI April 2009 41


nyampaikan kehendak dan cerita. Sebab nnya sendiri.
itu, nyaris tak ada lukisannya tanpa wajah Lebih sekadar persoalan ‘Doa dan Se-
perempuan. Salah satu majalah politik ter- patu.’ “Melukis itu haram!” kalimat yang di-
bitan Jakarta menyebutnya; pelukis femi- lontarkan seorang pengajar IAIN Ar-Raniry
nis. itu begitu menyengkat pikirannya. Walau
Sebenarnya, pria kelahiran tahun 1960 telah berlangsung belasan tahun, Mahdi
silam itu tak mahfum kenapa selalu ada mengingatnya sampai sekarang.
perempuan dalam kanvasnya. Ia hanya tahu Ia bahkan sempat menanyakan sahihnya
bahwa perempuan adalah ibu dan sering ucapan itu ke almarhum Ali Hasjmy, mantan
dilemahkan walau, “rambutnya saja bisa Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aceh
menjatuhkan pria.” era 90an. Ulama Aceh itu tak sepaham, bah-
“Tanpa sadar, perempuan telah mem- kan dia bersedia menulis di katalog lukisan-
beriku semangat menyampaikan realitas,” lukisan Mahdi. “Siapa bilang haram, suruh
jelasnya. datang orangnya kemari!” ujarnya waktu itu
Menariknya, sosok yang dilukis Mahdi pada Mahdi.
tidak datang dari alam hayal. Semuanya  
nyata. Ditemui saat bermenung di simpang ***
jalan, bekerja atau bahkan melayat. Lukisan  
berjudul ‘Dipersimpangan’ misalnya, in- Wayang orang itu tak lazim;
spirasinya lahir dari wajah sendu para matanya melotot, bertopi pet, bergigi runc-
perempuan paruh baya yang menghadiri ing bak hiu. Tepat di atas kepalanya, merpa-
pemakaman Safwan Idris, mantan Rektor ti putih menungkik dengan kaki terikat dan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar- sayap terkepak. Azhari, cerpenis Aceh, be-
Raniry, yang meninggal dunia ditembak di rada di urutan dua di barisan orang-orang
zaman Aceh berkecamuk.   terjepit. Walau tujuh orang di hadapan, den-
Lewat rupa-rupa gamang para perem- gan sikunya, wayang menjepit. Sementara
puan itu, Mahdi meluapkan amarahnya. tangannya memegang sapu.
“Aceh saat konflik tak jelas ada dimana dan “Yang Dijepit dan Yang Menjepit!” itu
mau kemana. Rakyat bingung!” kisahnya, judulnya, ujar Mahdi sambil menunjuk ke
ihwal pesan lukisan tahun 2001 itu. “Kalau dinding rumahnya. Lukisan yang men-
tidak kulukiskan, tak enak rasanya hidup- ceritakan, peliknya hidup tanah perang itu,
ku.” Sayangnya, lukisan itu hilang dibawa akhir bulan lalu sepekan keliling Malaysia,
gelombang raya empat tahun silam. dari Kuala Lumpur sampai beberapa negara
Bukan hanya ‘Dipersimpangan’, karya bagian.
Mahdi yang mengisahkan peliknya hidup Mahdi mengikutkan lukisannya itu da-
dalam kemelut. Tragedi kemanusian Mon lam pameran International Art Exhibition
Geudong, Aceh Utara, persis sepuluh tahun Entitled Peace; Expression of Hope. Pe-
lalu, juga tak luput dari goresan kuasnya. Di sertanya 30 pelukis dari berbagai negara,
atas kanvas, simbol kekerasan tak berwu- di antaranya Malaysia, Singapura, Brunei
jud. Darussalam, Palestina, Indonesia dan Bos-
Lagi-lagi tubuh perempuan menjadi Walhasil, awam sulit membaca pesan nia. “Lukisannya saja yang terbang, aku
wadah, sekalipun tragedi kemanusian yang di balik goresan. “Orang dapat menikmati ngak bisa ikut karena ongkosnya mahal,”
dicitrakan. Kisah Mon Geudong, dilampias- keindahan namun sulit membaca pesan,” katanya.
kan lewat tubuh nan molek yang sesak luka. jelas Mahdi serius. Baginya riwayat Aceh Jam terbang Mahdi, bukan lagi ‘kelas
Ia memberi judul lukisan itu, ‘Torso yang harus terus digambar. “Aku tak mungkin lokal’. Setidaknya, sejak 1982 hingga kini,
Luka.’  tetap diam,” ujarnya. sudah 11 kali dia bikin pameran di Jepang.
Sesungguhnya, iman melukis Mahdi Ia memang tak diam. Bersama para sen- Sementara Malaysia sudah beberapa kali.
telah berganti. Dia sempat berkiblat pada iman lantas menggelar pameran tunggal di Pameran bersama taraf nasional, sudah dii-
sueralis. Lalu, sueralisme ditanggalkan- Hotel Aceh, sekarang tanah kosong persis di kutinya sejak tahun 1977.
nya, usai perang batin berkepanjangan. selatan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Ia hanya tersenyum dan enggan men-
Kecamuk yang muncul usai meninggalkan Aceh. Dalam gelar karya 18 tahun lalu itu, jawab, mengapa dirinya identik dengan
Yogyakarna dan kembali menetap di Banda Mahdi semakin meyakini, sueralis rawan Jepang? Namun yang jelas, negeri Sakura
Aceh sekitar 26 tahun silam. menyimpang pesannya dibenak penikmat lebih sekadar negara yang paling sering
Aceh kala itu menyala. Sekujur barat awam. memajang lukisannya. Beberapa perem-
Sumatera ini, nyaris tak bebas dari desing Pasalnya, lukisannya yang berjudul ‘Se- puan dalam lukisannya, juga dari Jepang.
senjata. Media massa, tak berhenti meng- patu dan Doa’ diminta turunkan seorang Tak cuma itu, Mahdi juga bisa berbahasa
abarkan ‘orang tak dikenal’ mencabut nya- pengunjung. Alasannya, “ada ayat di atas se- negara Nippon itu. “Enak rasanya kalau pu-
wa. Pihak bertikai masih samar. “Orang patu,” jelas Mahdi. Pada lukisan itu, Mahdi nya murid perempuan Jepang,” ujarnya ter-
sekelilingku terluka,” kenang maestro seni memang memainkan simbol-simbol. bahak, suatu malam di Kuta, Bali.
rupa itu. Menurutnya, sepatu hanya simbol dari Jelang usia senja, dia memang mencari
Buramnya kondisi Aceh, membuat lu- perjalanan. Sementara ayat tersebut, perin- pewaris ilmu mewarnai realitas. “Lebih se-
lusan teknik arsitektur Unsyiah ini mulai tah agar manusia mengasihani sesama. “Di- ratus wajah perempuan telah kulukis, dari
tidak sreg dengan suerlisme. Menurutnya, pahami bermuatan sekulerisme, padahal dulu sampai sekarang,” ujarnya, dengan
aliran seni lukis yang telah digeluti puluhan seruan kembali ke jalan Allah.” ‘Sepatu dan kening bergelombang dan menelan dalam-
tahun itu sangat mengandalkan keindahan, Doa’, kini dimiliki seorang dosen Institut dalam asap kreteknya. “Aku berharap, kelak
irasional dan bertabur metafora.   Kesenian Jakarta (IKJ), yang tak lain reka- Aceh memiliki pelukis perempuan.”  [a]

42
Nanggroë

Pendekar Jihad Sekitar Exxon. Dibekali karate


seadanya, mereka disiapkan melawan mesin perang Israel. Atas dalih;
membela Islam.

oleh IMRAN MA santri berbagai pesantren dan warga yang logistik untuk calon pendekar. Tanah lapang
FOTO: MUHAMMADAN —ACEHKINI ingin berjihad ke Palestina berkumpul. tempat latihan, letaknya berdampingan
"Allah Akbar… Allahu Akbar!" Tidak untuk mempelajari ilmu agama, me- dengan lintasan pipa milik Exxon Mobil,
pekik sejumlah pria lantang. Berhamburan lainkan belajar karate.  raksasa minyak asal Amerika Serikat (AS).
melompat dari mobil pick up. Wajah mer- Front Pembela Islam (FPI), di belakang Soal guru ilmu perang dan karate, diser-
eka ditutup kain, hanya mata yang terlihat, 'latihan tempur' para pemuda itu. Sebuah ahkan ke FPI Pusat di Jakarta. Dua pelatih
persis gerilyawan Hamas, Palestina. "Kami pesantren didirikan untuk menjadi markas, dikirim untuk mengajarkan teknik dasar
baru pulang jihad," ujar seorang di antaran- namanya Darul Mujahidin. Pimpinan pe- bela diri; gerakan kaki dan tangan, serta
ya. Jihad yang dimaksud pria itu tak sung- santren bersemboyan "hidup mulia berma- cara efektif melumpuhkan lawan. Ilmu
guhan, tapi sekadar 'perang-perangan'. tikan syahid" itu, menyatakan telah menc- dasar kemiliteran, diasuh tutor khusus yang
Januari lalu, perbukitan Cot Kareung di etak puluhan lulusan yang siap membantu juga kiriman Jakarta.
Desa Blang Weu Panjoe, Kecamatan Blang pejuang Hamas melawan serdadu Israel. Ketua FPI Aceh, Yusuf Al Qardhawi,
Mangat, Lhokseumawe, memang berubah Pesantren ini hanya memfasilitasi sega- mengatakan, selama latihan tempur dan
seakan medan tempur. Saban waktu, para la kebutuhan santri dari penginapan sampai taktik perang gerilya, mereka digembleng
ACEHKINI April 2009 43
oleh Abu Alyas, 38 tahun. Alyas, katanya, jang di pagar masuk. Bunyinya, "ulama ja-
adalah seorang mujahidin yang telah ber- hat lebih berbahaya daripada dajjal." Bekas
pengalaman di Afghanistan,  berperang markas militan ini juga masih menyisakan
bersama kelompok Abu Sayyaf di Filipina slogan pembakar semangat, "rumoh ureung
Selatan dan bergabung dengan pejuang meujihad," jelas tertulis di balai-balai.
Hamas. Tak hanya itu, anak-anak desa juga te-
"Kita tidak memandang suku. Hanya lah giat memainkan trik-trik pertempuran.
memandang agama, untuk menegakkan Sebelum mengaji usai Magrib, sempat mer-
amar makruf nahi mungkar, biar kuat kita eka unjukkan aksi layaknya militan Gaza.
harus berjaringan," ujar Tengku Muslim At- "Allahu Akbar….Allahu Akbar!" teriak
Thahiri, petinggi FPI Aceh lain, pada ACE- santri cilik sambil mengacungkan potongan
HKINI, Januari lalu. bambu seolah senjata.
Sistem rekrutmen pendekar tak serupa Militan jebolan Darul Mujadin sudah
pesantren lain di Aceh. Serangkaian seleksi dipulangkan ke basisnya, bersiap-siap ke
harus dilalui, dari tes ilmu agama, ketaatan Gaza. Seiring dengan itu, santri lain masih
menjalankan ibadah dan yang terpenting sibuk mengumpulkan dana dari penguna
siap mati di Jalur Gaza. Tahap akhir, penen- jalan. Menurut Muslim, FPI Pusat yang
tu kelulusan usai latihan fisik. bertanggungjawab untuk pemberangkatan
Peminat jihad di Aceh terbilang ramai. relawan ke Palestina.
Menurut Muslim, yang mendaftar menca- Awal bulan lalu, 15 pendekar lulusan
pai 500 santri. Namun tak semuanya lulus sekitar Exxon telah diberangkatkan ke mar-
seleksi. "100 lewat administrasi, dari lati- kas pusat FPI di Jakarta. Sementara sisanya
han gugur lagi, tinggal 80 orang yang siap akan dikirim sesuai dengan permintaan FPI
dikirim ke Palestina," jelasnya. "Kita hanya Pusat. "Dalam waktu dekat akan diberang-
menyiapkan dasar saja, kemudian setelah di katkan." 
Palestina akan digembleng kembali." Sebelum diperangkatkan, mereka dipeu- ini siap menjadi pasukan bom syahid, Yusuf
Walau mengaku melatih relawan jihad, sijeuk di sebuah pesantren pinggiran Kota mengatakan karena selama latihan, mereka
tapi para santri tidak langsung diterjunkan Banda Aceh. Menurut Yusuf Al-Qardhawi, telah teruji dari segi mental dan fisik. "Saat
ke medan perang sesungguhnya. Bahkan mujahid yang telah lulus tes itu tak hanya latihan, mualim bilang bahwa keempat
bisa jadi, tidak ikut perang sama sekali. "Di dikirim ke Palestina, tetapi ke semua negara orang ini sudah siap dari segi jiwa dan raga
Palestina akan ada arahan kembali, mung- Islam yang membutuhkan bantuan. untuk menjadi pasukan bom syahid. Mer-
kin saja dibekali kemampuan yang lain," Di antara 15 mujahidin gelombang per- eka mujahidin sejati dan merupakan orang-
jelas Muslim. tama, katanya, terdapat empat orang yang orang pilihan," katanya.
siap melakukan aksi bom bunuh diri dan "Mereka kami sebut 'Mujahidin Al Ala-
***  dua sniper. "Kami menyebutnya pasukan mi' atau mujahidin internasional yang siap
bom syahid. Bukan pelaku bom bunuh diri diberangkatkan kemana saja untuk mem-
Akhir Januari, Darul Mujahidin karena istilah itu konotasinya negatif yang bela umat Islam," ujarnya. "Mereka sudah
mulai lengang kembali. Namun 'bau FPI' dilabelkan oleh media asing," katanya. menjadi tentara Allah yang telah siap ber-
masih tersisa di selembar spanduk, dipa- Ketika ditanya alasan keempat orang juang untuk membela agama Islam." [a]

44
Pelesir
WISATA PERJALANAN ANGIN SEGAR

PERJALANAN

Revolusi
Sebatang
Coklat

WISATA

oleh RAISA KAMILA


Pelajar Kelas 2F Kantonsschule Im Lee, Winterthure -CH.

Saat saya baru beberapa minggu


di Switzerland (biasa disingkat dengan CH,
kependekan dari nama lamanya, Confed-
erationis Helveticae), saya tertarik sekaligus
penasaran ketika diberi tahu Sigit —seorang
teman yang sudah lama berkeluarga di CH—
bahwa Lenin, penggerak revolusi komunis di
Rusia, pernah tinggal di Zürich, salah satu
ibukota kanton (semacam provinsi) paling
dinamis dan memiliki tingkat kenyamanan
hidup paling tinggi di dunia.
Sigit mengatakan, rumah Lenin itu su-
dah tak berarti banyak sekarang. Tapi saya
merasa seperti detektif penasaran dengan
cerita lama yang semakin hari semakin hil-
ang oleh ketidakberpihakan dan kenyaman-

ACEHKINI April 2009 45


an hidup di CH. Akhirnya, Sigit mengajak
saya berkunjung sebentar ke rumah Lenin
di Zürich, yang tidak terlalu jauh dari sta-
siun kereta utama kota Zürich atau Zürich
Hauptbahnfof.
Kami berjalan kaki dari Zürich Haupt-
bahnhof menuju Limmatquai, yang menu-
rut panduan berkeliling kota Zürich adalah
jalan besar menyebrangi sungai Limmat
yang dikelilingi banyak bangunan antik.
Limmatquai tidak pernah kekurangan pe-
jalan kaki yang mengejar jadwal kereta yang
kelewatan tepat waktunya, orang-orang
yang sekadar berbelanja di kiri kanan jalan
yang penuh pertokoan yang menjual min-
yak wangi, jam tangan, mantel berbulu, atau
orang sekadar jalan santai kemudian rehat
di kedai-kedai minuman pinggir jalan.
Yang sangat saya senangi adalah, pe-
jalan kaki di CH sangat dihormati sehingga
saat menyeberang pejalan kaki diutamakan
dan mobil- mobil wajib berhenti sampai si
pejalan kaki berhasil menyeberang dengan
aman. Saya merasa sangat kurang ajar kalau
harus membandingkannya dengan kondisi
saat saya pulang sekolah di Banda Aceh, me-
nyeberang harus lihat kanan kiri, kalau ada
mobil atau motor jangan menyeberang dulu
dan selalu kena damprat pengguna kend-
araan kalau menyebrang sembarangan. Di
sini, sesembarangan apa pun pejalan kaki
menyebrang, semua kendaraan akan ber-
henti.
Kami berbelok dari jalan besar Lim-
matquai menuju gang-gang yang biasa dis-
ebut  catwalk. Bukan  catwalk  yang berarti
tempat peragaan busana, tapi  catwalk  da-
lam artian sesungguhnya: jalan kucing,
yang disebut demikian karena memang
merupakan lorong-lorong sempit dan pan-
jang, tak akan cukup memuat tiga atau bah-
kan empat orang penderita obesitas jalan
berbarengan.
Gang-gang kecil di Limmatquai semacam
tempat alternatif bagi orang-orang Zürich.
Kalau di jalan besar Limmatquai saya
melihat orang-orang dengan mantel dan jas
kantoran berwarna netral (coklat, biru tua, gang lain, agak menanjak, tidak terlalu stalasi juga masih berlangsung hingga seka-
hitam), orang-orang dengan muka serius; sempit dan lebih senyap ketimbang gang- rang.
seperti tidak punya banyak waktu untuk gang kecil utama tadi. Spiegelgasse, gang Dadaisme dan Lenin secara tak sengaja
tertawa, dan menyaksikan semacam keang- yang lumayan terkenal karena aliran seni berada di Zürich pada tahun yang sama,
kuhan atas kunonya peradaban Eropa di dadaisme pernah lahir di sebuah kedai ber- 1916. Tapi Sigit memberitahu saya, Lenin
bangunan-bangunan antik yang megah. Di nama ‘Cabaret Voltaire’, di tengah riuhnya tidak pernah mampir ke Cabaret Voltaire.
gang-gang Limmatquai saya justru menda- perang dunia pertama, seniman-seniman Dadaisme, meskipun merupakan aliran seni
pat yang sebaliknya: orang-orang muda eksil duduk mendiskusikan aliran baru ini. yang menolak seni yang dikuasai kaum bor-
dengan baju warna-warni yang norak atau Menurut catatan   Sigit,  “da, da”  dalam ba- juis, tapi juga tidak sepakat dengan aliran
terlalu nyentrik, tawa-tawa riuh di kafe-kafe hasa Rumania berarti ya, ya. seni realisme sosialis. Tidak jauh dari Caba-
milik penjual imigran dari bangsa Turki, Al- Sekarang Cabaret Voltaire masih menja­ ret Voltaire, tiba-tiba Sigit menunjuk sebuah
bani, Tamil dan Tionghoa, toko-toko yang di tempat berkumpulnya seniman dan rumah, itu tempat tinggal Lenin. Tapi saya
menawarkan barang-barang aneh (seperti poli­tisi di Zürich. Selain itu, Cabaret Vol- masih saja tidak percaya kalau Lenin bah-
toko khusus permen Loli, tidak permen lain) taire juga menjual barang-barang aneh se­­ kan tidak pernah sekadar minum air putih
dan nyaris tidak terlintas di benak saya. Be- perti susunan kertas yang bisa dibentuk di Cabaret Voltaire yang tidak seberapa jauh
tapa asing mendapati dunia lain yang hanya menjadi mainan seru, sapu tangan dengan dari tempat tinggalnya.
berjarak beberapa langkah kaki dari dunia gambar agak ajaib, pin yang gambarnya Sebenarnya, Lenin dan pencetus mani-
lainnya. bisa berubah, dan lainnya. Pemutaran film, festo aliran dadaisme, Tristan Tzara, pernah
Kami kemudian berbelok lagi menuju pertunjukan, diskusi, dan pameran seni in- bertemu di Zürich. Namun Tzara, penyair

46
dari Rumania yang menjadi eksil di CH ini seorang teman dari CH, dengan harapan dia sebenarnya yang merupakan sindikat ma-
tidak punya ide apapun tentang orang yang tahu lebih banyak karena penduduk Zürich fia terbesar di Eropa atau mungkin jaringan
bernama ‘Lenin’. sendiri. Kami tidak langsung menuju rumah bawah tanah kelompok komunis di CH yang
Rumah yang sempat ditempati Lenin, Lenin di Spiegelgasse, karena setelah tidak terkenal netral dan tidak pernah perang se-
awalnya saya kira seperti rumah-rumah ke sana dalam waktu relatif lama, saya lupa jak tahun 1815.
Eropa kuno kebanyakan, antik dan klasik jalan masuk ke rumahnya yang harus me- Itu sudah kelewatan, kata saya dan ter-
sekaligus sedikit menyeramkan. Tapi ter­ nyusuri gang-gang sempit di Zürich. Mesin tawa. Hahaha.
nya­ta perkiraan saya salah. Rumah yang pencari di Internet menjadi pahlawan kali Nenek penjual mainan itu menyapa
dulu ditempati Lenin dan istrinya, Krups- ini, melalui pencarian singkat di situ kami kami dengan ramah, kemudian sibuk kem-
kaya, cuma bangunan biasa dengan warna akhirnya tahu di mana persisnya rumah bali di depan komputer Mac yang canggih.
pucat (dinding berwarna putih mayat, daun Lenin. Saya menyuruh teman saya langsung ber-
jendela berwarna abu-abu muram). Tidak Akhirnya saya sampai di rumah Lenin tanya pada si nenek, apakah dia cucu Lenin,
terlalu menarik kelihatannya, tapi sejarah atau toko mainan AHA untuk kedua ka- atau saudara jauh? Atau semacamnya? Tapi
yang ikut hidup di rumah itu membuatnya linya. Kali ini saya berniat mencari tahu akhirnya pertanyaan interogasi itu ditunda,
sedikit misterius. Tetap menyenangkan bagi melalui pemilik toko mainan mengenai mainan-mainan yang dijual sangat menarik
saya. hubungannya dengan tempat tinggal Lenin. untuk dilihat lebih dulu.
Saya membaca tulisan ‘AHA’ di kaca Tapi teman saya mengatakan bahwa bisa Mainan yang dijual di toko AHA bukan
bawah tempat tinggal Lenin. Ada kepala jadi tidak ada hubungan apa-apa, si pemilik mainan sejenis mobil-mobilan, atau boneka
Lenin dibelah dua, sebelah kiri berwarna toko mainan AHA cuma pengusaha biasa Barbie, tapi lebih ke mainan yang bisa di-
merah, sebelah kanan berwarna hijau. Ka- yang secara kebetulan membeli lahan bekas mainkan semua umur. Ada mangkok hitam
lau kita melihat dari sisi kiri, akan ada cer- tempat tinggal Lenin dengan menimbang, cembung dengan cermin di tengah, dan di
min yang membuat seakan-akan seluruh tokonya akan ramai dikunjungi karena juga atasnya ada patung babi kecil yang berpijak
kepala Lenin berwarna merah, dan kalau bekas tempat tinggal Lenin. Nilai sejarah pada koin emas. Saya mencoba menyen-
kita melihat dari sebelah kanan, akan ada dimanfaatkan untuk bisnis. tuh penampakan patung babi kecil itu, tapi
cermin yang juga memantulkan refleksi  Tapi saya tidak bisa percaya hubungan- terus-menerus tidak bisa. Saya menduga itu
kepala Lenin seluruhnya berwarna hijau. nya akan sesederhana itu. hologram, tapi setelah saya melihat ada cer-
Tapi kalau kita berdiri di tengah, akan ter- Kami memutuskan untuk bertanya min di bawahnya, sepertinya itu permainan
lihat kepala Lenin di belah menjadi dua langsung pada si nenek pemilik toko main- refleksi cermin. Saya kemudian kesal sendi-
warna: merah dan hijau. an. Di pintu masuk ditulis, toko mainan ini ri karena tidak terlalu memahami pelajaran
Saya mengira ini teka-teki, sebuah per- cuma dibuka hari Jumat dan Sabtu dari fisika mengenai ini.
mainan filosofis yang bahkan saya sendiri jam 4 sampai 6 sore. Saya beruntung kar- Ada segala macam permainan aneh yang
masih menerka-nerka   maksudnya. Saya ena datang hari Jumat. Teman saya lalu tidak pernah saya lihat sebelumnya. Saya
langsung bersemangat dengan perkiraan mengatakan, betapa tidak beruntungnya dan teman saya ingin mencoba memainkan
pribadi saya itu. Betapa menyenangkan ka- penjual mainan yang hanya berjualan dua semuanya, tapi saya takut mainannya ru-
lau rumah Lenin sekarang sudah menjadi jam dalam dua hari saja. Kami kemudian sak dan kami harus ganti rugi. Mainannya
tempat kajian filsafat dan diberi nama AHA, mengira-ngira kalau si nenek hanya penjual mahal sekali, untuk satu buah gasing yang
ungkapan yang biasa diucap saat orang- mainan gadungan untuk menutupi kedok saya tidak tahu apa unsur ajaibnya dihargai
orang mendapat gagasan, semacam Eureka.
Tapi sebenarnya Sigit sudah mengatakan
sebelumnya, yang ada di hadapan kami saat
itu toko mainan yang bernama AHA yang
dulunya pernah ditempati Lenin. Kemudian
Sigit menunjuk jendela di atas kaca AHA,
saya berusaha memahami tulisan berba-
hasa Jerman itu, sedikitnya berarti Lenin
pernah tinggal di sini, dari bulan Februari
1916 sampai April 1917. Hanya satu tahun,
tapi saya percaya di sinilah Lenin sedikit
banyak membuat rumusan untuk revolusi
sekembalinya ke Rusia.
 
***
 
BERSELANG beberapa bulan
kemudian, saya kembali mengunjungi ru-
mah Lenin di Spiegelgasse 14 dan berharap
bisa tahu lebih banyak hal, seperti kenapa
sekarang rumahnya menjadi toko mainan?
Kenapa bukan museum seperti rumah
Einstein di Bern, ibukota CH? Kenapa bu-
kan toko buku, atau kedai diskusi? Kenapa
harus toko mainan? Saya tak menemukan
penjelasan hubungan yang masuk akal, dan
saya memutuskan untuk mencari tahu men-
genai hal ini lagi.
Karena itu, kali ini saya minta ditemani

ACEHKINI April 2009 47


sekitar 180 CHF atau Rp 1,4 juta. Belum lagi menambahkan, dulu Lenin tinggal di lantai Musim gugur 1916 dan menjelang tahun
mainan patung babi kecil yang sedikit ajaib atas dan sekarang sudah tidak ada lagi sisa 1917, mereka lebih memilih bekerja di per-
itu. apapun, semua sudah direnovasi sebelum si pustakaan ketimbang di penginapan, yang
CH memakai empat bahasa nasional, nenek dan suaminya membeli lantai bawah meskipun memiliki penerangan cukup, pe-
yaitu Prancis, Italia, Jerman dan Roma rumah itu. Yang tertinggal sekarang cuma mandangan yang bagus, tapi di pekarangan-
kuno. Pemakaian tiga bahasa pertama ber- papan pengenal sederhana yang menuliskan nya ada pabrik sosis yang mengumbar bau
laku sesuai daerah perbatasan, sementara Lenin pernah tinggal di situ. aneh dan membuat Lenin tak bisa bekerja
bahasa Roma Kuno atau Rätoromanisch Belakangan melalui catatan Krupskaya, di kamar penginapan. Lenin dan Krupskaya
sudah mulai jarang. Zürich, tempat tinggal saya tahu mereka menyewa kamar di lantai menghabiskan enam jam di Zentralbiblio-
saya berbatasan dengan Jerman dan karena kedua rumah yang ternyata milik seorang thek atau perpustakaan utama kota Zürich
itu saya mau tidak mau harus belajar bahasa buruh pabrik sepatu yang disapa Frau Kam- untuk menekuni banyak bahan. Setelah itu,
Jerman yang kedengarannya seperti orang merer. Dalam bahasa Jerman, Frau berarti dalam perjalanan kembali ke tempat tinggal,
marah-marah dan penuh huruf-huruf kon- Ibu atau Nyonya. Rumah Frau Kammerer biasanya Lenin membeli dua batang coklat
sonan yang bertabrakan dan kelihatan sulit adalah gedung kuno seperti peninggalan isi kacang dalam bungkusan berwarna biru
dibaca karena hanya ada satu atau dua hu- dari abad ke-16, dan kamar-kamar di ru- yang kadang dibawa untuk cemilan setelah
ruf vokal. mahnya disewakan untuk banyak orang. makan siang.
Karena belum lancar berbahasa Jer- Meskipun menurut Krupskaya, kamarnya Saya meminta seorang teman yang juga
man, saya menyuruh teman saya menga- tidak terlalu bagus dan dengan biaya yang sudah lumayan lama menetap di CH, Ronny,
jak bicara nenek pemilik toko mainan itu sama mereka bisa mendapat kamar lebih untuk menemani saya mengunjungi Zentral-
mengenai hal-hal yang dia tahu tentang layak. Tapi Lenin dan Krupskaya terlanjur bibliothek juga untuk   melihat tempat di
toko mainannya dulu. Tapi barangkali saya tertarik dengan suasana revolusioner kelu- mana Lenin dan Krupskaya menghabiskan
memang tidak terlalu beruntung, si nenek arga buruh pabrik sepatu, lengkap dengan waktunya. Ternyata Zentralbibliothek itu
mengaku tidak ada hubungan apa-apa den- kehidupan yang mereka sebut ‘internasion- bisa dilihat dari bagian depan tempat ting-
gan Lenin maupun istrinya, Krupskaya. Si al’,  karena penyewa tiap-tiap kamar berasal gal Lenin.
nenek dan suaminya tinggal di lantai bawah dari bangsa yang berbeda. Satu kamar dis- Bagian luar Zentralbibliothek kelihatan
tempat tinggal Lenin selama 35 tahun. Dulu ewa oleh ibu dan anak yang bapaknya bek- antik dan seperti bangunan peninggalan
sebelum menjadi toko mainan, suami si erja sebagai pembuat roti dan harus pergi abad pencerahan Eropa. Tapi saat saya
nenek membuat kediamannya sebagai biro berperang, satu kamar disewa seorang dari masuk, pintu terbuka secara otomatis dan
arsitektur yang merangkap dengan usaha Italia, ada yang disewa oleh beberapa aktor penjaga yang mengawasi setiap pengun-
penerbitan buku. Tahun 1988, usaha pener- Austria yang memelihara kucing cantik, dan jung. Saya diajak Ronny naik ke lantai dua,
bitan dan biro arsitek selesai, diganti den- kamar yang terakhir disewa oleh Lenin dan dan menunjukkan satu pojok ruangan buku
gan toko mainan. Si nenek yang baik hati itu Krupskaya, sepasang suami istri Rusia. kamus istilah. Itu tempat dulu Lenin dan
Krupskaya sering membaca banyak buku.
Saya kemudian heran, kenapa Lenin duduk
di bagian buku kamus istilah? Lalu, Ronny
menjelaskan, waktu itu Lenin juga harus
banyak mengkaji istilah ekonomi.
Kemudian kami menuju empat lantai
bawah tanah, kesemuanya menyimpan buku
dari awal perpustakaan ini berdiri. Menurut
situs resmi Zentralbibliothek Zurich, ada
5,1 juta data (buku, koran, manuskrip, dan
lain-lain) yang tersimpan di perpustakaan
ini hingga tahun 2007. Zentralbibliothek
ini memang gudangnya buku, dan selalu
banyak dikunjungi mahasiswa, pelajar  atau
orang-orang yang suka membaca.
Kamis sore, saat Zentralbibliothek tu-
tup, Lenin dan Krupskaya pergi ke gunung
Zürichberg sambil membawa beberapa
buku dan beberapa batang coklat, mereka
menghabiskan waktu di bagian dalam hutan
yang tidak dilewati banyak orang. Disitulah
Lenin membaca sambil merebahkan badan
di rumput. Kadang menekuni banyak bahan
di perpustakaan membuat Lenin lelah dan
memutuskan untuk ke gunung sambil mem-
bahas demokrasi di CH dengan Krupskaya.
Krupskaya menuliskan, tinggal di Zürich
saat itu cenderung tenang dan aman, meski
situasinya sedikit demi sedikit jadi lebih
revolusioner. Dan selama perang dunia
pertama di Zürich yang tenang, Lenin men-
jadi sangat temperamental, dia yakin sekali
bahwa revolusi tidak bisa menunggu lebih
lama. [a]

48
PERJALANAN

Rambu Solo Menuju Puya. Manusia berasal langit.


Kematian hanya perjalanan pulang ke nirwana. Di Toraja, warga
menggelar pesta saat pemakaman.
oleh J. VIGNESHVARA pelindung). tak tercium bau busuk. Karena jasad telah
FOTO-FOTO: FAUZAN IJAZAH Sebab itu, biasanya Rambu Solo diada- dioles ramuan khas Toraja, dari dedaunan
Langit Tana Toraja, berhari-hari kan berbulan-bulan bahkan bertahun-ta- dan akar. Daun sirih, daun pinang, daun
kelam dan mengirim hujan. Namun, pagi hun setelah kematian. Waktu yang panjang bilante –sebutan warga Toraja untuk
itu langit membiru, seakan merestui kem- bagi keluarga mengumpulkan uang untuk dedaunan yang didapat dari hutan— serta
balinya Batok Tua, yang meninggal dunia mengadakan pesta sesuai strata sosialnya. beberapa akar pohon lain, diramu dengan
tahun 2006, kembali ke nirwana. Sebelum upacara pemakaman, jenazah abu siput dan diaduk dengan air perasan
Kota Rantepao, Sulawesi Selatan, diperlakukan layaknya orang sakit. Walau batang pisang.
tampak meriah menyiapkan ritu- sudah tak bernyawa, masih diberi makan Ramuan itu biasanya meninggalkan
al ma’pasonglo, yang merupakan puncak dan minum tiga kali sehari sampai keluarga noda cairan. Nah, cairan ini disuling dan
acara Rambu Solo atau upacara pemaka- mampu mengadakan pesta pemakaman. disimpan dalam bambu, hingga jenazah
man dalam adat Toraja. Berbagai atraksi Saat meninggal, jenazah dimasukkan ke kering. Supaya pengawetan sempurna,
dan ritual dipertontonkan lima hari lima dalam peti dan diletakkan di kamar tidur jenazah disimpang dalam kotak yang dis-
malam pada pesta pemakaman Batok Tua, ruang selatan rumah Tongkonan, yang dis- ebut duni. Kotak ini harus kering dan bebas
pertengahan Agustus tahun lalu. ebut sumbung. Jenazah ditidurkan dengan organisme.
Dalam kepercayaan Aluk Todolo, kepala sebelah barat, lazimnya orang hidup Setelah mulai kering, jasad dibersihkan,
kesempurnaan pesta pemakaman akan tidur. Biasanya, keluarga juga mengajak kemudian dibalut kain dari serat nanas.
menentukan posisi arwah, apakah bicara jenazah dan menungguinya hingga Setelah benar-benar tidak ada lagi pengua-
sebagai bombo (arwah gentayangan), to- larut malam, bahkan tidur di samping pan dari dalam, jenazah dibalut lagi den-
membali puang(arwah yang mencapai jenazah. gan kait katun. Semua tahapan itu melalui
tingkat dewa), atau deata (menjadi dewa Meskipun disimpan bertahun-tahun, ritual adat yang diikuti bacaan mantera.

ACEHKINI April 2009 49


Bila dana pesta telah cukup, keluarga
melakukan ritual ma’parempa yang artinya
‘mematikan’ jenazah. Jasadnya dipindah-
kan ke bagian selatan ruang tengah rumah
dan dibaringkan dengan kepala mengh-
adap ke selatan.
Selanjutnya, ritual ma’tundan yakni
‘membangunkan’ jenazah untuk bersiap-
siap melakukan perjalanan pulang ke
nirwana. Diikuti ritual ma’balun, mem-
bungkus jenazah, dan ma’roto yakni me-
nambahkan ornamen berwarna perak dan
emas pada peti mati.
Jelang pesta pemakaman, peti jenazah
dipindahkan dari rumah ke lumbung di de-
pan rumah. Ritual ini disebut ma’parokko
alang. Semua ritual di atas biasanya
hanya dihadiri keluarga terdekat saja.
Ritual terakhir,  ma’pasonglo yang berarti
mengantarkan hingga ke tempat peristira-
hatan terakhir, mengundang banyak tamu
layaknya pesta.
Semasa hidupnya, Batok Tua pemangku
adat. Ia membesarkan anak-anaknya men-
jadi orang yang sukses. Sebab itu, Rambu
Solo digelar akbar. Berbeda dengan kema-
tian warga biasa; ritual, simbol, nyanyian,
musik dan tarian pada pesta pemakaman
Batok Tua, hanya dipertunjukkan pada
pembesar adat.
Kerbau, salah satu simbol penting
dalam Rambu Solo. Selain menunjukkan
strata sosial, dalam Aluk Todolo, kerbau
diyakini menjadi tunggangan roh menuju
alam baka, atau dalam bahasa setempat
disebut puya.
Tidak semua kerbau pengantar roh.
Ciri kerbau yang dipilih belang, berwarna
menyerupai sapi, masyarakat menye-
butnya tedong bonga atau tedong belo.
Kenderaan ke nirwana itu mahal, harganya
mencapai Rp 100 juta. Pada pesta kali itu,
keluarga Batok Tua menyembelih lebih dari
50 kerbau dan lebih 100 ekor babi.
Kembalinya Batok Tua ke nirwana,
diiring kidung ratapan yang dis-
ebut ma’badong. Kidung berisi kisah per-
jalanan, kebesaran jasa dan keluhuran budi
tokoh adat itu semasa hidupnya. Semakin
siang, halaman rumah salah satu anak
Batok Tua yang digunakan sebagai tempat
pelaksanaan pesta pemakaman dipenuhi
sanak keluarga, tamu-tamu dan wisatawan
domestik maupun manca negara.
Shula dan Yalef, pasangan wisatawan
asal Amerika,  rela repot-repot mencocok-
kan jadwal kunjungan ke Toraja dengan
jadwal Rambu Solo. “Upacara pemakaman
ini sangat unik dan merupakan pening-
galan budaya yang sangat kuno. Kami
sangat beruntung bisa menyaksikannya,”
ujar Yalef, dosen di Massachusetts Institute
of Technology.
Ma’pasilaga tedong atau adu kerbau,
ritual selanjutnya usai kidung. Siang itu
jelang atraksi, kerbau balian atau kerbau

50
Kerbau dan babi
disembelih untuk
tamu. Hewan-hewan
ini dipotong melalui
ritual adat Toraja yang
disebut ma’tinggoro
tedong

aduan diarak dan dipertontonkan men-


gelilingi tempat upacara. Seorang lelaki tua
berpakaian seperti prajurit adat, dengan
membawa tombak dan perisai, memimpin
barisan sambil membawakan tarian
perang. Di belakangnya, tedong bonga di-
tuntun seorang pawang yang juga men-
genakan pakaian adat.
Tak lama kemudian orang-orang
berbondong-bondong menuju sawah
terdekat untuk menyaksikan adu kerbau.
Kerumunan penonton yang berdesak-desa-
kan di pematang sawah tiba-tiba tunggang-
langgang berhamburan saat kerbau yang
sedang berlaga mengejar lawannya ke arah
mereka.
Beberapa di antaranya berjatuhan ke
dalam kubangan lumpur. Namun becek
tak menyurutkan keinginan mereka untuk
menyaksikan pertandingan adu kerbau dari
dekat. Julien, seorang wisatawan dari Pran-
cis tampak tak menghiraukan kotor lumpur
yang melekat di badannya. Ia melebur ber-
sama masyarakat lokal dalam kegairahan
menyaksikan atraksi yang mendebarkan.
“Seru dan menarik!” ujarnya terengah-en-
gah dalam bahasa Inggris. Menjelang senja
pertandingan usai.
Keesokan harinya, prosesi penerimaan
tamu dimulai. Gadis-gadis penerima tamu
bersolek dengan pakaian adat Toraja.
Sedangkan kerabat keluarga mengenakan
pakaian hitam sebagai tanda berkabung.
Barisan tamu yang memasuki tempat
upacara dipandu seorang prajurit adat
dan diantar untuk duduk di lantang atau
pondok-pondok bambu yang dibangun
sebagai tempat untuk tamu menyaksikan
prosesi pesta pemakaman.
Pondok-pondok ini berwarna merah,
berhias ornamen khas Toraja dan diberi no-
mor. Setiap rombongan tamu atau kerabat
akan ditempatkan di lantang sesuai dengan
nomornya. Pada pesta pemakaman Batok
Tua dibangun 20 pondok yang memiliki 80
ruang untuk menerima rombongan tamu.
Hari itu, kerbau dan babi disembelih
untuk menjamu para tamu. Hewan-hewan
ini akan dipotong melalui ritual adat
Toraja yang disebut dengan ma’tinggoro
tedong,yang artinya leher kerbau akan
ditebas dengan sekali ayunan parang. Sebe-
ACEHKINI April 2009 51
lum dipotong, kerbau maupun babi diarak
terlebih dahulu mengelilingi tempat upac-
ara pemakaman. Arak-arakan dipimpin
seorang prajurit adat yang menarikan tar-
ian perang dan diikuti tedong bonga yang
dituntun pawangnya.
Tedong bonga tak dipotong hari itu,
melainkan pada hari terakhir menjelang
Batok Tua disemayamkan di tempat peri-
stirahatan terakhirnya. Kerbau dan babi
kemudian ditambatkan di sebuah batu
yang disebut simbuang batu dan dipotong
dengan sekali tebas. Sebagian dagingnya
dibagikan pada masyarakat sekitarnya.
Sebagian lagi dimasak dalam drum-drum
minyak yang besar, hanya dengan air dan
garam. Terus terang, tak sanggup mem-
bayangkan bagaimana rasa masakan itu.
Namun daging rebus ini langsung tandas
sesaat setelah disajikan. Dengan alasan
hendak memotret, kami pun kabur semen-
tara.
Tiba-tiba terdengar suara lesung yang
dipukul bertalu-talu oleh sekelompok ibu,
secara bergantian sehingga tercipta alunan Prosesi hari berikutnya, menaikkan arak-arakan adalah penabuh gong, diikuti
nada harmonis. Saat lesung berhenti, keranda Batok Tua yang disebut duba- kelompok lelaki berpakaian hitam pemba-
kidung ratapan menyambutnya. Tak lama duba dari lumbung ke atas lakkian, menara wa umbul-umbul. Di belakangnya, tedong
setelah kidung berhenti, terdengar suara tertinggi yang dibangun di tempat upacara. bonga mengikuti dengan pawangnya yang
gong memecah suasana. Sebuah barisan Lakkian terbuat dari bambu yang ber- memakai baju adat. Barisan para wanita
telah bersiap untuk berjalan mengelilingi bentuk rumah adat Toraja atau tongkon- dari keluarga Batok Tua berjalan di bela-
tempat upacara. gan. Menurut kepercayaan Aluk Todolo, kangnya sambil menarik bentangan kain
Barisan diawali penabuh gong yang meletakkan jenazah di tempat paling tinggi merah panjang. Di urutan paling belakang
diikuti oleh enam laki-laki membawa akan memudahkan perjalanan roh menuju adalah keranda Batok Tua yang diusung
umbul-umbul yang disebut tompi saratu. nirwana. Oleh karena itu, kuburan orang oleh sejumlah laki-laki. 
Di belakangnya, para wanita dari kelu- Toraja biasanya dibangun di tempat yang Hari keempat, sebuah misa digelar un-
arga Batok Tua berbaris sambil membawa tinggi, misalnya tebing. Orang Toraja tidak tuk Batok Tua di gereja. Keluarga Batok Tua
bentangan kain merah yang disebut lamba- menguburkan jenazah di dalam tanah. telah memeluk agama Kristen sebagaimana
lamba. Menurut bapak Stanislaus San- Sebelum dinaikkan ke lakkian, kebanyakan masyarakat Toraja. Meskipun
darupa, dosen Universitas Hasanuddin, keranda Batok Tua diarak mengelilingi demikian, menurut Dumak Tanderapak,
yang kebetulan kami temui di tempat acara, kampung kelahirannya, kesempatan bagi anak kedua Batok Tua yang menetap di
semua ritual ini merupakan simbol-simbol masyarakat untuk memberikan penghor- Ujung Pandang, upacara Rambu Solo
yang menunjukkan strata Batok Tua. matan terakhir. Di urutan terdepan barisan hingga kini tetap digelar untuk menjaga
kelestarian tradisi Toraja. “Upacara ini
juga bentuk penghormatan dan bakti kami
sebagai keluarga kepada yang meninggal,”
jelasnya.
Jenazah Batok Tua akhirnya dikubur-
kan di hari kelima upacara. Peristirahatan
terakhirnya berbentuk rumah atau pa-
tane yang diletakkan di kuburan yang
berjarak tujuh kilometer dari rumahnya.
Sebelumnya, tedong bonga dipotong agar
dapat menjadi tunggangan roh Batok Tua
menuju nirwana. Dengan berakhirnya
ritualma’pasonglo  maka selesai tugas kelu-
arga mengantarkan almarhum melakukan
perjalanan ke alam puya. [a]

Upacara ini juga bentuk


penghormatan dan
bakti kami sebagai
keluarga kepada yang
meninggal
52
Figura
Bukan karena terkena jampi-jampi
akibat menolak cinta seorang pria, Na-
bella Volary, 19 tahun, sering bicara dengan
Bicara Sama Tembok
tembok. Hobi baru yang dijalani sebulan itu,
hanya untuk memperlancar acting. Hasil-
nya, ia lolos dua kali casting.  Malah, rumah
produksi Ide Production memilihnya sebagai
pemeran utama dalam film drama komedi
Aceh berjudul ‘Leumak Mabok’.
Bella memerankan tokoh Farida yang lem-
but, sopan, penyayang dan pintar. Sebab itu
banyak pria mengincarnya, mulai dari bandot
tua bernama Toke Dien sampai Bang Jeck,
pemuda tampan di kampungnya.
Karakter Farida tak jauh dari Bella, tak
suka marah. Sebab itu cewek berkulit sawo
matang ini mengaku sedikit kesulitan. “Susah
waktu adegan marah-marah dan panik, soal-
nya Bella nggak bisa marah,” ujarnya.
Dalam ranah seni peran, Bella sebenarnya
belum berpengalaman. Tapi soal melenggang
di catwalk, ia piawai. Beberapa penghargaan
di bidang modeling sudah disabetnya. Selain
itu, ia juga dinobatkan jadi duta wisata Aceh
2008 oleh Dinas Pariwisata Provinsi Aceh.
Kini, mahasiswi jurusan Sosial Ekonomi oleh RIZA NASSER
Fakultas Pertanian, Unsyiah, itu sering FOTO: UCOK PARTA—ACEHKINI
bergaya bak Keira Knightley dalam film
Pirates of Carribean. “Bella suka nonton film
dan sinetron, jadi belajar juga dari mereka,”
NABELLA VOLARY

sebutnya.
Menurut mamanya, Rahmah, bakat
acting Bella sudah tumbuh sejak kecil.
Sayangnya, sang mama berharap Bella tak
begitu serius menggeluti dunia entertain-
ment. “Sambilan saja dulu yang penting serius
kuliah,” katanya.
Tapi Bella kukuh ingin mengembangkan
karirnya. “Ke depan Bella harus lebih bagus
dari sekarang,” ucap cewek yang mengaku
belum punya pacar ini, semangat. Sukses
terus ya non! [a]

oleh RIZA NASSER


FOTO: CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI

ACEHKINI April 2009 53


Mengandalkan Cinta
oleh RIZA NASSER
FOTO: YO FAUZAN —ACEHKINI

Malam telah usang kala Elviana, 42 tahun, memimpin 35 pria


menelusuri dingin, menghentikan langkah kawanan pencuri yang
sedang menggasak rumah warga di Neusu, Kecamatan Baiturrah-
man, Banda Aceh, dua bulan silam. Tak ada yang lolos, semua dige-
landang ke Markas Polisi Sektor (Mapolsek) setempat.
Sejak delapan bulan lalu, malam bukan lagi pertanda istirahat
baginya. "Tiap hari saya selalu pulang di atas jam tiga pagi, Sering
ikut operasi malam hari," katanya.
Maklum kini ia tak lagi mengurusi lalu lintas, melainkan mem-
bersihkan Baiturrahman dari pencuri, judi dan miras. "Itu jenis pe-
nyakit masyarakat paling banyak di sini," ujar Kepala Polisi Sektor
(Kapolsek) perempuan satu-satunya di jajaran Polisi Daerah (Polda)
Aceh itu.
Walau perempuan, ia tak pernah absen dalam setiap operasi.
Tak terkecuali saat menangkap penyabung ayam. "Saya juga ikut
kejar-kerjaan dengan mereka, saya berhasil menangkap satu orang Elviana
di antaranya," kisah perwira polisi berpangkat Inspektur Satu (Iptu)
sambil menahan tawa.
Memimpin para polisi yang identik dengan lelaki, tentu tak mu- berpihak padanya. Dia tak lulus di Universitas Syiah Kuala, Banda
dah. Tapi Elviana, punya jurus jitu. Kantor baginya rumah kedua. Aceh. Akhirnya, setahun kemudian, masuk pendidikan kepolisian di
Lalu, ia menata Polsek dengan prinsip kekeluargaan dan cinta. Tak Ciputat, Jawa Barat. Usai pendidikan, ia meniti karier sebagai polisi
jarang ia menyapu ruangnya sendiri dan bergabung di pos penjag- lalulintas. "Waktu pendidikan saya satu-satunya wanita, melakukan
aan. "Biar tidak ada jarak bawahan dan atasan," katanya. latihan yang sama dengan laki-laki," ungkapnya.
Tak hanya dengan bawahan, ia juga ramah dengan tahanan. Ia Karier Elviana mulai terang selepas pendidikan perwira enam
acap menasihati dan mengundang penceramah ke ruang tahanan. tahun lalu. Dia dipromosi jadi Kapolsek. "Ini tantangan bagi saya,
"Saya berusaha menjadi bagian dari keluarga mereka," ujarnya. memberikan contoh pada bawahan agar mereka juga mau bekerja
Resep kekeluargaan Elviana teruji sukses. Tiga bulan terakhir, ia lebih baik," sebutnya. 
meringkus tujuh pelaku kriminal dan menyita 200 lusin minuman Yang ragu akan kemampuannya, bukan tak ada. Namun, Elviana
keras. tak surut. Dia terus mengukir prestasi. "Yang terpenting bagaimana
Sebenarnya, dia tak berniat menjadi polisi. Saat masih berserag- kita membawa diri, perempuan juga bisa melakukan tugas berat
am putih abu-abu, dia ingin jadi guru. Namun tahun 1986, nasib tak seperti ini," ujarnya. [a] 

Menggantikan Tompi
Di tengah kesibukkannya melengkapi administrasi kelulusan pegawai
negeri, Indra Helmi, 27 tahun, dihubungi Dedi Kale, seorang aktor pembantu
dalam film “Ketika Cinta Bertasbih (KCB)”. Dari ujung telpon, Indra ditawari
oleh MAIMUN SALEH mengisi soundtrack  film yang disutradarai Chaerul Umam itu.
FOTO: KHAIRUL UMAMI —ACEHKINI Indra riang dan menyanggupi tawaran itu. Tak lama berselang, alumnus
Fakults Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah, itu terbang
ke Jakarta. Proses rekaman dilakukan di studio milik Anto
Hood, di kawasan Bintaro. Anto sendiri dipercayai pihak
Sinemart, mengurus musik pengiring KCB.
Bukan sebab Jakarta kehabisan penyanyi, sehingga ‘palang
pintu’ Potret itu memilih Indra melantunkan lagu yang
diaransemen sendiri. Lagi pula lagu yang dinyanyikan, tembang
Aceh, “lagu Saleum yang di album Nyawoeng pertama,” jelas
Indra.
Walau seharian di studio, hanya sekitar dua jam saja dihabiskan
untuk rekaman. Bagi Indra, menyanyikan lagu ‘Saleum’ tak sulit.
Selain lagu itu sering didengar, ia sendiri sempat menjadi
vokalis di kelompok musik Bijeh. 
Bukan berarti mengisi suara soundtrack tak ada aral.
Tantangannya, menjiwai adegan film yang sama sekali belum
dilihat. Sebab itu, pihak studio memutar cuplikan akhir cerita.
Sebab diending film suara Indra diputar. “Kan dubing, jadi
harus mengikut gerakan mulut pemain utama,” jelas Indra.
Sebenarnya, alih suara sudah diselesaikan pihak Anto.
Untuk melantunkan lagu ‘Saleum’ dipilih Tompi, penyanyi
jazz ternama asal Aceh. Serasa tak sreg dengan hasil, akhirnya,
Anto menggantikan dengan Indra. “Mungkin soal penjiwaan,
saya sendiri tak  terbayang menyanyi untuk soundtrack film
INDRA HELMI itu,” kata Indra. [a]

54
COMMERCIAL

Space for R ent

Pemasangan iklan, hubungi:


PT. ACEHKINI
Jl. Bahagia No. 3, Punge Blang Cut, Banda Aceh.
Telp./Faks. 0651.44416
atau
Abdul Munar [081360039003]

ACEHKINI April 2009 55


56

También podría gustarte