Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
1. Identitas klien
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Tanggal pemeriksaan
e. Tempat pemeriksaan
2. Keadaan umum klien
a. Kesadaran
keadaan umum
b. TTV
: Ny, Ponijah
: 64 Tahun ( 20-03-1952 )
: Maron 2/2 Loano, Purworejo
: 25-05-2016 / tanggal masuk : 23-05-2016
: Intensive Care Unit (ICU)
: Coma GCS: 3, E:1 V:1 M: 1
: lemah.
: TD = 80/73 mmHg, N = 134 x/menit, RR =
16x/menit, S = 370 C
3. Diagnosa medis klien
: Sepsis, Mods, Susp Stroke Hemoragic dd SNH
4. Hasil Pemeriksaan Penunjang Lainnya :
a. Pneumonia segmental lobus inferior dextra et sinistra
b. Susp massa pulmo sinistra
c. Cardiomegali dengan elongation aorta
5. Hasil pemeriksaan AGD
Hasil pemeriksaan AGD Tanggal 24-05-2016
Jenis
Hasil
Nilai Normal
Interprestasi
pemeriksaan
pH
PCO2
Measured 37,0 0 C
7,235
7,350 7,450
73,1 mmHg
35,0 48,0
mmHg
83,0
L
H
pO2
74.3 mmHg
108,0
pH
PCO2
mmHg
Corrected 39.0 0 C
7.208
7,350 7,450
79.7 mmHg
35,0 48,0
L
H
pO2
85.0 mmHg
mmHg
83,0
mmHg
Measure
108,0
HOt
Na+
33.2 %
140.1 mM
32,0 51,0%
136,0 145,0
N
N
K+
Ca
2.67 mM
0,65 mM
mM
3,50 5,10 mM
1,15 1,27 mM
L
L
HCO3
TCO2
BEb
BEecf
O2 sat
Hb
30.6 mM
32.9 mM
1.8 mM
3,2 mM
91.7 %
11.3 g/dl
Kalkulasi hasil
22,0 26,0
23 27 mmol/L
-2-2 mmol/L
H
H
N
95%-100 %
Jenis
Hasil
Nilai Normal
Interprestasi
pemeriksaan
pH
PCO2
Measured 37,0 0 C
7,524
7,350 7,450
29.3 mmHg
35,0 48,0
pO2
365.6 mmHg
108,0
pH
PCO2
mmHg
Corrected 38,8 0 C
7.496
7,350 7,450
31,7 mmHg
35,0 48,0
H
L
pO2
375,3 mmHg
mmHg
83,0
mmHg
83,0
mmHg
108,0
H
L
HOt
Na+
+
K
Ca
28,0 %
137,3 mM
Measure
32,0 51,0%
136,0 145,0
mM
3,50 5,10 mM
1,15 1,27 mM
L
L
Kalkulasi hasil
22,0 26,0
23 27 mmol/L
-2-2 mmol/L
N
H
L
3.46 mM
0,95 mM
HCO3 TCO2
BEb
BEecf
O2 sat
Hb
23.9 mM
24.8 mM
1.6 mM
1.1 mM
99.8 %
9.5 g/dl
L
N
95%-100 %
PH
PCO2
HCO3
asam basa
Asidosis Respiratorik
Terkompensasi Sebagian
karena pneumotorak. Pada keadaan ini paru-paru menahan PCO2 sehingga ratio 1 :
20 dilampaui pada taraf permulaan kadar bikarbonat masih normal, tapi akibat
peningkatan kadar PCO2 kadar asam bikarbonat naik, sehingga ratio mungkin 2 : 20.
Mekanisme kompensasi yang dilakukan oleh tubuh : Ginjal menahan Na dan
HCO3, Kemudian mengeluarkan clorida, ion hydrogen dan anion lainnya, sehingga
urin menjadi lebih asam. Hasilnya adalah peningkatan kadar HCO3 yang akan
membantu
mempertahankan
PH
Normal.
Usaha
pengobatan
dengan
cara
memperbaiki ventilasi sebelum timbul hipoksia ,jalan nafas dijaga ventilasi mekanik
PO2 kembali normal. Pemberian cairan (larutan laktat), ion laktat diubah dalam hati
menjadi bicarbonate, sehingga meningkatkan kadar bikarbonat dalam serum.
PH
PCO2
HCO3
asam basa
Alkalosis Respiratorik
Murni
Normal
mikroorganisme
beberapa
jam
setelah
intubasi,
diantara
Ventilasi
mekanik
sering
digunakan
sebagai
profil
aktik
untuk
mekanisme
pernafasan.seseorang
dapat
mengalami
asidosis
respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan
pernafasan.
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi
basa karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar
karbondioksida
Pernafasan
dalam
yang
cepat
darah
dan
menjadi
rendah.
dalam disebut
Penyebab
hiperventilasi,
yang
pernafasan.
Jika
penyebabnya
adalah
kecemasan,
dokter
terapi Advice
dokter
terapi
sesuai
hasil
AGD sesuai
hasil
AGD
Tanggal : 24-05-2016
Mode AC
VC
PEEP : 5
RR
: 18
F1O2 : 100%
Tanggal : 25-05-2016
Mode AC
VC
PEEP : 5
RR
: 10
F1O2 : 80 %
TV : 400
TV
: 400
10. Kesimpulan
Ny. P mengalami penurunan PH diikuti dengan naiknya PCO2 dan
HCO3
yang
mengakibatkan
klien
mengalami
asidosis
respiratorik
di
dapat
dari
dalam
rumah
sakit
atau
Hospital
Acquired
pneumonia
nosokomial
mencapai
30%.
Pneumonia
nosokomial yang terjadi dirumah sakit dapat dbagi dua, yaitu: Hospital
Acquired Pneumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
Kedua jenis pneumonia ini masih jadi penyebab penting dalam angka
kematian dan kesakitan. VAP sering terjadi karena pipa endotrakeal atau
trakeostomi memungkinkan bagian bebas dari bakteri masuk ke dalam paru paru, bakteri juga dibawa melalui penghisapan (suctioning) dan bronkoskopi.
Kejadian VAP pada pasien yangterpasang ventilasi mekanik yang dilakukan
mobilisasi dan fisioterapi dada sesuaidengan kebiasaan ruangan yaitu sebesar
(70%) lebih tinggi dari kejadian VAP padapasien yang terpasang ventilasi
mekanik yang dilakukan mobilisasi dan fisioterapidada sesuai dengan SOP
yaitu sebesar 40%. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
mobilisasi (ambulasi) dan fisioterapi dada yang dilakukan sesuai kebiasaan
ruangan dengan mobilisasi dan fisioterapi dada sesuai dengan SOP (p>0,05).