Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan petunjuk dan kekuatan untuk menyelesaikan Bahan Ajar
Ketrampilan Praktek Klinik. Buku ini merupakan bahan ajar bagi mahasiswa
DIII Kebidanan, serta praktisi kesehatan pada umumnya yang mana buku ini telah
disesuaikan dengan GBPP. Buku ini ditulis untuk memenuhi kebutuhan dan
tututan perkembangan ilmu kebidanan, yang disesuaikan dengan kurikulum
terbaru pada program pendidikan kebidanan yang berbasis kompetensi.
Buku ini merupakan salah satu sumber pustaka yang dapat dijadikan
pegangan oleh mahasiwa, dosen, dan praktisi kesehatan (seperti bidan, perawat,
kesehatan masyarakat, dokter, dll). Selain mahasiswa D III Kebidanan, sasaran
pembaca dari buku ini adalah mahasiswa Akademi Perawat, Fakultas Kedokteran
dan para akademisi yang membutuhkan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta dukungan luar
biasa yang diberikan kepada penulis sehingga buku ajar ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan salam pembuatan
buku ajar ini, penulis juga sangat menginginkan kepada semua pembaca untuk
dapat memberikan masukan dan kritikan demi kesempurnaan isi dari buku ini.
Akhir kata penulis ucapakan selama membaca, semoga kita dapat
memanfaatkan buku ini dengan dasar niat yang baik untuk mengaplikasikannya
dalam memberikan pelayanan dasar kebidanan kepada masyarakat secara optimal.
Semarang ,
September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi,
Tinjauan Mata Kuliah
BAB I. .
BAB II.
BAB III. ..
BAB IV. ..................................................
(dan seterusnya sesuai kebutuhan)
Daftar Pustaka
Jawaban Pertanyaan Kunci
Senarai
Halaman
I
Ii
Iii
1
.
.
.
.
.
.
.
TINJAUAN MATAKULIAH
A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Fisik
pada
Ibu
dan
Bayi
Kompetensi Dasar
Melakukan pemeriksaan
fisik
Indikator
1. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi
dan balita
B. Deskripsi Singkat
Pada BAB ini mejelaskan kepada mahasiswa menjelaskan mengenai :
1. Konsep dasar pemeriksaan fisik:
a. Prinsip dasar pemeriksaan fisik
b. Teknik pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan fisik persisten
d. Pemeriksaan fisik head to toe
2. Pemeriksaan fisik
5
PENDAHULUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
U R A I A N M ATE R I
A. Konsep dasar pemeriksaan fisik
6
b. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, menggunakan
rasa propioseptif ujung jari dan tangan.
Cara kerja :
Cuci tangan
c. Perkusi
7
Luruskan jari tengah kiri , dengan ujung jari tekan pada permukaan
yang akan diperkusi.
Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah kanan diatas jari kiri,
dengan lentur dan cepat, dengan menggunakan pergerakan
pergelangan tangan.
d. Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan
menggunakan alat STETOSKOP.
Maka tekanan darah sebagian tergantung pada kekuatan dan volume darah
yang dipompa oleh jantung dan sebagian pada kontraksi otot dalam
dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor,
ini dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula oblongata.
Perbedaan Tekanan Darah Normal (dalam mmHg)
Diastolik
Sistolik
50
70-90
60
80-100
60
90-110
Dewasa muda
60-70
110-125
80-90
130-150
Ketika darah dipompa keluar dari ventrikel kiri, aorta terisi penuh,
sehingga ia harus menggelembung (distensi) untuk dapat mengakomodasi
darah tambahan. Ketika ventrikel kiri relaksasi, katup aorta menutup dan
aorta yang elastis ini akan kembali kediameter semula. Kembalinya aorta
kediameter semula (rekoil) sangatlah penting karena ini merupakan
mekanisme, darah secara terus menerus dipompa keseluruh bahkan saat
ventrikel relaksasi. Distensi dan rekoil aorta menciptakan gelombang
distensi dan rekoil yang disebut nadi, yang akan berjalan disepanjang
semua arteri besar dan yang dapat diraba dengan jari ditempat arteri bisa
ditekan pada tulang. Karena denyutan jantung menghasilkan pulsasi nadi,
maka frekuensi dan sifat denyutan tersebut dapat dinilai dengan
megevaluasi nadi yang dihasilkan.
Saat memeriksa nadi, faktor-faktor yang perlu dievaluasi adalah
kecepatan, irama, kualitas, konfigurasi gelombang nadi, dan kualitas
pembuluh darah itu sendiri.
Frekuensi nadi. Frekuensi nadi normal bervariasi dari serendah 50
pada orang muda sehat atletis sampai setinggi lebih dari 100 setelah
latihan. Bila kecepatannya lebih dari yang diharapkan, maka perlu dikaji
ulang pada akhir pemeriksaan fisik.
Irama nadi. Irama nadi sama pentingnya dengan frekuensi nadi
untuk dikaji. Ketidakteraturan minimal pada nadi masih dianggap normal.
Kecepatan nadi terutama pada orang muda, meningkat selama inspirasi
dan melambat selama ekspirasi, dinamakan disritmia sinus. Bila irama
nadi tidak teratur, maka frekuensi jantung harus dihitung dengan
mengauskultasi denyut apikal selama 1 menit penuh sambil
meraba
11
12
Tempat
Temporai
Letak
Pengkajian
Diatas tulang tengkorak, diatas dan Bagian yang mudah dicapai digunakan
lateral terhadap mata
Karotid
Sepanjang
tepi
sternokleidomastoid dileher
Apikal
Brakial
untuk
Ulnar
digunakan
Alur diantara otot bisep dan trisep Bagian ini digunakan untuk mengkaji
pada fosa antekubital
Radial
ini
Bagian
ulnar
dari
ini
digunakan
untuk
tangan
Femoral
Poplitea
Diberlakang
tumit
pada
popliteal
untuk
mengkaji
status
sirkulasi ke tungkai
Tibia posterior
Pedis dorsal
Sepanjang bagian atas kaki diantara Bagian ini digunakan untuk mengkaji
tendon
ekstensi
dari
jari
a. Alat
Meteran, Timbangan BB, Penlight, Steteskop, Tensimeter/
spighnomanometer, Thermometer, Arloji/ stopwatch, Refleks Hammer,
Otoskop, Handschoon bersih ( jika perlu), tissue, buku catatan perawat.
Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.
b. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup
penerangan. Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk
menjaga privacy klien
c. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk
rileks.
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur
c. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan pasang
handschoen bila di perlukan
d. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum, status mental dan
nutrisi.
Posisi klien : duduk/berbaring
Cara : inspeksi
1) Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal : Kesadaran
penuh, Ekspresi sesuai, tidak ada menahan nyeri/ sulit bernafas)
2) Tanda-tanda stress/ kecemasan (Normal :)Relaks, tidak ada tanda-tanda
cemas/takut)
3) Jenis kelamin
4) Usia dan Gender
5) Tahapan perkembangan
6) TB, BB ( Normal : BMI dalam batas normal)
7) Kebersihan Personal (Normal : Bersih dan tidak bau)
14
16
Pemeriksaan telinga
Tujuan
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan
fungsi pendengaran.
Persiapan Alat
a)
b)
Garpu tala
c)
Speculum telinga
d)
Lampu kepala
Prosedur Pelaksanaan
5.
Spekulum hidung
Senter kecil
Lampu penerang
Sarung tangan (jika perlu)
17
Prosedur Pelaksanaan
6.
Senter kecil
b)
Sudip lidah
c)
d)
Kasa
Prosedur Pelaksanaan
18
b)
c)
Persiapan Alat
Stetoskop
Prosedur Pelaksanaan
nspeksi
dan
palpasi
kelenjer
tiroid
(nodus/difus,
8.
System pernafasan
Tujuan :
a) Mengetahui bentuk, kesimetrisas, ekspansi, keadaan kulit, dan
dinding dada
b) Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan,
c) Mengetahui adanya nyeri tekan, masa, peradangan, traktil
premitus
Persiapan alat
a)
Stetoskop
b)
Penggaris centimeter
c)
Pensil penada
Prosedur pelaksanaan
irama,
kedalaman,
dan
upaya
lain,
tidak
ikterik/sianosis,
tidak
ada
pembengkakan/penonjolan/edema
20
integritas
kulit
baik,
tidak
ada
nyeri
deng),
batas
jantung=bunyi
rensonan----
hilang>>redup.
B)
System kardiovaskuler
Tujuan
a)
b)
c)
d)
Persiapan alat
21
a)
Stetoskop
b)
Senter kecil
Prosedur pelaksanaan
Palpasi: denyutan
Normal untuk inspeksi dan palpasi: denyutan aorta teraba.
9.
Prosedur pelaksanaan
22
konsistensi.
Setelah diadakan pemeriksaan dadadan aksila evaluasi hasil yang di
dapat
dengan
membandikan
dengan
keadaan
normal,
dan
b)
Stetoskop
c)
Penggaris kecil
d)
Pensil gambar
e)
Bntal kecil
f)
Pita pengukur
Prosedur pelaksanaan
23
2. Sarung tangan
a. Pemeriksaan rectum
Tujuan :
1. Mengetahui kondisi anus dan rectum
2. Menentukan adanya masa atau bentuk tidak teratur dari dinding
rektal
3. Mengetahui intregritas spingter anal eksternal
4. Memeriksa kangker rectal dll
Alat :
1. Sarung tangan sekali pakai
2. Zat pelumas
3. Penetangan untuk pemeriksaan
Prosedur Pelaksanaan
1. Wanita:
tidak
ada
edema
dan
tanda-tanda
infeksi
2.
dan
mengevaluasi
keefektivan
intervensiterapeutik.
tua-anak,
adalah
untuk
melakukan
pemeriksaan
28
alat
yang
5,0-9,0 cm
5,0-9,0
Anak-anak lebar kantong 7,5-9,0 Cm dan panjang kantongnya 17,019,0 cm.
Stesoskop
Oksilometri
Peniti,kapas, objek dingin/kapas
Spatel lidah
Garpu tala
Snellen
Senter
Gambar warna
F. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Anak
Persiapan Bayi
1. Sebelum dapat duduk sendiri:
Terlentang atau telungkup atau lebih baik di pangkuan orang tua.
Usia 4 sampai 6 bulan dapat di tempatkan di atas meja periksaan.
- Setelah dapat duduk sendiri:
Gunakan posisi duduk di pangkuan orang tua jika mungkin
Jika diatas meja, tempatkan dan pandangan penuh pada orang tua.
- Bila tenang auskultai jantung, paru, abdomen
- Catat frekuensi jantung dan pernafasan.
- Palpasi dan perkusi area yang sama
- Lanjutkan dengan arah biasa,kepala ke kaki
- Lakukan prosedur traumatic di bagian akhir, mata, telinga, mulut
-
(sambil menangis)
Munculkan reflek-reflek saat bagian tubuh tersebut diperiksa
Lakukan pemeriksaan reflek Moro di bagian akhir
Lepaskan semua pakaian bila suhu ruangan memungkinkan.
Biarkan popok terpasang pada bayi
Tingkatkan kerja sama dengan distraksi,obyek erang,bunyi-bunyi
dengan mulut,bicara.
Berikan kotak kecil dikedua tangan bayi yang lebih besar,sampai
pelepasan volunter
berkembang di akhir tahun pertama,bayi tidak mampu menggenggam
2. Usia Bermain
-
pendek.
Berikan pujian untuk perilaku kooperatif.
penggunaannya.
Buat cerita tentang prosedur :saya mau melihat seberapa kuat otot-
ototmu
Gunakan tehnik boneka kertas
Beri pilihan jika mungkin
Hargai kerja sama : gunakan pernyataan positif Buka Mulutmu
orangtua.
Anak yang lebih besar menyukai privasi.
Lakukan dari kepala dan kaki
Bila tidak kooperatif ,lakukan seperti pada anak usia bermain.
Minta untuk melepaskan pakain sendiri.
Biarkan untuk memakai celana dalam
posisi
telungkup/atau
terlentang
31
4.
melihat
selama
berkembang
-
seperti seharusnya
Tekan kenormalan perkembangan.
Periksa genetalia seperti bagian tubuh yang lain:dapat di lakukan di
akhir.
1. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan
tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi
preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang
disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah
beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran
dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar
dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang
terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini
diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung
dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara
fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya
2. wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris
hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah
yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan
juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi
N.fasialis.
3. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi
terbuka.
Periksa
jumlah,
posisi
atau
letak
mata
kemudian
sebagai
kekeruhan
pada
kornea
34
Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih
dari
2,5
cm.
nasofaring
ini
kemungkinan
adanya
sifilis
kongenital
menunjukkan
mikrognatia
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak
yang
berasal
dari
dasar
mulut)
keras
dan
lunak
Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya
terjadi
akibatvEpisteins
pearl
atau
gigi
35
masuk
(tanda
foote)
Telinga
Periksa
Pada
dan
bayi
pastikan
cukup
jumlah,
bulan,
bentuk
tulang
dan
rawan
sudah
posisinya
matang
dibagia
atas
ada
kelainan
tulang
leher
Lakukan
brakhialis
perabaan
untuk
mengidentifikasi
adanya
36
kedua
lengan
ke
bawah
adanya
kerusakan
neurologis
atau
fraktur
Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak
simetris
kemungkinan
bayi
mengalami
pneumotoraks,
paresis
pada
saat
bernapas
perlu
diperhatikan
Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak
simetris
dada
saat
bernapas.
Kaji
adanya
pembengkakan
Abdomen
splenomegali
yang
membuncit
atau
kemungkinan
karena
tumor
hepatolainnya
Periksa
fimosis
adanya
hipospadia
dan
epispadia
37
Lubang
uretra
terpisah
dengan
lubang
vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding).(Lodermik,
13.
Periksa
adanya
kelainan
dan
atresia
rectum
ani
kaji
posisinya
meluruskan
keduanya
dan
bandingkan
Perhatikan
Periksa
adanya
Periksa
Perhatinan
kondisi
ruam
dan
bercak
kuli
atau
adanya
adanya
bayi.
tanda
lahir
pembekakan
vernik
kaseosa
38
G. Bahan Diskusi
KASUS 1
Seorang ibu datang ke BPM (Bidan Praktek Mandiri) dan mengatakan ingin
periksa karena sudah dua bulan ibu tersebut tidak haid, dan ibu mengatakan
merasakan mual dan kadang-kadang muntah.
Diskusikan jawaban pertanyaan dibawah ini!
1. Pemeriksaan apa yang anda lakukan pada kasus di atas?
2. Apa yang dialami oleh ibu tersebut?
KASUS 2
Enam jam yang lalu telah lahir bayi perempuan kondisi sehat dan aktif. Bayi
tersebut belum dilakukan pemeriksaan fisik dan belum di mandikan.
Diskusikan jawaban pertanyaan dibawah ini!
Tindakan apa yang anda lakukan sebagai seorang bidan?
39
E. Pertanyaan Kunci
Pertanyaan Kunci
Ketika Anda Membaca bahan bacaan berikut, gunakanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini untuk membantu Anda:
1. Bagimana teknik pemeriksaan fisik pada ibu dan bayi..
2. Persiapan apa saja yang harus di siapkan dalam pemeriksaan fisik
F. Soal Uraian
1. Sebutkan teknik pemeriksaan fisik?
2. Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada bayi yang belum bisa duduk?
3. Pada pemeriksaan head to toe, apa saja yang harus diperiksa?sebutkan!
G. Tugas
1. Tugas kelompok (Small group discussion, makalah)
2. Tugas tersetruktur (laporan pratikum diskill dan laporan praktek di lapangan)
3. Tugas baca (buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal)
40
H. Catatan
Bila anda belum merasa puas, atau paling tidak menguasai materi 75 %,
maka anda harus mengulangi kembali materi diatas sampai anda merasa puas.
RANGKUMAN
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk pengumpul data untuk mengetahui
keadaan fisik dan keadaan kesehatan seseorang. Dalam pemeriksaan fisik ada
teknik yang dilakukan dan sebelum pemeriksaan fisik persiapan alat sangat
dibutuhkan. Ada cara-cara pemeriksaan fisik dapat juga di sesuaikan dengan
kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
41