Está en la página 1de 19

TUGAS AGAMA ISLAM

BAB VIII
PESAN MEKKAH II: AWASI HAWA
NAFSUMU

IBTISAM FAZRIATUL
ISLAMIAH
ROFIKOH SHOLEHA
FITRI SWASTIKA NINGRUM
SITI ZULAICHA

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dan dipergunakan bagi pembaca
sekalian sehingga makalah ini bisa bermanfaat dan terus bermanfaat bagi
semuanya.amin
Namun penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak begitu pun
dengan makalah ini masih penuh dengan kekurangan, maka penulis mohon maaf
bila dalam penulisan makalah ini ada hal yang mungkin menyinggung pembaca.
Akhir kata wassalamu alaikum wr.wb.

Bekasi, 2 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
PENGERTIAN HAWA NAFSU MENURUT BAHASA......................................................4
NAFSU MENURUT AL-QURAN.................................................................................. 5
MANUSIA BERPERILAKU HEWAN, MENURUT BAHASA AL QURAN..........................7
a) Manusia seperti Hewan bahkan Lebih buruk lagi. Dalam QS Al Araf 7 : 179,
Allah menjelaskan :............................................................................................ 7
b) Manusia seperti Keledai Allah menjelaskan dalam QS Al Jumuah 62 : 5.......8
c)

Manusia seperti Unta. Dalam QS Al Waqiah 56 : 51-55................................9

d) Manusia seperti Makannya Binatang Allah dalam QS Muhammad 47 : 12. 10


e) Manusia seperti Ternak Menjadikan Hawa Nafsu Mereka Sebagai Tuhan.
Dalam QS Al Furqon 25 : 43-44.........................................................................11
5 CARA MELAWAN HAWA NAFSU..........................................................................12
7 (TUJUH) MACAM NAFSU..................................................................................... 13
f)

Nafsu Ammaaroh........................................................................................ 14

2) Nafsu Lawwamah....................................................................................... 14
3) Nafsu Mulhimah......................................................................................... 14
4) Nafsu Muthmainnah................................................................................... 15
5) Nafsu Rodhiyah.......................................................................................... 15
6) Nafsu Mardhiyah........................................................................................ 16
7) Nafsu Kamilah............................................................................................ 16
Sifat Nafsu........................................................................................................... 16
1.

Nafsu muthmainnah.................................................................................. 16

2.

Nafsu ammarah bis suu............................................................................. 17

3.

Nafsu lawwamah........................................................................................ 17

PENGERTIAN HAWA NAFSU MENURUT


BAHASA
Hawa nafsu adalah sebuah kekuatan emosional yang langsung berkaitan
dengan pemikiran atau fantasi tentang hasrat seseorang, biasanya
berkenaan dengan seks.
"Hawa nafsu" terdiri dari dua kata: hawa ( )dan nafsu ().
Dalam bahasa Melayu, 'nafsu' bermakna keinginan, kecenderungan
atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan kata hawa (=hawa
nafsu), biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk
melakukan perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika
dihubungkan dengan makanan.Nafsu syahwat pula berarti keberahian
atau keinginan bersetubuh.
Ketiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat) berasal dari bahasa Arab:

Hawa (): sangat cinta; kehendak

Nafsu (): roh; nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak;


niat; selera; usaha

Syahwat (): keinginan untuk mendapatkan yang lazat; berahi."

Ada sekolompok orang menganggap hawa nafsu sebagai "syaitan yang


bersemayam di dalam diri manusia," yang bertugas untuk mengusung
manusia kepada kefasikan atau pengingkaran. Mengikuti hawa nafsu akan
membawa manusia kepada kerusakan. Akibat pemuasan nafsu jauh lebih
mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya.Hawa nafsu yang
tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri seseorang.
Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar
biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul
kepermukaan.Potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk
menciptakan
keadilan,
ketenteraman,
keamanan,
kesejahteraan,
persatuan dan hal-hal baik lainnya.Namun karena hambatan nafsu yang
ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul
kepermukan (dalam realita kehidupan).Maka dari itu mensucikan diri atau
mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang
menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya
dengan berjalan di jalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai
hal tersebut.

NAFSU MENURUT AL-QURAN


Berikut ini beberapa ayat di dalam Al Qur'an tentang hawa nafsu. Moga-moga
kita jadi semakin memahami tentang nafsu serta mampu mengatasinya dalam
kehidupan kita.:
Dan di antara mereka ada yang mendengarkan perkataanmu tapi tidak
mengacuhkannya. Sehingga manakala mereka keluar dari tempatmu, mereka
bertanya kepada orang-orang yang telah dapat ilmu:
"Apakah yang dikatakannya tadi?"Itulah orang-orang yang telah ditutup mata
hatinya oleh Allah.Mereka menuruti segala keinginan nafsunya.Muhammad:16
Apakah engkau tahu tentang orang yang "mempertuhan" hawa nafsunya? Allah
membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya Tuhan sudah mengetahui, bahwa
orang itu meskipun diberi keterangan apapun, namun mereka tidak juga akan
beriman, sedangkan Dia telah mengunci erat pendengaran dan hatinya, serta
menutup penglihatannya. Siapakah yang dapat menunjukinya, kalau Allah sudah
membiarkannya sesat?Apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran dari
padanya?
Al-Jatsiyah:23
Katakanlah: "Hai ahli kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan dalam menanggapi
agama kalian. Dan janganlah kalian turuti hawa nafsu golongan yang telah
sesat pada masa yang lampau.Mereka telah menyesatkan banyak orang, sedang
mereka sendiri telah sesat pula dari jalan yang benar.Al-Maidah:77

Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah apa yang kamu sembah,


selain dari Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan menuruti hawa nafsumu, karena
jika aku berbuat demikian, serta merta sesatlah aku, dan aku tidaklah termasuk
bilangan
orang-orang
yang
mendapat
petunjuk.
Al-An'am:56
Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang
disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah
menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang
terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia)
benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka
tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui
orang-orang yang melampaui bataS. Al-An'am:119
Demikianlah Kami telah menurunkan Al-Qur'an yang berisi norma-norma hukum
dalam bahasa Arab Bahasa Arab adalah bahasa yang terkaya di dunia dalam halhal yang berhubungan dengan ketuhanan.Bahasa yang hidup, lengkap, dan luas.

Dan bila engkau ikuti hawa nafsu kelompok itu Maksudnya mengikuti hawa
nafsu kelompok Yahudi dan Nasrani, asal mereka senang, misalnya berkiblat ke
Baitil Maqdis kembali, setelah engkau dapatkan ilmu, maka tidak ada yang akan
menolong dan melindungimu dari siksaan Allah. Ar-Ra'du:37

Adakah
engkau
perhatikan
orang-orang
yang
mempertuhankan
nafsunya.Adakah engkau dapat menjadi pengawas atasnya?Al-Furqan:43
Hai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu orang-orang yang benar-benar
menegakkan keadilan, menjadi saksi semata-mata karena Allah, biarpun
terhadap dirimu sendiri ataupun ibu-bapa dan kaum kerabatmu. Sekalipun
terdakwa itu kaya atau miskin, maka Allah lebih mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban terhadap keduanya .Maka janganlah mengikuti hawa nafsu
untuk memperkosa keadilan. Dan kalau kamu memutarbalikkan kenyataan atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. An-Nisa:135
Namun orang-orang yang durhaka itu hanya mau mengikuti kemauan nafsunya
sendiri saja, tanpa berdasarkan ilmu! Siapakah yang dapat memimpin orang
yang sudah disesatkan oleh Allah itu? Tidak ada orang yang mau menolong
mereka! Ar-Rum:29
Karena itu, sekali-kali janganlah pendirianmu dapat dipalingkan oleh orang-orang
yang tidak mempercayai Hari Kiamat itu.Jangan pula engkau turutkan hawa
nafsu mereka, nanti engkau binasa.Ta-Ha:16
Andaikata kebenaran yang ditandaskan Al-Qur'an itu yang harus menurut
kemauan hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini beserta
isinya. Sebenarnya kami berikan Al-Qur'an itu kepada mereka, demi untuk
kebanggaan mereka sendiri, tetapi mereka tidak mau mengindahkan apa yang
membawa kemuliaannya itu. Al-Mu'minun:71
Kami telah menurunkan kitab Al-Qur'an kepadamu yang mengandung
kebenaran. Membenarkan kitab yang ada terlebih dahulu, yaitu Taurat dan Injil
dan sebagai pengawas dan pemelihara terhadap kitab yang lain itu. Karena itu
adililah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu
turuti hawa nafsu mereka yang akan membelokkan dari kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantaramu, Kami telah berikan pola
syari'at dan jalan hidup yang benar.Sekiranya Allah menghendaki, pastilah kamu
dijadikanNya satu umat saja, namun Tuhan hendak mengujimu dalam soal
karunia yang telah diberikan kepadamu, karena itu berlomba-lombalah berbuat
kebajikan.Hanya kepada Allah-lah tempat kembali kalian, lalu Tuhan beritahukan
kepada kalian apa-apa yang telah kalian perselisihkan itu. Dan hendaklah kamu

mengadili perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan
janganlah kamu turuti hawa nafsu mereka. Dan waspadalah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak menyesatkan kamu dari sebahagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka tidak mengindahkan keputusan
yang telah diturunkan Allah kepadamu, maka ketahuilah bahwa Allah bermaksud
hendak menjatuhi hukuman di dunia ini juga terhadap dosa-dosa mereka,
sebelum di akhirat kelak.Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orangorang yang fasik.Al-Maidah:48-49

MANUSIA BERPERILAKU HEWAN, MENURUT


BAHASA AL QURAN
Dalam sebuah istilah bahwa manusia adalah Homo homini lupus
(Manusia adalah serigala bagi yang lainnya) dan Homo homini socio
(Manusia adalah teman bagi yang lainnya).Dua istilah ini adalah
menggambarkan sosok manusia hubungannya dengan manusia lainnya,
dipandang dari ilmu sosial yang dikemukakan oleh Plautus tahun 945 di
negeri filsafat Yunani.Istilah pertama adalah gambaran bagaimana
manusia merupakan makhluk sosial dan butuh interaksi sosial serta hidup
secara komunal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan istilah
kedua adalah istilah dimana manusia, ketika menemukan manusia lain
yang berlawanan terhadap pola pikir dan kesepakatan komunal atau
kesewajaran hubungan komunal maka dianggap musuh yang harus
disingkirkan, dengan cara-cara yang terkadang melebihi apa yang terpikir
secara manusia. Lupus merupakan nama hewan dalam bahasa Yunani
yang berarti Serigala, yang digambarkan sebuah kelicikan dalam
berinteraksi komunal, mengambil kesempatan dalam kesempitan,
menyerang lawan atau buruannya dengan cara keji atau dengan cara
dikeroyok, menyingkirkan saingan dalam perburuan dengan cara
kamuflase atau penjebakan.
Perilaku manusia dalam gambaran ilmu sosial ini yang
menempatkan lawannya (politik, komunal atau kamunitas lainnya)
sebagaimana halnya perilaku serigala, disebut dengan perilaku serigala
dengan segala intriknya.Ini adalah bentuk penghukuman istilah bagi
manusia yang berperilaku seperti hewan dengan istilah manusia
merupakan serigala bagi yang lainnya.
Dalam terminologi Islam, banyak istilah perumpamaan lain yang
diperuntukkan untuk manusia yang berperilaku menyimpang jauh dari
tatanan agama (Islam) dan sosial. Kalau dalam pergaulan, penulis yakin
100 persen, bila Anda memiliki masalah dengan orang lain dan kemudian
Anda mengumpat dengan umpatan nama-nama penghuni kandang di
kebun binatang pada orang yang bermasalah dengan Anda, pasti akan
menimbulkan konflik lanjutan yang tak kalah hebat dari konflik
sebelumnya. Tetapi, sangat diherankan, ketika Al Quran menegur
manusia dengan disamakan perilaku hewan akibat menyalahi aturan

agama (Islam) atau tatanan sosial, justru manusia tidak merasa, bahwa
teguran itu bukan untuk dirinya. Kalau bahasa Al Quran dalam QS.Al
Baqarah ayat 6 menjelaskan bahwa kelompok tersebut yaitu orang yang
ingkar akan Allah, diberi maupun tidak diberi peringatan, sama saja bagi
mereka. Apa saja bahasa Al Quran untuk menegur manusia dengan
mensejajarkan dengan perilaku hewan bahkan lebih dari itu, berikut
contoh-contohnya:

a) Manusia seperti Hewan bahkan Lebih buruk lagi. Dalam


QS Al Araf 7 : 179, Allah menjelaskan :
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.Mereka
itulah orang-orang yang lalai.
Perbedaan antara manusia dengan hewan adalah penggunaan dua
fungsi indera yaitu mata dan telinga, serta fungsi hati (Qalbun) dan pada
ayat lain disebutkan fungsi akal. Pada hewan semua fungsi tersebut
(mata, telinga dan otak) hanya digunakan untuk kepentingan perut dan
organ (satu kilan) di bawah perut, sementara pada manusia seharusnya
lebih dari itu yaitu untuk kepentingan isi dalam dada (hati) ke atas
sehingga memiliki daya guna secara kemanusiaan. Nah ketika fungsi
instrumen pada manusia tersebut tidak digunakan maka wajarlah, dalam
bahasa Al Quran, manusia disamakan dengan hewan ternak bahkan lebih
dari itu buruknya (melebihi dari perilaku hewan). Lihatlah ketika hewan
memikirkan makanan yang masuk ke perutnya, mereka tidak terpikir
untuk makan barang lain selain makanan yang harus dimakannya.
Berbeda dengan manusia, apa saja bisa dimakan. Ada istilah hari ini
makan apa, hari esok makan dimana, lusa saya makan siapa Ketika
hewan memikirkan untuk berkembang biak sesuai dengan insting
hewaninya (mengawini pasangannya kapan dan dimana saja tanpa malumalu), manusia justru mengumbar nafsu hewani dengan melakukan
perbuatan tercela dan menyimpang dalam hal syahwat birahi, alasan
mereka hak azazi manusia. Kalau boleh kata itu adalah hak azazi
hewani yang ditelingkung manusia.Wajar Allah pernah memusnahkan
negeri Sodom dan Gomora, dan beberapa negeri lainnya dengan bencana
akibat pengumbaran syahwat birahi seperti dengan penyakit yang
berhubungan dengan bagian (satu kilan) di bawah perut. Hal demikian
agar manusia melihat sebagai bagian dari ayat-ayat (tanda-tanda)
kausalitas sebuah pelanggaran yang melanggar aturan Allah sebagai sang
Pencipta dan sekaligus Pengatur melalui hukum-hukumnya.

b) Manusia seperti Keledai Allah menjelaskan dalam QS Al


Jumuah 62 : 5
Artinya:
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian
mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa
kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang
mendustakan ayat-ayat Allah itu.Dan Allah tiada memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim.
Keledai dalam bahasa Inggris disebut donkey dan panggilan mereka
untuk yang jantan dengan sebutan Jack dan betinanya Jenny atau Jennet.
Istilah keledai yang ditujukan pada manusia adalah perumpamaan sebuah
sifat kebodohan, keras kepala, tidak merubah sudut pandang, (maaf ya
keledai). Mengapa?Sebenarnya sifat alaminya adalah keras kepala
sebagai bentuk perlindungan dirinya terhadap ancaman dari luar. Nah,
bagi keledai bagus memiliki sifat keras kepala karena ia berusaha
melindungi dirinya, tapi bagi manusia alangkah buruknya. Kemudian
keledai tidak peduli akan memikul beban bawaannya sebanyak apapun,
sampai ia menyerah bila ia tidak sanggup membawanya alias ndeprok
(duduk terlunglai) sambil berteriak memekik keras, hingga tuannya
memukul-mukulnya untuk berdiri lagi.
Mengapa perumpamaan keledai ini disamakan dengan orang-orang
yang dipikulkan kepadanya Taurat (kaum Yahudi)? Kita tahu bahwa kaum
Yahudi merupakan kaum yang keras kepala, bagaimana Allah
mengirimkan banyak utusan (Nabi dan Rasul) kepada mereka tetapi
mereka selalu menolak akan aturan-aturan Ilahiyah bahkan menentang.
Contoh, ketika Musa as bertemu utusan Allah (Malaikat) di Gunung
Thursina untuk menerima perintah Allah selama beberapa waktu,
umatnya (Yahudi) justru membuat tuhan tandingan berupa patung sapi,
alasan mereka Tuhannya Musa tidak dapat dilihat. Dan ketika mereka
dijajah Firaun mereka mengeluh, setelah mereka terbebaspun lebih
mengeluh lagi.Ketika mereka diberi makan berupa manna dan salwa,
merekapun mengeluh dengan alasan, makanan tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi.Dan ketika mereka disuruh masuh ke tanah Filistin (Palestina),
mereka pun menolak dan balik memerintah Musa as untuk masuk sendiri.
Alasan mereka, kalau sudah aman baru mereka akan masuk. Bahkan
mereka tahu akan hukum Taurat, justru mereka membuat hukum
tandingan dan membunuh para utusan Allah (Nabi dan Rasul) seperti
dijelaskan dalam QS Ali Imron ayat 21,
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh
orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah
mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih.

Padahal keinginan Allah terhadap kaum Yahudi, akan memuliakan


mereka denganTaurat. Pada kenyataannya mereka memilih kehinaan
dengan meninggalkan Taurat, mengganti hukum Taurat sesuai dengan
hawa nafsu dan keuntungan dunia mereka.

c) Manusia seperti Unta. Dalam QS Al Waqiah 56 : 51-55


Diterangkan bahwa :
Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi
mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan
memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air
yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat
haus minum.Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan.
Sifat unta ketika minum air adalah layaknya seperti mesin pompa
untuk mengisi kantung air yang berada di punuk unta dan sebagian kecil
masuk ke perut.Perumpamaan ini untuk menggambarkan bagaimana ahli
nereka meminum minuman mereka yaitu air yang mendidih di dalam
neraka.Kalau bagi unta sebuah solusi bagi rasa dahaga mereka, tetapi
bagi ahli neraka bukanlah sebuah solusi melainkan sebuah siksaan yang
amat sangat pedih. (boleh coba deh, Anda menyeruput air hangat saja
dengan cara unta, dijamin bibir jadi dower, kerongkongan terbakar dan
lambung luka-luka). Naudzubillahi min dzalika.

d) Manusia seperti Makannya Binatang Allah dalam QS


Muhammad 47 : 12
Terjemahannya :
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal
saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.Dan
orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan
seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal
mereka
Sudah diketahui bahwa bedanya manusia dengan hewan adalah
adanya akal dan hati yang menuntun mereka menuju hidayah/petunjuk,
sementara untuk urusan perut dan urusan sekilan bawah perut tidak ada
bedanya.Hanya, untuk manusia untuk urusan kedua dituntun petunjuk
sehingga mendatangkan keselamatan dunia akhirat. Tetapi orang-orang
yang kufur akan ayat-ayat petunjuk Sang Pencipta dan Pengatur, Allah
SwT, meniadakan aturan-aturan tersebut. Mereka menganggap bahwa
kehidupan di dunia ini dengan beberapa prespektif menurut pandangan
mereka. Ini dikuatkan dengan teori-teori ilmiah (menurut mereka) yang
dikaji di dunia akademik. Teori mereka seperti :
a) Teori alam semesta yang terus berkembang tiada batas, tanpa
awal dan akhir (Steady State Theory)
b) Teori alam semesta yang selalu berevolusi tetap tak terbatas
(Oscillating Theory)
c) Teori alam semesta yang memiliki alam paralel, satu dengan
lainnya
berinteraksi
dan
saling
berpengaruh
serta
dimungkinkan dapat pindah dari satu ke lainnya, dll.
Yang inti dari teori-teori tersebut adalah kehidupan dunia ini kekal
dan dapat berpindah dari satu sisi alam semesta ke alam semesta
lainnya. Walaupun, mereka mengakui adanya hari akhir, mereka
menganggap hanya sebentar saja, sebagaimana ucapan mereka yang
diabadikan dalam Al Quran QS Ali Imron 3 ayat 24 yang artinya : Hal itu
adalah karena mereka mengaku:
Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari
yang dapat dihitung.
Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu
mereka ada-adakan (sendiri).
Nah, ketika mereka memiliki anggapan demikian maka bagaimana
mereka harus menikmati kehidupan dunia ini dengan bersenang-senang
semata, dan tidak memandang apakah itu masuk dalam hal-hal larangan
dari
Allah.Mereka
hidup
untuk
makan
bukan
makan
untuk
hidup.Kebutuhan perut dan sedikit di bawah perut diutamakan
sebagaimana layaknya perumpamaan mereka makan seperti makannya
binatang.

e) Manusia seperti Ternak Menjadikan Hawa Nafsu Mereka


Sebagai Tuhan. Dalam QS Al Furqon 25 : 43-44
Artinya :
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara
atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu
mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari
binatang ternak itu).
Selain benda dan makhluk hidup di luar diri manusia, ada juga jenis
manusia yang mengambil hawa nafsu yang ada dalam dirinya sebagai
tuhan.Kita ketahui pengertian tuhan disini adalah segala sesuatu yang
diperturutkan,
diakui
keberadaannya,
dan
menghambakan
diri
terhadapnya dengan penuh kecintaan berlebihan. Ketika seseorang
menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya, maka sosok manusia ini akan
mentransformasikan dirinya sendiri sebagai sekutu tuhannya, atau
dengan kata lain mereka menjadi tuhan terhadap dirinya sendiri (faham
sinkretisme diri dengan tuhan, atau faham wihdatul wujud) dan secara
bertahap akan memaksakan orang lain untuk menuhankan dirinya. Dalam
sejarah kenabian, sosok Namrud laknatullah atau Firaun laknatullah
memposisikan diri sebagai yang berkuasa, dapat memberi rizki,
menghidupkan dan mematikan, seperti dikisahkan dalam QS An Naziat
79 ayat 20 25 :
Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.Tetapi
Firaun mendustakan dan mendurhakai.Kemudian dia berpaling seraya
berusaha menantang (Musa).Maka dia mengumpulkan (pembesarpembesarnya)
lalu
berseru
memanggil
kaumnya.
(Seraya)
berkata:Akulah tuhanmu yang paling tinggi. Maka Allah mengazabnya
dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
Atau dalam QS Al Baqarah 2 ayat 158 :
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim
(yaitu Namrud laknatullah) tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah
memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim
mengatakan: Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan, orang
itu berkata: Saya dapat menghidupkan dan mematikan.Ibrahim berkata:
Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah
dia dari barat, lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Demikian perumpamaan manusia seperti ternak bahkan lebih sesat
lagi ketika mereka menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya. Bila hewan
ternak dihardik dengan perlakuan pecut atau cemeti untuk mengaturnya,

maka demikian manusia yang seperti ternak ini, diatur dengan azab dunia
dan kalau pun tidak tersadarkan akan diberi akhirat yang lebih pedih.

5 CARA MELAWAN HAWA NAFSU


Imam Ghazali menyebut ada tiga bentuk perlawanan manusia terhadap
hawa nafsu. Yang pertama,nafsu muthmainnah (nafsu yang tenang), yakni ketika
iman menang melawan hawa nafsu, sehingga perbuatan manusia tersebut lebih
banyak
yang
baik
daripada
yang
buruk.
Yang kedua, nafsu lawwamah (nafsu yang gelisah dan menyesali dirinya sendiri),
yakni ketika iman kadangkala menang dan kadangkala kalah melawan hawa
nafsu, sehingga manusia tersebut perbuatan baiknya relatif seimbang dengan
perbuatan buruknya.
Yang ketiga adalah nafsu laammaratu bissu (nafsu yang mengajak kepada
keburukan), yakni ketika iman kalah dibandingkan dengan hawa nafsu, sehingga
manusia tersebut lebih banyak berbuat yang buruk daripada yang baik.
Coba Anda renungkan, termasuk manakah Anda?
Kalau saya bersangka baik kepada Anda, maka saya menilai Anda masih
termasuk kelompok yang pertama, yaitu nafsu muthmainnah.Memang salah satu
ciri orang yang ternasuk nafsu muthmainnah adalah segera sadar dan gelisah
terhadap perbuatannya yang buruk. Walaupun ia melakukan perbuatan buruk
yang kecil, tetapi sudah dianggapnya besar, sehingga ia selalu hati-hati dalam
melangkah. Menurut saya, Anda perlu bersyukur kepada Allah SWT karena Anda
memiliki sensifitas yang tinggi terhadap perbuatan dosa.Dan ini adalah ciri
orang-orang
yang
bertaqwa.
Jadi saran saya, sebaiknya kita segera meninggalkan perbuatan yang dibenci
Allah sebelum jauh melangkah. Sebab kalau sudah menjadi kebiasaan akan sulit
untuk
menghilangkannya.
Sedangkan untuk mengendalikan hawa nafsu, sebaiknya Anda melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Banyak melakukan ibadah, terutama ibadah-ibadah sunnah (sholat
dhuha, tahajud, baca Al Quran, dll). Sebab makanan hati yang
bersihadalah ibadah.
2. Minta kepada Allah dengan sungguh-sungguh (berdoa) agar
keinginan Anda semakin kuat untuk meninggalkan hal-hal yang
buruk.
3. Meyakini imbalan besar yang akan Allah berikan kepada orangorang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya.

Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang
demikian itu (memperturuti hawa nafsu)?."
Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada
surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya.Dan
(mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah.Dan Allah
Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya (QS.Ali Imron yat 15).

Kuatkan keyakinan tersebut dengan banyak berzikir (mengingat Allah) dan


beribadah kepadanya. Jangan hanya mengandalkan ibadah wajib saja untuk
mengendalikan nafsu, tambah juga dengan ibadah sunnah, seperti shaum seninkamis, sholat tahajjud, tilawah Al Quran, sholat dhuha, dan lain-lain.
4.Jaga panca indera kita dari pengaruh syahwat (nafsu). Jaga mata kita untuk
tidak melihat hal-hal yang berbau maksiat, jaga pendengaran dari pembicaraan
yang jorok, jaga mulut dari berkata-kata yang cabul, dan jaga tangan serta kaki
kita untuk tidak menjamah atau melangkah ke hal-hal yang maksiat.
5. Jaga pikiran kita dengan selalu berpikir positif dan produktif yang akan didapat
dari banyak membaca yang positif dan hindari juga lingkungan yang
membangkitkan
hawa
nafsu
kita.
Teman-teman yang selalu berpikir dan berkata mesum juga perlu dihindari agar
hawa nafsu kita dapat terjaga.Oleh karena itu, saya anjurkan kepada saudara
penanya untuk memutuskan hubungan dengan pacar Anda.Walau Anda sudah
berjanji kepadanya, tapi pikirkan untung ruginya. Jika Anda tetap bersamanya
akan sulit bagi Anda (dan Dia) untuk menghindar dari godaan hawa nafsu.
Bahkan mungkin saja Anda makin terperosok pada perbuatan zina yang makin
jauh.Hal ini lebih merugikan bagi diri Anda dan pasangan Anda daripada
memutuskan
hubungan
dan
menjauh
darinya.
Memutuskan hubungan itu menyakitkan, namun lebih baik daripada sakit yang
pedih luar biasa di akhirat kelak. Suatu saat, jika Anda sudah siap menikah dan
ia masih sendiri, Anda bisa langsung melamarnya/menikahinya. Namun sekarang
ini, ketika Anda belum siap untuk menikah jauhi hubungan dengan dia (atau
dengan lawan jenis lainnya) yang hanya menyebabkan hawa nafsu kita berkobar
dan menambah dosa saja.

7 (TUJUH) MACAM NAFSU

Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang


dikenal dengan istilah marotibun- nafsi. Tempat-tempat dimana nafsu ini
bersemayam dalam dunia sufi biasa dinamakan sebagai lathifah, yaitu sebuah
titik halus dalam diri kita yang keberadaannya tersebar.

Berikut penjelasan beliau tentang nafsu, tempat dan tentara-tentaranya:

f) Nafsu Ammaaroh
Nafsu ammaroh tempatnya adalah ash-shodru artinya dada.
Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi

2) Nafsu Lawwamah
Nafsu lawwamah tempatnya adalah al-qolbu artinya hati,
tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai
berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri

5. Al-Ghibah artinya mengumpat


6. Ar-Riya artinya pamer amal
7. Az-Zhulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa

3) Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah Ar-ruh tepatnya dua jari di
bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qonaah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Alloh
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab

4) Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah As-Sirr artinya rahasia,
tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukanpasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-Tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan

5) Nafsu Rodhiyah
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah Sirr Assirr artinya sangat
rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh.
Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa artinya tepat janji

6) Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah Al-khofiy artinya samar,
tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun
pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Alloh
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu an dzunubihim artinya memaafkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thobaihim wa anfusihim ila
anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian
kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak
dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.

7) Nafsu Kamilah
Nafsu kamilah tempatnya adalah Al-Akhfa artinya sangat samar,
tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai
berikut :
1. Ilmul-yaqiin
2. Ainul-yaqiin
3. Haqqul-yaqiin

Dan tidak ada jalan yang terbaik untuk membersihkan segenap nafsu ini selain
dzikr.Oleh karena itu, para ulama thoriqoh mengajarkan metode dzikir terutama
dzikir nafi itsbat (laa ilaaha illalloh) yang tekniknya mengatur aliran dzikir ke
seluruh lathifah-lathifah.

También podría gustarte