Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
Sebuah proses pembelajaran mutlak diperlukan adanya sebuah model pembelajaran yang men
cakup strategi, metode, teknik, dsb. Hal ini di maksudkan agar pembelajaran tidak berlangsun
g seadanya. Pembelajaran haruslah berlangsung dengan terencana untuk mencapai tujuan yan
g ada. Dampak intruksional dan dampak pengiringnya harus sudah dapat terproyeksikan sebel
umnya. Salah satu pembelajaran yang belakangan ini mencuat, dan di akui sebagai strategi pe
mbelajaran yang inovatif serta dapat menjadi solusi atas kemonotonan pembelajaran di kelas
adalah strategi pembelajaran PAIKEM.
Penerapan PAIKEM di latarbelakangi oleh kenyataan bahwa model pembelajaran selama berl
angsung ini cenderung membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, dimana siswa
hanya duduk pasif mendengarkan guru berceramah, tanpa memberikan reaksi apapun kecuali
mencatat dibuku tulis atas apa yang diucapkan oleh guru mereka. Hal ini berakibat pada kura
ng optimalnya penguasaan materi pada diri peserta didik. Oleh karena itulah model pembelaj
aran PAIKEM diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar dan mengajar untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis d
alam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berf
ungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencan
akan aktivitas belajar mengajar. Berikut akan dijelaskan mengenai model pembelajaran PAIK
EM.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran PAIKEM
Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyelenggar
aan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir. Dalam model pembelajaran sudah menca
kup penerapan suatu pendekatan (strategi), metode, teknik atau taktik pembelajaran sekaligus
. Jadi cakupannya lebih luas. Model berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanak
an dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, satu model pembelajaran
dapat menggunakan beberapa metode, teknik atau taktik pembelajaran sekaligus.
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Meny
enangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approac
h to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang
disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovati
f, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan muda
h menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan.
Model pembelajaran ini menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang berlangs
ung menyenangkan dengan melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif selama
proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkant
ersebut,tentusajadiperlukanideide kreatif dan inovatif guru dalam memilih metode dan meran
cang strategi pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenan
gkan diharapkan lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebe
lumnya. Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidak efektif apabila tujuan belajar tidak
tercapai dengan baik.
Model pembelajaran tersebut mengarah pada pembelajaran yang tidak lagi menjadikan guru s
ebagai pusat belajar (teacher centered learning) karena ada asumsi bahwa pembelajaran yang
terlalu didominasi oleh guru dapat menyebabkan peserta didik kurang aktif dan kreatif selama
proses pembelajaran.
Pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk
mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemah
amannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunak
an berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya pembe
lajaran lebih menarik, tidak membosankan, dan lebih menyenangkan serta efektif.
Pembelajaran PAIKEM hadir sebagai solusi, karena pembelajaran model ini lebih memungki
nkangurumaupunsiswauntuksamasama akif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,
strategiinijugalebihmemungkinkangurudansiswauntuksamasama memunculkan jiwa kreatifny
a dalam kegiatan pembelajaran. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara dalam melibat
kan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreati
f untuk memperoleh pengetahuan dan berinteraksi dengan sesama teman, guru, maupun baha
n ajar dengan segala alat bantunya.
Untuk memperjelas arti PAIKEM dapat dilihat pada uraian berikut:
1. Pembelajaran Aktif
Secara harfiah active menurut Hornby, yakni: in the habit of doing things, energetic. Artiny
a, terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan segala daya. Pembelajaran yang aktif bera
rti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emos
ional, dan sebagainya. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif
bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman
langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya
sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarn
ya sendiri.
Hampir tidak pernah terjadi proses belajar tanpa adanya keaktifan individu atau siswa yang b
elajar. Permasalahannya hanya terletak dalam kadar atau bobot keaktifan belajar siswa. Ada k
eaktifan belajar kategori rendah, sedang, dan ada pula keaktifan belajar kategori tinggi. Deng
an begitu, maka hakikat dari pembelajaran aktif pada adasarnya adalah usaha untuk mengopti
malkan kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran agar siswa terlibat baik secara intel
ektual maupun emosional agar ia betul-betul berpartisipasi dalam melakukan kegiatan belajar.
Paul D. Diedrich membagi kegiatan belajar aktif ke dalam delapan kelompok, yaitu:
a. Kegiatan visual: membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, mengamati demonstra
si dan pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan moral: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, dan disku
si.
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar y
ang telah ditetapkan. Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada
setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud di sini bukan sek
edar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi, perenungan yang dilakukan oleh guru dan sisw
a, serta didukung oleh data catatan guru. Hal ini lebih menekankan pada penilaian proses sela
in penilaian hasil belajar.
Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai/kon
dusif. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran
, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar. Menciptakan kel
as yang efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa dilakukan seca
ra parsial, melainkan harus menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Di satu sisi, guru menjadi pengajar yang efektif, karena:
a. Menguasai materi yang diajarkan
b. Mengajar dan mengarahkan dengan memberi contoh
c. Menghargai siswa dan memotivasi siswa
d. Memahami tujuan pembelajaran
e. Mengajarkan keterampilan pemecahan masalah
f. Menggunakan metode yang bervariasi
g. Mengembangkan pengetahuan pribadi dengan banyak membaca
h. Mengajarkan cara mempelajari sesuatu
i. Melaksanakan penilaian yang tepat dan benar
Di sisi lain, siswa menjadi pembelajar yang efektif dalam arti:
a. Menguasai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi yang diperlukan
b. Mendapat pengalaman baru yang berharga
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan perlu dipahami secara luas, bukan hanya berarti selalu dis
elingi dengan lelucon, banyak bernyanyi atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang
menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, ama
n dan asyik. Perasaaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner motivation, yaitu doron
gan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu bentuk proses pembelajar
an yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasa
an terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangka
n adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajar
an.
Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, ialah:
a. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang (Stress), aman, men
arik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai kebe
rhasilan yang tinggi.
b. Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan
c. Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan
d. Adanya situasi belajar yang menantang bagi peserta didik untuk berpikir jauh ke depan dan
mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari
e. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama, dan ketika
ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan.
Dalam pembelajaran yang menyenagkan guru tidak membuat siswa:
a. Takut salah dan dihukum
b. Takut ditertawakan teman-teman
c. Takut dianggap sepele oleh guru atau teman
Di sisi lain, pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa:
a. Berani bertanya
b. Berani mencoba/berbuat
c. Berani mengemukakan pendapat/gagasan
d. Berani mempertanyakan gagasan orang lain
Terdapat empat aspek yang memengaruhi model pembelajaran PAIKEM, yaitu pengalaman, k
omunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam sebuah pembelajaran terdapat empat aspek t
ersebut, maka kriteria PAIKEM terpenuhi.
1) Pengalaman
Pada aspek ini siswa di ajarkan untuk belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara pen
erapannya seperti eksperimen, pengamatan, percobaan, penyelidikan, dan wawancara. Karena
di aspek pengalaman ini anak belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui pengalaman
langsung, dapat mengaktifkan banyak indera yang dimiliki anak tersebut.
2) Komunikasi
Pada aspek ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, antara lain mengemukakan pendapat
, presentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja. Di aspek ini ada hal-hal yang ingin di dapa
tkan, misalnya anak dapat mengungkapkan gagasan, mengeluarkan gagasan, memancing gag
asan orang lain, dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.
3) Interaksi
Pada aspek ini dilakukan dengan tanya jawab dan saling melempar pertanyaan. Dengan seper
ti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh anak-anak, berpeluang untuk terkoreksi dan m
akna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
4) Refleksi
Dalam aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah dilakukan anakanak dalam kelas selama mereka belajar. Hal ini dilakukan supaya ada perbaikan gagasan/ma
kna yang telah dikeluarkan oleh anak dan agar mereka tidak mengulangi lagi kesalahan.
mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti: t
akut ditertawakan, takut disepelekan, dan takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hen
daknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang muncul dari temannya maupu
n dari guru itu sendiri. Berkembangan rasa takut sangat bertentangan dengan prinsip PAIKE
M.
Kegiatan Pembelajaran
Siswa:
a. Melakukan percobaan, pen
gamatan, atau wawancara
b. Mengumpulkan data/jawab
an dan mengolahnya sendiri
c. Menarik simpulan
d. Memecahkan masalah, men
Melalui:
a. Diskusi
b. Lebih banyak perrtanyaan t
erbuka
c. Hasil karya yang merupaka
n pemikiran siswa sendiri
D. Karakteristik PAIKEM
1. Berpusat pada siswa:
a. Guru sebagai fasilitator, bukan penceramah
b. Fokus pembelajaran pada siswa bukan pada guru
c. Siswa belajar secara aktif
d. Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karyanya sendiri, tidak hanya mengutip
dari guru
2. Belajar yang menyenangkan
Bahaya minuman keras yang telah menimbulkan kerusuhan antar-remaja termasuk Anton, se
orang pelajar SMA. Dikisahkan bahwa:
Anton pada mulanya adalah seorang anak yang baik dan rajin beribadah. Dulu ia tinggal bers
ama ibunya yang telah menjanda di sebuah rumah dekat mesjid. Setelah ibunya meninggal, ia
diajak pindah ke rumah pamannya di kota, disebuah lingkungan kumuh yang jauh dari mesjid
. Anak-anak muda di sekitar lingkungan itu senang bergerombol di mulut-mulut gang sambil
menenggak minuman keras dan berteriak-teriak. Sayangnya, Anton yang baik itu pun terpeng
aruh dan menyukai minuman keras pula, lalu bergabung bersama anak-anak berandal tetangg
anya itu. Kini Anton harus meringkuk dalam tahanan polisi karena telah melukai seseorang k
etika dia mabuk dan terlibat dalam aksi tawuran antarkelompok remaja kota itu.
Setelah bahaya minuman keras yang membahayakan Anton tadi diidentifikasi secara rinci, sel
anjutnya guru menetapkan peran-peran tertentu yang dimainkan siswa. Apapun peran yang di
mainkan oleh siswa pada prinsipnya harus bermuara pada pencarian jawaban atas pertanyaanpertanyaan sebagai berikut:
a. Mengapa minuman keras itu diharamkan?
b. Bagaimana sebaiknya Anton berbuat?
c. Bagaimana sebaiknya saya berbuat?
2. Memilih pemeran. Pada tahap kedua ini, bersama-sama para siswa, guru mendiskusikan ga
mbaran karakter-karakter yang akan diperankan. Selanjutnya guru menawarkan peran-peran i
tu kepada siswa yang layak. Dalam hal ini guru juga dapat menggunakan jasa satu atau dua or
ang siswa yang dianggap cakap untuk memilih siswa-siswa yang pantas menjadi aktor X, a
ktor Y dan seterusnya.
3. Mempersiapkan pengamat. Pengamat ini diambil dari kalangan siswa sendiri, ia terlibat dal
am cerita yang dimainkan. Agar seorang pengamat merasa terlibat, ia perlu diberi penjelasan
mengenai tugas-tugasnya. Tugas-tugas itu meliputi:
a. Menilai tingkat kecocokan peran yang dimainkan dengan masalah yang sesungguhnya
b. Menilai tingkat penghayatan pemeran terhadap tokoh (peran yang dimainkan).
4. Mempersiapkan tahapan peranan. Dalam bermain peran ini tidak diperlukan adanya dialog
khusus seperti dalam sinetron, sebab yang dibutuhkan para siswa aktor itu adalah dorongan u
ntuk berbicara dan bertindak secara kreatif dan spontan. Walaupun begitu, garis besar adegan
yang akan dimainkan perlu disusun secara tertulis.
5. Pemeranan. Setelah segala sesuatunya siap, mulailah para aktor memainkan peran masingmasing secara spontan sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan.
6. Diskusi dan evaluasi. Seusai semua peran dimainkan, diskusi dan evaluasi perlu diadakan.
Dalam hal ini guru dan para aktor serta pengamat hendaknya melakukan pertukaran pikiran d
alam rangka menilai bagian-bagian peran tertentu yang belum dimainkan secara sempurna.
7. Pengulangan pemeranan. Dari diskusi dan evaluasi tadi biasanya akan muncul gagasan bar
u mengenai alternatif lain pemeranan. Alternatif ini kemudian digunakan untuk memainkan la
gi topik cerita bermain peran secara lebih baik.
8. Diskusi dan evaluasi ulang. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji kembali hasil pemer
anan ulang pada langkah ketujuh tadi. Dari tahapan ini diharapkan akan muncul strategistrategi pemecahan masalah yang lebih inovatif dan kreatif.
9. Menarik generalisasi. Tahapan terakhir ini dilaksanakan untuk menarik faedah pokok yang
terkandung dalam bermain peran, yakni membantu para siswa memperoleh beberapa pengala
man baru yang berharga melalui aktivitas interaksi dengan orang lain.
G. Kelebihan dan Kekurangan PAIKEM
1. Kelebihan PAIKEM
a. Dalam pakem siswa belajar bekerja sama
b. Paikem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
c. Paikem menghargai potensi semua siswa
d. Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar karena adanya variasi dalam proses pem
belajaran
e. Peserta didik dapat lebih mengembangkan dirinya
f. Peserta didik tidak jenuh dengan pembelajaran di kelas
g. Mental dan fisik peserta didik akan terasah secara optimal
h. Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
i. Kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
j. Metode ini mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
k. Melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri
2. Kekurangan PAIKEM
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulu
m
b. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukannya.
c. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini
bergantung pada image guru.
d. Membutuhkan dana, dalam pembelajaran PAIKEM sering kita memakai media sehingga m
embutuhkan biaya yang lebih untuk menunjang proses pembelajaran
e. Pengembangan RPP, dalam pembelajaran PAKEM guru dituntut untuk kerja extra dalam pe
ngembangan pembuatan RPP agar dapat menciptakan pembelajaran yang diinginkan
f. Manajemen kelas, dalam pembelajaran ini guru harus selalu dapat menciptakan suasana kel
as yang kondusif dan menyenangkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenang
kan) adalah model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. Model ini dikemas sedimiki
an rupa mulai dari tahap perencanaan, materi, metode, strategi, dan penilaiannya semuanya te
rcakup dalam model ini. Tujuannya adalah agar pembelajaran tidak menjadi membosankan d
an tidak hanya pada guru yang aktif tetapi siswa juga dituntut untuk berani tanpa rasa takut be
rkreasi dan mengeluarkan pendapat.
Dalam pembelajaran menggunakan model PAIKEM ini diharapkan tidak memberikan kesan
yang monoton dan menakutkan bagi siswa. Jadi siswa bisa bergerak dengan leluasa dalam pe
mbelajaran, siswa menjadi tidak takut salah dalam mengeluarkan pendapat, tidak takut dimar
ahi oleh guru. Karena model PAIKEM ini adalah pembelajaran yang menyenangkan, sehingg
a siswa berkreasi tanpa rasa takut. Namun juga tidak dipungkiri bahwa model PAIKEM ini m
emiliki beberapa kekurangan baik dalam penerapannya atau hal yang lainnya. Untuk itu diaha
rapkan guru semaksimal mungkin mengurangi celah dari kekurangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta, Rineke Cip
ta, 2010.
Sudjana, Nana. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Bar
u Algensindo, 1996.
Hamalik, Oemar. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA, Bandung, S
inar Baru Algensindo, 2001.
Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Baru, Beberapa Metode Pen
dukung, dan Beberapa Kompunen Layanan Khusus, Jakarta, PT Rineke Cipta, 2009.