Está en la página 1de 26

TUGAS 6 PERILAKU STRUKTUR BETON

MOMEN DAN KURVATUR BEBAN SIKLIK

Dosen : Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono, M.E

Disusun oleh : Indra Sidik Permadi (25014325)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015

Tugas 6 Momen vs Curvature Balok Akibat


Beban Siklik
Diketahui penampang balok beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut :
B
: 300 mm
H
: 600 mm
fc
: 30 MPa
fy
: 400 Mpa
d
: 50 mm

: 1,20 %

: 0,5 %
Jarak antar sengkang 100 mm
Beban siklik serat atas penampang seperti pada gambar berikut:
50
As

600

As

300
Gambar 1. Siklus pembebanan berdasarkan regangan serat atas penampang balok

Beberapa ketentuan dalam analisis balok ini adalah:


a) Beton terkekang dengan model Kent and Park
b) Baja Tulangan dengan Model Menegotto and Pinto
c) c = 0,05%

1.

Analisis Pembebanan Siklik Beton Bertulang dengan Model Kent and Park
Persamaan umum pemodelan kurva tegangan dan regangan beton dengan Kent & Park yaitu:
Untuk c < 0,002 :
2
2 c
c
f c f 'c

.....................................................(1)
0, 002 0, 002

Untuk 0,002 < c < 20c :

f c f 'c 1 Z c 0, 002 ......................................................(2)


Dimana,

50u

0,5
......................................................(3)
50u 50 h 0, 002

3 0, 002 f 'c
'
dalam psi .............................................(4)
f c 1000

3
4

50 h s

ds
...........................................................(5)
s

Dengan s pada Kent and Park didefinisikan sebagai rasio volume tulangan melintang dengan
rasio volume beton.

3 0,002(30)
0.0035
4354.13 1000
b " b (2 sb ) 300 (2 50) 200 mm

50u

d " d (2 sb ) 600 (2 50) 500 mm


2
1
4 s 2b " 2d "
s

b " d " Sh

3
4

50 h s

2
1
4 10 2(200) 2(500)
0.011
200 500 100

b" 3
200
0.011
0.012
s 4
100

Sehingga nilai Z adalah:

50u

0.5
0.5

38.008
50 h 0.002 0.0035 0.012 0.002

Jadi, persamaan untuk kurva tegangan-regangan dari titik B ke titik C adalah:

f c 30 1 38.008( c 0.002) ..............................................(6)


0.2 f c 30 0.2 6 MPa ..................................................(7)

1.1.

Siklus Pertama (c = 0.2%)


Saat pembebanan siklus pertama, persamaan yang digunakan adalah persamaan (1), namun
saat pelepasan beban siklus pertama, persamaan yang digunakan adalah :
f c Ec1 c cm f cm1 ......................................................(8)

Dimana : Ec1 4700 fc ' 25742.96 MPa dan c1 , f cm1 adalah regangan dan tegangan saat
pembebanan terakhir (reversal loading). Saat pembebanan kembali (Reverse Loading) tegangan
beton diasumsikan Nol karena menahan gaya tarik. Maka pada Tabel 1 dapat dilihat nilai
regangan dan tegangan pada siklus pertama.
Tabel 1. Nilai Regangan dan Tegangan untuk beton pada saat beban siklik siklus pertama

Loading 1
c
fc (MPa)
0.0000
-0.0005
-0.0010
-0.0015
-0.0020

0.000
13.125
22.500
28.125
30.000

Unloading 1
c
fc (MPa)
-0.0020
-0.0015
-0.0010
-0.0008

30.00
17.13
4.26
0.00

Re-Loading 1
c
fc (MPa)
-0.0008
-0.0005
0.0000
0.0005
0.0010
0.0015
0.0020

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Re-Unloading 1
c
fc (MPa)
0.0020
0.0015
0.0010
0.0005
0.0000
-0.0005
-0.0008

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

vs Beban Siklik Beton Model Kent & Park Siklus 1


30

Tegangan (MPa)

25
20
15
10
5
0
-5
0.010

0.008

0.006

0.004

0.002

0.000

-0.002

-0.004

-0.006

-0.008

-0.010

Regangan
Loading 1

Unloading 1

Re-Loading 1

Re-Unloading 1

Gambar 2. Tegangan dan regangan beton saat pembebanan siklus 1

1.2.

Siklus Kedua (c = 0.2%)


Pembebanan siklus kedua saat regangan beton kurang dari 0.002, maka digunakan persamaan
(8). Setelah itu digunakan persamaan (6) Model Kent & Park sampai regangan maksimum siklus
kedua sebesar 0.008. Sehingga didapat nilai tegangan dan regangan pada siklus kedua.

Tabel 2. Nilai Regangan dan Tegangan untuk beton pada saat beban siklik siklus kedua

Loading 2
c
fc (MPa)
-0.0008
-0.0010
-0.0015
-0.0020
-0.0025
-0.0030
-0.0035
-0.0040
-0.0045
-0.0050
-0.0055
-0.0060
-0.0065
-0.0070
-0.0075
-0.0080

0.00
4.26
17.13
30.00
29.43
28.86
28.29
27.72
27.15
26.58
26.01
25.44
24.87
24.30
23.73
23.16

Unloading 2
c
fc (MPa)
-0.0080
23.16
-0.0075
18.33
-0.0070
13.51
-0.0065
8.68
-0.0060
3.86
-0.0056
0.00
Re-Loading 2
0.00
-0.0056
0.00
-0.0045
0.00
-0.0040
0.00
-0.0035
0.00
-0.0030
0.00
-0.0025
0.00
-0.0020
0.00
-0.0015
0.00
-0.0010
0.00
-0.0005

Re-Loading 2
c
fc (MPa)
0.0000
0.0005
0.0010
0.0015
0.0020
0.0025
0.0030
0.0035
0.0040
0.0045
0.0050
0.0055
0.0060
0.0065
0.0070
0.0075
0.0080

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Re-Unloading 2
c
fc (MPa)
0.0080
0.0075
0.0070
0.0065
0.0060
0.0055
0.0050
0.0045
0.0040
0.0035
0.0030
0.0025
0.0020
0.0015
0.0010
0.0005
0.0000

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

vs Beban Siklik Beton Model Kent & Park Siklus 2


30
25

Tegangan (MPa)

20
15
10
5
0
-5
0.010

0.008

0.006

0.004

0.002

0.000

-0.002

-0.004

-0.006

-0.008

-0.010

Regangan
Loading 2

Loading 2

Unloading 2

Re-Loading 2

Re-Unloading 2

Gambar 3. Tegangan dan regangan beton saat pembebanan siklus 2

2.

Analisis Pembebanan Siklik Baja dengan Model Menegotto-Pinto


Model Menegotto-Pinto merupakan pengembangan dari model sebelumnya yaitu Giuffre-Pinto
(1970). Persamaan umum model Menegotto-Pinto adalah :

s E s

Es E

R
1 s
0

s
1/ R

...........................................................(9)

Dimana :
: Modulus Elastisitas Baja inisial
Es
E

: Modulus Elastisitas Baja setelah baja mencapai leleh

: Fungsi kurva untuk Baushinger effect

Untuk respon beban siklik, persamaan Menegotto-Pinto yang digunakan adalah :

s * b s *

1 b
1 *

s
R

1/ R

....................................................(10)

Dimana :

s*

s r
r
dan s * s
0 r
0 r

0 ,0

: Tegangan, regangan saat pertemuan antara dua simtot

r ,r

: Tegangan, regangan pembebanan terakhir

: Rasio strain hardening

Pemodelan baja dengan Menegotto-Pinto dapat dilihat seperti pada Gambar 4

Gambar 4. Model material baja Menegotto-Pinto

Pada kasus ini, regangan baja harus dihitung dengan cara diskritisasi penampang beton
berdasarkan regangan serat atas beton. Dengan demikian model baja dengan Menegotto-Pinto
dapat terlihat perilakunya. Proses diskritisasi penampang dapat dilihat pada Lampiran 1.
5

2.1. Siklus Pertama (c = 0.2%)


Diketahui data-data baja sebagai berikut :
: 200000 MPa
Es 0

2.1.1.

b
E

: 10%
: 10% x 200000 = 20000 MPa

:6
Untuk Loading Siklus Pertama
0 400 MPa

0 0.002

Persamaan untuk loading siklus pertama : S Y b. s 1 b


Dari hasil perhitungan diskritisasi penampang, untuk loading siklus pertama didapat
regangan dan tegangan baja serat atas dan bawah adalah :
Tabel 3. Nilai tegangan dan regangan saat loading siklus pertama

No.
1
2
3
4
5
2.1.2.

Beton
c

fc (MPa)

0.0000
0.0005
0.0010
0.0015
0.0020

0.00
13.13
22.50
28.13
30.00

Baja Tulangan
s (MPa)
s '

s
0.0000
-0.0010
-0.0019
-0.0040
-0.0062

0.00
-204.52
-389.62
-440.50
-484.79

0.0000
0.0004
0.0007
0.0010
0.0013

s' (MPa)
0.00
72.32
146.40
199.54
250.19

Untuk Unloading Siklus Pertama


Dari pembebanan sebelumnya didapat :
r 484.79 MPa

r 0.0062
Regangan sisa = r

r
Es 0

0.0062

484.79
0.00382
200000

0 0.00223

0 200000 0.00223 (0.00382) 316.49 MPa


*

s 0.0062
0.00223 0.0062

dan * 10% s *

1 10% *
1 *

1/6

Jadi, persamaan untuk tulangan bawah adalah :

s 484.79

316.49 484.79

s * 316.49 484.79 484.79

Sedangkan untuk tulangan tekan kondisinya masih elastis. Maka didapat nilai regangan dan
tegangan baja saat Unloading siklus pertama yang tertera pada Tabel 4.

Tabel 4. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat unloading siklus pertama

No.

1
2
3
4
5

0.0020
0.0015
0.0010
0.0005
0.0000

Tulangan Bawah
*
* (MPa)

s (MPa)

-0.0062 -3.11987 -1.21199


-0.0046 0.399167 0.398926
-0.0041 0.533017 0.531207
-0.0039 0.55824 0.55575
-0.0036 0.595905 0.592003

-484.79
-165.14
-59.15
-10.43
32.88

Tabel 5. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat unloading siklus pertama

2.1.3.

No.

1
2
3
4
5

0.0020
0.0015
0.0010
0.0005
0.0000

s
0.0013
0.0009
0.0005
0.0001
0.0000

Tulangan Atas
*
*(MPa)
0.625466
0.470886
0.267988
0.197415
0.052168

0.962547
0.947089
0.926799
0.919741
0.905217

s(MPa)
250.19
188.35
107.20
20.87
0.00

Reverse Loading Siklus Pertama


Reverse loading siklus pertama, persamaan yang digunakan sama seperti unloading siklus
pertama. Tegangan dan regangan saat reverse loading siklus pertama dapat dilihat pada
Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat reverse loading siklus pertama

No.

1
2
3
4
5

0.0000
-0.0005
-0.0010
-0.0015
-0.0020

-0.0036
-0.0034
-0.0031
-0.0028
-0.0020

Tulangan Bawah
*
* (MPa)
0.595905
0.713219
0.776715
0.846217
1.05824

0.592003
0.700126
0.753967
0.807535
0.928681

s (MPa)
32.88
76.20
119.34
162.27
259.34

Tabel 7. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat reverse loading siklus pertama

2.1.4.

No.

1
2
3
4
5

0.0000
-0.0005
-0.0010
-0.0015
-0.0020

Tulangan Atas
*
*(MPa)

s(MPa)

0.0000 0.052168 0.905217


-0.0008 -0.38101
-0.9381
-0.0012 -0.59672 -0.95967
-0.0016 -0.81134 -0.98113
-0.0020
-1
-1

0.00
-152.41
-238.69
-324.54
-400.00

Reverse Unloading Siklus Pertama


Dari pembebanan sebelumnya didapat :
r 400 MPa, r 0.002 untuk tulangan atas dan r 259.34 MPa, r 0.002 untuk
tulangan bawah.

Regangan sisa :

r
Es 0

r
Es 0

0.002

400
0 untuk tulangan atas dan
200000

0.002

259.34
0.0033 untuk tulangan bawah
200000

Titik pertemuan antara dua asimtot Es 0 dan E :

0 0.00193; 0 200000 0.00193 (0) 385.34 MPa untuk tulangan atas, sedangkan
untuk tulangan bawah

0 0.00594; 0 200000 0.00594 (0.0033) 529.55 MPa .


Maka akan diperoleh persamaan baru untuk untuk reverse unloading yaitu:
Untuk Tulangan Atas

s 0.002

0.00193 0.002

Jadi, *

dan * 10% s *

s 400

385.34 400

1 10% *
1 *

1/6

s * 385.34 400 400

Untuk Tulangan Bawah

s 0.002

0.00594 0.002

Jadi, *

s 259.34

dan * 10% s *

1 10% *
1 *

1/6

529.55 259.34

s * 529.55 259.34 259.34

Hasil perhitungan regangan dan tegangan untuk reverse unloading siklus pertama dapat
dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat reverse unloading siklus pertama

No.

1
2
3
4
5

-0.0020
-0.0015
-0.0010
-0.0005
0.0000

-0.0020
-0.0025
-0.0027
-0.0029
-0.0032

Tulangan Bawah
*
* (MPa)
1.05824
0.12706
0.18218
0.23727
0.30457

0.92868
0.12706
0.18217
0.23726
0.30453

s (MPa)
259.34
159.10
115.62
72.17
29.09

Tabel 9. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat reverse unloading siklus pertama

No.

1
2
3
4
5

-0.0020
-0.0015
-0.0010
-0.0005
0.0000

-0.0020
-0.0016
-0.0012
-0.0007
-0.0003

Tulangan Atas
*
*(MPa)
-1
0.10415
0.21488
0.32561
0.43257

-1
0.10415
0.21488
0.32555
0.43214

s(MPa)
-400.00
-318.20
-231.25
-144.33
-58.173

Dari hasil perhitungan, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan pada baja tulangan
model Menegotto-Pinto pada siklus pertama yaitu:
Hubungan Tegangan dan
Regangan Tulangan Bawah
(Model Menegotto-Pinto)

Hubungan Tegangan dan


Regangan Tulangan Atas (Model
Menegotto-Pinto)

Regangan

-400

-400

-300

Tegangan (MPa)

-500

-300
-200
-100
0

-200
-100
0

100

100

200

200

300
0.0000

-0.0050

Regangan

-500

-0.0100

-0.0150

Tegangan (MPa)

-600

300
0.005

0.000

-0.005

-0.010

-0.015

Loading 1

Unloading 1

Loading 1

Unloading 1

Re-Loading 1

Re-Unloading 1

Re-Loading 1

Re-Unloading 1

Gambar 5. Hubungan tegangan dan regangan baja tulangan model Menegotto-Pinto pada siklus pertama

2.2. Siklus Kedua (c = 0.8%)


Diketahui data-data baja sebagai berikut :
Es 0
: 200000 MPa
b

: 10%
: 10% x 200000 = 20000 MPa

R
2.2.1.

:6
Loading Siklus Kedua
Dari pembebanan sebelumnya didapat :
r 400 MPa, r 0.002 untuk tulangan atas dan r 259.34 MPa, r 0.002 untuk
tulangan bawah.
Regangan sisa :

r
r

r
Es 0

r
Es 0

0.002

400
0 untuk tulangan atas dan
200000

0.002

259.34
0.0033 untuk tulangan bawah
200000

Titik pertemuan antara dua asimtot Es 0 dan E :

0 0.00193; 0 200000 0.00193 (0) 385.34 MPa untuk tulangan atas, sedangkan
untuk tulangan bawah

0 0.00594; 0 200000 0.00594 (0.0033) 529.55 MPa .


Maka akan diperoleh persamaan baru untuk untuk loading siklus kedua yaitu:
9

Untuk Tulangan atas

s 0.002

0.00193 0.002

Jadi, *

dan * 10% s *

s 400

385.34 400

1 10% *
1 *

1/6

s * 385.34 400 400

Untuk Tulangan bawah

s 0.002

0.00594 0.002

Jadi, *

s 259.34

dan * 10% s *

1 10% *
1 *

1/6

529.55 259.34

s * 529.55 259.34 259.34

Hasil perhitungan regangan dan tegangan untuk loading siklus kedua dapat dilihat pada
Tabel 10 dan Tabel 11.
Tabel 10. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat loading siklus kedua

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

c
0.0005
0.0008
0.0010
0.0015
0.0020
0.0025
0.0030
0.0035
0.0040
0.0045
0.0050
0.0055
0.0060
0.0065
0.0070
0.0075
0.0080

s
-0.0036
-0.0037
-0.0038
-0.0043
-0.0051
-0.0062
-0.0076
-0.0092
-0.0108
-0.0123
-0.0135
-0.0147
-0.0158
-0.0168
-0.0177
-0.0186
-0.0193

Tulangan Bawah
*
* (MPa)
0.294843
0.334077
0.363379
0.525085
0.764295
1.062909
1.489325
1.976682
2.442866
2.867448
3.242777
3.603813
3.925303
4.213996
4.483234
4.744502
4.957309

0.29
0.33
0.36
0.52
0.74
0.93
1.04
1.10
1.14
1.19
1.22
1.26
1.29
1.32
1.35
1.37
1.40

s (MPa)
1.30
-25.19
-44.95
-153.20
-302.08
-428.36
-499.47
-539.54
-572.25
-601.23
-626.69
-651.13
-672.87
-692.39
-710.59
-728.24
-742.63

Tabel 11. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat loading siklus kedua

No.
1
2
3
4
5
6

c
0.0005
0.0008
0.0010
0.0015
0.0020
0.0025

s
0.0000
0.0002
0.0004
0.0007
0.0010
0.0013

Tulangan Atas
*
* (MPa)
0.504321
0.572677
0.605327
0.695712
0.777262
0.852041

0.50
0.57
0.60
0.68
0.75
0.81

s (MPa)
-0.76
52.25
77.13
143.66
199.20
244.81
10

No.

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2.2.2.

0.0030
0.0035
0.0040
0.0045
0.0050
0.0055
0.0060
0.0065
0.0070
0.0075
0.0080

0.0016
0.0018
0.0020
0.0023
0.0025
0.0028
0.0031
0.0034
0.0037
0.0040
0.0043

Tulangan Atas
*
* (MPa)
0.912251
0.965514
1.021191
1.081611
1.147645
1.215308
1.287479
1.363388
1.441515
1.520551
1.605111

s (MPa)

0.85
0.88
0.91
0.94
0.96
0.98
1.00
1.01
1.03
1.04
1.05

277.07
302.06
324.67
345.46
364.30
380.18
394.17
406.45
417.23
426.79
435.99

Unloading Siklus Kedua


Dari pembebanan sebelumnya didapat :
r 435.99 MPa, r 0.00433 untuk tulangan atas dan r 742.63 MPa, r 0.0193
untuk tulangan bawah.
Regangan sisa :

435.99
r r 0.0043
0.0025 untuk tulangan atas dan
Es 0
200000

r
Es 0

0.0193

742.63
0.0156 untuk tulangan bawah
200000

Titik pertemuan antara dua asimtot Es 0 dan E :

0 0.00039; 0 200000 0.0039 (0.00215) 353.012 MPa untuk tulangan atas,


sedangkan untuk tulangan bawah

0 0.0152; 0 200000 0.0152 (0.0156) 80.36 MPa .


Maka akan diperoleh persamaan baru untuk untuk loading siklus kedua yaitu:
Untuk Tulangan Atas

s 0.0043

0.00039 0.0043

Jadi, *

dan * 10% s *

1 10% *
1 *

1/6

s 435.99

353.012 435.99

s * 353.012 435.99 435.99

Untuk Tulangan Bawah

s 0.0193

0.0152 0.0193

Jadi, *

dan * 10% s *

s 742.63

80.36 742.63

1 10% *
1 *

1/6

s * 80.36 742.63 742.63

11

Hasil perhitungan regangan dan tegangan untuk loading siklus kedua dapat dilihat pada
Tabel 12 dan Tabel 13 .
Tabel 12. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat unloading siklus kedua

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

c
0.0075
0.0070
0.0065
0.0060
0.0056
0.0055
0.0050
0.0045
0.0040
0.0035
0.0030
0.0025
0.0020
0.0015
0.0010
0.0008
0.0005

s
-0.0169
-0.0166
-0.0162
-0.0159
-0.0157
-0.0156
-0.0153
-0.0149
-0.0144
-0.0138
-0.0131
-0.0124
-0.0117
-0.0111
-0.0106
-0.0104
-0.0102

Tulangan Bawah
*
* (MPa)
0.581687
0.665152
0.744947
0.821279
0.879400
0.893658
0.971770
1.065543
1.182509
1.329638
1.504187
1.687742
1.858777
2.005566
2.126399
2.161241
2.225182

0.58
0.66
0.73
0.79
0.83
0.84
0.89
0.93
0.97
1.01
1.04
1.06
1.08
1.10
1.11
1.11
1.12

s (MPa)
-266.62
-201.99
-143.86
-93.26
-58.88
-51.05
-12.55
24.19
57.89
87.24
111.70
131.75
148.09
161.24
171.74
174.73
180.18

Tabel 13. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat loading siklus kedua

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

c
0.0075
0.0070
0.0065
0.0060
0.0056
0.0055
0.0050
0.0045
0.0040
0.0035
0.0030
0.0025
0.0020
0.0015
0.0010
0.0008
0.0005

s
0.0042
0.0038
0.0034
0.0031
0.0027
0.0027
0.0023
0.0019
0.0015
0.0012
0.0008
0.0005
0.0002
-0.0002
-0.0006
-0.0007
-0.0009

Tulangan Atas
*
* (MPa)
0.028297
0.126344
0.224904
0.323949
0.403597
0.423547
0.522343
0.618947
0.712303
0.801437
0.886732
0.970766
1.056553
1.145734
1.238549
1.269964
1.334452

0.03
0.13
0.22
0.32
0.40
0.42
0.52
0.61
0.70
0.77
0.84
0.89
0.93
0.96
0.99
1.00
1.01

s (MPa)
413.67
336.31
258.55
180.44
117.76
102.10
25.10
-48.37
-115.77
-174.48
-223.41
-263.51
-296.18
-322.48
-343.48
-349.46
-360.36

12

2.2.3.

Reverse Loading Siklus Kedua


Reverse loading siklus kedua, persamaan yang digunakan sama seperti unloading siklus
kedua. Tegangan dan regangan saat reverse loading siklus pertama dapat dilihat pada dan .
Tabel 14. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat reverse loading siklus kedua

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

-0.0005
-0.0010
-0.0015
-0.0020
-0.0025
-0.0030
-0.0035
-0.0040
-0.0045
-0.0050
-0.0055
-0.0060
-0.0065
-0.0070
-0.0075
-0.0080
-0.0005

s
-0.0095
-0.0093
-0.0090
-0.0088
-0.0086
-0.0084
-0.0082
-0.0079
-0.0077
-0.0075
-0.0073
-0.0071
-0.0065
-0.0067
-0.0065
-0.0063
-0.0095

Tulangan Bawah
*
* (MPa)
2.378552
2.442078
2.500735
2.556239
2.609691
2.661793
2.712998
2.763601
2.813794
2.863705
2.913421
2.963001
3.114243
3.061902
3.111271
3.160606
2.378552

1.14
1.14
1.15
1.16
1.16
1.17
1.17
1.18
1.18
1.19
1.19
1.20
1.21
1.21
1.21
1.22
1.14

s (MPa)
193.14
198.46
203.37
208.00
212.45
216.78
221.03
225.23
229.39
233.52
237.63
241.73
254.23
249.91
253.98
258.05
193.14

Tabel 15. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat reverse loading siklus kedua

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

-0.0005
-0.0010
-0.0015
-0.0020
-0.0025
-0.0030
-0.0035
-0.0040
-0.0045
-0.0050
-0.0055
-0.0060
-0.0065
-0.0070
-0.0075
-0.0080
-0.0005

-0.0017
-0.0021
-0.0025
-0.0029
-0.0033
-0.0037
-0.0041
-0.0045
-0.0049
-0.0053
-0.0057
-0.0062
-0.0065
-0.0070
-0.0074
-0.0078
-0.0017

Tulangan Atas
*
* (MPa)
1.532443
1.633281
1.734800
1.836761
1.939009
2.041447
2.144009
2.246656
2.349361
2.452105
2.554876
2.657666
2.746224
2.863283
2.966103
3.068927
1.532443

1.04
1.06
1.07
1.08
1.09
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.17
1.17
1.19
1.20
1.21
1.04

s (MPa)
-386.27
-396.93
-406.74
-416.00
-424.90
-433.56
-442.06
-450.46
-458.78
-467.04
-475.27
-483.47
-490.51
-499.81
-507.97
-516.11
-386.27
13

2.2.4.

Reverse Unloading Siklus Kedua


Dari pembebanan sebelumnya didapat :
r 516.11 MPa, r 0.0077 untuk tulangan tekan dan r 258.06 MPa, r 0.0063
untuk tulangan tarik.
Regangan sisa :

r
r

r
Es 0

r
Es 0

0.0077

516.11
0.00519 untuk tulangan atas dan
200000

0.0063

258.06
0.0076 untuk tulangan bawah
200000

Titik pertemuan antara dua asimtot Es 0 dan E :

0 0.00363; 0 200000 0.00363 (0.0052) 311.84 MPa untuk tulangan atas,


sedangkan untuk tulangan bawah

0 0.00923; 0 200000 00923 (0.0076) 326.76 MPa .


Maka akan diperoleh persamaan baru untuk untuk reverse unloading yaitu:
Untuk Tulangan Atas

s 0.0077

0.00363 0.077

Jadi, *

dan * 10% s *

1 10% *
1 *

1/6

s 516.11

311.84 516.11

s * 311.84 516.11 516.11

Untuk Tulangan Bawah

s 0.0063

0.00923 0.0063

Jadi, *

s 258.06

dan * 10% s *

1 10% *
1 *

1/6

326.76 258.06

s * 326.76 258.06 258.06

Hasil perhitungan regangan dan tegangan untuk reverse unloading siklus pertama dapat
dilihat pada Tabel 16 dan Tabel 17.
Tabel 16. Regangan dan tegangan baja tulangan bawah saat reverse unloading siklus kedua

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9

-0.0075
-0.0070
-0.0065
-0.0060
-0.0055
-0.0050
-0.0045
-0.0040
-0.0035

-0.0065
-0.0067
-0.0065
-0.0071
-0.0073
-0.0075
-0.0077
-0.0079
-0.0080

Tulangan Bawah
*
* (MPa)
0.069367
0.138733
0.065245
0.277344
0.346249
0.414128
0.479638
0.540627
0.594506

0.07
0.14
0.07
0.28
0.35
0.41
0.48
0.54
0.59

s (MPa)
217.49
176.92
219.90
95.87
55.62
16.05
-21.94
-56.95
-87.38

14

No.

10
11
12
13
14
15
16

-0.0030
-0.0025
-0.0020
-0.0015
-0.0010
-0.0005
0.0000

-0.0082
-0.0083
-0.0084
-0.0084
-0.0085
-0.0085
-0.0074

Tulangan Bawah
*
* (MPa)
0.639266
0.674502
0.701476
0.722256
0.738828
0.752707
0.357368

0.63
0.67
0.69
0.71
0.72
0.73
0.36

s (MPa)
-112.12
-131.12
-145.32
-156.01
-164.38
-171.26
49.13

Tabel 17. Regangan dan tegangan baja tulangan atas saat reverse unloading siklus kedua

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

-0.0075
-0.0070
-0.0065
-0.0060
-0.0055
-0.0050
-0.0045
-0.0040
-0.0035
-0.0030
-0.0025
-0.0020
-0.0015
-0.0010
-0.0005
0.0000

-0.0074
-0.0070
-0.0065
-0.0062
-0.0057
-0.0053
-0.0049
-0.0045
-0.0041
-0.0037
-0.0033
-0.0029
-0.0024
-0.0020
-0.0016
-0.0010

Tulangan Atas
*
* (MPa)
0.097993
0.195986
0.307522
0.391984
0.490021
0.588155
0.686513
0.785301
0.884762
0.985088
1.086317
1.188328
1.290928
1.393926
1.497179
1.639227

0.10
0.20
0.31
0.39
0.49
0.58
0.68
0.76
0.83
0.89
0.94
0.97
1.00
1.02
1.04
1.06

s (MPa)
-434.98
-353.84
-261.53
-191.74
-111.23
-32.10
43.87
113.89
174.75
224.23
262.24
290.64
312.03
328.76
342.52
358.55

15

Dari hasil perhitungan, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan pada baja tulangan model
Menegotto-Pinto pada siklus kedua yaitu:
Hubungan Tegangan dan Regangan
Tulangan Bawah (Model MenegottoPinto)

Hubungan Tegangan dan Regangan


Tulangan Atas (Model MenegottoPinto)

Regangan

-800

Regangan

-600

-400
-200
0
200

Tegangan (MPa)

-400

Tegangan (MPa)

-600

-200
0
200
400

400
0.000

-0.005

-0.010

-0.015

-0.020

600
0.005

0.000

-0.005

-0.010

Loading 1

Unloading 1

Loading 1

Unloading 1

Re-Loading 1

Re-Unloading 1

Re-Loading 1

Re-Unloading 1

Loading 2

Unloading 2

Loading 2

Unloading 2

Re-Loading 2

Re-Unloading 2

Re-Loading 2

Re-Unloading 2

Gambar 6. Hubungan tegangan dan regangan baja tulangan akibat beban siklik model Menegotto-Pinto

3. Momen dan Curvature Akibat Beban Siklik


Setelah mendapatkan perilaku dari beton dan baja tulangan akibat beban siklik, maka hubungan
momen dan kurvatur akibat beban siklik dari balok tersebut dapat dianalisis dengan diskritisasi
penampang balok berdasarkan regangan serat atas beton selama dua siklus. Hubungan antara
momen dan kurvatur dari balok dapat dilihat pada Gambar 7.

Hubungan Momen dan Curvature Balok Akibat Beban Siklik


800

Momen (kNm)

600
400
200

Siklus 1
Silkus 2

0
-200
-400
-0.010

0.000

0.010

0.020

0.030

0.040

0.050

0.060

Kurvatur (1/m)
Gambar 7. Momen dan Kurvatur balok beton bertulang akibat beban siklik sebanyak 2 siklus

16

4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis balok beton dengan rasio tulangan atas setengah dari tulangan bawah
memberikan perilaku dari balok sebagai berikut.
1. Pada siklus kedua, bentuk momen kurvatur penampang balok cukup gemuk, hal tersebut
menandakan bahwa pada siklus kedua disipasi energi dari balok masih cukup besar dan
belum terjadi pinching. Kemungkinan beton dan baja tulangan pada saat loading siklus
kedua bersama-sama memikul beban luar yang lebih besar.
2. Saat berakhirnya siklus perilaku dari momen dan kurvatur penampang balok seperti akan
timbulnya gejala terjadinya pinching tetapi efek terhadap kapasitas penampang masih
terlalu kecil. Akan tetapi, saat akhir dari siklus kedua sudah terdapat gejala pinching yang
cukup besar. Jika balok dibebani kembali, kemungkinan bisa terjadi pinching yang
menimbulkan efek yang besar terhadap kapasitas penampang.
3. Bentuk dari kurva momen kurvatur dapat mencerminkan besarnya disipasi energi yang
dimiliki oleh penampang, semakin gemuk bentuk dari kurva, maka disipasi energinya
semakin besar.
4. Apabila terdapat pinching saat pembebanan berlangsung, hal itu menandakan adanya
faktor slip yang terjadi antara beton dengan baja tulangan.

17

Loading Siklus 1
1. Kondisi c = 0.0005
Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (0,0005)
Jumlah pias
h

=
=

60 mm
10 mm

c
c atas
c bawah
f'c

=
=
=
=

180.61 mm
0.0005000
-0.0011610
13.13 MPa

h
(mm)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
550

(mm/mm)
0.0005000
0.0004723
0.0004446
0.0004169
0.0003893
0.0003616
0.0003339
0.0003062
0.0002785
0.0002508
0.0002232
0.0001955
0.0001678
0.0001401
0.0001124
0.0000847
0.0000571
0.0000294
0.0000017
-0.0000260
-0.0010226

fc
(Mpa)

avg
(mm/mm)
13.13
12.50
11.86
11.20
10.54
9.87
9.18
8.48
7.77
7.05
6.32
5.58
4.82
4.06
3.28
2.49
1.69
0.87
0.05
0.00
0.00

0.0004862
0.0004585
0.0004308
0.0004031
0.0003754
0.0003477
0.0003201
0.0002924
0.0002647
0.0002370
0.0002093
0.0001816
0.0001539
0.0001263
0.0000986
0.0000709
0.0000432
0.0000155
-0.0000122
-0.0010088

fc avg
(Mpa)
12.81
12.18
11.53
10.87
10.20
9.52
8.83
8.13
7.41
6.69
5.95
5.20
4.44
3.67
2.88
2.09
1.28
0.46
0.03
0.00

Cc
(N)
38,432.04
36,528.88
34,591.23
32,619.09
30,612.47
28,571.35
26,495.75
15,606.82
22,241.08
20,062.01
17,848.45
15,600.41
13,317.88
11,000.85
8,649.35
6,263.35
3,842.86
1,387.89
363,671.75

Tulangan layer 1
s1
fs
Cs1
Lengan M
M

=
=
=
=
=

0.0003616
72.32
78,101.23
250.00
19,525,307.09

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tekan

Tulangan layer 2
s2
fs
Ts2
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0010226
-204.52
(441,772.98)
(250.00)
110,443,244.05

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

H
M

=
=

0 kN
216.77 kNm

Lengan M
(mm)
300
295
285
275
265
255
245
235
225
215
205
195
185
175
165
155
145
135
125
115
-265

2.7684E-06

M
(Nmm)
11,337,452.19
10,410,730.74
9,512,588.24
8,644,059.35
7,806,178.70
6,999,980.94
6,226,500.73
3,511,534.54
4,781,831.55
4,112,711.86
3,480,448.32
2,886,075.57
2,330,628.26
1,815,141.03
1,340,648.54
908,185.43
518,786.35
173,485.96
86,796,968.29

Unloading Siklus 1
5. Kondisi c = 0.0015
Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (0,0015)
Jumlah pias
h

=
=

60 mm
10 mm

c
c atas
c bawah
f'c

=
=
=
=

134.35 mm
0.0015000
-0.0051987
17.13 MPa

h
(mm)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
550

(mm/mm)
0.0015000
0.0013884
0.0012767
0.0011651
0.0010534
0.0009418
0.0008301
0.0007185
0.0006068
0.0004952
-0.0046405

fc
(Mpa)

avg
(mm/mm)
17.13
14.25
11.38
8.51
5.63
2.76
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.0014442
0.0013325
0.0012209
0.0011092
0.0009976
0.0008859
0.0007743
0.0006627
0.0005510
-0.0045847

fc avg
(Mpa)
15.69
12.82
9.94
7.07
4.20
1.38
0.00
0.00
0.00
0.00

Cc
(N)
47,074.42
38,452.15
29,829.88
21,207.61
12,585.34
4,137.10
153,286.50

Tulangan layer 1
s1
fs
Cs1
Lengan M
M

=
=
=
=
=

0.0009418
188.35
203,422.65
250.00
50,855,663.62

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tekan

Tulangan layer 2
s2
fs
Ts2
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0046405
-165.14
(356,709.16)
(250.00)
89,177,289.38

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

H
M

=
=

0 kN
182.92 kNm

Lengan M
(mm)
300
295
285
275
265
255
245
235
225
215
-265

1.11646E-05

M
(Nmm)
13,886,955.04
10,958,863.37
8,203,217.13
5,620,016.33
3,209,260.96
1,013,589.66
42,891,902.48

Reverse Loading Siklus 1


9. Kondisi c = -0.0005
Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (-0,0005)
Jumlah pias
h

=
=

60 mm
10 mm

c
c atas
c bawah
f'c

=
=
=
=

95.41 mm
-0.0005000
-0.0036443
0.00 MPa

h
(mm)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
550

(mm/mm)
-0.0005000
-0.0005524
-0.0006048
-0.0006572
-0.0007096
-0.0007620
-0.0008144
-0.0008668
-0.0009192
-0.0009716
-0.0010241
-0.0010765
-0.0011289
-0.0011813
-0.0012337
-0.0033823

fc
(Mpa)

avg
(mm/mm)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

-0.0005262
-0.0005786
-0.0006310
-0.0006834
-0.0007358
-0.0007882
-0.0008406
-0.0008930
-0.0009454
-0.0009979
-0.0010503
-0.0011027
-0.0011551
-0.0012075
-0.0033561

fc avg
(Mpa)

Cc
(N)

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Tulangan layer 1
s1
fs
Ts1
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0007620
-152.41
(164,597.77)
250.00
(41,149,443.52)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

Tulangan layer 2
s2
fs
Ts2
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0033823
76.20
164,597.77
(250.00)
(41,149,443.52)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

H
M

=
=

0 kN
(82.30) kNm

Lengan M
(mm)
300
295
285
275
265
255
245
235
225
215
205
195
185
175
165
-265

5.24053E-06

M
(Nmm)
-

Reverse Unload Siklus 1


13. Kondisi c = -0.0015
Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (-0,0015)
Jumlah pias
h

=
=

60 mm
10 mm

c
c atas
c bawah
f'c

=
=
=
=

642.95 mm
-0.0015000
-0.0028998
0.00 MPa

h
(mm)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
550

(mm/mm)
-0.0015000
-0.0015233
-0.0015467
-0.0015700
-0.0015933
-0.0016166
-0.0016400
-0.0016633
-0.0016866
-0.0017100
-0.0018499
-0.0018733
-0.0018966
-0.0019199
-0.0019433
-0.0019666
-0.0019899
-0.0020133
-0.0020366
-0.0020599
-0.0027831

fc
(Mpa)

avg
(mm/mm)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

-0.0015117
-0.0015350
-0.0015583
-0.0015817
-0.0016050
-0.0016283
-0.0016516
-0.0016750
-0.0016983
-0.0018383
-0.0018616
-0.0018849
-0.0019083
-0.0019316
-0.0019549
-0.0019783
-0.0020016
-0.0020249
-0.0020483
-0.0027715

fc avg
(Mpa)

Cc
(N)

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Tulangan layer 1
s1
fs
Ts1
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0016166
-314.07
(339,197.91)
250.00
(84,799,478.36)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

Tulangan layer 2
s2
fs
Ts2
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0027831
157.04
339,197.91
(250.00)
(84,799,478.35)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

H
M

=
=

0 kN
(169.60) kNm

Lengan M
(mm)
300
295
285
275
265
255
245
235
225
215
155
145
135
125
115
105
95
85
75
65
-265

2.33299E-06

M
(Nmm)
-

Loading Siklus 2
16. Kondisi c = 0.0005
Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (0,0005)
Jumlah pias
h

=
=

60 mm
10 mm

c
c atas
c bawah
f'c

=
=
=
=

65.12 mm
0.0005000
-0.0041071
0.00 MPa

h
(mm)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
210
220
230
240
550

(mm/mm)
0.0005000
0.0004232
0.0003464
0.0002696
0.0001929
0.0001161
0.0000393
-0.0000375
-0.0001143
-0.0001911
-0.0002679
-0.0003446
-0.0004214
-0.0004982
-0.0005750
-0.0006518
-0.0007286
-0.0008053
-0.0008821
-0.0009589
-0.0011125
-0.0011893
-0.0012661
-0.0013428
-0.0037232

fc
(Mpa)

avg
(mm/mm)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.0004616
0.0003848
0.0003080
0.0002313
0.0001545
0.0000777
0.0000009
-0.0000759
-0.0001527
-0.0002295
-0.0003062
-0.0003830
-0.0004598
-0.0005366
-0.0006134
-0.0006902
-0.0007670
-0.0008437
-0.0009205
-0.0010741
-0.0011509
-0.0012277
-0.0013045
-0.0036848

fc avg
(Mpa)

Cc
(N)

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Tulangan layer 1
s1
fs
Ts1
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0000452
-0.76
(721.82)
229.00
(165,296.17)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

Tulangan layer 2
s2
fs
Ts2
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0035619
1.30
2,470.74
(229.00)
(565,799.72)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

H
M

=
=

1749 kN
(0.73) kNm

Lengan M
(mm)
300
295
285
275
265
255
245
235
225
215
205
195
185
175
165
155
145
135
125
115
95
85
75
65
-265

7.67852E-06

M
(Nmm)
-

Unloading Siklus 2
33. Kondisi c = 0.0075
Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (0,0075)
Jumlah pias
h

=
=

60 mm
10 mm

c
c atas
c bawah
f'c

=
=
=
=

162.46 mm
0.0075000
-0.0201991
18.33 MPa

h
(mm)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
550

(mm/mm)
0.0075000
0.0070383
0.0065767
0.0061150
0.0056534
0.0051917
0.0047301
0.0042684
0.0038068
0.0033451
0.0028835
0.0024218
0.0019602
0.0014985
0.0010369
0.0005752
0.0001136
-0.0178908

fc
(Mpa)

avg
(mm/mm)
18.33
13.88
9.42
4.97
0.52
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

0.0072692
0.0068075
0.0063459
0.0058842
0.0054226
0.0049609
0.0044993
0.0040376
0.0035760
0.0031143
0.0026527
0.0021910
0.0017294
0.0012677
0.0008061
0.0003444
-0.0176600

fc avg
(Mpa)
16.11
11.65
7.20
2.74
0.26
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Cc
(N)
48,319.58
34,955.62
21,591.66
8,227.70
772.86
113,867.42

Tulangan layer 1
s1
fs
Cs1
Lengan M
M

=
=
=
=
=

0.0042223
413.67
393,892.12
229.00
90,201,295.50

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tekan

Tulangan layer 2
s2
fs
Ts2
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0169213
-266.62
(507,759.54)
(229.00)
116,276,934.68

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

H
M

=
=

0 kN
239.01 kNm

Lengan M
(mm)
300
295
285
275
265
255
245
235
225
215
205
195
185
175
165
155
145
-265

4.61651E-05

M
(Nmm)
14,254,274.96
9,962,351.21
5,937,706.63
2,180,341.20
197,079.78
32,531,753.78

Reverse Loading Siklus 2


50. Kondisi c = -0.0005
Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (-0,0005)
Jumlah pias
h

=
=

60 mm
10 mm

c
c atas
c bawah
f'c

=
=
=
=

29.30 mm
-0.0005000
-0.0107389
0.00 MPa

h
(mm)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
550

(mm/mm)
-0.0005000
-0.0006706
-0.0008413
-0.0010119
-0.0011826
-0.0013532
-0.0015239
-0.0016945
-0.0018652
-0.0020358
-0.0022065
-0.0023771
-0.0025478
-0.0027184
-0.0028891
-0.0030597
-0.0032304
-0.0034010
-0.0035717
-0.0037423
-0.0039130
-0.0040836
-0.0042543
-0.0098857

fc
(Mpa)

avg
(mm/mm)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

-0.0005853
-0.0007560
-0.0009266
-0.0010973
-0.0012679
-0.0014386
-0.0016092
-0.0017799
-0.0019505
-0.0021212
-0.0022918
-0.0024625
-0.0026331
-0.0028038
-0.0029744
-0.0031451
-0.0033157
-0.0034864
-0.0036570
-0.0038277
-0.0039983
-0.0041690
-0.0098004

fc avg
(Mpa)

Cc
(N)

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Tulangan layer 1
s1
fs
Ts1
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0017116
-386.27
(367,810.07)
229.00
(84,228,506.25)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

Tulangan layer 2
s2
fs
Ts2
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0095273
193.14
367,810.07
(229.00)
(84,228,506.42)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

H
M

=
=

0 kN
(168.46) kNm

Lengan M
(mm)
300
295
285
275
265
255
245
235
225
215
205
195
185
175
165
155
145
135
125
115
105
95
85
-265

1.70649E-05

M
(Nmm)
-

Reverse Unloading Siklus 2


66. Kondisi c = -0.0075
Kondisi pada saat serat beton paling atas mengalami regangan (-0,0075)
Jumlah pias
h

=
=

60 mm
10 mm

c
c atas
c bawah
f'c

=
=
=
=

4015.90 mm
-0.0075000
-0.0063795
0.00 MPa

h
(mm)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
550

(mm/mm)
-0.0075000
-0.0074813
-0.0074626
-0.0074440
-0.0074253
-0.0074066
-0.0073879
-0.0073693
-0.0073506
-0.0073319
-0.0073132
-0.0072946
-0.0072759
-0.0072572
-0.0064728

fc
(Mpa)

avg
(mm/mm)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

-0.0074907
-0.0074720
-0.0074533
-0.0074346
-0.0074160
-0.0073973
-0.0073786
-0.0073599
-0.0073413
-0.0073226
-0.0073039
-0.0072852
-0.0072666
-0.0064822

fc avg
(Mpa)

Cc
(N)

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Tulangan layer 1
s1
fs
Ts1
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0073674
-434.98
(414,184.39)
229.00
(94,848,225.51)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

Tulangan layer 2
s2
fs
Ts2
Lengan M
M

=
=
=
=
=

-0.0065121
217.49
414,184.39
(229.00)
(94,848,225.51)

mm/mm
MPa
N
mm
Nmm

-------> Tul Tarik

H
M

=
=

0 kN
(189.70) kNm

Lengan M
(mm)
300
295
285
275
265
255
245
235
225
215
205
195
185
175
-265

-1.86757E-06

M
(Nmm)
-

También podría gustarte