Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. PMS akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan bergantiganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal (Kementrian RI, 2011).
Berdasarkan laporan dari WHO (World Health Organization), PMS cenderung
meningkat dari waktu ke waktu dan dewasa ini dijumpai 250 juta penderita baru di
seluruh dunia. Di Indonesia, PMS yang paling banyak ditemukan adalah syphilis,
ulcus mole dan gonorrhea. Dengan prevalensi yang meningkat setiap tahunnya mulai
dari 15.4% pada tahun 2003 hingga 22.1% pada tahun 2005. (Kementrian RI, 2011)
Kecenderungan meningkatnya penyebaran penyakit ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perubahan demografic penduduk (adanya ledakan populasi
penduduk), perubahan sikap yang berkaitan moral dan agama, kelalaian dalam
pemberian pendidikan (pendidikan seks dan kesehatan), serta fasilitas kesehatan
yang kurang memadai(Kementrian RI, 2011).
Bergonta-ganti pasangan, adanya hubungan seksual pranikah dan diluar nikah
yang cukup tinggi dikalangan remaja khususnya remaja pada usia 15-29 tahun
(Kementrian RI, 2011).
Berdasarkan data di atas peneliti tertarik mengetahui seberapa banyak
pengetahuan remaja, khususnya siswa dan siswi SMAN 1 Denpasar dalam
mengetahui penyakit menular seksual serta kesakitannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Manfaat Masyarakat
Manfaat Institusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2 Epidemiologi
Berdasarkan data di Indonesia, pada tahun 2000 ditemukan sebanyak 18.9 juta kasus
PMS. Sebesar 9.1 juta (48%) kasus ditemukan pada remaja atau dewasa muda,
dengan rentan usia 15-24 tahun. Tiga penyebab PMS antara lain Human
Papilomavirus, Trichomoniasis dan Chlamydia merupakan penyebab dominan padda
PMS (Kementrian RI, 2011). Central Disease Center (CDC) menunjukan bahwa ada
lebih dari 110 juta kasus PMS secara keseluruhan pada pria dan wanita. Perkiraan ini
mencakup infeksi baru dan yang sudah ada (CDC, 2013).
2.3 Etiologi
Secara etiologi, PMS dapat disebabkan oleh berbagai pathogen yang memiliki
manifestasi klinis yang berbeda-beda, seperti yang tertera pada tabel: (Kementrian
RI, 2011)
Tabel 2.1 Patogen penyebab dan jenis PMS yang ditimbulkan.
Patogen
INFEKSI VIRUS
3
Human
Immunodeficiency
(AIDS)
Virus(HIV)
Herpes Genitalis
Laki-laki & Perempuan: lesi vasilukar dan atau ulseratif
di derah genetalia dan anus
Neonatus: herpes neonates
Human papillomavirus
KUTIL KELAMIN
(HPV)
Virus hepatitis B
HEPATITIS VIRUS
Laki-laki & perempuan: hepatitis akut, sirosis hati, kanker
Virus moluskum
hati
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
kontagiosum
INFEKSI PROTOZOA
Trichomonas vaginalis
TRIKOMONIASIS
Laki-laki: uretritis non-gonokokus, seringkali
4
asimtomatik
Perempuan: vaginitis dengan duh tubuh yang banyak dan
berbusa,
kelahiran prematur
Neonatus: bayi dengan berat badan lahir rendah
INFEKSI JAMUR
Candida albicans
KANDIDIASIS
Laki-laki: infeksi di daerah glans penis
Perempuan: vulvo-vaginitis dengan duh tubuh vagina
bergumpal, disertai
rasa gatal & terbakar di daerah vulva
INFESTASI PARASIT
Phthirus pubis
PEDIKULOSIS PUBIS
Laki-laki & perempuan: papul eritematosa,gatal, terdapat
kutu dan telur di
Sarcoptes scabiei
rambut pubis
SKABIES
Papul gatal, di tempat predileksi, terutama malam hari
INFEKSI BAKTERI
Neisseria gonorrhoeae
GONORE
Laki-laki: uretritis, epididimitis, orkitis, kemandulan
Perempuan: servisitis, endometritis, salpingitis,
bartolinitis, penyakit
radang panggul, kemandulan, ketuban pecah dini,
perihepatitis
Laki-laki & perempuan: proktitis, faringitis, infeksi
5
gonokokus diseminata
Chlamydia trachomatis
Chlamydia trachomatis
(galur L1-L3)
Treponema pallidum
SIFILIS
Laki-laki & perempuan: ulkus durum dengan pembesaran
kelenjar getah
bening lokal, erupsi kulit, kondiloma lata, kerusakan
tulang, kardiovaskular
dan neurologis
Perempuan: abortus, bayi lahir mati, kelahiran prematur
Haemophilus ducreyi
Klebsiella
Bubo
GRANULOMA INGUINALE (DONOVANOSIS)
(Calymmatobacterium)
Granulomatis
Mycoplasma genitalium
Ureaplasma urealyticum
Panggul
Laki-laki: duh tubuh uretra (uretritis non-gonokokus)
Perempuan: servisitis dan uretritis non-gonokokus,
mungkin penyakit
radang panggul
2.4 Penatalaksanaan.
Penatalaksanaan PMS dibagi menjadi dua yaitu; secara non-medikamentosa dan
medikamentosa.
2.4.1
Non-Medikamentosa
Cara penularan dari PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks
tetapnya
2.4.2
Medikamentosa
Penanganan secara medikametosa diberikan pada pasien atau populasi yang telah
mengalami paparan terhadap PMS. Pengobatan dilakukan berdasarkan jenis patogen
serta manifestasi klinis yang terlihat. (kapita selekta, 2000).
2.5 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan manusia yaitu indra pengelihatan,
pendengaran, peraba, pengecap dan penciuman. Dari hasil pengindraan ini seseorang
akan mengetahui sesuatu yang nantinya akan menciptakan sebuah pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan sikap dan
perilaku seseorang terhadap suatu objek (Notoadmodjo, 2003).
Pengetahuan memiliki 6 tingkat yaitu tahu, paham, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Tahu adalah kemampuan untuk mengingat kembali materi yang telah
dipelajari sebelumnya, dan kata kerja yang dapat menguraikan bahwa seseorang itu
tahu adalah mendefinisikan, menyatakan, dan lain-lain. Paham merupakan suatu
kemampuan untuk dapat menjelaskan dan menginterpretasikan suatu objek dengan
benar sehingga mampu memberi contoh dan menyimpulkan sesuatu. Aplikasi yaitu
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah di pelajari dalam
menghadapi suatu objek. Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi yang masih dalam suatu struktur dan memiliki kaitan satu sama lainnya.
Sintesis
merupakan
kemampuan
untuk
menyusun,
merencanakan
dan
8
2.7 Perilaku
Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal
dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan:
berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan) (Sarwono,
1993). Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku dapat diukur dengan menggunakan pedoman wawancara dengan
cara menanyakan responden apakah mereka telah melaksanakan tindakan yang telah
disebutkan peneliti.
10
BAB III
KERANGKA KONSEP
Sikap :
Perilaku :
Seks Beresiko
Seks Beresiko
Seks Beresiko
2.
Variable
Pengetahuan
Sikap
Definisi Oprasional
Kemampuan menjawab
Skala
Ordinal
pertanyaan tentang
Sedang
Buruk
Sangat setuju
responden terhadap
Setuju
pertanyaan yang
Sangat tidak
PMS
Respon yang diberikan
Ordinal
diberikan
3.
Prilaku
Kategori
- Baik
setuju
- Tidak setuju
Dilakukan
11
4.
5.
melakukan pencegahan
Tidak dilakukan
Usia
PMS
Usia ditentukan
17-18 tahun
Jenis kelamin
dari Ordinal
Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
12
Ket:
n
: jumlah sampel
: 0,5 (estimasi tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku seks beresiko pada
siswa kelas III)
Dari hasil penghitungan rumus diatas makan dibutuhkan sampel sebanyak n=96.
Karena populasi terjangkau sebesar N= 412, maka jumlah sampel yang dikorkeksi
dihitung dengan rumus:
Ket:
nk
:jumlah sampel
Dari hasil penghitungan jumlah sampel yang dikoreksi maka jumlah sampel yang
akan diteliti sebesar n= 78
4.3.3 Metode Pemilihan Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik systematic random sampling. Sampel
dipilih dari siswa di SMA Negeri 1 Denpasar.
Data dikumpulkan dengan menggunakan pedoman kuisioner yang diisi oleh para
siswa kelas III SMAN 1 Denpasar. Kuisioner yang akan diisi diberikan secara
individu dalam sebuah amplop. Setiap siswa mendapatkan 1 buah amplop yang
berisis; lembar kuisioner, dan lembar jawaban. Bagi siswa yang telah menyelesaikan
pertanyaan kuisioner, dapat memasukan jawaban, serta lembar pertanyaan kembali
kedalam amplop dan menyertai umur, kelas, dan jenis kelamin dipojok kanan atas
amplop. Amplop akan dikumpulkan secara bersamaan oleh mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Warmadewa.
4.6 Teknik Analisis Data
Processing data dimulai dari memeriksa kuisioner, jika ada data yang kurang lengkap
maka akan dinyatakan tidak layak untuk dimasukan kedalam penelitian. Hasil analisa
data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
15