Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh :
Wa Ode Siti Karnia Ramadan
F1F1 12 138
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu
halangan yang berarti.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Argentometri ini
adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan ada mata kuliah Kimia Analisis I. Selain
itu, agar dapat mengetahui tentang argentometri, baik pengertian argentometri,
metode yang digunakan dalam argentometri, dan faktor yang mempengaruhi
pengendapan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
sekalian.
Kendari,
Penyusun
2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan
Bab II . Pembahasan
a. Pengertian Argentometri
b. Metode Argentometri
1. Metode Mohr
2. Metode Valhard
3. Metode Fajans
c. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengendapan
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai
bidang termasuk bidang farmasi. Semakin banyaknya industri-industri farmasi
yang turut menerapkan kemajuan teknologi, semakin meningkat pula jumlah
produk-produk farmasi yang tersedia untuk masyarakat. Industri farmasi saat
ini tidak hanya memfokuskan perhatian pada bidang pembuatan dan
penyediaan obat, melainkan juga telah mencakup berbagai produk yang
tersedia dalam masyarakat seperti makanan dan kosmetik. Dalam penyediaan
suatu produk farmasi dipergunakan berbagai senyawa-senyawa yang
dikombinasikan satu dengan yang lain untuk menghasilkan suatu senyawa
baru yang sangat bermanfaat. Pengkombinasian ini melibatkan berbagai
senyawa baik yang mudah larut dalam air, maupun yang tidak.
Khusus dalam penetapan kadar senyawa yang sukar larut diterapkan
metode tertentu sebab sifat dari senyawa yang sukar larut memiliki sifat
tertentu yang tidak dimiliki oleh senyawa yang larut. Salah satu metode
tersebut adalah argentometri. Metode ini hanya ditekankan bagi senyawa yang
diketahui sukar larut. Argentometri adalah suatu titrasi dengan menggunakan
perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar
larut.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukaqn endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit. Titrasi argentometri merupakan teknik
khusus yang digunakan untuk menetapakan perak dan senyawa halida.
Penetapan kadar zat analit didasari oleh pembentukan endapan. Sebagai
contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+
dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang
tidak mudah larut AgCl.
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan argentometri?
2. Metode apa saja yang ada dalam
c. Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini adalah sebagai pemenuhan
tugas. Selain itu, supaya kami dapat memahami tentang argentometri dan
prinsip-prinsip dasar titrasi argentometri.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Teori Umum
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang
berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan
kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar
pembentukan endapan dengan ion Ag+. Salah satu cara untuk menentukan
kadar asam basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetric (titrasi).
Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya
didasarkan pada pengukuran volumenya.
Berdasarkan reaksinya volumetri (titrasi) dibedakan menjadi beberapa
bagian, salah satunya adalah argentometri. Volumetri jenis ini berdarkan atas
reaksi krespilasi (pengendapan dari ion Ag+). Argentometri merupakan titrasi
yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-,
CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk
endapan perak halida (AgX)
Ag+ + X-
AgX
b. Metode Argentometri
Berdasarkan pada indikator yang digunakan, titrasi argentometri dapat
dibedakan atas beberapa metode, antara lain :
1. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)
Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO 3 dan
penambahan K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus
dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0.
Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan
dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang
terjadi adalah :
Asam : 2CrO42- + 2HBasa
: 2 Ag+ + 2 OH2AgOH
CrO72- + H2O
2AgOH
Ag2O + H2O
(coklat kemerahan)
AgX
AgSCN
SCN-
+ Fe3+
+ sisa Ag+
Fe(SCN)2+
Ag+(aq) + SCN-(aq)
Fe3+(aq) + SCN-(aq)
Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara
lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik
ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai
ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan
digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder
(Gandjar, 2007).
Indikator adsorbsi merupakan pewarna, seperti diklorofluorescein
yang berada dalam keadaan bermuatan negative dalam larutan titrasi akan
teradsorbsi sebagai counter ion pada permukaan endapan yang bermuatan
positif. Dengan terserapnya ini maka warna indicator akan berubah dimana
warna diklorofluorescein menjadi berwarna merah muda. Mekanisme
teradsorbsinya indicator ini ditunjukkan oleh gambar berikut ini:
(fotosensitifitas)
dan
menyebabkan
endapan
terurai.
Titrasi
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan
adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut.
Sebagai contoh AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan larutan
NH3, hal ini disebabkan karena terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl.
D. Pembentukan Endapan Berwarna
Seperti sistem asam, basa dapat digunakan sebagai suatu indicator
untuk titrasi asam-basa. Pembentukan suatu endapan lain dapat digunakan
untuk menyatakan lengkapnya suatu titrasi pengendapan. Dalam hal ini terjadi
pula pada titrasi Mohr, dari klorida dengan ion perak dalam mana digunakan
ion kromat sebagai indikator. Pemunculan yang permanen dan dini dari
endapan perak kromat yang kemerahan itu diambil sebagai titik akhir (TE).
Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan perak dengan pH antara 6,0
10,0. Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi
karena HCrO4- hanya terionisasi sedikit sekali. Lagi pula dengan hidrogen
kromat berada dalam kesetimbangan dengan dikromat terjadi reaksi :
2H+ + 2CrO4- 2HCrO4 Cr2O72- + 2H2O
Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan menyebabkan perlunya
menambah ion perak dengan sangat berlebih untuk mengendapkan ion kromat
dan karenanya menimbulkan galat yang besar. Pada umumnya garam dikromat
cukup dapat larut. Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang
menghasilkan endapan dan pembentukan ion kompleks. Proses argentometri
menggunakan AgNO3 sebagai larutan standar. Proses ini biasanya digunakan
untuk menentukan garam-garam dari halogen dan sianida. Karena kedua jenis
garam ini dapat membentuk endapan atau senyawa kompleks dengan ion Ag+
sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaCl + Ag+ AgCl + Na+
KCN + Ag+ AgCl + K+
KCN + AgCN K [Ag(CN)2 ]
Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam
tersebut dapat digunakan sebagai larutan standar primer. Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CN- tercapai untuk garam kompleks K [Ag(CN)2]
karena proses tersebut dikemukakan pertama kali oleh Lieberg, cara ini tidak
dapat dilakukan dalam suasana amoniatial karena garam kompleks dalam
larutan akan larut menjadi ion komplek diamilum. (Harizul, Rivai. 1995)
E. Contoh Perhitungan
a. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl (indikator K2CrO4)
V AgNO3 = (27,9 + 27,5 + 27,5)/3 = 27,67 ml
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
REFERENSI
Abudarin. 2002. Buku Ajar Kimia Analisis II. Palangkaraya : FKIP, Jurusan
PMIPA,Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangkaraya.