Está en la página 1de 13

OPERATIONAL

AMPLIFIER

ELEKTRONIKA DASAR
II
DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I
AHMAD DENY ANDIKA
HAFIZ ARIF LUBIS
NURJANNAH
MELLY FRIZHA
ANGEL PRATIWI
ISMATUL HUSNA

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2010
M E L LY F R I Z H A @ Y A H O O . C O M

OPERATIONAL AMPLIFIER
(OP-AMP)
PENDAHULUAN
Sepertiga dari semua IC linier adalah penguat operasional (op-amp). Penguat operasional
adalah penguat dc dengan penguatan tinggi yang dapat dipakai dari 0 sampai lebih dari 1
MHz. Dalam pengertian lain op-amp diartikan sebagai penguat diferensial dengan dua
masukan dan satu keluaran yang mempunyai penguatan amat tinggi yaitu dalam orde 10 5.
Dengan penguatannya yang amat tinggi ini, penguat operasional dengan rangkaian balikan
lebih banyak digunakan daripada dalam lingkar terbuka.
Pada masa kini op-amp banyak ditemukan dalam rangkaian terpadu atau IC (Integrated
Circuit), dimana dalam satu potongan kristal silicon dengan luas kurang dari 1 mm 2
terkandung rangkaian penguat lengkap terdiri dari banyak transistor, diode, resistor, dan
terkadang ditemukan juga kapasitor . Dengan menghubungkan resistor luar kepenguat
operasional anda dapat mengatur penguatan tegangan dan lebar pita sesuai dengan keperluan.
Ada lebih dari 2000 jenis penguat operasional yang terdapat dalam perdagangan.
Pemakaian op-amp sangatlah luas meliputi bidang elktronika audio, pengatur tegangan dc,
rangkaian filter aktif , penyearah presisi, pengubah analog kedigital, computer analog,
elektronika nuklir, dll.
PERKEMBANGAN OP-AMP
Pengembangan rangkaian terpadu IC (Integrated Circuit ) luar telah ada sejak tahun 1960,
pertama telah dikembangkan pada chip silikon tunggal. Rangkaian terpadu itu merupakan
susunan antara transistor, dioda sebagai penguat beda dan pasangna Darlington. Kemudian
tahun 1963 industri semikonduktor Fairchild memperkenalkan IC OP-AMP pertama kali A
702, yang mana merupakan pengembangan IC OP-AMP yang lain sebelumnya, dimana
tegangan sumber ( Catu Daya ) dibuat tidak sama yaitu + UCC = + 12 V dan - UEE = - 6 V,
dan resistor inputnya rendah sekali yaitu ( 40 KW ) dan gain tegangan atau penguatan
tegangan ( nilainya berkisar pada posisi 3600 V/V ).

IC tipe A702 ini tidak direspon oleh industri- industri lain karena tidak universal. Tahun
1965 Fairchild memperkenalkan IC MA709 merupakan kelanjutan sebagai tandingan dari
A702. Dengan banyak kekhususan tipe A709 mempunyai tegangan sumber yang simetris
yaitu + UCC = 15 V dan UEE = -15 V,resistan input yang lebih tinggi ( 400 KW ) dan gain
tegangan yang lebih tinggi pula (45.000 V/v). IC A709 merupakan IC linear pertama yang
cukup baik saat itu dan tidak dilupakan dalam sejarah dan merupakan generasi OP-AMP yang
pertama kali.
Generasi yang pertama OP-AMP dari Motorola yaitu MC1537. Selanjutnya tahun 1968
teknologi OP-AMP dikembangkan oleh Fairchild dengan IC A741 yang telah dilengkapi
proteksi hubung singkat , stabil, resistor input yang lebih tinggi ( 2 MW ), gain tegangan
yang ekstrim ( 200.000 V/V ) dan kemampuan offset null ( zerro offset ). OP-AMP 741
termasuk generasi kedua dan IC yang lain juga termasuk OP-AMP generasi kedua yaitu
LM101, LM307, A748 dani MC1558 merupakan OP-AMP yang berfungsi secara umum
sebagaimana LM307. Untuk tipe tipe OP-AMP yang khusus seperti mengalami
peningkatan dari segii kegunaan atau fungsinya seperti : LM318 (dengan kecepatan tinggi
sekitar 15 MHZ). Lebar band kecil dengan slew rate 50 V/S. IC A 771 merupakan OPAMP dengan input bias arus yang rendah yaitu 200 pA dan slew rate yang tinggi 13
V/S. Lalu A714 yaitu IC OP AMP yang presisi dengan noise rendah (1,3 A/10C), offset
tegangan yang rendah ( 75 V ), offset arus yang rendah ( 2,8 nA ).
Tipe IC OP-AMP lain yaitu A791 merupakan OP-AMP sebagai penguat daya (Power
Amplifier) dengan kemampuan arus output 1A. Dan IC OP-AMP A776 adalah OP-AMP
yang multi guna bisa diprogram.
IC linear dalam pengembangannya tidak cukup hanya disitu saja bahkan sudah dibuat blok
blok sesuai keperluan seperti untuk keperluan konsumen (audio, radio dan TV), termasuk
keperluan industri seperti (timer, regulator dan lain-lainnya). Bahkan belakangan ini
dikembangkan OP-AMP dengan teknologi BI - FET dan laser trimming . Karena dengan
teknologi BI - FET lebar band bisa ditekan dan slew rate cepat, bersama ini pula bias arus
rendah dan offset input arus rendah. Contoh tipe OP-AMP BI FET LF351, dan LF353
dengan input bias ( 200 pA ) dan offset arus ( 100 pA ), bandwidth gain unity yang besar ( 4
MHZ ), dan slew rate yang cepat (13V/MS ) dan ditambah lagi pin kaki kakinya sama
dengan IC A741 (yang ganda) dan IC MC1458 ).

Industri Motorola melanjutkan pengembangan OP-AMP dengan teknologi trimming dan


BI-FET ( disingkat TRIMFET ) untuk memperoleh kepresisian karakteristik input dengan
harga yang rendah, ontoh MC34001 / MC34002 / MC34004 masing masing adalah OPAMP tunggal, ganda dan berjumlah empat ( guard).
KARAKTERISTIK OP-AMP
Op-amp biasanya dilukiskan dengan lambang sbb:

Gambar 1. Lambang op-amp


Dari gambar diatas tampak adanya dua masukan yaitu, masukan pembalik (inverting) dan
masukan non pembalik (non-inverting). Masukan membalik diberi tanda minus(-) dan
masukan tak membalik diberi tanda plus (+). Jika isyarat masukan dihubungkan dengan
masukan membalik maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran berlawanan fasa atau
berlawanan tanda dengan isyarat masukan. Sebaliknya, jika isyarat masukan dihubungkan
dengan masukan tak membalik, maka isyarat keluaran akan sefasa atau mempunyai tanda
yang sama dengan syarat masukan.
Sebagian besar op-amp membutuhksn sumber simetris ( biasanya 5 V hingga 15V).
Sebagai contoh, ambil op-amp jenis IC LM 741. Berdasarkan pengaturan kaki kaki IC
maka untuk untuk inverting atau non-inverting circuit, kaki 7 diberi Vcc + dan pada kaki 4
diberi Vcc- yang nilainya bersesuaian dengan input yang diatur pada sumber catudaya
simetrisnya. Hal ini diperlukan dikarenakan op-amp ini akan dapat memperkuat tegangan
yang positif maupun yang negatif . Pada dasarnya dalam rangkaian yang terdiri atas resistor ,

transistor dan smikonduktor maka tegangan disembarangan tempat pada rangkaian itu akan
bervariasi anatara tegangan yang diberikan oleh sumber tegangan. Misalnya suatu rangkaian
dengan sumber tegangan 5 volt, ini berarti 5 volt dan 0 volt. Maka, tegangan yang terdapat
diantara titik-titik dalam rangkaian itu tidak akan lebih dari 5 volt dan tidak kurang dari 0
volt. Karena itu pemberian sumber tegangan untuk op-amp diperlukan dua buah sumber
tegangan, yakni sumber tegangan positif dan sumber tegangan negative.
Secara teoritis, op-amp ini adalah sebuah penguat

yang mempunyai sifat-sifat seperti

penguat yang ideal. Karakteristik yang diinginkan sari sebuah op-amp yang menunjukkan
sifat penguat yang ideal dirangkum sbb:
Gain tegangan loop-terbuka (G) harus sangat tinggi (idealnya tidak terhingga).
G
Resistansi inputnya harus sangat tinggi ( Idealnya bernilai tak terhingga)
Rin
Resistansi outputnya harus sangat rendah (idealnya bernilai 0)
Rout 0
Bandwidth daya penuh harus selebar mungkin
Slew rate harus sebesar mungkin
Offset input harus sekecil mungkin
Rasio penolakan mode bersama harus sebesar mungkin
Kalau V1 = V2, maka Vo = 0
Mengingat bahwa bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembuatan op-amp terutama ICnya memiliki kemampuan yang terbatas , seperti halnya benda-benda lain yang terdapat
dialam ini maka pada kenyataannya sebuah op-amp tidaklah tepat seperti penguat yang ideal.
PENGGUNAAN OP-AMP

Jika kita ingin menngunakan op-amp dalam suatu rangkaian penguatan dengan penguatan
tegangan yang tidak terlalu besar, kita harus memasang balikan negative. Dalam hal inilah,
dilakukan pemasangan resistor antara keluaran dengan masukan pembalik. Oleh karena itu,
penguatan tanpa pembalik amat besar pada loop terbuka dan penguatan pada loop tertutup
(dengan balikan) hanya bergantung pada rangaiana balikan saja dan tidak bergantung pada
nilai komponen yang digunakan dalam op-amp IC itu sendiri.
Berikut ini akan ditunjukkan beberapa rangkaian penguat dasar yang menggunakan penguat
dasar operasional. Konfigurasi Op-Amp (Operasional Amplifiers) :
1. Inverting Configuration
2. Non-inverting Configuration
3. Integrator Configuration
4. Differensiator Configuration
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan
karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu

Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+
= v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)

Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian opamp.
1. Inverting amplifier
Rangkaian dasar dari sebuah penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah, dimana sinyal masukannya masuk melalui input inverting. Seperti
terdapat pada namanya, hampir semua pembaca pasti tahu bahwa fase keluaran
(output) dari penguat inverting ini akan selalu terbalik dengan inputnya. Pada
rangkaian ini, umpan balik negatif di bangun melalui resistor R2.

Gambar 2. Penguat Inverting


Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Dengan
mengingat dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v- = v+ = 0. Karena
nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v- pada rangkaian ini
dinamakan virtual ground. Dengan fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit pada R1 adalah vin
v- = vin dan tegangan jepit pada reistor R2 adalah vout v- = vout. Kemudian dengan
menggunakan aturan 2, di ketahui bahwa :
iin + iout = i- = 0,

(1-1)

karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.


iin + iout = vin/R1 + vout/R2 = 0
Selanjutnya
vout/R2 = - vin/R1

atau

vout/vin = - R2/R1 (1-2)


Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal
masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui
adalah 0 (virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.
2. Non-Inverting amplifier
Prinsip utama dari rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan
pada gambar dibawah. Seperti namanya, penguat ini memiliki input yang dibuat melalui
input non-inverting. Dengan demikian tegangan output rangkaian ini akan satu fasa
dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non
inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.

Gambar 3. Penguat Non-Inverting

Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang ada,
antara lain :
vin = v+ .. (1-3)
v+ = v- = vin ..... lihat aturan 1 (1-4)
Dari sini diketahui tegangan jepit pada hambatan/resistor R2 adalah vout v- = vout
vin, atau iout = (vout-vin)/R2. Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang
berarti
arus
iR1
=
vin/R1.
Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa:
iout + i(-) = iR1 .. (1-5)
Aturan 2 mengatakan bahwa i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya,
makadiperoleh:
iout = iR1 . (1-6)
dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh
(vout vin)/R2 = vin/R1 ,

yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :

vout = vin (1 + R2/R1)

.. (1-7)

Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input noninverting op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input
Zin = 108 to 1012 Ohm.

3. Integrator
Op-amp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian dengan respons
frekuensi, misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu contohnya adalah
rangkaian integrator seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Rangkaian
dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-amp inverting, hanya saja rangkaian
umpan baliknya (feedback) bukan resistor melainkan menggunakan capasitor C.

Gambar 4. rangkaian Integrator

Dengan menggunakan 2 aturan op-amp (golden rule) maka pada titik inverting akan didapat
hubungan matematis :
iin = (vin v-)/R = vin/R , dimana v- = 0 (aturan1)
iout = -C d(vout v-)/dt = -C dvout/dt; v- = 0
iin = iout ; (aturan 2)
Maka jika disubtisusi, akan diperoleh persamaan :
iin = iout = vin/R = -C dvout/dt . (1-8)
atau dengan kata lain, dari sinilah nama rangkaian ini diambil, karena secara
matematis tegangan output rangkaian ini merupakan fungsi integral dari tegangan
input. Sesuai dengan nama penemunya, rangkaian yang demikian dinamakan juga
rangkaian Miller Integral. Aplikasi yang paling populer menggunakan rangkaian
integrator adalah rangkaian pembangkit sinyal segitiga dari inputnya yang berupa
sinyalkotak.
Pada prakteknya, rangkaian feedback integrator mesti diparalel dengan sebuah
resistor dengan nilai misalnya 10 kali nilai R atau satu besaran tertentu yang
diinginkan. Ketika inputnya berupa sinyal dc (frekuensi = 0), kapasitor akan berupa
saklar terbuka. Jika tanpa resistor feedback seketika itu juga outputnya akan saturasi
sebab rangkaian umpanbalik op-amp menjadi open loop (penguatan open loop opamp ideal tidak berhingga atau sangat besar). Nilai resistor feedback sebesar 10R
akan selalu menjamin output offset voltage (offset tegangan keluaran) sebesar 10x
sampai pada suatu frekuensi cutoff tertentu.
4. Differensiator
Kalau komponen Capasitor C pada rangkaian penguat inverting di tempatkan di
depan, maka akan diperoleh rangkaian differensiator seperti pada gambar dibawah.

Dengan analisa yang sama seperti rangkaian integrator, akan diperoleh persamaan
penguatannya.
Rumus ini secara matematis menunjukkan bahwa tegangan keluaran vout pada
rangkaian ini adalah differensiasi dari tegangan input vin. Contoh praktis dari
hubungan matematis ini adalah jika tegangan input berupa sinyal segitiga, maka
outputnya akan mengahasilkan sinyal kotak.

Gambar 5. Rangkaian Differensiator

Bentuk rangkain differensiator adalah mirip dengan rangkaian inverting. Sehingga jika
berangkat dari rumus penguat inverting
G = -R2/R1
maka jika besaran ini disubtitusikan akan didapat rumus penguat differensiator. Dari
hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan frekuensi tinggi (high pass filter), dimana
besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi. Namun demikian, sistem seperti ini akan
menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi tinggi. Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat
dengan penguatan dc sebesar 1 (unity gain). Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah
resistor yang nilainya sama dengan R. Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity
gain) pada nilai frekuensi cutoff tertentu.
Dari gambar rangakaian diatas maka muatan kapasitor tersebut diberikan sebagai berikut:
qc = C. Vin (1-9)
Dan jika persamaan diatas didiferensial kan terhadap waktu t, persaman diatas menjadi:

(1-10)

Karena umpan balik Ir = - Ic, dan karena tegangan antara resistor dengan kapasitor bernilai
0 volt maka tegangan yang melewati kapasitor memiliki nilai Vin sedangkan tegangan yang
melewati resistor adalah Vout.
Lebih lanjut,

It = Vout / R .. (1-11)

. (1-12)

Dari persamaan tersebut kita peroleh RC = 1 dengan Vout = - dVin / dt.

5. Rangkaian Penjumlah ( Variasi Rangkaian


inverting)

Gambar 6. Rangkaian penguat penjumlah inverting


Sekarang, karena (I1+I2) = It

-(V1/R1 + V2/R2) = Vout/Rf


Vout = - Rf(V1/R1 + V2/R2) . (1-13)
Jika semua resistor memiliki nilai yang sama maka
Vout = - (V1 + V2) (1-14)
Selanjutnya, untuk beberapa input resistor rangkaian :

.. (1-15)
Persamaan diatas menunjukkan bahwa tegangan keluaran samadengan jumlah tegangan
masukan dengan tanda yang berlawanan.
Terminologi kegunaan Op-amp
1. Tegangan offset input
Tegangan offset input adalah tegangan yang ketika diberikan kapada input menghasilkan
tegangan outputnya tepat nol. Demikian pula arus offset input adalah arus dimana ketika
diberikan kepada input akan dihasilkan tegangan output yang besarnya samadengan nol.
Perhatikan bahwa karena keseimbangan yang tidak sempurna dan gain internal yang sangat
tinggi tegangan output dalam jumlah yang kecil dapat muncul walaupun tidak terdapat input.
Hal ini dapat diminimalkan dengan menerapkan umpan balik negatif yang relative besar atau
dengan menggunakan fasilitas offset null yang disediakan oleh sejumlah op-amp. Nilai yang
tipikal dari tegangan offset input berkisar antara 1 mV hinggan 15 mV. Dan jika digunakan
kopling ac maka permasalahan tegangan offset input dapat diabaikan.
2. Gain tegangan loop terbuka
Gain tegangan loop terbuka ini merupakan rasio dari tegangan output terhadap tegangan input
yang diukur tanpa penerapan umpan balik, atau secara matematis dirumuskan sbb:
Avol = G = Vout / Vin .. (1-16)

Atau jika dinyatakan dalam decibel (dB) persamaan tersebut menjadi :


Avol = 20 log10 (Vout/Vin) (1-17)
Gain ini juga dikenal sebagai tegangan internal dalam suatu rangkaian atau perangkat dengan
nilai kisaran lebih dari 100.000.
3. Resistansi Input
Resistansi input dari sebuah op-amp didefenisikan sebagai rasio dari tegangan input terhadap
arus input.Dalam prakteknya nilai-nilai berkisar antara 2 M untuk jenis bipolar.
Secara matematis ,

Rin = Vin/ Iin .. (1-18)

4. Resistansi Output
Resistansi output dari sebuah op-amp didefenisikan sebagai rasio dari tegangan output
rangkaian terbuka terhadap arus output hubungan singkat yang dinyatakan dalam ohm. Nilainilai resistansi nya tipikal berkisar anatara kurang dari 10 k s/d 100 k. maka:
Rout = Vout(OC) / Iout(SC) .. (1-19)

########################################

También podría gustarte