Está en la página 1de 27

Dr.H.Yulitas Bachtiar,Sp.

TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

PENDAHULUAN
penyakit menular akut yang disebabkan virus
predileksi pada sel anterior masa kelabu

sumsum tulang belakang dan inti motorik


batang otak
terjadi kelumpuhan dan atrofi otot.
terutama menyerang anak dibawah 5 tahun.
Pencegahan penyakit ini sangat penting, oleh
belum ada obat yg efektif

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

ETIOLOGI
Virus polio ,famili Picornavirus dan genus

Enterovirus B
3 tipe
- Tipe I Brunhilde
- Tipe II Lansing
- Tipe III Leon.
Tipe I
epidemi yang luas dan ganas,
Tipe II kadang-kadang sporadik
Tipe III epidemi ringan.
Di Negara tropis dan subtropis oleh tipe II dan III

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

Penularan dapat melalui:

- Inhalasi
-

Makanan/minuman
- lipas, lalat
Indonesia terdapat 112.000 anak menderita
kelumpuhan akibat polio pada golongan umur
0-14 tahun dan setiap tahun bertambah
dengan 9.000 kasus

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

FAKTOR PREDISPOSISI
daya tahan tubuh
Jenis kelamin. Lelaki lebih banyak Lelaki

prepubertas 2 kali lebih banyak


kelelahan otot (olah raga berlebihan)
tonsilektomi/adenoidektomi sering percepat
paralisis tipe bulbaris.
Avitaminosis.
Penderita pertusis, campak, enteritis.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

PATOLOGI
Daerah yang biasanya terkena ialah:
Medula spinalis terutama komu anterior
Batang otak pada nukleus vestibularis, inti-inti

saraf kran dan formatio retikularis yang


mengandung pusat vital
Serebelum pada inti-inti pada vermis
Midbrain pada masa kelabu, substansia nigra
dan kadang-kadang nukleus rubra
Talamus dan hipotalamus
Korteks cerebri daerah motoris.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

GAMBARAN KLINIS
Asimtomatis = silent infection (95%)
Poliomielitis abortif = mild (minor) illness (5%) panas,

sakit tenggorokan, sakit kepala, mual, muntah,


anoreksia, sakit perut, malaise, faring hiperemi.
Diagnosis pasti dengan ditemukannya virus polio dan
antibodi dalam darah

Poliomielitis non paralitik


bifasik, gejala awal berupa gejala abortif, diikuti masa

penyembuhan sementara
fase kedua dengan demam, adanya nyeri dan kaku
otot belakang dan anggota gerak.
May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

Tanda Brudzinsky, Kernig dan Laseque positif.


Tanda tripod dan
head drop positif.
Ubun-ubun besar menonjol
refleks tendon normal
Pada bayi kadang-kadang terjadi parese dan

paralisis sementara
sebagian kecil paralisis permanen

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

Poliomielitis Paralitik
bentuk bifasik ini terjadi pada 1/3 kasus.

gejala abortive, membaik selama 1-7 hari,


kemudian timbul gejala lebih berat dengan
tanda- tanda gangguan saraf.
Paralisis terjadi pada saat panas mulai turun
asimetris sering pada anggota gerak bawah

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

A. Bentuk Spinal
mengenai otot leher, toraks, abdomen,
diafragma, anggota gerak dan otot tubuh.
Kelumpuhan pada anggota gerak yang paling
banyak digerakkan.
Gangguan sensibilits tidak ada.
Atrofi terjadi setelah 48 minggu paralisis,
perbaikan sangat lambat, 618 bulan
Post Poliomyelitis Progressive Muscular
Atrophy
May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

10

B. Bentuk Bulabaris
Paralisis satu atau lebih saraf kranial otak
dengan atau tanpa gangguan pusat
pernapasan dan sirkulasi.
Gambaran klinis dapat berupa kelainan
Saraf otak yang terkena.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

11

Gangguan pusat pernapasan

frekuensi dan Irama nafas ireguler.


kegagalan pernapasan
kolaps mendadak.
Gangguan sirkulasi
hipertensi,
kegagalan sirkulasi perifer
Gangguan Thermoregulator
hiperpireksia.
May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

12

Bentuk Bulbospinalis
Merupakan gejala campuran antara bentuk

spinal dan bulbar.


Bentuk Ensefalitik
Gejala berupa iritabel, disorientasi, tremor,
kadang-kadang diser kejang.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

13

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

Pemeriksaan darah
Laju endap darah meningkat sedikit,
lekopenia/lekositosis ringan
Cairan Serebrospinalis
tekanan normal, Jernih;
Pleositosis 15-500 sel/mm3, limfosit
predominan

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

14

Stadium awal PMN dominan.


glukosa dan klorida normal
protein normal, pada minggu ke-1, dan
meningkat pada minggu ke-2 dan ke-3

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

15

Isolasi virus polio

- dari tenggorokan satu minggu sebelum


ada gejala klinis
- dari tinja pada minggu 2-6 minggu bahkan
sampai 12 minggu setelah ada gejala klinis

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

16

PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

osteoporosis korteks yang tipis


rongga medulla yang relatif lebar,
penipisan epifise,
subluksasio dan dislokasi dari sendi.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

17

DIAGNOSIS
Gambaran klinis
Keadaan epidemiologi
Pemeriksaan cairan cerebrospinalis
Isolasi virus
Meningkatnya titer antibodi dalam darah.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

18

DIAGNOSIS BANDING
Poliomielitis nonparalitik
Aseptik meningitis
Meningitis purulenta dan tuberkulosis
Demam rematik
rheumatoid arthritis
serum sickness
pneumonia dini
disentri, tifoid, pielitis, tonsilitis akuta
May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

19

Poliomielitis paralitik :
Mielopati akut sekunder dan
polineuropati
Transverse myelitis
neuromyelitis optika
Tick bite paralisis
Sindrom Guillain Barre

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

20

KOMPLIKASI
Hiperkalsiuria
Melena
Pelebaran lambung akut
Hipertensi ringan
Pneumonia:
Ulkus dekubitus
emboli paru
Psikosis.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

21

PENGOBATAN
Poliomielitis abortif:
analgetika dan sedatifa
Diet adekuat
dicegah aktivitas yang berlebihan selama 2

bulan, dan 2 bulan kemudian diperiksa


neuroskeletal secara teliti.
Poliomielitis nonparalitik:
Sama seperti tipe abortif,
kompres hangat selama 15-30 menit, setiap 24 jam.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

22

Poliomielitis paralitik:
Istirahat minimal 7 hari
Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
Perubahan posisi penderita dilakukan dengan
penyangga pada persendian tanpa menyentuh
otot dan hindari gerakan melilit punggung
Fisioterapi, dilakukan sedini mungkin
Akupuntur dilakukan sedini mungkin
Interferon diberikan sedini mungkin
May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

23

Poliomielitis Bulbar
Perawatan khusus terhadap paralisis palatum,
makanan dalam bentuk padat atau semisolid.
Selama fase akut dan berat, dilakukan
drainase postural posisi kaki lebih tinggi (2025), muka pada satu posisi untuk mencegah
terjadinya aspirasi, pengisapan lendir secara
teratur dan hati-hati, kalau perlu trakeostomi.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

24

REHABILITASI DAN
FISIOTERAPI

Stadium akut atau subakut (6 minggu)


fisioterapi 2 hari setelah bebas panas
Mencegahkerusakan motor neuron menetap.
Mencegah kerusakan otot
Stadium konvalesensi ( 3 minggu- 2 tahun)
perbaikan elastisitas otot
Konvalesensi awal 3 minggu -3 bulan.
Konvalesensi lambat 3 bulan -2 tahun.

May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

25

PENCEGAHAN
Jangan masuk kedaerah wabah
Di daerah wabah sebaiknya dihindari faktor-

faktor predisposisi seperti tonsilektomi, suntik


dan lain-lain
Mengurangi aktivitas jasmani yang berlebihan
Imunisasi aktif.
Salk (Formalin Inactivated Virus Vaccine)
injeksi
Sabin(Live Attenuated Virus Vaccine)oral
May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

26

SEKIAN

SEKIAN
May 30, 2016

TAS-UNPRI-KP

27

También podría gustarte