Está en la página 1de 36

PERSEDIAAN BARANG

DAGANG
BY : SABRINA SEPTIANI

PENGERTIAN PERSEDIAAN
Persediaan adalah barang barang milik perusahaan

yang tersedia untuk di jual, atau diolah kembali dalam


proses produksi sehingga menjadi produk jadi yang siap
untuk di jual.
Persediaan merupakan jenis asset produktif yang di
dimiliki perusahaan karena persediaan ini merupakan
asset yang mempunyai keterikatan langsung dalam
pendapatan perusahaan.

PERSEDIAAN MANUFAKTUR
Persediaan Bahan Baku ( Direct Materials Inventory)
2. Persediaan Barang Dalam Proses ( Working In
Process)
3. Persediaan Barang Jadi (Finished Good Inventory)
1.

MENGENDALIKAN PERSEDIAAN
Dimulai segera setelah persediaan diterima. Laporan

penerimaan yang telah diberi nomor sebelumnya harus


diundi oleh departemen penerimaan perusahaan untuk
menetapkan tanggung-gugat awal atas persediaan.
Untuk memastikan,setiap laporan penerimaan harus cocok
dengan pesanan pembelian.demikian pula harga pada saat
pemesanan yang tertera dalam pesanan pembelian harus
dibandingkan dengan harga pada saat penagihan yang
tertera dalam faktur yang dikirimkan pemasok

Kepemilikan Persediaan
Suatu barang dikatakan sebagai persediaan jika barang tersebut benar
benar,dimiliki oleh perusahaan tanpa memandang lokasi persediaan
tersebut
FOB (Free on Board), shipping point. Kepemilikan barang

menjadi milik pembeli pada saat diserahkan penjual kepada


penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim
barang yang independen.
FOB (Free on Board) destination point. Kepemilikan barang

masih berada di penjual sampai barang tersebut diterima oleh


pembeli.

PERBEDAAN DALAM SISTEM PENCATATAN


Tgl

Sistem Pencatatan Perpetual

Sistem Pencatatan Periodik

1 Jan

Saldo Persediaan

175000

Saldo persediaan

3 jan

Persediaan
-Utang usaha

840000

840000

840000

Pembelian
-Utang Usaha

Utang Usaha
-Persediaan

140000

140000

140000

Utang Usaha
-R. Pembelian

Kas

675000

Kas

675000

7 Jan
10 jan

- Penjualan
HPP

675000

31 jan

840000
140000

-Penjualan

675000

525000
Persediaan

12 Jan

175000

Utang Usaha
Persediaan
Kas

525000
700000
70000
630000

Utang Usaha
Pot Tunai pemb
Kas

700000
70000
630000

Saldo Akun Persediaan Akhir 280000


( 175000+840000-140000-525000-70000)

Saldo akun persediaan akhir


Fisik : 10 Unit (5+24-4-15)
Harga pokok : 10 X 35000 =350000
Biaya bersih setelah dikurangi potongan = 280000
( 350000-70000)

Jurnal penutup tidak diperlukan karena akun


persediaan telah menunjukan saldo akhir

Jurnal Penutup
Ikhtisar Laba Rugi
Persediaan
Persediaan
Ikhtisar Laba Rugi

175000
175000
330000
330000

SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN


Sistem periodik

Dalam sistem ini, nilai persediaan dicatat setiap hari


pada saat terjadi pembelian maka akan dimasukkan ke
dalam akun persediaan barang. Dan pada saat terjadi
transaksi penjualan , maka akan mengurangi barang
yang brsangkutan yaitu dengan cara menghitung nilai
pokok penjualan secara langsung dengan metode yang
dipilih
.
.

Metode Dalam Pencatatan Sistem


Periodik
Metode Tanda Pengenal Khusus
Metode Rata rata

1. Metode Rata rata Sederhana


2. Metode Rata rata Tertimbang
Metode FIFO
Metode LIFO
Metode Persediaan Dasar
Metode Taksiran
1. Metode laba Kotor
2. Metode Harga Eceran

Sistem pencatatan persediaan


Sistem Prepetual

Pada saat ada transaksi pmbelian barang tidak

dicatat/dibukukan sebagai Nilai Persediaan,


tetapi dicatat ke dalam akun Pembelian,
sehingga dalam pencatat laporan L/R nilai
Pembelian tersebut akan dicatat sebagai
pengurang penjualan/pendapatan.

Metode - Metode Dalam Pencatatan


Penentuan Persediaan Akhir
Metode First-In, First-Out (FIFO)
Metode penentuan persediaan yang didasarkan pada

anggapan bahwa barang yang paling dulu dibeli


(masuk) adalah yang paling dulu dijual (dikeluarkan)
Sisa persediaan : dihitung berdasarkan harga
barang yang dibeli terakhir.

Metode - Metode Dalam Pencatatan


Penentuan Persediaan Akhir
Metode Last-In, First-Out (LIFO)
Metode penentuan persediaan yang didasarkan

pada anggapan bahwa barang yang dibeli paling


dahulu, dianggap dijual paling dahulu.
Sisa persediaan: dihitung berdasarkan harga
barang yang dibeli pertama.

Metode - Metode Dalam Pencatatan


Penentuan Persediaan Akhir
Metode Biaya Rata-Rata/ Average

Metode ini yaitu penentuan persediaan


berdasarkan ketentuan dari Perhitungan
Harga Pokok Rata-Rata per
unit X Jumlah Unit Persediaan .
Sisa persediaan:dihitung berdasarkan
harga rata-rata selama periode tertentu.

Perhitungan Harga Pokok


Penjualan
Persediaan Awal
Pembelian

175000

840000

Return Pembelian

140000

Potongan Tunai

70000
(210000)

Pembelian bersih

630000

Barang tersedia Untuk


dijual

805000

Persediaan Akhir

(280000)

Harga Pokok penjualan

(525000)

Metode Dalam Pencatatan Sistem


Periodik
Metode Tanda Pengenal Khusus
Metode Rata rata

1. Metode Rata rata Sederhana


2. Metode Rata rata Tertimbang
Metode FIFO
Metode LIFO
Metode Persediaan Dasar
Metode Taksiran
1. Metode laba Kotor
2. Metode Harga Eceran

CONTOH SOAL
Menggunakan Sistem Periodik
Prusahaan mencatat persediaan barang dagang dengan Metode
Periodik(Fisik). Berikut ini adalah data yang diperoleh selama bulan
April 2013 :
Tgl 1 April
: Persediaan Awal
200 unit
@ Rp. 900
Tgl 10 April : Pembelian
300 unit
@ Rp. 1.000
Tgl 21 April : Pembelian
400 unit
@ Rp. 1.100
Tgl 23 April : Pembelian
100 unit
@ Rp. 1.200
Pada tanggal 30 April 2013 Persediaan Akhir sebanyak 300 unit
Diminta :
Berapa nilai persediaan akhir 30 april 2013 menggunkan metode
diatas ?
Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 menggunkan metode
diatas ?

JAWAB
Langkah 1 :
1 April : Persdian Awal
10 April : Pembelian
21 April : Pembelian
23 April : Pembelian
Total

200 unit @ Rp. 900


300 unit @ Rp. 1.000
400 unit @ Rp. 1.100
100 unit @ Rp. 1.200
1.000 unit @ Rp. 4.200

= Rp. 180.000
= Rp. 300.000
= Rp. 440.000
= Rp. 120.000
= Rp.1.040.000

Persediaan yang terjual akhir periode = 1.000 unit - 300 unit = 700 unit

Langkah Selanjutnya.

1) Metode FIFO Periodik

2) Metode LIFO Periodik

Persediaan akhir:
300 unit
200 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 220.000
100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000
Nilai persediaan akhir
Rp. 340.00

Persediaan akhir :
300 unit
100 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 100.000
200 unit @ Rp. 900 = Rp. 180.000
Nilai persediaan akhir
Rp. 280.000

HPP

HPP = BTUD - Persediaan Akhir


= Rp.
1.040.000 - Rp.280.000
= Rp. 760.000

= BTUD - Persediaan Akhir


= Rp. 1.040.000 - Rp.
340.000
= Rp. 700.000

3). Metode Average Periodik


Rata-Rata Tertimbang

Rata-Rata Sederhana

Persediaan akhir =
= 300 X Rp. 1.040.000/1.000
= 300 X 1.040
Nilai Persediaan akhir = Rp. 312.000

Persediaan akhir =
300 unit X 4.200/4
300 X 1.050
Nilai Persediaan akhir
315.000

HPP

= BTUD - Persediaan Akhir


= Rp. 1.040.000 - Rp.
312.000
= Rp. 728.000

HPP

=
= Rp.

= BTUD - Persediaan Akhir


= Rp. 1.040.000 - Rp. 315.000
= Rp. 725.000

CONTOH SOAL
Menggunakan Sistem Perpetual

Perusahaan mencatat persediaan barang dagangan dengan Metode


Perpetual. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama bulan Maret
2013 :
Tgl 3 Maret13
: Pembelian
4.000 unit
@ Rp. 800
Tgl 10 Maret13 : Pembelian
12.000 unit
@ Rp. 880
Tgl 26 Maret13 : Penjualan
8.000 unit
@ Rp. 950
Tgl 29 Maret13 : Pembelian
4.000 unit
@ Rp. 830
Diminta :
Berapa Nilai Persediaan akhir 31 Maret 2013 menggunkan metode diatas ?
Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 menggunkan metode diatas ?
Hitung Laba / Rugi Kotornya ?

JAWAB
FIFO PREPETUAL
Tgl

Pembelian

H.P Penjualan

Mar
et

Unit

HP/Unit

Total

03

4000

800

20

12000

880

Unit

Hp/Unit

Total

3.200 k

4000

800

3.200 k

10.560 k

4000

800

3.200 k

12000

880

10.560 k

8000

880

7.040 k

8000

880

7.040 k

4000

830

3.320 k

26

29

4000

830

3.320 k

Unit

Hp/Unit

Total

Persediaan

4000

800

3.200 k

4000

880

3.520 k

Lanjutan.
Persediaan Akhir= Rp. 7.040.000 + Rp. 3.320.000
= Rp. 10.360.000
HPP = Rp. 3.200.000 + Rp. 3.520.000
= Rp. 6.720.000
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan ( 8.000 X 950)
HPP
Laba kotor

= Rp. 7.600.000
= (Rp. 6.720.000)
= Rp. 8.800.000

Metode LIFO Perpetual

Tgl

Pembelian

HP Penjualan

Mar
et

Unit

HP/Unit

Total

03

4000

880

10

12000

880

Unit

HP/Unit

Total

3.200 k

4000

800

3.200 k

10.560 k

4000

800

3.200 k

12000

880

10.560 k

4000

800

3.200 k

4000

880

3.520 k

4000

800

3.200 k

4000

880

3.520 k

4000

830

3.320 k

26

29

Unit

8000

4000

3.320 k

HP/Unit

880

Total

Persediaan

7.040 k

Lanjutan..

Persediaan Akhir = Rp. 3.200.00 + Rp. 3.520.000 +


Rp.3.250.000
= Rp. 10.040.000
HPP = Rp. 7.040.000
Laba/ Rugi Kotor:
Penjualan ( 8.000 X 950)
HPP
Laba kotor

= Rp. 7.600.000
= (Rp. 7.040.000)
= Rp.
560.000

Metode Rata-Rata Bergerak


Tgl

Pembelian

HP Penjualan

Mar
et

Unit

HP/Unit

Total

03

4000

800

10

12000

880

Unit

HP/Unit

Total

3.200

4000

800

3200 k

10.560

12000

880

10.560 k

16000

860

13.760 k

8000

860

6880 k

4000

830

3320 k

12000

850

10200 k

26
29

Unit

8000
4000

830

3.320

HP/Unit

860

Total

Persediaan

6880 k

Lanjutan..

Persediaan Akhir= Rp. 10.200.000


HPP = Rp. 6.880.000
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan ( 8.000 X 950)
= Rp. 7.600.000
HPP
= (Rp . 6.880.000)
Laba kotor
= Rp.
720.000

Penyajian Persediaan Barang


Persediaan barang dagang biasanya disajikan dalam
Dagang
kelompok aktiva lancar dalam neraca,setelah atau
dibawah piutang.Metode yang digunakan untuk
menentukan biaya persediaan (FIFO,LIFO,atau biaya
rata-rata) dan metode penilaian persediaan (biaya atau
LCM) harus dicantumkan

Mengestimasi Biaya Persediaan


(1) Metode eceran

Metode persediaan
eceran (retail inventory
method) mengestimasikan
biaya persediaan
berdasarkan hubungan
antara harga pokok
barang dagang yang
tersedia untuk dijual
dengan harga eceran dari
barang dagang yang
sama

(2) Metode laba kotor


Metode laba kotor (gross
profit method) menggunakan
estimasi laba kotor yang
direalisasi selama periode
dimaksud untuk
mengestimasi persediaan
pada akhir periode

CONTOH 1
Estimasi Metode Eceran

Diketahui :
Persediaan Awal
Harga Eceran
HP. Pembelian
Harga ecerannya
Harga Eceran Penjualan Bersih
Ditanya : Berapa Taksiran persediaan akhirnya ?

= Rp. 14.000.000
= Rp. 21.500.000
= Rp. 61.000.000
= Rp. 78.000.000
= Rp. 70.000.000

Jawab :
Atas dasar HP
Atas Dasar Harga Eceran
Persediaan awal
Rp. 14.000.000
Rp. 21.500.000
Pembelian
Rp. 61.000.000
Rp. 78.500.000
BTUD
Rp. 75.000.000
Rp. 100.000.000
Penjualan Bersih
(Rp. 70.000.000)
Persediaan Akhir (berdasarkan hrg eceran)
Rp. 30.000.000
Perbandingan HP terhadap Harga Eceran
= (75.000.000 : 100.000.000)
= 0.75 x 100
Taksiran Harga Perolehan Persediaan Akhir
= 75% x Rp. 30.000.000

= Rp. 22.500.000

= 75%

CONTOH 2
Estimasi Metode Laba Kotor
Diketahui :
Penjualan
= Rp. 20.000.000
Persediaan Awal
= Rp. 4.000.000
Pembelian
= Rp. 12.000.000
Laba Kotor 30% dari Penjualan
Ditanya : berapa Taksiran Persediaan akhirnya ?
Jawab :
Persediaan awal
Pembelian
BTUD

= Rp. 4.000.0 00
= Rp. 12.000.000

Penjualan Bersih
Laba Kotor (20.000.000 x 30% )

= Rp. 20.000.000
= (Rp. 6.000.000)

Taksiran Persediaan Akhir

= Rp. 16.000.000

= (Rp. 14.000.000)
= Rp. 2.000.000

Penyajian Persediaan Barang


Dagang
Persediaan barang dagang biasanya disajikan dalam

kelompok aktiva lancar dalam neraca,setelah atau dibawah


piutang.Metode yang digunakan untuk menentukan biaya
persediaan (FIFO,LIFO,atau biaya rata-rata) dan metode
penilaian persediaan (biaya atau LCM) harus dicantumkan.
Dalam hal ini pengaruh perubahan dan alasan perubahan
harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode
terjadinya perubahan

MENGHITUNG BIAYA PERSEDIAAN


Metode Eceran untuk Perhitungan Biaya Persediaan

Cara menentukan nilai persediaan akhir sbb :


a. Dihitung terlebih dahulu jumlah barang tersedia untuk dijual
dengan cara:
Persediaan awal + Pembelian bersih tahun berjalan
b. Dihitung HP barang yang dijual dengan cara :
Jumlah Penjualan (Prosentase x Jumlah Penjualan)
c. Dihitung Nilai persediaan akhir barang dagang dengan cara :
BTUD HP barang yang sudah terjual

Diketahui :
Persediaan Awal
= Rp. 14.000.000
Harga Eceran
= Rp. 21.500.000
HP. Pembelian
= Rp. 61.000.000
Harga ecerannya
= Rp. 78.000.000
Harga Eceran Penjualan Bersih
= Rp. 70.000.000
Ditanya : Berapa Taksiran persediaan akhirnya ?

Lanjutan
Jawab :
Atas dasar HP
Rp. 14.000.000
Rp. 61.000.000
Rp. 75.000.000

Persediaan awal
Pembelian
BTUD
Penjualan Bersih
Persediaan Akhir (berdasarkan hrg eceran)
Perbandingan HP terhadap Harga Eceran
= (75.000.000 : 100.000.000)
= 0.75 x 100
Taksiran Harga Perolehan Persediaan Akhir
= 75% x Rp. 30.000.000
= Rp. 22.500.000

= 75%

Atas Dasar Harga Eceran


Rp. 21.500.000
Rp. 78.500.000
Rp. 100.000.000
(Rp. 70.000.000)
Rp. 30.000.000

METODE LABA KOTOR UNTUK


PERHITUNGAN BIAYA PERSEDIAAN
a.Atas persediaan barang awal, selain diketahui HP nya harus
pula ditentukan berapa besar harga jual ecerannya.
b.Setiap terjadi pembelian harus ditentukan Jumlah harga
jualnya.
c.Dihitung barang tersedia dijual menurut harga beli dan harga
jual
d.Dihitung prosentase HP terhadap harga jual dengan rumus :
HP. BTUD = Harga jual BTUD x 100%
e.Prosentase HP terhadap harga jual tsb akn digunakn untuk
menaksir HP persediaan yang ada pada akhir peride.

CONTOH SOAL 2
Diketahui :
Penjualan
= Rp. 20.000.000
Persediaan Awal
= Rp. 4.000.000
Pembelian
= Rp. 12.000.000
Laba Kotornya 30% dari Penjualan
Ditanya : berapa Taksiran Persediaan akhirnya ?
Jawab :
Persediaan awal
= Rp. 4.000.0 00
Pembelian
= Rp. 12.000.000
BTUD
= Rp.
16.000.000
Penjualan Bersih
Laba Kotor (20.000.000 x 30% )
14.000.000)
Taksiran Persediaan Akhir
Rp. 2.000.000

= Rp. 20.000.000
= (Rp. 6.000.000)
= (Rp.
=

SEKIAN DAN TERIMA


KASIH

También podría gustarte