Está en la página 1de 90

SILABUS

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas
Standar Kompetensi
Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar
1.1 Memahami struktur atom
berdasarkan teori atom Bohr,
sifat-sifat unsur, massa atom
relatif, dan sifat-sifat periodik
unsur dalam tabel periodik
serta menyadari
keteraturannya, melalui
pemahaman konfigurasi
elektron.

: SMA .
: KIMIA
: X
: 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan
kimia.
: 20 jam pelajaran (untuk UH 4 jam pelajaran)
Materi Pembelajaran

Pengalaman Belajar

Sistem Periodik dan


Struktur Atom
A. Perkembangan
Sistem Periodik
Unsur Kimia

Menyelidiki penyusunan barangbarang di toko (hal. 1).


Mengkaji literatur tentang
perkembangan tabel periodik unsur
(hal. 3-9).
Presentasi hasil kajian untuk
menyimpulkan dasar
pengelompokan unsur-unsur.

B. Model dan Teori


Atom

Mengkaji literatur tentang


perkembangan teori atom (hal. 1118).
Mempresentasikan dan diskusi
hasil kajian.
Menyimpulkan hasil pembelajaran.

C. Pemanfaatan Tabel
Periodik Unsur
Kimia

Mengkaji tabel periodik unsur


untuk menentukan partikel dasar,
konfigurasi elektron, massa atom
relatif (hal. 19-24).
Mempelajari dan mengerjakan
contoh soal mengenai cara
menghitung jumlah elektron,
neutron, dan proton serta
menggambarkan susunan elektron
dan elektron valensi (hal. 24-25).

Indikator
Membandingkan perkembangan tabel periodik
unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya.
Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.

Menjelaskan perkembangan teori atom untuk


menunjukkan kelemahan dan kelebihan masingmasing teori atom berdasarkan fakta eksperimen.

Menentukan partikel dasar (proton, elektron, dan


neutron)
Menentukan konfigurasi elektron dan elektron
valensi.
Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel
periodik.
Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar,
dan isoton.

Penilaian
Jenis tagihan
Tugas kelompok
Kuis
Ulangan
Bentuk Instrumen
Laporan tertulis
Penilaian unjuk
kerja
Tes tertulis

Alokasi
Waktu
2 45
menit

Sumber/
Bahan/ Alat
Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira,
tabel
periodik,
kartu unsur
Bahan
Lembar
kerja siswa,
alat dan
bahan
untuk
percobaan

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Pengalaman Belajar
Melengkapi tabel (hal 25).
Mengidentifikasi unsur ke dalam
isotop, isobar, dan isoton melalui
kerja kelompok.

1.2 Membandingkan proses


pembentukan ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan koordinasi, dan
ikatan logam serta
hubungannya dengan sifat
fisika senyawa yang terbentuk

D. Sifat LogamNonlogam dan


Sifat
Keperiodikan
Unsur Kimia

Menggunakan data dalam tabel


periodik untuk menentukan
golongan, periode, sifat-sifat logam
dan nonlogam, serta nomor atom
(hal. 26).
Menganalisis grafik antara jari-jari
atom dan nomor atom, antara
afinitas elektron dan nomor atom,
serta antara energi ionisasi dan
nomor atom (hal. 27-29).
Memahami keelektronegatifan
unsur-unsur dan kecenderungan
sifat tersebut sesuai susunannya
dalam tabel periodik (hal. 30).

Ikatan Kimia
A. Kestabilan Unsur

Menentukan unsur yang dapat


melepaskan elektron atau menerima
elektron untuk mencapai kestabilan
dalam diskusi kelompok (hal. 42).
Menggambarkan susunan elektron
valensi Lewis melalui diskusi
kelompok.

Alokasi

Sumber/

Indikator

Penilaian

Menentukan golongan, periode, sifat-sifat logam


dan logam, serta nomor atom dari tabel periodik.
Menganalisis tabel dan grafik untuk menentukan
keteraturan jari-jari atom energi ionisasi, afinitas
elektron, dan keelektronegatifan.

Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk


mencapai kestabilannya.
Menggambarkan susunan elektron valensi atom
gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi
bukan gas mulia (struktur Lewis).

Bahan/ Alat

4 45
menit

Jenis tagihan
Kuis
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan
Bentuk Instrumen
Tes tertulis

Waktu

1 45
menit

Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira,

Bahan
Lembar
kerja siswa

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Pengalaman Belajar

B. Ikatan Ion

Mempelajari proses pembentukan


ikatan ion (hal. 45-46).
Mempelajari sifat senyawa ion
dalam diskusi kelas (hal. 47).

C. Ikatan Kovalen

Mendiskusikan pembentukan
molekul-molekul yang berikatan
kovalen tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga (hal. 50-52).
Mendiskusikan proses terbentuknya
ikatan kovalen koordinasi dari
beberapa contoh senyawa
sederhana (hal 57-59).
Melakukan percobaan untuk
menyelidiki perbedaan sifat
senyawa ion dan senyawa kovalen
(hal. 63).

D. Ikatan Logam

Mempelajari gambar susunan atomatom dalam logam (hal. 61).


Mempelajari pengaruh ikatan
logam dengan sifat-sifatnya (hal.
61-62).

10

Indikator
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
Mengaitkan struktur senyawa ion dengan sifat
fisiknya.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.
Mengaitkan struktur senyawa kovalen dengan sifat
fisiknya.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan
koordinasi pada beberapa senyawa.

Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan


logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam.
Menghubungkan sifat fisis materi dengan jenis
ikatannya.

11

Penilaian
Jenis tagihan
Kuis
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan

Alokasi
Waktu
1 45
menit

2 45
menit

Bentuk Instrumen
Tes tertulis

2 45
menit

Sumber/
Bahan/ Alat

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas
Standar Kompetensi
Alokasi Waktu

SILABUS
SMA .
KIMIA
X
2. Memahami struktur hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam hitungan kimia (stoikiometri)
: 20 jam pelajaran (untuk UH 4 jam pelajaran)
:
:
:
:

Kompetensi Dasar
2.1 Mendeskripsikan tata nama
senyawa anorganik dan organik
sederhana serta persamaan
reaksinya.

Materi Pokok

Pengalaman Belajar

Tata Nama dan


Persamaan Reaksi
Kimia
A. Tata Nama
Senyawa Kimia
Sederhana

Menentukan senyawa biner


(senyawa ion) yang terbentuk dari
tabel kation (golongan utama) dan
anion serta memberi namanya
dalam diskusi kelompok (hal 73).
Menentukan nama senyawa biner
yang terbentuk melalui ikatan
kovalen (hal. 74).
Menentukan nama senyawa
poliatomik ionik dan nama
senyawa poliatomik kovalen dalam
diskusi kelompok (hal. 76-77).
Menyimpulkan aturan pemberian
nama senyawa biner dan
poliatomik.

B. Persamaan Reaksi
Kimia

Mendiskusikan cara menuliskan


dan menyetarakan reaksi (hal. 7982).
Latihan menuliskan dan
menyetarakan persamaan reaksi
(hal.83).
Merancang dan melakukan
percobaan untuk menyelidiki
terjadinya reaksi kimia (hal. 84)

12

Indikator
Menuliskan nama senyawa biner.
Menuliskan nama senyawa poliatomik.

Penilaian
Jenis tagihan
Tugas kelompok
Kuis
Ulangan

Alokasi
Waktu
2 45
menit

Bentuk Instrumen
Tes tertulis

Menyetarakan reaksi sederhana dengan


memberikan nama-nama zat yang terlibat dalam
reaksi atau sebaliknya.

Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan
Bentuk Instrumen
Tes tertulis
Tes unjuk kerja
Laporan tertulis

13

Sumber/
Bahan/ Alat
Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira
Bahan
Lembar
kerja siswa.

4 45
menit

Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan
mengkomunikasikan
berlakunya hukum-hukum
dasar kimia melalui percobaan
serta menerapkan konsep mol
dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.

Materi Pokok

Pengalaman Belajar

Hukum Dasar dan


Perhitungan Kimia
A. Hukum-Hukum
Dasar Kimia

Mempelajari hukum kekekalan


massa, hukum Proust, dan hukum
perbandingan berganda dalam
diskusi kelas (hal. 93-97).
Mengerjakan contoh soal untuk
membuktikan hukum kekekalan
massa, hukum Proust, hukum
perbandingan berganda (hal. 94,
95-96, 98).
Menghitung volume gas pereaksi
dan hasil reaksi berdasarkan hukum
Gay Lussac (hal. 98-99).
Menemukan hubungan antara
volum gas dengan jumlah
molekulnya yang diukur pada suhu
dan tekanan yang sama (hukum
Avogadro) (hal. 101).

B. Konsep Mol
C. Penggunaan
Konsep Mol
dalam Penentuan
Rumus Kimia
D. Penggunaan
konsep Mol
dalam
Perhitungan
Kimia
E. Penentuan Kadar
Zat

Mempelajari pengertian konsep


mol, jumlah partikel dalam 1 mol
zat, dan massa 1 mol unsur dan
senyawa (hal.103-107).
Menentukan hubungan antara
jumlah partikel, massa zat, dan
volume gas (hal. 109).
Menghitung rumus empiris, rumus
molekul, kadar zat dalam senyawa,
dan dan pereaksi pembatas (hal.
112-123).

14

Indikator
Menjelaskan hukum Lavoisier, hukum Proust,
hukum perbandingan berganda (hukum Dalton),
hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac),
dan hukum Avogadro.

Penilaian
Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan

Alokasi
Waktu
2 45
menit

Bentuk Instrumen
Tes tertulis

Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah


partikel, massa, dan volum zat.
Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
Menentukan banyak zat pereaksi dan hasil reaksi.
Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.

Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan
Bentuk Instrumen
Tes tertulis
Tes unjuk kerja
Laporan tertulis

SILABUS

15

Sumber/
Bahan/ Alat
Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira
Bahan
Lembar
kerja siswa,
alat dan
bahan
untuk
percobaan

10 45
menit

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas
Standar Kompetensi
Alokasi Waktu

:
:
:
:

SMA .
KIMIA
X
3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
: 16 jam pelajaran (untuk UH 4 jam pelajaran)

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pengalaman Belajar

3.1 Mengidentifikasi sifat larutan


nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan.

Larutan Elektrolit dan


Daya Hantar Listrik
A. Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit
B. Sifat Hantar
Listrik Larutan
Elektrolit

Menentukan jenis larutan elektrolit


kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit berdasarkan data hasil
pengamatan (hal. 139)
Mempelajari sifat larutan elektrolit
dan larutan nonelektrolit (hal. 140144).
Mempelajari mekanisme larutan
elektrolit sehingga dapat
menghantarkan arus listrik (hal.
145).
Merancang dan melakukan
percobaan untuk membuktikan sifat
elektrolit garam dapur (hal. 147)

3.2 Menjelaskan perkembangan


konsep reaksi oksidasi-reduksi
dan hubungannya dengan tata
nama senyawa serta
penerapannya.

Reaksi Redoks
A. Reaksi Redoks

Mempelajari konsep oksidasi


reduksi ditinjau dari penggabungan
dan pelepasan oksigen, pelepasan
dan penerimaan elektron,serta
perubahan bilangan oksidasi (hal.
157-160).
Menentukan bilangan oksidasi
atom unsur dalam senyawa atau ion
dalam diskusi kelas (hal. 161).
Berlatih menentukan bilangan
oksidasi, oksidator, reduktor, hasil
oksidasi, dan hasil reduksi (hal.
162-163, 165-166).

16

Indikator
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan
nonelektrolit melalui percobaan.
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan
elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
Menjelaskan penyebab kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan arus listrik.
Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion

Penilaian
Jenis tagihan
Tugas kelompok
Kuis
Ulangan

Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari


penggabungan dan pelepasan oksigen, serta
pelepasan dan penerimaan elektron.
Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam
senyawa atau ion.
Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi
redoks.

Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Kuis
Ulangan

Kompetensi Dasar

17

Alokasi
Waktu
6 45
menit

Bentuk Instrumen
Laporan tertulis
Penilaian unjuk
kerja
Tes tertulis

Bentuk Instrumen
Tes tertulis

Materi Pokok

Sumber/
Bahan/ Alat
Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira
Bahan
Lembar
kerja siswa,
alat dan
bahan
untuk
percobaan

4 45
menit

Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira
Bahan
Lembar
kerja siswa,
alat dan
bahan
untuk
percobaan

Pengalaman Belajar

Indikator

B. Bilangan Oksidasi
untuk
Menentukan
Nama Senyawa

Menentukan penamaan senyawa


biner (senyawa ion) yang terbentuk
dari tabel kation dan anion serta
memberi namanya dalam diskusi
kelompok.

C. Reaksi Redoks di
Sekitar Kita

Mengamati peristiwa dalam


kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekitar yang melibatkan
reaksi redoks.
Melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa pengaratan.

Penilaian

Alokasi
Waktu

Sumber/
Bahan/ Alat

18

Menentukan tata nama senyawa menurut IUPAC.

Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Kuis
Ulangan
Bentuk Instrumen
Laporan tertulis
Penilaian unjuk
kerja
Tes tertulis

Memberikan contoh peristiwa yang melibatkan


reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis tagihan
Tugas kelompok
Ulangan
Bentuk Instrumen
Laporan tertulis
Penilaian unjuk
kerja
Tes tertulis

SILABUS
Nama Sekolah

19

: SMA .

2 45
menit

Mata Pelajaran
Kelas
Standar Kompetensi
Alokasi Waktu

: KIMIA
: X
: 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan
sennyawa makromolekul..
: 22 jam pelajaran (untuk UH 4 jam pelajaran)

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pengalaman Belajar

4.1 Mendeskripsikan kekhasan


atom karbon dalam membentuk
senyawa hidrokarbon.

Atom Karbon dan


Senyawa
Hidrokarbon
A. Kekhasan Atom
Karbon

Mempelajari sifat khas atom


karbon dan senyawa yang dapat
dibentuk dalam diskusi kelas (hal.
183).
Menentukan atom C primer,
sekunder, tersier, dan kuarterner
dalam diskusi kelompok di kelas
(hal. 184).
Merancang dan melakukan
percobaan untuk mengidentifikasi
unsur C, H, dan O dalam senyawa
karbon di laboratorium (hal. 208).

4.2 Menggolongkan senyawa


hidrokarbon berdasarkan
strukturnya dan hubungannya
dengan sifat senyawa.

B.Pengelompokan
Senyawa
Hidrokarbon
C. Tata Nama
Senyawa
Hidrokarbon

Dengan menggunakan molymood


(dapat diganti dengan molymood
buatan) mendiskusikan jenis ikatan
pada atom karbon pada senyawa
alkana, alkena, dan alkuna (hal.
185-187).
Latihan tata nama senyawa alkana,
alkena, dan alkuna) (190, 192193), 194-195), (196-197).

20

Indikator

Penilaian

Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam


senyawa karbon.
Membedakan atom C primer, sekunder, tersier, dan
kuarterner.
Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam
senyawa karbon melalui percobaan

Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Kuis
Ulangan

Alokasi
Waktu
2 45
menit

Bentuk Instrumen
Tes tertulis
Tes unjuk kerja
Laporan tertulis

Mengelompokkan senyawa hidrokarbon


berdasarkan kejenuhan ikatan.
Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan
alkuna.

Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan
Bentuk Instrumen
Penilaian unjuk
kerja
Laporan tertulis
Tes tertulis

21

Sumber/
Bahan
/Alat
Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira
Bahan
Lembar
kerja
siswa, alat
dan bahan
percobaan

6 45
menit

Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira,
internet
Bahan
Lembar
kerja siswa
dan alat
untuk
percobaan

Kompetensi Dasar

Materi Pokok
D. Sifat Fisika
Senyawa
Hidrokarbon
E. Isomer Senyawa
Hidrokarbon

4.3 Menjelaskan proses


pembentukan dan teknik
pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi serta
kegunannya.
4.4 Menjelaskan kegunaan dan
komposisi senyawa
hidrokarbon dalam kehidupan
sehari-hari dalam bidang
pangan, perdagangan, serta
seni dan estetika.

Minyak Bumi
A.
Pembentuka
n dan Pengelolaan
Minyak Bumi
B.Produk Hasil
Pengelolaan Minyak
Bumi dan Dampak
yang
Ditimbulkannya

Pengalaman Belajar
Menganalisis data titik didih dan
titik leleh senyawa karbon dalam
diskusi kelompok (hal. 199-202).
Dengan menggunakan molymood
menentukan isomer senyawa
hidrokarbon melalui diskusi
kelompok (hal. 205).
Merumuskan reaksi sederhana
senyawa alkana, alkena, dan alkuna
dalam diskusi kelas (hal. 206-207).

Dalam kerja kelompok membahas


tentang eksplorasi minyak bumi,
fraksi minyak bumi, mutu bensin,
petrokimia, dan dampak hasil
pembakaran bahan bakar.
Presentasi hasil kerja kelompok.

Alokasi

Sumber/

22

Indikator
Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa
hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya dan
strukturnya.
Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana,
alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi,
reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi).
Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi,
fungsi) atau isomer geometris (cis, trans).

Penilaian
Jenis tagihan
Tugas kelompok
Ulangan

Mendeskripsikan proses pembentukan minyak


bumi dan gas alam.
Menjelaskan komponen-komponen utama minyak
bumi.
Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk
menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksifraksi minyak bumi.

Jenis tagihan
Tugas kelompok
Ulangan

Waktu
6 45
menit

Bahan /Alat

2 45
menit

Sumber
Buku kimia
untuk SMA
kelas X
Penerbit
Yudhistira,
internet

Bentuk Instrumen
Tes tertulis
Laporan tertulis

Bentuk Instrumen
Tes tertulis
Laporan tertulis

Bahan
Lembar
kerja siswa,
LCD,
komputer

Kompetensi Dasar

23

Materi Pokok

Pengalaman Belajar

Diskusi dalam kerja kelompok


untuk mengidentifikasi kegunaan
senyawa hidrokarbon dalam bidang
pangan, sandang, papan, dan dalam
bidang seni dan estetika (untuk
daerah-daerah penghasil minyak
bumi atau yang memiliki industri
petrokimia bisa digunakan sebagai
bahan diskusi).
Presentasi hasil kerja kelompok.

Indikator
Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan
oktannya.

Penilaian

Alokasi
Waktu
2 45
menit

Sumber/
Bahan /Alat

24

Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar


terhadap lingkungan.

Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi


senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan.
Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi
senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan
papan.
Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi
senyawa hidrokarbon dalam bidang perdagangan,
seni dan estetika.

s.d.a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

25

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Konsep

: SMA ..........................................
: KIMIA
: X (Sepuluh)/ 1 (Satu)
: Sistem Periodik dan Struktur Atom

4 45
menit

Standar kompetensi
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
Kompetensi Dasar
Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan
sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui
pemahaman konfigurasi elektron
Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya.
2. Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya.
b. Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 1 Subbab A:
Perkembangan Sistem Periodik Unsur Kimia halaman 3 10.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, studi pustaka, diskusi, dan
penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai penyusunan buku-buku di perpustakaan
atau penyusunan barang-barang di toko. Biarkan siswa mengungkapkan pendapatnya masingmasing, meskipun mungkin jawabannya berbeda-beda. Arahkan siswa untuk menjawab
pertanyaan:
Mengapa buku-buku atau barang-barang disusun demikian? Apa kaitannya penyusunan
buku dan barang-barang dengan materi kimia yang akan dibahas pada pertemuan ini?

26

Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa melakukan kegiatan Penyelidikan Awal Bab 1 halaman 1 dan studi pustaka tentang Sejarah
dan Perkembangan Tabel Periodik yang dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan latar belakang pengelompokan unsur-unsur kimia.
Menjelaskan beberapa cara pengelompokan unsur-unsur kimia, antara lain berdasarkan sifat
fisika zat, kenaikan massa atom, dan kenaikan nomor atom.
Menerangkan bahwa beberapa unsur dalam tabel periodik Lavoisier sebenarnya bukan
merupakan unsur kimia yang saat ini dikenal.
Membahas kelebihan dan kekurangan dari setiap tabel periodik.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang perkembangan tabel periodik unsur-unsur kimia
beserta kelebihan dan kekurangannya serta dasar pengelompokan unsur-unsur. Selanjutnya, guru
melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah
indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan sejarah tabel periodik

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan Ke-2
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masingmasing teori atom berdasarkan fakta eksperimen.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan alasan dikemukakannya teori dan model atom.
b. Memahami berbagai teori atom.
c. Menjelaskan alasan adanya beberapa teori atom.
d. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan setiap teori atom.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 1 Subbab B:
Model dan Teori Atom halaman 11- 18.
3. Metode Pembelajaran

27

Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, studi literatur, diskusi, dan
penugasan.
4.

Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan pendahuluan:
Guru mengajak siswa untuk mengamati benda-benda yang ada di sekitarnya dan memikirkan
penyusun dari benda-benda tersebut. Selanjutnya, mintalah beberapa siswa untuk menjawab
hasil pengamatan dan renungannya.
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa melakukan percobaan ilmiah halaman 31. Hasil pengamatan kegiatan tersebut kemudian
didiskusikan dalam diskusi kelompok. Arahkan siswa untuk menghubungkan hasil pengamatan
dengan hasil tugas studi pustaka mengenai teori dan model atom.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menginformasikan bahwa semua benda yang ada di alam semesta ini termasuk tubuh manusia
tersusun atas partikel-partikel yang dikenal dengan sebutan atom.
Menjelaskan alasan penggunaan teori dan model atom.
Menjelaskan teori dan model atom yang pernah dan saat ini digunakan disertai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang teori dan model atom. Selanjutnya, guru melakukan
penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan
kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan teori dan model atom

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan Ke-3
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan neutron).
2. Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
3. Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik.
4. Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton.
1. Tujuan Pembelajaran

28

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:


a. Menggunakan tabel periodik untuk mengidentifikasi atom dan struktur atom.
b. Menentukan jumlah proton, elektron, dan neutron suatu atom.
c. Menentukan isotop suatu unsur.
d. Menghitung massa atom relatif.
e. Menggambarkan dan menuliskan konfigurasi elektron serta menentukan elektron valensinya.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 1 Subbab C:
Pemanfaatan Tabel Periodik untuk Menentukan Struktur Atom halaman 19 - 25.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: diskusi dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang sekilas materi mengenai teori dan model atom. Tekankan kepada siswa bahwa
setiap benda tersusun atas partikel-partikel atom yang terdiri atas proton, neutron, dan elektron.
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Secara berkelompok, siswa dituntun guru untuk mencari hubungan antara data dalam tabel
periodik (nomor atom, nomor massa, periode dan golongan). Jika siswa masih belum dapat
mencari kaitannya, guru segera membahasnya.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa, guru dapat:
Menjelaskan dan memberi contoh cara-cara menghitung jumlah proton, elektron, dan neutron.
Mengulang kembali teori atom Bohr untuk menjelaskan cara menggambarkan dan menuliskan
konfigurasi elektron.
Menjelaskan cara menentukan elektron valensi berdasarkan konfigurasi elektronnya.
Menjelaskan pengertian dan kegunaan elektron valensi.
Menjelaskan dan memberi contoh cara-cara menentukan nomor golongan dan nomor periode
dari data nomor atom dan nomor massa yang diketahui dan sebaliknya.
Menjelaskan pengertian isotop dan cara menentukan Ar dari data isotop.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang perhitungan jumlah partikel dasar atom, penulisan
konfigurasi elektron, penentuan elektron valensi, dan isotop. Selanjutnya, guru melakukan
penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan
kompetensi sudah tercapai.
5. Alat/Bahan/Sumber Belajar
- Tabel Periodik Unsur

29

Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira


CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan konfigurasi elektron, elektron valensi, dan isotop

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan Ke-4
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Menentukan golongan, periode, sifat-sifat logam dan nonlogam, serta Ar dari tabel periodik.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu memanfaatkan data dalam tabel periodik untuk
menentukan golongan, periode, sifat-sifat logam dan nonlogam, serta Ar.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 1 Subbab D:
Sifat Logam-Nonlogam dan Sifat Keperiodikan Unsur Kimia halaman 26.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: studi pustaka, diskusi, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru dapat mengawali pembelajaran dengan cara mengulang kembali secara sekilas mengenai
tabel periodik. Ajukan pertanyaan kepada siswa,Apakah kegunaan dari tabel periodik?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok. Setiap kelompok ditugaskan untuk membuat daftar
informasi-informasi yang dapat diperoleh dalam tabel periodik beserta pengertian dan
kegunaannya. Selanjutnya, tunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kajiannya,
sedangkan kelompok lain memberikan komentar, tanggapan, koreksi, tambahan, atau masukan
mengenai hasil presentasi.
Pembahasan:
Di sela-sela atau akhir diskusi, guru dapat:
Menjelaskan informasi-informasi yang dapat diperoleh dari tabel periodik.
Menjelaskan pengertian dari nama, lambang, nomor massa, dan massa atom.
Menjelaskan pengelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan sifat logam dan nonlogamnya.
Menjelaskan pengertian golongan dan periode.
Menjelaskan nama-nama golongan dan anggotanya.
Memberikan petunjuk mengenai kegunaan dari nomor massa dan nomor atom.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang informasi yang dapat diperoleh dari tabel periodik

30

beserta kegunaannya. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian
tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai..
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan daftar unsur-unsur dalam tabel periodik beserta datadatanya

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan Ke-5
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Menganalisis tabel dan grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
keelektronegatifan.
b. Menunjukkan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
keelektronegatifan.

elektron

dan

elektron

dan

2. Materi Ajar (Materi Pokok)


Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 1 Subbab D:
Sifat Logam-Nonlogam dan Sifat Keperiodikan Unsur Kimia halaman 27 - 30.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, studi pustaka, diskusi, dan
penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang kembali materi mengenai keteraturan konfigurasi elektron atom-atom satu
golongan dan satu periode. Kemudian, guru menginformasikan bahwa atom juga mempunyai
sifat-sifat yang dipengaruhi oleh jumlah elektronnya. Sifat-sifat tersebut antara lain: jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa melakukan diskusi kelas mengenai sifat keperiodikan unsur berdasarkan data tabel dan
grafik.

31

Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan pengertian jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
keelektronegatifan.
Menganalisis grafik untuk menunjukkan keteraturan jari-jari atom.
Menganalisis grafik untuk menunjukkan keteraturan afinitas elektron.
Menganalisis grafik untuk menunjukkan keteraturan energi ionisasi.
Menunjukkan keteraturan keelektronegatifan.
Memberikan informasi mengenai kegunaan keelektronegatifan.

elektron

dan

Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron dan keelektronegatifan. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan
keelektronegatifan

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan Ke-6
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Metode Pembelajaran
Ulangan harian bab 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Konsep

: SMA ..........................................
: KIMIA
: X (Sepuluh)/ 1 (Satu)
: Ikatan Kimia

32

Standar kompetensi
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
Kompetensi Dasar
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan
logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
2. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron
valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
4. Mengaitkan struktur senyawa ion dengan sifat fisiknya.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menghubungkan elektron valensi dan kestabilan suatu unsur.
b. Menggambarkan lambang Lewis pada atom.
c. Menjelaskan cara atom logam dan nonlogam mencapai kestabilan.
d. Menjelaskan pengertian dan proses pembentukan ikatan ion.
e. Mengaitkan struktur senyawa ion dengan sifat fisikanya.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 2 Subbab A:
Kestabilan Unsur dan subbab B: Ikatan Ion halaman 41 - 48.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: studi pustaka, diskusi, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai jumlah kata dan kalimat yang dapat

33

dirangkai oleh 26 huruf. Biarkan siswa mengungkapkan pendapatnya masing-masing, meskipun


mungkin jawabannya berbeda-beda. Arahkan siswa untuk menjawab pertanyaan:
Berapakah jumlah unsur-unsur kimia? Bagaimana jika unsur-unsur tersebut bereaksi?
Berapakah jumlah senyawa yang dapat terbentuk? Bagaimana cara unsur-unsur kimia
berikatan?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Mempelajari kestabilan unsur gas mulia dan cara atom-atom yang tidak stabil mencapai
kestabilannya.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan hubungan antara konfigurasi elektron gas mulia dengan kestabilan unsur.
Memberi contoh cara-cara menggambarkan elektron valensi.
Menerangkan cara atom-atom yang tidak stabil mencapai kestabilannya.
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Mempelajari pembentukan ikatan ion dan sifat-sifat senyawa ion.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Memberi contoh cara unsur logam dan nonlogam berikatan ion.
Menggambarkan susunan ion-ion dalam senyawa ion dan menerangkan hubungannya dengan
sifat senyawa ion.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang hukum oktet dan ikatan ion. Selanjutnya, guru
melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah
indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan hukum oktet, struktur Lewis, dan ikatan ion

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-2
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.
2. Mengaitkan struktur senyawa kovalen dengan sifat fisiknya.
3. Menjelaskan ikatan kovalen yang keelektronegatifannya berbeda.
4. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa melalui percobaan.
3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa.

34

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi.
b. Mengaitkan struktur senyawa kovalen dengan sifat fisikanya.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 2 Subbab C:
Ikatan Kovalen halaman 49 - 60.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, studi pustaka, diskusi,
penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang sekilas mengenai cara pembentukan ikatan ion. Kemudian, guru dapat bertanya
kepada siswa:
Dapatkah atom nonlogam berikatan dengan atom nonlogam?
Beberapa siswa mungkin ada yang menjawab Dapat!, Guru dapat melanjutkan tanya-jawab:
Jika dapat, berikan contohnya! Bagaimana caranya atom-atom nonlogam berikatan
dengan atom nonlogam lainnya?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mempelajari tentang pembentukan ikatan kovalen dan sifat-sifatnya.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan proses pembentukan beberapa senyawa kovalen tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga.

Memberikan contoh cara mengerjakan soal yang berkaitan dengan pembentukan ikatan
kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.

Menjelaskan pengertian kepolaran ikatan kovalen.

Menjelaskan ikatan kovalen yang keelektronegatifannya berbeda.

Menunjukkan hubungan antara keelektronegatifan dan bentuk molekul dengan kepolaran


ikatan kovalen.
Menjelaskan hubungan antara struktur senyawa kovalen dengan sifat fisikanya.
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa melakukan percobaan ilmiah untuk membedakan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen
(hal 63-64).
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi dan molekul yang memenuhi
kaidah oktet.

35

Memberikan contoh cara mengerjakan soal yang berkaitan dengan pembentukan ikatan
kovalen koordinasi dan molekul-molekul yang tidak memenuhi hukum oktet.

Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang pembentukan ikatan kovalen. Selanjutnya, guru
melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah
indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel periodik unsur
Buku kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan ikatan kovalen

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-3
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik
logam.
2. Menghubungkan sifat fisis materi dengan jenis ikatannya.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan proses pembentukan ikatan logam.
b. Mengaitkan struktur ikatan logam dengan sifat fisikanya.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 1 Subbab E:
Ikatan Logam (hal. 61-62).
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, studi pustaka, diskusi, dan
penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru dapat melakukan demonstrasi kegiatan, yaitu memukulkan palu ke garam dapur dan besi.
Setelah siswa selesai mengamati, guru bertanya:
Mengapa garam dapur bersifat getas sedangkan besi tidak?

Kegiatan inti:

36

Pengalaman belajar/aktivitas siswa:


Siswa mempelajari susunan atom-atom dalam logam dan sifat-sifat logam yang dilanjutkan
dengan diskusi.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menggambarkan dan menjelaskan model susunan atom-atom dalam logam.
Menunjukkan hubungan antara model susunan atom-atom dalam logam dengan sifat suatu
logam.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang Ikatan Logam. Selanjutnya, guru melakukan penilaian
atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi
sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan ikatan logam

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-4
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Metode Pembelajaran
Ulangan harian Bab 2

37

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Konsep

: SMA ..........................................
: KIMIA
: X (Sepuluh)/ 1 (Satu)
: Tata Nama dan Persamaan Reaksi Kimia

Standar kompetensi
Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri).
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.
Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Menuliskan nama senyawa biner.
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menuliskan nama-nama senyawa biner dan
poliatomik dari senyawa sederhana.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 3 Subbab A:
Tata Nama Senyawa Kimia Sederhana halaman 73 - 78.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: latihan soal, studi pustaka, diskusi, dan
penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai jumlah senyawa kimia. Biarkan siswa
mengungkapkan pendapatnya masing-masing, meskipun mungkin jawabannya berbeda-beda.
Arahkan siswa untuk menjawab pertanyaan:
Bagaimanakah cara mudah untuk membedakan sekaligus mengenali jutaan senyawa

38

kimia? Bagaimanakah cara memberi nama senyawa kimia?


Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mengamati model-model atom dan molekul beberapa senyawa pada Gambar 3.1, 3.2, dan
3.3. pada halaman 73, 76, dan 79, yang dilanjutkan dengan diskusi mengenai Senyawa Biner dan
Senyawa Poliatomik serta mempelajari contoh-contoh soal tentang tata nama senyawa (Contoh
Soal 3.1 - 3.6).
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan pengertian senyawa biner dan senyawa poliatom.
Menjelaskan dua jenis senyawa biner, yakni biner ion dan biner kovalen.
Memberikan contoh cara memberi nama senyawa biner ion, biner kovalen, dan poliatom.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang Tata Nama Senyawa Kimia Sederhana. Selanjutnya,
guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah
indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan Tata Nama Senyawa

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-2
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau
sebaliknya.
1. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi
kimia sederhana.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 3 Subbab B:
Persamaan Reaksi Kimia halaman 79 82.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: latihan soal, studi pustaka, diskusi, dan
penugasan.

39

4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang sekilas mengenai Perubahan Sifat Zat yang telah dipelajari di SMP. Kemudian,
guru menjelaskan bahwa perubahan sifat kimia zat dikenal juga dengan istilah reaksi kimia.
Selanjutnya, guru dapat melakukan tanya-jawab dengan siswa:
Apa yang terjadi ketika berlangsung reaksi kimia? Bagaimana cara menjelaskan reaksi
kimia? Bagaimana cara menuliskan persamaan reaksi kimia?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mengamati Gambar 3.3 di halaman 79, yang dilanjutkan dengan diskusi dan mempelajari
contoh soal (Contoh Soal 3.5 - 3.6).
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan pengertian dan ciri-ciri reaksi kimia.
Menerangkan kegunaan persamaan reaksi kimia untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi
selama reaksi kimia berlangsung.
Memberikan contoh cara menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi kimia.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang Persamaan Reaksi Kimia. Selanjutnya, guru
melakukan penilaian hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan
kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan Persamaan Reaksi Kimia

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-3
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Metode Pembelajaran
Ulangan harian Bab 3

40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Konsep

: SMA ..........................................
: KIMIA
: X (Sepuluh)/ 1 (Satu)
: Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia

Standar kompetensi
Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri).
Kompetensi Dasar
Membuktikan dan mengomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan
serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator:
1. Membuktikan hukum Lavoisier melalui data percobaan.
2. Membuktikan hukum Proust melalui data percobaan.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu memahami dan membuktikan berlakunya hukum
Lavoisier dan hukum Proust.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 4 Subbab A:
Hukum-Hukum Dasar Kimia halaman 93 - 96.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, latihan soal, studi pustaka,
diskusi, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang kembali secara sekilas materi mengenai teori atom Dalton. Kemudian, lakukan
tanya-jawab interaktif dengan siswa tentang hubungan antara teori atom Dalton dengan hukumhukum dasar kimia. Sebagai pengantar untuk membuktikan hukum kekekalan massa, lakukanlah

41

tanya-jawab mengenai berat badan sebelum dan sesudah makan serta setelah melakukan kegiatan.
Biarkan siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan: Mengapa setelah melakukan kegiatan
yang menguras tenaga, berat badan menjadi berkurang?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mempelajari Contoh. Soal 4.1 dan Contoh Soal 4.2, kemudian mendiskusikannya.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menceritakan percobaan yang dilakukan Antoine Lavoisier pada 1787 beserta hasilnya.
Menjelaskan isi hukum kekekalan massa serta hubungannya dengan persamaan reaksi kimia
dan teori atom Dalton.
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mengamati Gambar 4.2 pada halaman 94 kemudian mendiskusikannya.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan isi hukum perbandingan tetap serta kegunaannya untuk meramalkan massa unsur
yang bereaksi, massa unsur yang bersisa, dan massa zat yang dihasilkan dari suatu reaksi
kimia.
Memberikan contoh penyelesaian soal yang berkaitan dengan hukum perbandingan tetap.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan
tetap. Selanjutnya, guru melakukan penilaian hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui
apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan Hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan
Tetap, Antoine Lavoisier, dan Joseph Proust.

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-2
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum perbandingan berganda
(hukum Dalton)
2. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum Gay
Lussac).
3. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum Avogadro.

42

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu memahami dan membuktikan berlakunya hukum
Dalton, hukum Gay Lussac, dan hukum Avogadro.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 4 Subbab A:
Hukum-Hukum Dasar Kimia halaman 96 - 102.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, studi pustaka, diskusi, dan
penugasan.
4. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang sekilas mengenai hukum Lavoisier dan hukum Proust. Kemudian, guru
menjelaskan bahwa selain dua hukum dasar tersebut, masih ada tiga hukum dasar lainnya, yakni
hukum Dalton, hukum Gay Lussac, dan hukum Avogadro.
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mengamati Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan mempelajari Contoh Soal 4.3 - 4.6.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan isi hukum perbandingan berganda serta kegunaannya untuk menentukan rumus
kimia suatu senyawa yang terbentuk.
Memberikan contoh penyelesaian soal yang berkaitan dengan hukum perbandingan berganda.
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mengamati Gambar 4.6 Gambar 4.9, yang dilanjutkan dengan diskusi dan mempelajari
contoh soal.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan isi hukum penggabungan volume serta kegunaannya untuk menentukan volume
pereaksi yang diperlukan dan hasil reaksi yang terjadi dalam suatu reaksi kimia gas.
Memberikan contoh penyelesaian soal yang berkaitan dengan hukum penggabungan volume.
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mengamati Gambar 4.10, yang dilanjutkan dengan diskusi dan mempelajari Contoh Soal
4.6.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan isi hipotesis Avogadro serta kegunaannya untuk menghitung jumlah molekul
suatu zat yang terlibat dalam reaksi kimia.
Memberikan contoh penyelesaian soal yang berkaitan dengan hipotesis Avogadro.

43

Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum
Avogadro. Selanjutnya, guru melakukan penilaian hasil belajar dan pemberian tugas untuk
mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan hukum Dalton, hukum Gay Lussac, hukum Avogadro,
John Dalton, Gay Lussac, dan Amedeo Avogadro.

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-3
Alokasi Waktu : 2 45 menit
Indikator
Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menjelaskan pengertian mol sebagai satuan zat
serta hubungannya dengan jumlah partikel, massa zat, dan volume gas.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 4 Subbab B:
Konsep Mol halaman 103 - 110.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: latihan soal, studi pustaka, diskusi, dan
penugasan.
4. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai satuan-satuan yang digunakan dalam
menghitung jumlah suatu benda, misalnya lusin, rim, atau kodi. Selanjutnya, guru membimbing
siswa untuk mengaitkannya dengan cara mudah untuk menghitung jumlah partikel atom yang
jumlahnya sangat banyak.
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa mempelajari Contoh Soal 4.7 pada halaman 105, yang dilanjutkan dengan diskusi.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat menjelaskan pengertian konsep
mol dan kegunaannya.

44

Pengalaman belajar/aktivitas siswa:


Siswa mempelajari Contoh Soal 4.8 Contoh Soal 4.10, yang dilanjutkan dengan diskusi.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan hubungan antara mol dan jumlah partikel.
Memberikan contoh cara menghitung jumlah partikel jika data molnya diketahui.
Menjelaskan pengertian Ar dan Mr serta hubungannya dengan mol.
Memberikan contoh cara menentukan Ar dan Mr jika data molnya diketahui.
Memberikan contoh cara menentukan mol jika data Ar dan Mr diketahui.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang konsep mol. Selanjutnya, guru melakukan penilaian
hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah
tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan Konsep Mol

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-4
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menjelaskan pengertian mol sebagai satuan zat
serta hubungannya dengan jumlah partikel, massa zat, dan volum gas.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 4 Subbab C:
Penggunaan Konsep Mol dalam Penentuan Rumus Kimia halaman 112 - 115.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: latihan soal, diskusi, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang sekilas mengenai materi konsep mol. Selanjutnya, guru dapat melakukan tanyajawab dengan siswa seputar kegunaan dari konsep mol untuk menentukan rumus kimia suatu
senyawa yang belum diketahui.
Kegiatan inti:

45

Pengalaman belajar/aktivitas siswa:


Siswa secara berkelompok mendiskusikan pengertian rumus empiris dan rumus molekul serta
bagan alir penentuan rumus empiris dan rumus molekul, yang dilanjutkan dengan mempelajari
Contoh Soal 4.11.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan perbedaan rumus empiris dan rumus molekul.
Menerangkan cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
Memberikan contoh cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang rumus empiris dan rumus molekul. Selanjutnya, guru
melakukan penilaian hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan
kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan Rumus Molekul dan Rumus Empiris

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-5
Alokasi Waktu : 2 45 menit
Indikator
1. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
2. Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menghitung jumlah pereaksi yang diperlukan zat
hasil reaksi yang dihasilkan, serta jumlah pereaksi yang bersisa pada suatu reaksi kimia.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 4 Subbab D:
Penggunaan Konsep Mol dalam Perhitungan Kimia halaman 116 - 122.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: latihan soal, diskusi, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang sekilas mengenai Persamaan Reaksi Kimia. Kemudian, guru dapat melakukan
tanya-jawab dengan siswa mengenai:
Berapakah jumlah zat pereaksi yang diperlukan? Berapakah jumlah zat hasil reaksi yang
dihasilkan? Adakah zat pereaksi yang bersisa? Jika ada, berapakah jumlahnya?

46

Kegiatan inti:
Pengalaman Belajar/Aktivitas Siswa:
Siswa secara berkelompok mendiskusikan bagan alir penyelesaian soal-soal perhitungan kimia di
halaman 116, yang dilanjutkan dengan mempelajari Contoh Soal 4.12 4.13.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan cara penyelesaian soal-soal perhitungan kimia.
Memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia.
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa secara berkelompok mendiskusikan
pengertian pereaksi pembatas dengan cara
mempelajari bagan alir penentuan reaksi pembatas di halaman 118, yang dilanjutkan dengan
mempelajari Contoh Soal 4.13.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan pengertian pereaksi pembatas.
Menjelaskan langkah-langkah menentukan pereaksi pembatas.
Memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal pereaksi pembatas.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang Penggunaan Konsep Mol dalam Perhitungan Kimia.
Selanjutnya, guru melakukan penilaian hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui
apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan Perhitungan Kimia dan Pereaksi Pembatas

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-6
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menghitung kadar suatu unsur dalam senyawa.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 4 Subbab E:
Penentuan Kadar Zat halaman 120 - 122.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: latihan soal, diskusi, dan penugasan.

47

4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru bercerita diselingi tanya-jawab mengenai kegiatan yang dilakukan petani saat menanam
padi atau tanaman lainnya.
Apa yang dilakukan petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
pertaniannya? Pupuk apa yang biasa digunakan? Mengapa petani menggunakan pupuk
tersebut? Zat-zat kimia apa saja yang terkandung dalam pupuk tersebut? Berapakah kadar
setiap zat kimia yang terkandung dalam pupuk? Bagaimana cara menghitungnya?
Kegiatan inti:
Pengalaman Belajar/Aktivitas Siswa:
Siswa mengamati dan mempelajari bagan alir dan rumus perhitungan kadar unsur dalam
senyawa di halaman 121, yang dilanjutkan dengan diskusi, mempelajari Contoh Soal 4.14, dan
latihan soal-soal Evaluasi Semester 1 halaman 131 - 134.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan langkah-langkah untuk menghitung kadar unsur dalam senyawa.
Memberikan contoh cara menghitung kadar unsur dalam senyawa.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang Penentuan Kadar Zat. Selanjutnya, guru melakukan
penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan
kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan Penentuan Kadar zat

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-7
Alokasi Waktu : 2 45 menit
Metode Pembelajaran
Ulangan harian Bab 4.

48

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Konsep

: SMA ..........................................
: KIMIA
: X (Sepuluh)/ 1 (Satu)
: Larutan Elektrolit dan Daya Hantar Listrik

Standar kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi.
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan.
2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Melakukan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit melalui
percobaan.
b. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 5 Subbab A:
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit halaman 137 - 138.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, diskusi, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai peristiwa orang yang tersengat aliran listrik
(kesetrum). Biarkan siswa mengungkapkan pendapatnya masing-masing, meskipun mungkin
jawabannya berbeda-beda. Arahkan siswa untuk menjawab pertanyaan:
Mengapa aliran listrik dapat menyengat tubuh kita?
Guru menginformasikan bahwa jawabannya dapat diketahui melalui eksperimen yang akan

49

dilakukan pada pertemuan kali ini. Sebelum siswa melakukan eksperimen, guru mengadakan
responsi untuk mengetahui kesiapan siswa, sekaligus membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, dan memberikan pengarahan mengenai cara penggunaan alat, langkah kerja, dan
keselamatan kerja.
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa belajar memahami perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit, kemudian dilanjutkan
dengan melengkapi bagan pada Kilas Balik halaman 139.
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan hasil pengujian.
Menerangkan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Membedakan sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan hasil pengujian.
Menjelaskan bahwa tubuh manusia mengandung larutan elektrolit disertai dengan contohcontoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang perbedaan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk
mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan percobaan daya hantar listrik, larutan elektrolit,
larutan nonelektrolit.

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-2
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
2. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
b. Menjelaskan reaksi ionisasi pada senyawa ion dan senyawa kovalen.
c. Menjelaskan derajat ionisasi.
d Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi daya hantar larutan.

50

2. Materi Ajar (Materi Pokok)


Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 5 subbab B:
Sifat Hantar Listrik Larutan Elektrolit halaman 139 - 145.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, pengamatan, diskusi, berlatih
soal, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang secara sekilas hasil percobaan mengenai sifat hantar listrik beberapa larutan.
Selanjutnya, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk dijawab oleh siswa:
Apakah yang menyebabkan suatu zat dapat menghantarkan listrik?
Manakah yang lebih kuat daya hantarnya, elektrolit kuat atau elektrolit lemah?
Guru memberikan petunjuk bahwa jawaban dari semua pertanyaan tersebut kuncinya ada pada
kata: Reaksi Ionisasi
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa diminta mengamati dan mempelajari teks dan gambar di halaman 197 - 200, yang
dilanjutkan dengan diskusi mengenai:
a. Reaksi ionisasi pada senyawa ion.
b. Reaksi ionisasi pada senyawa kovalen.
c. Proses daya hantar listrik pada larutan elektrolit.
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
a. Menjelaskan reaksi ionisasi pada senyawa ion.
b. Menjelaskan reaksi ionisasi pada senyawa kovalen.
c. Menjelaskan proses daya hantar listrik pada larutan elektrolit.
d. Menjelaskan susunan dan gerakan ion-ion dalam padatan garam dapur, lelehan garam dapur,
dan larutan garam dapur.
e. Menjelaskan derajat ionisasi dan jumlah ion yang dapat dihasilkan dari suatu reaksi ionisasi
senyawa, dan
f. Memberikan contoh langkah-langkah penyelesaian soal-soal yang berkaitan dengan reaksi
ionisasi pada senyawa ion, reaksi ionisasi pada senyawa kovalen, dan faktor-faktor yang
memengaruhi derajat ionisasi (jumlah ion elektrolit dan konsentrasi).
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan
listrik. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk
mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

51

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)

Website-website yang berkaitan dengan disosiasi, reaksi ionisasi, derajat ionisasi

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan Ke-3
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Metode Pembelajaran
Ulangan harian Bab 5.

52

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Konsep

: SMA ..........................................
: KIMIA
: X (Sepuluh)/ 1 (Satu)
: Reaksi Redoks

Standar kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama
senyawa serta penerapannya.
Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen,
pelepasan dan penerimaan elektron.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, dan
b. Menjelaskan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 6. Subbab A:
Pengertian Reaksi Redoks halaman 157 - 162.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, diskusi, berlatih soal, serta
penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai warna permukaan kulit apel sebelum
digigit dan setelah digigit.
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa melakukan pengamatan terhadap berbagai fenomena alam (halaman apersepsi) dan studi

53

pustaka tentang jenis-jenis reaksi kimia yang dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis reaksi kimia, termasuk di dalamnya (khususnya)
redoks.
Menjelaskan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen.
Menjelaskan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan
dan pelepasan oksigen serta pelepasan dan penerimaan elektron. Selanjutnya, guru melakukan
penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan
kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-2
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
2. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
b. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi.
c. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 6. Subbab B:
Penggunaan Konsep Bilangan Oksidasi halaman 164 - 168.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, diskusi, berlatih soal, serta
penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran

54

Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang kembali konsep redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen serta
pelepasan dan penerimaan elektron. Selanjutnya, guru memberikan contoh kasus reaksi
pembakaran karbon dan menuliskan persamaan reaksi kimianya. Berikan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
Apakah reaksi pembakaran karbon merupakan reaksi redoks?
Apakah CO2 merupakan senyawa ion atau senyawa kovalen?
Apakah pada pembentukan senyawa kovalen terjadi perpindahan elektron?
Apakah reaksi pembakaran karbon merupakan reaksi redoks?
Jika iya, bagaimana cara menjelaskannya?
Guru memberikan informasi bahwa permasalahan tersebut dapat diatasi dengan konsep redoks
berdasarkan bilangan oksidasi.
Kegiatan inti:
- Guru menerangkan pengertian bilangan oksidasi dan menjelaskan aturan penentuan bilangan
oksidasi.
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penentuan
bilangan oksidasi unsur dalam suatu senyawa (Contoh Soal 6.3 - 6.5).
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa melakukan diskusi mengenai:
- Konsep oksidasi reduksi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
- Cara membedakan reaksi redoks dan reaksi bukan redoks.
- Pengertian oksidator, reduktor, dan reaksi autoredoks.
Pembahasan:
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
- Menjelaskan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi.
- Menjelaskan cara membedakan reaksi redoks dan reaksi bukan redoks.
- Menjelaskan pengertian oksidator, reduktor, dan reaksi autoredoks.
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep
oksidasi reduksi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi, reduktor,
oksidator, dan autoredoks (Contoh Soal 6.4).
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang konsep oksidasi reduksi ditinjau dari peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi serta pengertian oksidator, reduktor, dan reaksi autoredoks.
Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk
mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

55

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan reaksi oksidasi reduksi, bilangan oksidasi, oksidator,
reduktor, dan reaksi autoredoks.

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-3
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Memberi nama senyawa-senyawa ion biner yang unsur logamnya memiliki biloks lebih dari
1.
b. Memberi nama senyawa-senyawa poliatom yang salah satu unsurnya memiliki biloks lebih
dari 1.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 6 subsubbab B:
Menentukan Nama Senyawa Ionik halaman 166 - 167.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, diskusi, berlatih soal, serta
penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang materi mengenai aturan tata nama senyawa ion dan kovalen yang telah dipelajari
di Bab 3 dengan cara tanya-jawab.
Bagaimana tata nama senyawa NaCl?
Bagaimana tata nama senyawa MgCl2?
Bagaimana tata nama senyawa FeCl2?
Bagaimana tata nama senyawa FeCl3?
Kegiatan inti:
- Guru memberikan informasi bahwa beberapa unsur memiliki biloks lebih dari satu. Hal ini
memengaruhi aturan pemberian nama senyawa yang mengandung unsur tersebut.
- Guru menjelaskan aturan penamaan senyawa ion biner yang memiliki unsur logam dengan
biloks lebih dari 1.
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penamaan
senyawa ion biner yang memiliki unsur logam dengan biloks lebih dari 1 (Contoh Soal
halaman 168).
- Guru menjelaskan aturan penamaan senyawa poliatom yang salah satu unsurnya mempunyai
biloks lebih dari 1.
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penamaan
senyawa poliatom yang salah satu unsurnya mempunyai biloks lebih dari 1 (Contoh Soal
halaman 168).

Pengalaman belajar/aktivitas siswa

56

Siswa berlatih mengerjakan soal-soal mengenai penamaan senyawa ion biner yang memiliki
unsur logam dengan biloks lebih dari 1 (Latihan halaman 168).
Siswa berlatih mengerjakan soal-soal mengenai penamaan senyawa poliatom yang salah satu
unsurnya mempunyai biloks lebih dari 1 (Kilas Balik halaman 169).

Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang aturan penamaan senyawa ion biner yang unsur
logamnya memiliki biloks lebih dari 1 dan senyawa poliatom yang salah satu unsurnya memiliki
biloks lebih dari 1. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian
tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan aturan penamaan senyawa ion biner yang unsur
logamnya memiliki biloks lebih dari 1 dan senyawa poliatom yang salah satu unsurnya
memiliki biloks lebih dari 1

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-4
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Memberikan contoh peristiwa yang melibatkan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu menunjukkan peristiwa yang melibatkan reaksi
redoks dalam kehidupan sehari-hari.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 6 subbab C:
Reaksi Redoks di Sekitar Kita halaman 170 - 173.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: studi pustaka, diskusi, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai peristiwa yang melibatkan reaksi redoks
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa melakukan studi pustaka tentang contoh peristiwa yang melibatkan reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari yang dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi.
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat menjelaskan persamaan reaksi

57

redoks beberapa contoh peristiwa yang melibatkan reaksi redoks.


Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang peristiwa yang melibatkan reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian
tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5. Alat/Bahan/Sumber Belajar
- Tabel Periodik Unsur
- Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
- CD pembelajaran Kimia (jika ada)
- Website-website yang berkaitan dengan peristiwa yang melibatkan reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari
6. Penugasan dan Penilaian
Pertemuan Ke-5
Alokasi Waktu : 2 45 menit
Metode Pembelajaran
Ulangan harian Bab 6.

58

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Konsep

: SMA ..........................................
: KIMIA
: X (Sepuluh)/ 1 (Satu)
: Atom Karbon dan Senyawa Karbon

Standar kompetensi
Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.
Kompetensi Dasar

1.

Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon.

2.

Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan


sifat senyawa.

Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan.
2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
3. Membedakan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarterner.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Melakukan percobaan untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon.
b. Menjelaskan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
c. Membedakan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarterner.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 7 Subbab A:
Kekhasan Atom Karbon halaman 183 - 184.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: eksperimen, tutorial, pengamatan
gambar, diskusi, berlatih soal, serta penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran

59

Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai roti bakar. Arahkan siswa untuk menjawab
pertanyaan:
Apakah perbedaan roti bakar dengan roti tawar?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa melakukan studi pustaka tentang pembentukan ikatan kovalen yang dilanjutkan dengan
presentasi dan diskusi mengenai:
- Sifat khas atom karbon.
- Senyawa yang dapat dibentuk oleh atom C.
- Jumlah atom C yang dapat diikat oleh suatu atom C.
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
- Menjelaskan alasan roti yang dibakar berubah warna menjadi hitam berkerak karena roti
mengandung senyawa karbon.
- Menjelaskan sifat khas atom karbon.
- Menjelaskan dan memberi contoh senyawa yang dapat dibentuk oleh atom C.
- Menjelaskan jumlah atom C yang dapat diikat oleh suatu atom C dan pengertian istilah atom
C primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C kuarterner.
- Memberikan tugas ke siswa untuk melaksanakan kegiatan Percobaan Ilmiah Bab 7 halaman
208 209 secara berkelompok.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa
hidrokarbon. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas
untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan ikatan kovalen, senyawa karbon, karboksida, dan
hidrokarbon

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-2
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.

60

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Mengetahui dasar pengelompokan senyawa hidrokarbon, dan
b. Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 7 Subbab B:
Pengelompokan Senyawa Hidrokarbon halaman 185 - 187.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, pengamatan gambar, diskusi,
berlatih soal, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang materi tentang pembentukan ikatan kovalen antara atom C dan atom H
membentuk senyawa hidrokarbon. Guru menjelaskan bahwa senyawa hidrokarbon yang terbentuk
dapat mencapai ribuan senyawa.
Bagaimana cara sistematis untuk mempelajari ribuan senyawa hidrokarbon tersebut?
Apa dasar dari pengelompokan senyawa hidrokarbon?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa mengamati teks, bagan, tabel, dan gambar di halaman 185 - 187 yang dilanjutkan dengan
presentasi dan diskusi mengenai:
- Jenis-jenis rantai senyawa hidrokarbon.
- Cara menggambarkan bentuk rantai senyawa hidrokarbon.
- Jenis ikatan yang terbentuk pada pembentukan senyawa hidrokarbon.
- Pengertian hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
- Rumus umum, rumus molekul, struktur, dan pengelompokan senyawa hidrokarbon (alkana,
alkena, dan alkuna).
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
- Menjelaskan jenis-jenis rantai senyawa hidrokarbon.
- Menggambarkan bentuk rantai senyawa hidrokarbon.
- Menunjukkan jenis ikatan yang terbentuk pada pembentukan senyawa hidrokarbon.
- Menjelaskan pengertian hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
- Memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pengelompokan
senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis ikatannya (Contoh Soal 7.2).
- Menjelaskan rumus umum, rumus molekul, struktur, dan pengelompokan senyawa hidrokarbon
(alkana, alkena, dan alkuna).
- Melatih siswa menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penentuan rumus molekul
senyawa hidrokarbon (Kilas Balik halaman 189).

61

Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang pengelompokan senyawa hidrokarbon. Selanjutnya,
guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah
indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur.
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira.
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan alkana, alkena, dan alkuna

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-3
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Memberi nama senyawa alkana rantai lurus.
b. Memberi nama senyawa alkana rantai bercabang.
c. Memberi nama senyawa alkana rantai cincin.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 7 Subbab C: Tata
Nama Senyawa Hidrokarbon halaman 189 - 192.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, pengamatan gambar, diskusi,
berlatih soal, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengingatkan siswa mengenai aturan penamaan senyawa kovalen. Selanjutnya, guru
memotivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah nama dari senyawa dengan rumus molekul CO2?
Apakah nama dari senyawa dengan rumus molekul CH4?
Benarkah bahwa CH4 mempunyai nama karbon tetrahidrida?
Guru menginformasikan bahwa beberapa senyawa kovalen yang merupakan senyawa hidrokarbon
beserta turunannya mempunyai aturan penamaan khusus yang berbeda dengan senyawa kovalen

62

lainnya.
Kegiatan inti:
- Guru menjelaskan aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penamaan
senyawa alkana rantai lurus (Contoh Soal 7.3).
- Guru menjelaskan aturan penamaan senyawa alkana rantai bercabang.
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penamaan
senyawa alkana rantai bercabang (Contoh Soal 7.4).
- Guru menjelaskan aturan penamaan senyawa alkana rantai cincin.
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa berlatih soal yang berkaitan dengan penamaan senyawa alkana (Latihan halaman 198 dan
Kilas Balik halaman 199).
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang aturan penamaan senyawa alkana. Selanjutnya, guru
melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah
indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan aturan penamaan senyawa alkana

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-4
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Memberi nama senyawa alkena rantai lurus.
b. Memberi nama senyawa alkena rantai bercabang.
c. Memberi nama senyawa alkuna rantai lurus.
d. Memberi nama senyawa alkuna rantai bercabang.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 7 Subbab C:
Penggolongan dan Penamaan Senyawa Hidrokarbon halaman 193 - 197.

63

3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, pengamatan gambar, diskusi,
berlatih soal, dan penugasan.
4. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengingatkan siswa mengenai aturan penamaan senyawa alkana. Selanjutnya, guru dapat
menyodorkan pertanyaan-pertanyaan berikut.
Bagaimana aturan penamaan untuk senyawa alkena?
Bagaimana aturan penamaan untuk senyawa alkuna?
Guru menginformasikan bahwa aturan penamaan senyawa alkena dan alkuna pada dasarnya tidak
jauh berbeda dengan aturan penamaan senyawa alkana.
Kegiatan inti:
- Guru menjelaskan aturan penamaan senyawa alkena rantai lurus.
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penamaan
senyawa alkena rantai lurus (Contoh Soal 7.5).
- Guru menjelaskan aturan penamaan senyawa alkena rantai bercabang (Contoh Soal 7.6).
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penamaan
senyawa alkuna rantai lurus (Contoh Soal 7.7).
- Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penamaan
senyawa alkuna rantai bercabang (Contoh Soal 7.7).
Pengalaman belajar/aktivitas siswa:
Siswa berlatih soal yang berkaitan dengan penamaan senyawa alkena dan alkuna (Latihan
halaman 198).
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang aturan penamaan senyawa alkena dan alkuna.
Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk
mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan aturan penamaan senyawa alkena dan alkuna

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-5
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator

64

1. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya
dan strukturnya.
2. Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) atau isomer geometri (cis, trans).
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya
dan strukturnya.
b. Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) atau isomer geometri (cis, trans).
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 7 Subbab D:
Sifat Fisika Senyawa Hidrokarbon halaman 199 202 dan Subbab E: Isomer Senyawa
Hidrokarbon halaman 203 - 204.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, pengamatan grafik dan tabel,
diskusi, berlatih soal, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai perbedaan wujud gas elpiji dan bensin.
Apakah yang menyebabkan perbedaan wujud tersebut?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi titik didih hidrokarbon halaman 199 - 202
yang dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi mengenai:
- Faktor-faktor yang memengaruhi sifat fisika senyawa hidrokarbon.
- Isomer senyawa hidrokarbon.
Pembahasan
Di sela-sela Aktivitas Siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
- Menjelaskan grafik batang yang menggambarkan pengaruh Mr terhadap titik didih senyawa
alkana.
- Menjelaskan tabel yang menggambarkan bentuk struktur terhadap titik didih senyawa alkana.
- Menjelaskan pengertian isomer.
- Memberikan contoh cara menyelesaikan soal yang berkaitan dengan isomer (Contoh Soal 7.8
dan 7.9).
- menjelaskan tabel yang menerangkan hubungan antara wujud senyawa hidrokarbon dengan
jumlah atom C.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang sifat fisika senyawa hidrokarbon dan isomer.
Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk
mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.

65

5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan sifat fisika senyawa hidrokarbon dan isomer

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-6
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi
adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi).
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan menuliskan contoh reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon.
b. Menjelaskan pengertian dan menuliskan contoh reaksi adisi pada senyawa hidrokarbon.
c. Menjelaskan pengertian dan menuliskan contoh reaksi substitusi pada senyawa hidrokarbon.
d. Menjelaskan pengertian dan menuliskan contoh reaksi eliminasi pada senyawa hidrokarbon.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 7 Subbab F:
Reaksi Kimia pada Senyawa Hidrokarbon halaman 206 - 207.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: tutorial, pengamatan gambar dan tabel,
diskusi, dan penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengulang secara singkat materi mengenai jenis-jenis reaksi kimia dan peristiwa pemutusan
dan penyusunan ulang ikatan kimia yang terjadi pada saat reaksi kimia. Selanjutnya, guru
menghubungkannya dengan reaksi kimia pada senyawa hidrokarbon yang dapat dikelompokkan
menjadi reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi.
Apakah perbedaan antara reaksi oksidasi (pembakaran), reaksi adisi, reaksi substitusi,
dan reaksi eliminasi?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa mempelajari dan mengamati teks dan gambar di halaman 261 - 263 yang dilanjutkan
dengan presentasi dan diskusi mengenai:
- Pengertian reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi.
- Persamaan reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi.

Pembahasan

66

Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:


- Menjelaskan pengertian reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi.
- Menuliskan persamaan reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang reaksi oksidasi (pembakaran), reaksi adisi, reaksi
substitusi, dan reaksi eliminasi pada senyawa hidrokarbon. Selanjutnya, guru melakukan penilaian
atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi
sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan
reaksi eliminasi

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan Ke-7
Alokasi Waktu: 2 45
Metode Pembelajaran
Ulangan harian Bab 7.

67

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Konsep

: SMA ..........................................
: KIMIA
: X (Sepuluh)/ 1 (Satu)
: Minyak Bumi

Standar kompetensi
Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya.
2. Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
dalam bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni, dan estetika
Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
2. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
3. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Membuat bagan alir dan menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
b. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
c. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 8 Subbab A:
Pembentukan dan Pemisahan Minyak Bumi halaman 219 - 221.

68

3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: studi pustaka, pengamatan gambar dan
tabel, diskusi, serta penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Sebelumnya, Guru menugaskan siswa secara berkelompok untuk melakukan kunjungan dan
mengamati stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Berdasarkan hasil pengamatan siswa,
guru dapat memberikan pertanyaan berikut sebagai bahan diskusi:
Ada berapa jenis bahan bakar yang digunakan kendaraan bermotor?
Apakah persamaan dan perbedaan antara pertamax, premium, dan solar?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa melakukan studi pustaka tentang proses dan pembentukan minyak bumi yang dilanjutkan
dengan presentasi dan diskusi data hasil studi pustaka, terutama mengenai:
- Asal-usul minyak bumi.
- Pengolahan minyak mentah.
- Pemisahan minyak bumi.
- Pengolahan komponen-komponen minyak bumi.
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
a. Menjelaskan asal-usul minyak bumi.
b. Menjelaskan pengolahan minyak mentah.
c. Menjelaskan pemisahan minyak bumi.
d. Menjelaskan pengolahan komponen-komponen minyak bumi.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang pembentukan, pengolahan, dan pemisahan minyak
bumi. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk
mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan pembentukan, pengolahan, dan pemisahan minyak
bumi serta pertamax, premium, dan solar

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-2
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator

69

1. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.


2. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan cara menghitung bilangan oktannya.
b. Menunjukkan dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 8 Subbab B:
Produk Hasil Pengelolaan Minyak Bumi dan Dampak yang Ditimbulkannya halaman 222 230.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: studi pustaka, pengamatan gambar dan
tabel, diskusi, serta penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa mengenai sumber panas yang digunakan dalam
kegiatan memasak dan bahan bakar yang digunakan kendaraan bermotor dan pesawat terbang.
Biarkan siswa mengungkapkan pendapatnya masing-masing, meskipun mungkin jawabannya
berbeda-beda. Berdasarkan jawaban dari siswa, lanjutkan tanya-jawab dengan pertanyaan kunci
berikut:
Apakah penggunaan bahan-bahan bakar tersebut berdampak negatif terhadap
lingkungan?
Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa mempelajari teks, gambar, dan tabel di halaman 222 230 yang dilanjutkan dengan
diskusi.
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
- Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.
- Menunjukkan berita-berita dari surat kabar mengenai pencemaran lingkungan akibat
penggunaan bahan bakar.
- Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan dari sisi ilmu kimia
(menuliskan reaksi pembakaran sempurna dan tidak sempurna).
- Menerangkan cara mencegah dan mengatasi dampak pencemaran lingkungan akibat
pembakaran bahan bakar.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang dampak pembakaran bahan bakar terhadap

70

lingkungan serta cara menanggulangi dan mengatasinya. Selanjutnya, guru melakukan penilaian
atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi
sudah tercapai.

5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan gas LPG, bensin, bilangan oktan, solar, kerosin, dan
pencemaran udara

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-3
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Indikator
1. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan.
2. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan
papan.
3. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan
estetika.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu:
a. Menjelaskan dan menunjukkan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang
pangan.
b. Menjelaskan dan menunjukkan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang
sandang dan papan.
c. Menjelaskan dan menunjukkan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang
seni dan estetika.
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
Materi dapat dirangkum dari buku Kimia SMA Penerbit Yudhistira kelas X Bab 8 Subbab B:
Produk Hasil Pengelolaan Minyak Bumi dan Dampak yang Ditimbulkannya halaman 222 230.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: studi pustaka, pengamatan gambar, tabel
dan grafik, diskusi, serta penugasan.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan:
Guru mengingatkan siswa mengenai bagan penyulingan minyak bumi. Selanjutnya, guru
menginformasikan bahwa bahan baku plastik dan bahan-bahan kimia juga berasal dari minyak

71

bumi. Begitu juga dengan bahan baku pembuatan pupuk.


Bagaimana cara mengubah minyak bumi menjadi bahan baku plastik, bahan-bahan
kimia, dan bahan baku pembuatan pupuk?

Kegiatan inti:
Pengalaman belajar/aktivitas siswa
Siswa mempelajari teks dan gambar di halaman 222 - 230 yang dilanjutkan dengan presentasi dan
diskusi. Sebaiknya, siswa mempresentasikannya dalam bentuk diagram alir atau peta konsep.
Pembahasan
Di sela-sela aktivitas siswa dan/atau dalam diskusi, guru dapat:
Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan serta
menjelaskan proses pengubahannya dari minyak bumi.
Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan
serta menjelaskan proses pengubahannya dari minyak bumi.
Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika
serta menjelaskan proses pengubahannya dari minyak bumi.
Kegiatan penutup:
Guru dan siswa membuat simpulan tentang kegunaan senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan,
sandang, dan papan. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian
tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.
5.
-

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Tabel Periodik Unsur
Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudhistira
CD pembelajaran Kimia (jika ada)
Website-website yang berkaitan dengan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam bidang
pangan, sandang, dan papan.

6. Penugasan dan Penilaian


Pertemuan ke-4
Alokasi Waktu: 2 45 menit
Metode Pembelajaran
Ulangan harian Bab 8.

72

KUNCI JAWABAN
KIMIA KELAS X SMA
EVALUASI BAB 1
A. PILIHAN GANDA
1.

6. B

11. B

16. D

21. C

26. D

2.

7. B

12. E

17. E

22. A

27. A

3.

8. A

13. D

18. C

23. A

28. C

4.

9. C

14. B

19. C

24. A

29. B

5.

10. B

15 D

20. E

25. D

30. A

B. URAIAN
1. a. 8O
b. 10Ne
c. 17Cl
d. 20Ca
e. 11Na

:
:
:
:
:

2
2
2
2
2

8 7

8 8 2
8 1

periode 2 golongan VIA


periode 2 golongan VIIIA
periode 3 golongan VIIA
periode 4 golongan IIA
periode 3 golongan IA

2. Unsur yang terletak pada:


a. periode 2 golongan IVA, konfigurasi elektron: 2 4 nomor atom 6
b. periode 3 golongan VIIA, konfigurasi elektron: 2 8 7 nomor atom 17
c. periode 4 golongan IIA, konfigurasi elektron: 2 8 8 2 nomor atom 20
3. 8O : 2 6

9F : 2 7

10Ne : 2 8

11Na : 2 8 1

12Mg : 2 8 2
a. Jari-jari atom

73

periode 2 golongan IIA


periode 2 golongan VIIA
periode 2 golongan VIIIA
periode 3 golongan IA
periode 3 golongan IIA
: Ne < F < O < Mg < Na

b.
c.

Energi ionisasi
Keelektronegatifan

: Na < Mg < O < F < Ne


: Ne < Na < Mg < O < F

4. Mendeleev mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor massa. Unsur-unsur


yang terletak pada kolom yang sama mempunyai kemiripan sifat.
32 2S
16

mempunyai 16 proton, 32 16 = 16 neutron, 16 + 2 = 18 elektron

b.

24
2+
Mg
12

mempunyai 12 proton, 24 12 = 12 neutron, 12 2 = 10 elektron

c.

80 Br
35

mempunyai 35 proton, 80 35 = 45 neutron, 35 + 1 = 36 elektron

d.

65 2+
Zn
30

mempunyai 30 proton, 65 30 = 35 neutron, 30 2 = 28 elektron

e.

75 3As
33

mempunyai 33 proton, 75 33 = 42 neutron, 33 + 3 = 36 elektron

5. a.

1.

Model atom Rutherford:


- Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron-elektron yang bermuatan
negatif yang beredar mengelilingi inti atom.
- Atom bersifat netral sehingga jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang
mengelilingi inti atom.
Dalam eksperimennya dengan menembakkan sinar pada lempeng emas, Rutherford
menemukan fakta bahwa sebagian besar sinar dipantulkan dan sebagian kecil lainnya
dipantulkan. Selanjutnya diketahui bahwa partikel pejal tersebut bermuatan positif yang
kemudian disebut inti atom.
2. Massa relatif boron = (% A1) + (% A2)
= (0,19 10) + (0,81 11) = 10,81
3. a. Struktur atom X

b.

b. Struktur atom Y

Atom X : mempunyai 9 proton, 9 elektron, dan 10 neutron:


Atom Y : mempunyai 10 proton, 10 elektron, dan 9 neutron :

19
X
9
19
X
10

c. Atom X dan atom Y mempunyai kesamaan nomor massa sehingga disebut isobar.

74

4. a.

129
A
53

: 2 8 18 18 7

b.

Jumlah elektron valensinya = 7

c.

Kemungkinan isotop:

127
A
53

Kemungkinan isobar:

129
X
65

Kemungkinan isoton:

131
Y
55

10.
a.

b. Ar = (0,009 74) + (0,09 76) + (0,076 77) + (0,235 78) + (0,498 80) + (0,092
82)
= 0,666 + 6,84 + 5,852 + 18,33 + 39,84 + 7,544 = 79,072
c.

79
Se jumlah
34

neutronnya: 79 34 = 45

d. Konfigurasi elektron: 2 8 18 6
e.

75

EVALUASI BAB 2
A. PILIHAN GANDA
1.

6. E

11. A

16. D

21. -

26. A

2.

7. D

12. B

17. E

22. C

27. A

3.

8. B

13. A

18. D

23. B

28. C

4.

9. A

14. E

19. D

24. D

29. B

5.

10. B

15 C

20. A

25. A

30. B

B. URAIAN
1. a.

b.

Mg : 2 8 2 cenderung melepaskan 2 elektron membentu ion Mg 2+


17Cl : 2 8 7 cenderung manarik 1 elektron membentuk ion Cl
12

Mg2+ + Cl- MgCl2

c.

76

d.
2. a.

Jenis ikatan antar atom Cl adalah ikatan kovalen tunggal. \


A : 2 8 8 2 melepas 2 elektron membentuk ion A2+ (unsur logam)
B : 2 8 6 menarik 2 elektron membentuk ion B2- (unsur nonlogam)
Senyawa yang terbentuk adalah AB dengan berikatan secara ionik.
2+
12C : 2 8 2 melepas 2 elektron membentuk ion C (unsur logam)
35D : 2 8 18 7 menarik 1 elektron membentuk ion D (unsur nonlogam)
Senyawa yang terbentuk adalah CD2 dengan berikatan secara ionik.
6X : 2 4 mempunyai 4 elektron valensi (unsur nonlogam)
8Y : 2 6 mempunyai 6 elektron valensi (unsur nonlogam)
20
16

b.
c.

Ikatan antara 2 unsur nonlogam merupakan ikatan kovalen.


d. 19R : 2 8 8 1 melepas 1 elektron membentuk ion R+ (unsur logam)
menarik 1 elektron membentuk ion B- (unsur nonlogam)
17T : 2 8 7
Senyawa yang terbentuk adalah RT dengan berikatan secara ionik.
3. Contoh senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet:
- BF3

4. a. Rumus Lewis H2SO4

c. Rumus Lewis BF3

77

- PCl5

b. Rumus Lewis HClO4

d. Rumus Lewis NH4Cl

Ikatan kovalen koordinasi

5.

Ikatan kovalen koordinasi banyak terjadi pada senyawa ion unsur transisi karena unsur
transisi cenderung mempunyai muatan positif besar, yang berarti cenderung mempunyai
banyak elektron valensi yang dapat disumbangkan untuk pemakaian bersama pasangan
elektron (kovalen koordinasi).

6.

a. 35Brb. 13Al3+
c. 20Ca2+

: 2 8 18 8
: 2 8
: 2 8 8

mempunyai 8 elektron valensi


mempunyai 8 elektron valensi
mempunyai 8 elektron valensi

Struktur Lewis:

7. a.

b. NaCl berwujud padat pada suhu kamar, tetapi rapuh karena ion-ion dalam struktur kristal
NaCl tersusun dari beberapa lapis. Pada saat garam dikenakan energi, misalnya pukulan maka
ion-ion yang bermuatan sama dalam lapisan yang berbeda akan berhadapn dan menimbulkan
gaya tolak menolak.
c. Dalam bentuk padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya tidak
dapat bergerak bebas.
8. Ikatan ion terdapat pada senyawa yang terjadi serah terima elektron, yaitu antara kation dan
anion: MgO, NaBr, dan Fe2S3.
Ikatan kovalen terdapat pada senyawa yang terjadi pemakaian bersama pasngan elektron,
biasanya antarunsur nonlogam: HCl, CH4, dan N2O3.
9. a.
Zat
Tembaga

Titik Leleh (oC)


1084

78

Nikel
Intan
Silikon kabida

1450
2550
2700

b. Kelompok ikatan logam: tembaga dan nikel


Kelompok ikatan kovalen raksasa: intan dan silicon karbida
c. Titik leleh keempat unsur tersebut sangat tinggi dikarenakan hal berikut.
- Pada intan dan silikon karbida, ikatan kovalen yang terbentuk sangat kuat sehingga
dibutuhkan energi yang sangat besar untuk memutuskan ikatannya.
- Pada tembaga dan nikel, gaya tarik menarik antara kation logam dan elektron valensi
cukup kuat.
10. a. Tembaga dapat diulur dan digunakan sebagai kabel, karena meskipun posisi atom berubah,
namun ion logam tetap berikatan dengan elektron.
b. Emas dan perak tampak mengilap, karena cahaya yang mengenai permukaan logam akan
dipantulkan oleh elektron.
c. Logam bahan setrika dapat menghantarkan panas, karena panas menyebabkan elektron
lebih cepat bergerak serta tumbukan antara elektron dan proton semakin banyak sehingga
panas dapat dihantarkan.

EVALUASI BAB 3
A. PILIHAN GANDA
1.

6. C

11. A

16. D

21. D

26. E

2.

7. E

12. B

17. C

22. A

27. D

3.

8. D

13. E

18. A

23. C

28. A

4.

9. A

14. A

19. D

24. E

29. C

5.

10. C

15. A

20. C

25. C

30. A

B. URAIAN
1. Rumus kimia dan nama senyawa
a. natrium dengan klorida = NaCl natrium klorida
b. kalium dengan klorida = KCl kalium klorida
c. barium dengan klorida = BaCl2 barium klorida

79

2. a. NaF dibentuk dari kation Na+ (ion natrium) dan anion F- (ion fluor)
b. AgCl dibentuk dari kation Ag+ (ion perak) dan anion Cl- (ion klor)
c. KBr dibentuk dari kation K+ (ion kalium) dan anion Br- (ion brom)
d. MgO dibentuk dari kation Mg2+ (ion magnesium) dan anion O2- (ion oksigen)
3. a. NaBr dibentuk dari kation Na+ dan anion Brb. KI dibentuk dari kation K+ dan anion Ic. MgCl2 dibentuk dari kation Mg2+ dan 2 anion Cld. CaO dibentuk dari kation Ca2+ dan anion O2e. Al2O3 dibentuk dari 2 kation Al3+ dan 3 anion O24. a. Karbon tetraklorida = CCl4
b. Asam klorida = HCl
c. Dinitrogen pentaoksida = N2O5
d. Diklorin oksida = Cl2O
e. bromin trifluorida = BrF3
f. HI = asam iodida
g. H2S = asam sulfida
h. CO = karbon monoksida
i. SO3 = belerang trioksida
j. P4O5 = tetrafosfor pentaoksida
5. a. Kalsium dan nitrat
b. Perak dan hidroksida
c. Amonium dan hidroksida
d. Kalium dan permanganat
e. seng dan sulfat

: Ca2+
: Ag+
: NH4+
: K+
: Zn2+

+ NO3-
+ OH-
+ OH
+ MnO4-
+ SO42-

Ca(NO3)2
AgOH
NH4OH
KMnO4
ZnSO4

6. Persamaan reaksi
a. aKMnO4 + bFeSO4 + cH2SO4 dMnSO4 + eK2SO4 + fFe2(SO4)3 + gH2O
Misalkan e = 1 dan f = 1, maka
Jumlah atom K : a = 2e = 2
Jumlah atom Mn : a = d = 2
Jumlah atom O : 4a + 4b + 4c = 4d + 4e + 12f + g
Jumlah atom Fe : b = 2f = 2
Jumlah atom S : b + c = d + e + 3f 2 + c = 2 + 1 + 3 c = 4
Jumlah atom H : 2c = 2g g = 4
Jadi, a = 2, b = 2, c = 4, d = 2, e = 1, f = 1, g = 4
2KMnO4 + 2FeSO4 + 4H2SO4 2MnSO4 + K2SO4 + Fe2(SO4)3 + 4H2O
b. aH3PO4 + bBa(OH)2 cBa3(PO4)2 + dH2O
Misalkan c = 1, maka

80

Jumlah atom H : 3a + 2b = 2d
Jumlah atom P : a = 2c = 2
Jumlah atom O : 4a + 2b = 8c + d
Jumlah atom Ba : b = 3c = 3
Jika a = 2, b = 3, c = 1, maka 6 + 6 = 2d d = 6
2H3PO4 + 3Ba(OH)2 Ba3(PO4)2 + 6H2O
7. a. Fe2(SO4)3
b. Na2CO3
c. AlCl3
d. NH4SO4

:
:
:
:

Besi(III) sulfat
Natrium karbonat
Aluminium klorida
Amonium sulfat

8. a. Natrium .karbonat direaksikan dengan asam klorida menghasilkan garam natrium dan
karbon dioksida
Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) 2NaCl (aq) + CO2 (g) + H2O (g) (setara)
b. Logam perak bereaksi dengan larutan asam nitrat pekat membentuk gas nitrogen oksida dan
perak nitrat yang terlarut air.
Ag (s) + HNO3 (aq) NO (g) + AgNO3 (aq) (setara)
9. a. Aluminium hidroksida
b. asam bromida
c. kalium sulfat
d. barium hidroksida

:
:
:
:

Al(OH)3
HBr
K2SO4
Ba(OH)2

10. a. Platina + asam klorida + asam nitrat platina(IV) klorida + air + gas nitrogen
monoksida
Pt (s) + HCl (aq) + HNO3 (aq)
PtCl4 (aq) + H2O (l) + NO (g)
b. Kalsium oksida + amonium klorida amonia + kalsium klorida + air
CaO (s)
+ NH4Cl (aq)
NH3 (g) +
CaCl2 (aq) + H2O (l)

EVALUASI BAB 4
A. PILIHAN GANDA

81

1.

6. E

11. C

16. A

21. C

26. D

2.

7. -

12. D

17. -

22. C

27. D

3.

8. -

13. B

18. B

23. E

28. B

4.

9. C

14. B

19. E

24. B

29. D

5.

10. A

15. E

20. E

25. D

30. D

B. URAIAN
1. Perbandingan massa Cu : S = 2 : 1
a. Massa S yang dapat bereaksi dengan 10 g Cu: 10 g = 5 g
b. Untuk membentuk 30 g CuS, massa Cu yang diperlukan: (2/3) 30 = 20 g
dan massa S yang diperlukan: (1/3) 30 = 10 g
2. C4H8 (g) + 6O2 (g) 4CO2 (g) + 4H2O (g)
Jika gas CO2 yang terjadi adalah 1,2 L maka:
a. volume C4H8 yang dibakar: (1/4) 1,2 L = 0,3 L
b. volume gas O2 yang diperlukan: (6/4) 1,2 L = 1,8 L
c. volume uap air yang terjadi: (4/4) 1,2 L = 1,2 L
3. Senyawa karbon (CxHyOz) mengandung 59% C, 9,9% H, berarti mengandung O sebanyak:
100% - (59% + 9,9%) = 31,1% O.
a. Perbandingan mol C : H : O = (59/12) : (9,9/1) : (31,1/16) = 4,9 : 9,9 : 1,9 = 5 : 10 : 2
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah: C5H10O2
b. (rumus empiris)n = rumus molekul
(5.12 + 10.1 + 2.16)n = 102 n = 1
Jadi rumus molekul senyawa tersebut adalah: C5H10O2.
4. Perbandingan mol = perbandingan volume , maka
Perbandingan mol N2 : O2 : NxOy = 40 : 100 : 40 = 2 : 5 : 2
Jadi, persamaan kimianya: 2N2 + 5O2 2NxOy
Jumlah atom di sebelah kiri = jumlah atom di sebelah kanan, sehingga rumus molekul N xOy
adalah: N2O5.
5. Mol N2O4 = 6,02 1022 molekul / 6,02 1023 molekul.mol-1 = 0,1 mol. Pada P dan T sama,
a. mol N2O4 / mol Cl2 = V N2O4 / V Cl2
0,1 / mol Cl2 = 3 / 1,5 mol Cl2 = 0,05 mol
Jadi, jumlah molekul Cl2 = 0,05 6,02 1023 = 3,01 1022 molekul
b. mol N2O4 / mol C4H10 = V N2O4 / V C4H10
0,1 / mol C4H10 = 3 / 18 mol C4H10 = 0,6 mol
Jadi, jumlah molekul C4H10 = 0,6 6,02 1023 = 3,612 1021 molekul
c. mol N2O4 / mol CO2 = V N2O4 / VCO2
(1 / (1,806 1021/ 6,02 1023)) = 3 / VCO2
1 / 0,003 = 3 / VCO2 VCO2 = 9 mL
6. a. Perbandingan massa N dan massa Si
Senyawa 1 N : Si = 33,28% : 66,72%
Senyawa 2 N : Si = 39,94% : 60,06%
Jika massa nitrogen 1 g, maka:
- massa silikon yang bergabung pada senyawa 1 = (66,72/33,28) 1 g = 2 g
- massa silikon yang bergabung pada senyawa 2 = (60,06/39,94) 1 g = 1,5 g
b. Perbandingan massa silikon : nitrogen

82

Senyawa 2 1,5 : 1 = 3 : 2 Rumus molekulnya = Si3N2


Senyawa 1 2 : 1 = 4 : 2 Rumus molekulnya = Si4N2
Perbandingan silikon dalam senyawa 1 : 2 = 4 : 3, berarti sesuai hukum perbandingan
berganda.
7. a. Perbandingan massa I dan massa F
Senyawa 1 I : F = 86,979% : 13,021%
Senyawa 2 I : F = 69,007% : 30,993%
Senyawa 3 I : F = 57,191% : 42,809%
Senyawa 4 I : F = 48,829% : 51,171%
Jika massa iodin 1 g, maka:
- massa fluorin yang bergabung pada senyawa 1 = (13,021/86,979) 1 g = 0,15 g
- massa fluorin yang bergabung pada senyawa 2 = (30,993/69,007) 1 g = 0,45 g
- massa fluorin yang bergabung pada senyawa 3 = (42,809/57,191) 1 g = 0,75 g
- massa fluorin yang bergabung pada senyawa 4 = (51,171/48,829) 1 g = 1,05 g
b. Jika massa fluorin masing dibagi 0,15, maka perbandingan massa fluorin pada senyawa
A : B : C : D = 1 : 3 : 5 : 7 (sesuai dengan hukum perbandingan berganda)
8. Senyawa CFC memiliki komposisi 23,54% C, 1,98% H, 74,48% F
a. Perbandingan mol C : H : F = (23,54/12) : (1,98/1) : (74,48/19) = 2 : 2 : 4 = 1 : 1 : 2
Jadi, rumus empiris senyawa tersebut adalah CHF2.
b. (CHF2)n = Mr
(12 + 1 + 2.19)n = 102 n = 2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah C2H2F4.
c.

9. Reaksi 1
Reaksi 2

1,76 g Na + 13,21 g Cl2 4,47 g NaCl (logam natrium habis terpakai)


10 g Na + 1 g Cl2 1,65 g NaCl (logam klor habis bereaksi)

Pada reaksi 1: massa Cl2 yang bereaksi = 4,47 1,76 = 2,71 g


Pada reaksi 2: massa Na yang bereaksi = 1,65 1 = 0,65 g
Perbandingan natrium dan gas klor pada senyawa 1 = 1,76 : 2,71
Perbandingan natrium dan gas klor pada senyawa 2 = 0,65 : 1

83

Jika massa gas klor 1 gram, maka massa natrium pada senyawa 1 adalah:
(1,76/2,71) 1 g = 0,65 gram. Jadi perbandingan natrium dan gas klor senyawa A dan B adalah
sama, yaitu 0,65/1.
10. 2NH4NO3 (s)

>300 oC

2N2 (g) + O2 (g) + 4H2O (g)

a. Berdasarkan persamaan reaksi, 1 mol amonium nitrat akan menghasilkan 1 mol gas nitrogen,
0,5 mol gas oksigen, dan 2 mol uap air.
b. mol amonium = massa / Mr = 105 g / 80 = 1250 mol
massa gas N2 yang dihasilkan = (2/2) 1250 28 = 35000 g = 35 kg
massa gas O2 yang dihasilkan = (1/2) 1250 32 = 20000 g = 20 kg
massa uap air yang dihasilkan = (4/2) 1250 18 = 45000 g = 45 kg

84

EVALUASI SEMESTER 1
1. A

6. D

11. E

16. B

21. C

26. C

31. A

36. B

2. A

7. E

12. B

17. E

22. B

27. C

32. B

37. C

3. B

8. E

13. B

18. D

23. A

28. C

33. B

38. E

4. D

9. D

14. A

19. B

24. A

29. E

34. C

39. A

5. A

10. C

15. B

20. C

25. B

30. E

35. E

40. B

EVALUASI BAB 5
A. PILIHAN GANDA
1. E

6. E

11. B

16. E

21. E

26. C

2. E

7. A

12. -

17. D

22. B

27. C

3. E

8. A

13. C

18. A

23. E

28. C

4. D

9. B

14. B

19. B

24. A

29. D

5. C

10. B

15. E

20. B

25. C

30. B

B. URAIAN
1. Suatu zat padat jika dilarutkan dalam air, larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena
dalam larutannya zat padat tersebut terionisasi membentuk ion-ionnya.
2. a. KI K+ + Ib. Ca(NO3)2 Ca2+ + 2NO3c. MgSO4 Mg2+ + SO42d. (NH4)3PO4 3NH4+ + PO43-

e. Al(NO3)3 Al3+ + 3NO3f. KNO2 K+ + NO2g. Al2(SO4)3 2Al3+ + 3SO42h. NH4NO3 NH4+ + NO3-

3. a. Derajat ionisasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terionisasi dengan jumlah mol
yang dilarutkan. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik karena
adanya ion-ion.
b. Nilai derajat ionisasi elektrolit kuat 1.

85

c. Zat elektrolit kuat adalah zat yang dalam bentuk larutan atau lelehannya terionisasi
sempurna.
d. Zat elektrolit dan zat nonelektrolit dapat dibedakan dengan uji daya hantar listrik, yaitu suatu
rangkaian listrik yang dihubungkan dengan lampu. Jika lampu menyala dan terbentuk
gelembung gas maka zat tersebut adalah zat elektrolit, sedangkan jika lampu mati dan tidak
terbentuk gelembung gas maka zat tersebut adalah zat nonelektrolit.
e. Contoh zat elektrolit: HCl, H2SO4, HNO3
Contoh zat nonelektrolit: CO(NH2)2, C6H12O6, CH3OH
4. a. H3PO4 3H+ + PO43b. AlCl3 Al3+ + 3Cl-

Jumlah ion ada 4


Jumlah ion ada 4

5. - Larutan elektrolit kuat ditandai dengan nyala lampu terang dan terbentuk banyak gelembung
gas, yaitu larutan A.
- Larutan elektrolit lemah ditandai dengan nyala lampu redup dan terbentuk gelembung gas
atau lampu tidak menyala tetapi terbentuk gelembung gas, yaitu larutan C dan E.
- Larutan nonelektrolit ditandai dengan lampu mati dan tidak ada gelembung gas, yaitu larutan
B dan D.
6. a. H2SO4 2H+ + SO42b. HCOOH H+ + HCOO-

c. H3PO4 3H+ + PO43d. H2CO3 2H+ + CO32-

7. Mol Al(OH)3 = massa / Mr = 39 g / (27 + 3(16+1)) = 39 g / 78 = 0,5 mol


Jika zat yang tersisa 0,25 mol, berarti zat yang terionisasi = 0,5 0,25 = 0,25 mol
Derajat ionisasi = jumlah mol yang terionisasi / jumlah mol yang dilarutkan
= 0,25 / 0,5 = 0,5
8. a. Di antara larutan 0,10 M CuCl2 dengan larutan 0,1 M Cu(CH3CO2)2, yang lebih tinggi
daya hantarnya adalah larutan 0,1 M CuCl2 karena ikatan pada CuCl2 adalah ikatan ionik,
sedangkan ikatan pada Cu(CH3CO2)2 adalah ikatan kovalen.
CuCl2 Cu2+ + 2Clb. CuCl2 (aq) + H2S (g) CuS (aq) + 2HCl (aq)
1)
Cu(CH2CO2)2 (aq) + H2S (g) CuS (aq) + 2H(CH2CO2)2 (aq)
2)
Pada reaksi CuCl2 dengan H2S terbentuk 2 mol senyawa ionik HCl, sedangkan pada reaksi
Cu(CH2CO2)2 dengan H2S terbentuk 2 mol senyawa kovalen H(CH2CO2)2. Senyawa ionik lebih
mudah terionisasi dari pada senyawa kovalen, sehingga daya hantar reaksi 1 lebih kuat dari pada
reaksi 2.
9. a. Persentase kation
Konsentrasi
Kation
(mEq/liter)
Na+
14
K+

Persentase anion
Persentase
14/20 100%
= 70%
4/20 100%

Anion
Cl

Sitrat2-

Konsentrasi
(mEq/liter)
14
4

Persentase
14/19 100%
= 73,68%
4/19 100%

86

Mg2+
Ca

2+

= 20%
1/30 100%
= 5%
1/30 100%
= 5%

Laktat-

Persentase Kation

= 21,05%
1/19 100%
= 5,27%

Persentase Anion

b. Senyawa garam yang mungkin terkandung dalam senyawa isotonik antara lain:
NaCl. KCl, MgCl2, dan CaCl2.
c. Minuman isotonik dapat memulihkan kesegaran tubuh karena minuman isotonik banyak
mengandung ion-ion dan senyawa yang diperlukan sebagai nutrisi tubuh dan dapat
memperlancar peredaran darah.
10. a. Kelompok larutan elektrolit: air, natrium klorida, kalium klorida, asam malat, kalsium
laktat, asam sitrat, magnesium karbonat,
Kelompok larutan nonelektrolit: sukrosa, vitamin C, perasa sitrat, vitamin B3, vitamin B5,
vitamin B6, vitamin B7 (bioton), dan vitamin B12.
b. Jumlah ion 2: air (H+ dan OH-), natrium klorida (Na+ dan Cl-), kalium klorida
(K+ dan Cl-), asam malat (H+ dan ion malat -), , dan magnesium karbonat
(Mg2+ dan CO32-).
Jumlah ion 3: kalsium laktat (Ca2+ dan 2 ion laktat -) dan asam sitrat
(2H+ dan ion sitrat2-).

EVALUASI BAB 6
A. PILIHAN GANDA

87

1. C

6. E

11. B

16. A

21. D

26. D

2. C

7. A

12. C

17. E

22. C

27. C

3. C

8. D

13. B

18. D

23. B

28. A

4. C

9. C

14. B

19. D

24. B

29. B

5. D

10. B

15. C

20. C

25. E

30. D

B. URAIAN
1. a. Ca2+ + 2e- Ca

Biloks Ca berubah dari +2 menjadi 0. Pada reaksi hanya terjadi reaksi


reduksi (penurunan bilangan oksidasi) berarti bukan reaksi redoks.

b. Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2

c. Ca + S Ca

2+

+ S

2-

Biloks Fe berubah dari +3 menjadi 0, sedangkan


biloks CO berubah dari +2 menjadi +4, berarti
termasuk reaksi redoks.

Biloks Ca berubah dari 0 menjadi +2, sedangkan biloks S


berubah dari 0 menjadi -2, berarti termasuk reaksi redoks.

d. KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O


Biloks Mn berubah dari +7 menjadi +2, sedangkan biloks C berubah dari +3 menjadi +4,
berarti termasuk reaksi redoks.
2. a. Fe2O3 + C Fe + CO
Biloks Fe menurun dari +3 menjadi 0, berarti Fe2O3 adalah oksidator. Sebaliknya, biloks C
meningkat dari 0 menjadi +2, berarti karbon (C) berperan sebagai reduktor.
b. NH3 + O2 NO2 + H2O
Biloks N meningkat dari +3 menjadi +4, berarti NH3 berperan sebagai reduktor. Sebaliknya,
biloks O menurun dari 0 menjadi -2, berarti O2 berperan sebagai oksidator.
c. Fe + H2SO4 Fe2(SO4)3 + H2
Biloks Fe meningkat dari 0 menjadi +3, berarti Fe berperan sebagai reduktor. Sebaliknya,
biloks H menurun dari +1 menjadi 0, berarti H2SO4 berperan sebagai oksidator.
3. Biloks O pada F2O adalah +2, karena biloks F adalah -1 sehingga:
2biloks F + biloks O = 0 2(-1) + biloks O = 0 biloks O = +2
4. Biloks S dalam SO42- adalah +6, sedangkan biloks N dalam NO3- adalah +5. Biloks S dan N
tersebut merupakan biloks tertinggi kedua unsur sesuai dengan letaknya dalam tabel periodik,
yaitu secara berturut-turut golongan VIA dan VA. Oleh karena itu, kedua unsur dalam ion
tersebut tidak dapat dioksidasi lagi.
5. a. KNO3 = kalium nitrat
b. KNO2 = kalium nitrit

c. Fe2(SO4)3 = besi(III) sulfat


d. Cu2O = tembaga(I) oksida

6. a. Besi(II) klorida = FeCl2 Biloks Fe = +2


b. Tembaga(II) oksida = CuO Biloks Cu = +2

88

7. a.

b.

8. a. Reaksi redoks adalah reaksi yang mengalami peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi,
antara lain reaksi:

b. tidak ada
c. reaksi autoredoks adalah reaksi oksidator dan reduktor adalah zat yang sama, seperti reaksi 1.
9. a. Reaksi terbentuknya hujan asam: 3NO2 (g) + H2O (l) NO (g) + 2HNO3 (aq)
b. Biloks N dalam NO2, NO, dan HNO3 secara berturut-turut adalah: +4, +2, dan +5.
c. Pada reaksi NO2 NO, biloks N menurun dari +4 menjadi +2 berarti NO2 berperan sebagai
oksidator.
Pada reaksi NO2 2HNO3, biloks N meningkat dari +4 menjadi +5 berarti NO2 berperan
sebagai reduktor.
Jadi, reaksi terbentuknya hujan asam merupakan reaksi autoredoks.
10. a. 2biloks As + 3 biloks O = 0 ; 2biloks As + 3(-2) = 0 maka biloks As = +3
b. 3biloks Na + biloks As + 3biloks O = 0 ; 3(+1) + biloks As + 3(-2) = 0 maka biloks As = +3
c. biloks As + 4biloks H = 0 ; biloks As + 4(-1) = 0 maka biloks As = +4.

89

EVALUASI BAB 7
A. PILIHAN GANDA
1. B

6. C

11. D

16. C

21. E

26. B

2. E

7. E

12. B

17. D

22. E

27. B

3. D

8. A

13. D

18. B

23. D

28. E

4. D

9. A

14. A

19. A

24. A

29. B

5. E

10. A

15. C

20. B

25. C

30. C

B. URAIAN
1. Penamaan senyawa
a. 2-metil-3-pentena (dapat diterima)
b. 3,4-dimetil-3-heksena (dapat diterima)
c. 3-etil propana (tidak dapat diterima)
harusnya 2-metilbutana

d. 4-metil-2-pentuna (dapat diterima)


e. 3-etil-2,3-dimetil-3-heptena (tidak dapat diterima) karena atom C no.3 mempunyai 5 tangan.

b. 2-metil-4-heptuna (dapat diterima)


2. Senyawa alkana dengan 4 atom C
-

n-butana

90

2-metilpropana atau isobutana


3. a. C2H6 + 7/2O2 2CO2 + 3H2O
b. C3H8 + Cl2 C3H7Cl + HCl
c. CH2=CH2 + HCl CH3 CH2Cl
d. CH2=CH2 + HBr2 CH2BrCH2Br
4. Isomer 2-metil pentana

n-heksana
3-metilpentana

5. Senyawa hidrokarbon yang Mrnya sama dengan 3-metilheksana, yaitu 90.


3-metilheksana

2-metilheksana

6. a. Rumus senyawa alkana yang mempunyai atom C = 3 adalah C3H8.


b. Berdasarkan grafik, titik leleh senyawa alkana yang mempunyai atom C = 6 adalah sekitar
-93 oC.
c. Senyawa yang berwujud gas pada suuhu kamar antara lain metana (CH 4), etana (C2H5),
propana (C3H8), dan butana (C4H10).
d. Hubungan antara titik leleh dan Mr:
Semakin besar Mr senyawa karbon, semakin tinggi titik lelehnya karena semakin banyak
rantai atom C yang harus diputus.
7. a. - Jenis ikatan jenuh (tunggal) disebut alkana, yaitu senyawa A (CH 4), B (C2H6), dan E
(C3H8).
- Jenis ikatan tak jenuh (rangkap 2) disebut alkena, yaitu senyawa C (C 2H6), D ( C3H6), F
(C4H8).

91

b. Senyawa yang dapat melakukan reaksi adisi adalah senyawa C (C 2H6), D ( C3H6), F
(C4H8).
Contoh reaksi adisi: CH2=CH2 + H2 CH3-CH3
c. Senyawa yang dihasilkan dari reaksi eliminasi senyawa E (C 4H8) adalah 1-propena dan gas
hidrogen.

+ H2
8. a. Rumus molekul:
propana
butana
b. Titik didih butana lebih besar daripada propana karena Mr butana (58) lebih besar daripada
Mr propana (44).
c. Reaksi pembakaran propana: C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O
Reaksi pembakaran butana: C4H10 + 13/2O2 4CO2 + 5H2O
d. Isomer propana:

Isomer butana:
- n-butana
- 2-metilpropana

9. a. CH2=CH2 + Cl2 CH2Cl CH2Cl


(reaksi adisi)
b. CH2=CH-CH2-CH2-CH3 + HCl CH3-CHCl-CH2-CH2-CH3
(reaksi adisi)
c. CH3-CH2-CH2-CH3 CH2=CH-CH2-CH3 + H2
(reaksi eliminasi)
d. CH4 + HCl CH3Cl + H2
(reaksi substitusi)
e. CH3-CH2-CC-CH2-CH2-CH3 + Cl2 CH3-CH2-CCl=CCl-CH2-CH2-CH3 (reaksi adisi)
10. a. Gas asetilen adalah etuna (C2H2): CHCH
b. Reaksi adisi: C2H2 + H2 C3H6
Reaksi pembakaran: C2H2 + 5/2O2 2CO2 + H2O

92

93

EVALUASI BAB 8
A. PILIHAN GANDA
1. C

6. A

11. C

16. C

21. C

26. C

2. A

7. E

12. B

17. D

22. D

27. B

3. D

8. E

13. A

18. E

23. B

28. C

4. C

9. D

14. A

19. B

24. C

29. A

5. C

10. C

15. A

20. C

25. A

30. A

B. URAIAN
1. Minyak bumi berasa dari jasad renik yang mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur.
Bakteri anaerob kemudian mennguraikannya menjadi minyak.
2. Tahap-tahap pengelolaan minyak bumi
Eksplorasi (pencarian sumber minyak bumi) Eksploitasi (pengeboran sumber minyak)
distilasi bertingkat (proses pengubahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya berdasarkan titik
didihnya) proses tambahan (perengkahan, penyusunan ulang, atau alkilasi).
3. Produk minyak bumi yang dapat digunakan untuk bahan bakar masak antara lain:
- LPG (Liquefied Petroleum Gas) mengandung senyawa propana dan butana.
- Kerosin (minyak tanah) mengandung senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, dan
alkena.
4. Dampak penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar:
Pembakaran menghasilkan gas buang yang mencemari udara teruatama pada pembakaran tidak
sempurna, yaitu dihasilkannya gas karbon monoksida, oksida nitrogen, dan ozon sehingga
mengganggu sistem pernafasan manusia. Selain itu, pembakaran juga menghasilkan partikel
berbahaya seperti timbel dan oksida sulfur yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
5. Upaya untuk mengatasi dampak produk minyak bumi:
Memproduksi bensin bebas timbel
Memproduksi bioetanol sebagai pengganti bensin
Memproduksi biodiesel sebagai pengganti solar
Mengembangkan mobil listrik
Mengembangkan mobil hibrida
Menghemat pemakaian bahan bakar

94

Meminimalkan sampah plastik dan mengupayakan daur ulang sampah


tersebut.
6. Kompor gas LPG, karena gas buang yang dihasilkan dari pembakaran LPG lebih ramah
lingkungan daripada minyak tanah disebabkan pembakaran LPG lebih sempurna.
7. CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
0,6 L 1,2 L
C2H6 + 7/2O2 2CO2 + 3H2O
0,4 L 1,4 L
Jadi, jumlah oksigen yang diperlukan adalah: 1,2 L + 1,4 L = 2,6 L
8. Proses pembuatan polietena dari minyak mentah:
Pengeboran distilasi fraksionasi perengkahan (cracking) polimerisasi
9. Reaksi pembentukan etilena glikol
Etilena glikol dibuat dari reaksi oksidasi etilena oksida yang dilanjutkan dengan reaksi
hidrolisis.
C2H4 + O2 C2H4O
C2H4O + H2O HOCH2CH2OH
10. Polutan udara akibat asap kendaraan bermotor yang paling berbahaya adalah logam timbel,
dapat diatasi dengan memproduksi bensin bebas timbel, yaitu dengan menggunakan alat
reformer yang dapat menghasilkan HOMC (High Octane Motorgas Compound).

EVALUASI SEMESTER 1
1. A

6. D

11. B

16. E

21. E

26. A

31. C

36. C

2. E

7. B

12. B

17. B

22. E

27. D

32. E

37. A

3. C

8. A

13. E

18. C

23. D

28. A

33. -

38. E

4. E

9. E

14. D

19. B

24. A

29. E

34. D

39. A

5. D

10. A

15. B

20. C

25. E

30. E

35. A

40. B

95

También podría gustarte