Está en la página 1de 86

AKUNTANSI ASET TETAP

ASET TETAP :
Dasar Hukum
Definisi

Klasifikasi

Pengakuan

Pengukuran
Penyajian dan Pengungkapan
Transaksi Aset Tetap

Jurnal Standar
Sistem dan Prosedur Akuntansi

DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

Tentang Standar Akuntansi Pemerintah


Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
Buletin Teknis SAP (Bultek SAP)
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 156/2013
tentang Kebijakan Akuntansi
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 160/2014
tentang Sistem dan Prosedur Pemprov DKI
Jakarta berbasis Akrual.

DEFINISI
Aset Tetap adalah Aset Berwujud
yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan
untuk digunakan atau
dimaksudkan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat
umum.

KRITERIA ASET TETAP


a. Berwujud;
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
c.
d.
e.
f.

belas) bulan;
Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi
normal entitas; dan
Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan;
Nilai Rupiah pembelian barang material atau
pengeluaran untuk pembelian barang tersebut
memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset
tetap yang telah ditetapkan.

PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 156/2013


MENGATUR :
Dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Berwujud dan mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
2. Tidak dimaksudkan untuk dijual/diserahkan kepada pihak ketiga
tetapi diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
3. Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos
untuk dipelihara; dan
4. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk
pembelian barang tersebut memenuhi batasan minimal
kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan

Klasifikasi
Aset Tetap

Keterangan

Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang


diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai

Peralatan
dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan


bermotor, alat elektonik, inventaris kantor, dan peralatan
lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari
12 bulan dan dalam kondisi siap pakai

Gedung dan
Bangunan

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan


bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai

Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan


Jalan, Irigasi,
yang dibangun oleh pemerintah daerah serta dimiliki dan/atau
dan Jaringan
dikuasai oleh pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai.
Aset Tetap
Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat


dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai.

Konstruksi
Dalam
Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang


dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan
keuangan belum selesai seluruhnya

AKUNTANSI
TANAH

TANAH

(DEFINISI)

Tanah yang termasuk dalam aset tetap


dalam PSAP 07 Paragraf 07 adalah Aset
Tetap yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam Kegiatan
Operasional Pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
Termasuk dalam klasifikasi tanah ini
adalah tanah yang digunakan untuk
gedung, bangunan, jalan, irigasi, dan
jaringan
9

PENGAKUAN
TANAH
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua

belas) bulan, biaya perolehan aset dapat diukur


secara andal, tidak dimaksudkan untuk dijual,
dan diperoleh dengan maksud untuk digunakan.
2. Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila

aset tetap telah diterima atau diserahkan hak


kepemilikannya dan/atau pada saat
penguasaannya berpindah.
3. Hak kepemilikan tanah didasarkan pada bukti

kepemilikan tanah yang sah berupa sertifikat,


misalnya Sertifikat Hak Milik (SHM), Sertifikat
Hak Guna Bangunan (SHGB), dan Sertifikat
Pengelolaan Lahan (SPL).
10

Kasus-kasus Kepemilikan Tanah dan


Penyajiannya Dalam Laporan Keuangan
1
Dikuasai dan/atau digunakan
oleh pemerintah namun belum
ada bukti kepemilikan yang
sah
2
Tanah dimiliki oleh
pemerintah, namun dikuasai
dan/atau digunakan oleh
pihak lain
3
Tanah dimiliki oleh suatu
entitas pemerintah, namun
dikuasai dan/atau digunakan
oleh entitas pemerintah yang
lain
11

Tanah tersebut tetap harus dicatat dan


disajikan sebagai aset tetap tanah
pada neraca pemerintah.
Diungkapkan secara memadai dalam
CaLK
Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
disajikan sebagai aset tetap tanah pada
neraca pemerintah
Diungkapkan secara memadai dalam
CaLK bahwa tanah tersebut dikuasai
pihak lain
Dicatat dan disajikan pada neraca entitas
pemerintah yang mempunyai bukti
kepemilikan, serta diungkapkan di CaLK.
Entitas pemerintah yang menguasai
dan/atau menggunakan tanah cukup
mengungkapkan tanah tersebut secara
memadai dalam CaLK

Pengukuran/Penilaian Tanah
Tanah dinilai dengan Biaya Perolehan.
Biaya perolehan mencakup:

- Harga pembelian / Biaya pembebasan


tanah,
- Biaya pengurusan sertifikat,
- Biaya pematangan, pengukuran,
penimbunan,
- Biaya lainnya sampai tanah tersebut
siap pakai
12

AKUNTANSI
PERALATAN DAN
MESIN

PERALATAN DAN MESIN


( DEFINISI )

Peralatan dan mesin berdasarkan


PSAP 07 Paragraf 11 mencakup
mesin-mesin dan kendaraan
bermotor, alat elektonik, dan
seluruh inventaris kantor, dan
peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
dalam kondisi siap pakai.
14

PENGAKUAN

PERALATAN DAN MESIN


Pengakuan Peralatan dan Mesin
dapat dilakukan apabila terdapat
bukti bahwa hak/kepemilikan
telah berpindah, ditandai dengan
Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan, dan untuk kendaraan
bermotor dilengkapi dengan bukti
kepemilikan kendaraan.
15

Pengukuran/Penilaian
Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin dinilai dengan

Biaya Perolehan.
Biaya Perolehan meliputi : Harga

Pembelian, Biaya Pengangkutan,


Biaya Instalasi, Biaya langsung
lainnya sampai peralatan dan mesin
tersebut siap digunakan
16

AKUNTANSI
GEDUNG DAN
BANGUNAN

GEDUNG DAN
BANGUNAN
(DEFINISI)

Gedung dan Bangunan : seluruh gedung dan

bangunan yang diperoleh dengan maksud


untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Kelompok Gedung dan Bangunan :
Gedung Perkantoran, Rumah Dinas, Bangunan
Tempat ibadah, Bangunan Menara,
Monumen/Bangunan Bersejarah, Gudang,
Gedung Museum,
18

PENGAKUAN

GEDUNG DAN BANGUNAN


Gedung dan Bangunan diakui
pada saat Gedung dan Bangunan
telah diterima atau diserahkan
Hak kepemilikannya dan/atau
pada saat Penguasaannya
berpindah serta telah siap dipakai.

19

PENGUKURAN

GEDUNG DAN BANGUNAN


Gedung dan Bangunan dinilai dengan

Biaya Perolehan.
Biaya Perolehan Gedung dan
bangunan Seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh Gedung
dan Bangunan sampai siap pakai.
Biaya : Harga Pembelian atau Biaya
Konstruksi, Biaya pengurusan IMB,
Notaris, dan Pajak
20

AKUNTANSI
JALAN, IRIGASI DAN
JARINGAN

JALAN, IRIGASI DANJARINGAN


Jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun

oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau


dikuasai oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai
Selain digunakan dalam kegiatan

pemerintah juga dimanfaatkan oleh


masyarakat umum
Klasifikasi JIJ : Jalan raya, Jembatan,

Bangunan air, Instalasi air bersih,


Instalasi Pembangkit listrik, Jaringan air
minum, Jaringan listrik, dan jaringan
22

Pengakuan J I J
Diakui : pada saat jalan, irigasi, dan

jaringan telah diterima atau


diserahkan hak kepemilikannya
dan/atau pada saat penguasaannya
berpindah serta telah siap dipakai
Perolehan jalan, irigasi, dan jaringan

pada umumnya dengan pembangunan


baik membangun sendiri (swakelola)
maupun melalui kontrak konstruksi
23

Pengukuran J I J
Jalan, irigasi, dan jaringan dinilai dengan

Biaya Perolehan
Biaya biaya perolehan atau biaya

konstruksi dan biaya-biaya lain yang


dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan
jaringan tersebut siap pakai
Biaya Perolehan dg Kontrak : Biaya

Perencanaan dan Pengawasan, Biaya


Perizinan, Jasa Konsultan, Biaya
Pengosongan, Pajak, Kontrak Konstruksi,
dan Pembongkaran
24

AKUNTANSI
ASET TETAP LAINNYA

ASET TETAP LAINNYA

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak


dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap
di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai

Contohnya :
- Koleksi Perpustakaan/buku dan non buku,
- Barang bercorak kesenian/kebudayaan/olah
raga,
- Hewan, ikan,
- Tanaman.
26

PENGAKUAN

ASET TETAP LAINNYA


Diakui pada saat Aset Tetap
Lainnya telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya
dan/atau pada saat
penguasaannya berpindah serta
telah siap dipakai
27

PENGUKURAN

ASET TETAP LAINNYA


Aset Tetap Lainnya dinilai dg Biaya

Perolehan.
Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya
yang diperoleh melalui kontrak :
- Pengeluaran Nilai Kontrak,
- Biaya Perencanaan dan Pengawasan,
- Pajak
- Biaya Perizinan
28

AKUNTANSI
KONSTRUKSI DALAM
PENGERJAAN

KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) adalah

aset-aset yang sedang dalam proses


pembangunan.
KDP mencakup: Tanah, Peralatan dan

Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan,


Irigasi dan Jaringan, dan Aset Tetap
lainnya, yang proses perolehannya
dan/atau pembangunannya membutuhkan
suatu periode waktu tertentu dan belum
selesai
30

Pengakuan KDP
Manfaat ekonomi masa yad aset

tersebut

akan diperoleh;

Biaya perolehan aset tersebut dapat

diukur dengan handal;


Aset tsb masih dalam proses

pengerjaan

31

Penyelesaian KDP
KDP akan dipindahkan ke Aset Tetap

ybs jika konstruksi secara substansi


telah selesai dikerjakan dan konstruksi
tersebut telah dapat memberikan
manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan
Dokumen Sumber untuk pengakuan

penyelesaian suatu KDP adalah Berita


Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP).
32

Variasi Pencatatan Penyelesaian KDP


No.

Pembangunan
Aset

Berita Acara
Penyelesaian
Pekerjaan (BAPP)

Pemanfaatan
Aset

Penyajian

1.

Selesai

Sudah diperoleh

Sudah
dimanfaatkan

Aset Tetap

2.

Selesai

Sudah diperoleh

Belum
dimanfaatkan

Aset Tetap

3.

Selesai

Belum diperoleh

Sudah
dimanfaatkan

KDP

4.

Selesai sebagian

Belum diperoleh

Sebagian sudah
dimanfaatkan

KDP

5.

Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena


bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan hilang

KDP dapat
dihapuskan

6.

Belum selesai

KDP

BAST sudah ada

Pengukuran KDP

KDP dicatat dengan Biaya Perolehan


Seluruh Biaya langsung dan Tidak

langsung yang dikeluarkan sampai


KDP tersebut siap untuk digunakan

34

PENYAJIAN dan PENGUNGKAPAN


Aset tetap disajikan berdasarkan Biaya Perolehan aset

tetap tersebut dikurangi Akumulasi Penyusutan;


Disajikan di Neraca dalam kelompok Aset Tetap
Nilai Penyusutan tahun berjalan disajikan sebagai Beban

Penyusutan dalam Laporan Operasional


Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) mengungkapkan minimal:
Dasar penilaian
Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan

Peralatan dan Mesin , Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi,


dan Jaringan, Aset tetap lainnya

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Rekonsiliasi dari setiap jenis aset dengan informasi Nilai

Aset pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:


Penambahan (pembelian, hibah/donasi, reklasifikasi dari
KDP , pertukaran aset, dan lainnya);
Perolehan yang berasal dari pembelian/pembangunan
direkonsiliasi dengan total belanja modal
Pengurangan (penjualan, hibah/donasi, pertukaran aset,
dan lainnya);
Perubahan nilai, jika ada.
Penyusutan meliputi:

Nilai Penyusutan, Metode Penyusutan yang digunakan,


masa manfaat atau Tarif penyusutan yang digunakan, dan
Akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode

PENYAJIAN dan PENGUNGKAPAN


Catatan

atas Laporan Keuangan mengungkapkan pula informasi


mengenai KDP :
a. Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat
penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya pada tanggal
neraca;
b. Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;
c. Jumlah biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal
neraca;
d. Uang muka kerja yang diberikan sampai dengan tanggal neraca;
e. Jumlah Retensi

TRANSAKSI ASET TETAP


Perolehan Aset Tetap
Komponen Biaya
Pemanfaatan Aset Tetap
Penyusutan Aset Tetap
Penghentian dan Pelepasan Aset
Tetap

Perolehan Aset Tetap


Pembelian
Pembangunan
Penerimaan Hibah

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP


Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung

a)
Biaya perencanaan;
b)
Biaya lelang;
c)
Biaya persiapan tempat;
d)
Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya
simpan dan bongkar muat (handling cost);
e)
Biaya pemasangan (instalation cost);
f)Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; dan
g)
Biaya konstruksi.

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP

Contoh:
Pada tanggal 8 Juli 2015, dilakukan pembelian 10 unit Air Conditioner
(AC)
seharga
Rp3.000.000,00/unit.
Biaya
pengiriman
dan
pemasangan kesepuluh unit AC tersebut adalah Rp500.000,00. Untuk
pengadaan AC tersebut, terdapat honorarium panitia pengadaan
sebesar Rp300.000,00 dan honorarium pemeriksa barang sebesar
Rp200.000,00

Jawaban
Dari transaksi tersebut dapat diketahui bahwa biaya perolehan
kesepuluh unit AC tersebut adalah sebesar Rp31.000.000,00 yang
terdiri atas harga pembelian Rp30.000.000,00 dan biaya-biaya lainnya
sampai AC tersebut siap untuk dipergunakan sebesar Rp1.000.000,00.

Apabila tidak memungkinkan menggunakan biaya perolehan,


maka digunakan nilai wajar pada saat perolehan.
Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Contoh pembelian aset secara gabungan:


Pada tanggal 1 Juli 2015, dilakukan pembelian tanah seluas
1.000 m2 yang berdiri di atasnya sebuah bangunan dengan
total harga Rp30.000.000.000,00. Biaya pengurusan
sertifikat adalah Rp300.000.000,00. Nilai
NJOP tanah Rp
20.000.000 per m2

Jawaban
Dari transaksi tersebut dapat diketahui bahwa biaya perolehan
tanah
dan
bangunan
tersebut
adalah
sebesar
Rp30.300.000.000,00
Dengan demikian nilai perolehan masing-masing aset tersebut:
Tanah = (1.000m2 x Rp 20.000.000)/30.000.000.000 x Rp
30.300.000.000 = Rp 20.200.000.000
Bangunan
=
(Rp
30.000.000.000-Rp
20.000.000.000)/30.000.000.000 x Rp 30.300.000.000 = Rp
10.100.000.000

KAPITALISASI BELANJA PEMELIHARAAN

(PERGUB

156/2013)

Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja


modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:

1.Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara;


.Bertambah ekonomis/efisien; dan/atau
.Bertambah umur ekonomis; dan/atau
.Bertambah volume; dan/atau
.Bertambah kapasitas produktivitas.
2.Ada perubahan bentuk fisik semula dan secara manajemen

barang milik daerah tidak ada proses penghapusan


3.Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan

barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan


minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan

BATASAN NILAI KAPITALISASI(Pergub 156/2013)

Pemanfaatan Aset Tetap


Menyewakan
Pinjam Pakai
KSO
Bangun Serah Guna (Built Transfer Operate-

BTO)
Bangun Guna Serah (Built Operate TransferBOT)

Penyusutan Aset Tetap


Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai

suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable


assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui

sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca


dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
Metode penyusutan dipergunakan adalah Metode garis

lurus (straight line method) / Metode saldo menurun


ganda (double declining balance method) / Metode unit
produksi (unit of production method).

METODE PENYUSUTAN
Tiga jenis metode penyusutan yang dapat

dipergunakan menurut PP No.71/2010, yaitu


- Garis Lurus (Straight Line Method),
- Saldo Menurun Ganda (Double Declining
Balance
Method),
- Unit Produksi (Unit of Production Method).

MASA MANFAAT ASET TETAP

(Pergub 156/2013)

Metode Garis Lurus


Depresiasi per tahun dihitung dengan formula sebagai berikut:

Beban Depresiasi = (Harga Perolehan Estimasi Nilai Sisa)


Estimasi Masa Manfaat
Ilustrasi:
Harga sebuah printer adalah Rp5.000.000,00. Diestimasikan
bahwa printer ini dapat digunakan dengan baik selama 3
tahun dengan kemampuan mencetak 100.000 lembar kertas.
Setelah masa manfaatnya habis, printer tersebut diharapkan
dapat terjual dengan harga Rp500.000 (estimasi nilai sisa).
Jika printer ini disusutkan menggunakan metode garis lurus,
maka besarnya beban penyusutan adalah Rp1.500.000,00 per
tahun (Rp5.000.000,00 Rp500.000,00)/3 tahun).

Jurnal Standar Beban


Penyusutan
Setiap akhir periode akuntansi, nilai aset tetap disusutkan

sesuai dengan umur ekonomis, dengan menggunakan metode


depresiasi yang ditetapkan.
Jurnal pada saat melakukan depresiasi adalah :

Standar Jurnal
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap

Debet

Kredit

xxx
xxx

PENYUSUTAN ASET TETAP


SELURUH ASET TETAP DAPAT
DISUSUTKAN KECUALI TANAH,
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN,
BUKU PERPUSTAKAAN, HEWAN
TERNAK DAN TANAMAN

PENYUSUTAN PERTAMA KALI ASET TETAP


(INGUB DKI JAKARTA)
Aset Tetap yang dilakukan penyusutan pertama:
peralatan dan mesin;
gedung dan bangunan; dan
jalan, irigasi, dan jaringan
Penyusutan pertama kali tidak dilakukan terhadap Aset Tetap :
Tanah;
Aset Tetap lainnya : buku/barang perpustakaan, hewan ternak dan
tumbuhan serta barang bercorak kesenian/kebudayaan dan benda-benda
bersejarah;
Konstruksi dalam pengerjaan
Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah

dan/atau diproses Tuntutan Ganti Rugi; dan


Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah direklasifikasi
ke dalam aset lainnya

Tahun pertama dilakukan penyusutan tahun 2015


Penyusutan aset tetap pertama kali menggunakan metode garis lurus

PENYUSUTAN PERTAMA KALI ASET TETAP


(INGUB DKI JAKARTA)

Penyusutan Pertama Kali Aset Tetap dapat dilakukan terhadap :


1. Aset yang diperoleh pada tahun dimulainya penerapan
penyusutan (Aset yang diperoleh pada tahun 2015).
2. Aset yang diperoleh setelah penyusunan neraca awal hingga
satu tahun sebelum dimulainya penerapan penyusutan (Aset
yang diperoleh pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2014).
3. Aset yang diperoleh sebelum penyusunan neraca awal
(sebelum tahun 2008).
4. Aset yang tidak diketahui tahun perolehan
Dalam hal aset tidak diketahui tahun perolehan, SKPD/UKPD
dapat menentukan tahun perolehan berdasarkan kajian teknis
yang ditetapkan oleh Kepala SKPD/UKPD dan/atau
menggunakan tahun neraca awal (tahun 2008).

Masa Manfaat Aset Tetap


NO

URAIAN

MASA MANFAAT (TAHUN)

PERALATAN DAN MESIN

2.1

Alat-alat Berat

2.2

Alat-alat Angkutan

2.3

Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur

8
8

2.4

Alat-alat Pertanian/Pertenakan

2.5

Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga

2.6

Alat Studio dan Alat Komunikasi

2.7

Alat-alat Kedokteran

2.8

Alat-alat Laboratorium

2.9

Alat Keamanan

GEDUNG DAN BANGUNAN

3.1

Bangunan Gedung

20

3.2

Bangunan Monumen

20

JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

4.1

Jalan dan Jembatan

20

4.2

Bangunan Air/Irigasi

20

4.3

Instalasi

20

PERHITUNGAN PENYUSUTAN PERTAMA KALI


Ingub DKI Jakarta

1. Aset yang diperoleh pada tahun dimulainya

penerapan penyusutan (Tahun 2015):


Contoh:
Umur

Tahun

Nilai

Perolehan

Perolehan

(0)

(1)

(2)

(3)

(4)

Aset A

2015

680.000.000

20

34.000.000

Nama Aset

(Masa

Penyusutan

Manfaat)

Jurnal penyusutan di tahun 2015:


Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

Rp 34.000.000
Rp 34.000.000

PERHITUNGAN PENYUSUTAN- lanjutan

2. aset yang diperoleh tahun 2008 sd tahun


2014
Penyusutan
Contoh:
Masa

Nama

Tahun

Aset

Perolehan

Nilai di Neraca
(Sebelum
Penyusutan)

Manfaat
Masa

Penyusutan

Manfaat

Per Tahun

s.d
Tahun
2014

(2)

(3)

(5)

Penyusutan s.d
Tahun 2014

(6)= (4) x (5)

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Tahun 2015

s.d Tahun 2015

(7)

(8) = (6) + (7)

(0)

(1)

Aset A

2008

160.000.000

20.000.000

140.000.000

20.000.000

160.000.000

Aset B

2009

90.000.000

18.000.000

90.000.000

90.000.000

Aset C

2010

125.000.000

25.000.000

125.000.000

125.000.000

Aset D

2011

150.000.000

18.750.000

75.000.000

18.750.000

93.750.000

Aset E

2012

160.000.000

10

16.000.000

48.000.000

16.000.000

64.000.000

Aset F

2013

180.000.000

36.000.000

72.000.000

36.000.000

108.000.000

Aset G

2014

680.000.000

20

34.000.000

34.000.000

34.000.000

68.000.000

584.000.000

124.750.000

708.750.000

Jumlah

(4) = (2) / (3)

Akumulasi

PERHITUNGAN PENYUSUTAN- lanjutan


Pencatatan/Jurnal :
a. Jurnal untuk mencatat penyusutan sampai
dengan Tahun 2014
Ekuitas

Rp

584.000.000

Akumulasi Penyusutan

Rp

584.000.000

b. Jurnal untuk mencatat beban penyusutan

tahun 2015
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

Rp

124.750.000
Rp

124.750.000

PERHITUNGAN PENYUSUTAN- lanjutan


3. Aset yang diperoleh sebelum penyusunan neraca
awal.
Contoh:
Nama
Aset

Tahun
Perolehan

Tahun
Neraca

Nilai

awal

Sisa

Sisa

Masa

Masa

Masa

Masa

Manfaat

Manfaat

Manfaat

s.d. Tahun

saat

2007

Neraca

Beban
Penyusutan
Per Tahun

Awal

(0)

(1)

(2)

Aset A

1995

2008

Aset B

2006

Aset C

2007

(3)

2014

Akumulasi
Penyusutan
s.d Tahun
2014

Beban
Penyusutan
Tahun 2015

Akumulasi
Penyusutan s.d
Tahun 2015

(8)

(9)

(10)

(11)

s.d
Tahun

(4)

(5)

(6)

130.000.000

13

26.000.000

130.000.000

130.000.000

2008

180.000.000

10

22.500.000

157.500.000

22.500.000

180.000.000

2008

150.000.000

37.500.000

150.000.000

150.000.000

437.500.000

22.500.000

460.000.000

Jumlah

(7)

Manfaat

Penyusutan

PERHITUNGAN PENYUSUTAN- lanjutan


Pencatatan/Jurnal tahun 2015
a. Jurnal untuk mencatat penyusutan sampai
dengan Tahun 2014
Ekuitas

Rp

437.500.000

Akumulasi Penyusutan

Rp

437.500.000

b. Jurnal untuk mencatat beban penyusutan


tahun 2015
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

Rp

22.500.000
Rp

22.500.000

JURNAL STANDAR

B A S Permendagri 64

Pengadaan Aset Tetap


Pembelian berdasarkan bukti transaksi PPK-

SKPD akan membuat bukti memorial aset tetap


yang kemudian diotorisasi oleh Pengguna
Anggaran. Berdasarkan bukti memorial aset
tetap ini, PPK-SKPD pencatatan.

Jurnal Standar :

Aset Tetap . xxx


Utang

xxx

Utang .
xxx
Pembayaran
melalui
Uang
Kas di Bendahara Pengeluaran
Persediaan
xxx

Saat

penerbitan SP2D GU

SKPD :

Kas di Bendahara Pengeluaran .... xxx


R/K PPKD ...... xxx
Belanja Modal Pengadaan
xxx
Perubahan SAL
...

xxx

PPKD :

Perolehan melalui SPM-LS

Jurnal SKPD :
Pada saat diterima barang/BAST:

Aset Tetap . xxx


Utang
xxx

Pada saat dilakukan pembayaran

Utang . xxx
R/K PPKD
xxx
Belanja Modal
Pengadaan. xxx
Perubahan
SAL
xxx

Jurnal PPKD :

Utang

PFK merupakan Utang kepada Kas Negara atas Kewajiban


Pungut atas PPh dan PPN oleh BUD

Pembangunan

Saat Termin Pembayaran

SKPD

Konstruksi Dalam Pengerjaan xxx


:
R/K PPKD

xxx

Belanja Modal Pengadaan. xxx


Perubahan SAL

xxx

PPKD

Saat Pembangunan Aset Tetap telah


selesai ,
Aset Tetap (Jenis aset tetapnya) ..xxx
Konstruksi Dalam Pengerjaan .... xxx

Penerimaan Hibah
Jika hibah Aset Tetap diterima SKPD:

Aset Tetap XXX


Pendapatan Hibah LO.XXX
Jika Hibah Aset Tetap diterima oleh Pemda dan dikelola

oleh PPKD:

Aset Lain-lain XXX


Pendapatan Hibah LO.XXX
Setelah ditetapkan SKPD Penggunanya, maka Aset Lainlain tersebut dipindahkan ke Laporan Keuangan SKPD
yang bersangkutan, dengan menggunakan Jurnal Mutasi
Aset Tetap.

Mutasi Aset Tetap yang tidak digunakan

lagi di SKPD dan diserahkan ke PPKD

Jurnal SKPD
R/K PPKD.
xxxxx
Akumulasi Depresiasi aset tetap.. xxxx
Aset tetap
xxx

Jurnal PPKD

Aset lain-lain. xxx


R/K SKPD
xxx

Penetapan & Mutasi Aset Tetap

Catatan : Kebijakan Pemda DKI atas transaksi mutasi aset tetap dari SKPD ke PPKD maka di PPKD

tetap dicatat sebagai Aset Tetap bukan aset lain-lain

Pemanfaatan Aset Tetap


Menyewakan

Pinjam pakai : tidak


Kerjasama operasi

menimbulkan jurnal khusus

Bangun Serah Guna (Built Transfer Operate BTO)

Saat kontrak ditandatangani dan dibuat BAST tanah milik pemda untuk
dikerjasamakan

Saat bangunan dengan bto telah selesai dan diserahkan ke pemda dengan bast

Saat aset bto telah menghasilkan selama masa kerjasama

Saat kerjasama dengan pihak kedua telah selesai

Penyusutan aset tetap

Penghentian & pelepasan aset tetap


Tukar menukar aset

Jika menghasilkan keuntungan

Jika menimbulkan kerugian

Penjualan Aset

Penghentian dan Pelepasan Aset:


Pemusnahan
Mencatat perubahan kondisi aset tetap ke kondisi rusak (dicatat oleh SKPD)

Aset Lainnya
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap
Aset Tetap
xxx

xxx
xxx

Mencatat penyerahan aset lainnya ke PPKD (dicatat di SKPD)

RK PPKD
Aset Lainnya

xxx
xxx

Mencatat penerimaan aset lainnya dari SKPD (dicatat oleh PPKD)

Aset Lainnya

xxx

RK SKPD

xxx

Mencatat penghapusan aset lainnya (dicatat oleh PPKD)

Defisit Penghentian Aset Lainnya


Aset Lainnya

xxx
xxx

Penghentian dan Pelepasan Aset:


Pemindahtanganan - 1
Mencatat penyerahan aset tetap (dicatat oleh SKPD)
RK PPKD
xxx
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap
xxx
Aset Tetap
xxx

Mencatat penerimaan aset tetap dari SKPD (dicatat oleh PPKD)


Aset Tetap
xxx
RK SKPD
xxx
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap
xxx
(berdasarkan BA ST)
Reklasifikasi dr Aset Tetap ke Aset Lainnya (dicatat oleh PPKD)
Aset Lainnya
xxx
Akumulasi Depresiasi
xxx
Aset Tetap
xxx
(berdasarkan SK Penetapan KDH)

Penghentian dan Pelepasan Aset:


Pemindahtanganan -2
Mencatat pemindahtangan ke pihak lain (misalnya u/ investasi) (dicatat o/
PPKD)

Investasi Jangka Panjang


Aset Lainnya

xxx
xxx

(berdasarkan perda investasi , SK KDH Penghapusan Barang, dan BAST)

Mencatat pemindahtangan ke pihak lain (misalnya u/ dijual) (dicatat o/ PPKD)

Kas Di Kas Daerah


Aset Lainnya

xxx
xxx

(berdasarkan perda BMD , SK KDH Penghapusan Barang, dan BAST)

Perubahan SAL
Pendapatan ..... LRA

xxx
xxx

(berdasarkan perda BMD , SK KDH Penghapusan Barang, dan BAST)

PROSEDUR AKUNTANSI ASET TETAP DI SKPD

MUTASI ASET TETAP


MUTASI TAMBAH:SKPD
1. Belanja Modal
2. Kapitalisasi
Non
Belanja Modal
3. Donasi/Hibah
4. Transfer dari SKPD
Lain
5. Koreksi Kurang Catat
(Barang & Nilai)
6. Reklasifikasi
antar
Aset Tetap
7. Pengadaan dari Dana
Operasional BLUD
8. Hutang
9. Reklasifikasi
dari
Belanja Modal ke KDP

MUTASI KURANG:
1. Penghapusan
2. Diserahkan
ke
Pihak
Ketiga
3. Transfer ke SKPD Lain
4. Reklasifikasi antar Aset
Tetap
5. Reklasifikasi
dari
Belanja Modal ke KDP
6. Reklasifikasi ke
Persediaan
/Ekstrakomtabel
7. Reklasifikasi KDP yang
Sudah Selesai
8. Koreksi atas kurang
volume, denda, dll
9. Koreksi Lebih Catat Nilai

Penyusutan Pertama Kali Aset Tetap


di Tahun 2015
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
1. Penyusutan aset tetap pertama kali disajikan
sebagai :
a.Akumulasi penyusutan sampai dengan Tahun
2014 disajikan sebagai pengurang ekuitas dalam
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Entitas
Akuntansi/Entitas Pelaporan.
b.Beban penyusutan Tahun 2015 disajikan dalam
Laporan Operasional (LO) Entitas
Akuntansi/Entitas Pelaporan.
c. Akumulasi penyusutan sampai dengan Tahun
2015 disajikan dalam Neraca Entitas
Akuntansi/Entitas Pelaporan.

Penyusutan Pertama Kali Aset Tetap


di Tahun 2015

2. Informasi mengenai Penyusutan Aset Tetap


Pertama Kali diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan paling sedikit memuat:
a. nilai penyusutan;
b. metode penyusutan yang digunakan;
c. masa Manfaat; dan
d. nilai tercatat bruto dan akumulasi
penyusutan pada awal dan akhir periode.

Penyusutan Pertama Kali Aset Tetap


di Tahun 2015

3. Aset Tetap yang seluruh nilainya telah


disusutkan namun masih dimanfaatkan tetap
disajikan di neraca dengan menunjukkan nilai
perolehan dan akumulasi penyusutannya.
4. Dalam hal setelah dilakukan penyusutan
ditemukan adanya kesalahan atas
perhitungan penyusutan pertama kali maka
dilakukan penyesuaian dalam Ekuitas

SISDUR:
PIHAK-PIHAK TERKAIT:
BUD
Kepala SKPD
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD),
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran
Pembantu SKPD
Pengurus Barang
Pengelola Barang
Pejabat/Penerima Hasil Pekerjaan

DOKUMEN YANG TERKAIT


Dokumen-dokumen yang terkait :
Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan
SP2D LS
SPJ
Surat Permohonan Kepala SKPD tentang
Penghapusan Aset Tetap
Surat Keputusan Kepala Daerah tentang
Penghapusan Aset
Dokumen lain yang dipersamakan

TERIMA KASIH

También podría gustarte