Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Abstrak
Enterprise memiliki kompleksitas tinggi dalam upayanya untuk mencapai tujuan, kompleksitas
tersebut dapat berupa kompleksitas dari kerangka kerja, sumber daya, dan sarana atau kakas yang
memiliki dampak pada tata kelola enterprise yang lemah beradaptasi (kurang adaptif) terhadap
perubahan yang terjadi terus-menerus. Konsep rekayasa yang digunakan dalam lingkungan sebuah
enterprise memiliki tujuan untuk mentransformasikan kompleksitas enterprise menjadi sebuah aset
strategis dalam pembentukan sebuah tata kelola enterprise yang lebih adaptif terhadap perubahan.
Studi Eksplorasi ini dibuat dengan mempelajari keadaan dalam suatu lingkungan enterprise, baik dari
kompleksitas yang terjadi pada setiap area fungsional, perilaku tiap sistem, serta teknologi
pendukung yang digunakan, kemudian mencoba membuat hipotesa awal peran konsep rekayasa
dalam tata kelola enterprise.
Kata Kunci : Enterprise, Rekayasa, Tata Kelola
Dari ketiga komponen tersebut dapat membentuk sebuah model bisnis yang dapat diterapkan pada
suatu organisasi.
e.
f.
g.
h.
Proses diatas tidak terikat keterurutan secara sekuensial, setiap proses memiliki keterhubungan untuk
saling berkontribusi dalam menghasilkan informasi yang relevan. Sistem Informasi yang dibangun
diharapkan dapat memiliki manfaat baik untuk organisasi dengan memberikan dukungan informasi
yang akurat untuk menentukan sebuah kebijakan dan rencana strategis, serta dapat memiliki manfaat
bagi konsumen eksternal dalam meningkatkan kualitas layanan dan bimbingan di Pesantren Daarut
Tauhiid.
4. Arsitektur Enterprise
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid merupakan sebuah instansi pendidikan berbasis agama Islam
yang dinaungi oleh Yayasan Daarut Tauhiid, selain bergerak di bidang pendidikan atau bimbingan
agama Islam, Pondok Pesantren Daarut Tauhiid mengembagkan bisnis dibidang penjualan bahan
makanan pokok dan kebutuhan sehari hari. Dalam kehidupannya Pondok Pesantren Daarut Tauhiid
senantiasa mengembangkan bisnisnya untuk senantiasa melayani umat.
Rancangan Arsitektur Enterprise dibutuhkan untuk analisa, merancang, perencanaan, dan
implementasi enterprise, dengan menggunakan pendekatan holistik untuk kesuksesan
pengembangan dan eksekusi strategi bisnis perusahaan. Perancangan arsitektur enterprise untuk
Pondok Pesantren Daaruttauhiid dengan menggunakan TOGAF ADM, dengan berfokus perancangan
fase Architecture Vision, Business Architecture, Information System Architecture, dan Technology
Architecture.[WEI11]
4.1. Vision Architechture
Pada tahapan ini merupakan gambaran umum bagaimana TI diterapkan untuk mendukung
strategi bisnis organisasi. Berikut dukungan Teknologi Informasi secara umum terhadap tujuan bisnis
yang diterapkan di Pesantren Daarut Tauhiid.
Tabel 1 Vision Architechture Pondok Pesantren Daarut Tauhiid
No
.
1.
Visi
Ahli Dzikir, Ahli
Fikir, Ahli Ikhtiar
Misi
Menjadikan konsep
manajemen qolbu
sebagai konsep
perubahan sikap,
penyejuk hati, penggelora
semangat, pendidikan
dan pelatihan serta
pembinaan
Mengarahkan aktifitas
organisasi menuju
pesantren kota,
lingkungan barokah,
Bandung bermartabat
Memajukan perekonomian
DT dengan
menumbuhkembangkan
jiwa entrepreneurship,
produk dan jasa
Tujuan
Mengembangkan
metoda dakwah yang
segar, solutif dan
aplikatif
Menyelenggarakan
pendidikan yang
berbasis marifatullah,
leadership dan
entrepreneurship
Menyelenggarakan
pelatihan
pengembangan diri
yang berbasiskan
Manajemen Qolbu
Solusi TI
Mengembangkan
Media Brodcasting
dakwah (Situs, SMS
Brodacast, Social
Media, Televisi &
Radio)
a. Sistem Informasi
Evaluasi Materi
Pendidikan,
b. Sistem Informasi
Perencanaan
Silabus Materi
Pendidikan.
a. Sistem Informasi
Penilaian Santri.
b. Sistem Informasi
Evaluasi Program
Pelatihan.
No
Visi
Misi
Tujuan
Solusi TI
.
Memajukan perekonomian
DT dengan
menumbuhkembangkan
jiwa entrepreneurship,
produk dan jasa
Mencetak SDM yang siap
berkarya dengan etos
kerja yang optimal,
pendidikan dan pelatihan
serta pembinaan
Menyelenggarakan
pendidikan formal
berjenjang dari TK
sampai Perguruan
Tinggi yang
berorientasi pada
kemandirian
a.
Sistem
Informasi
Akademik
Memberdayakan
potensi masyarakat
dengan mendirikan
Lembaga Pengelola
Zakat nasional yang
mensucikan dan
memberdayakan
a.
Sistem Informasi
Pengelolaan Zakat
dan Ifaq
Media Broadcast
(Situs, SMS
Brodacast, Social
Media, Televisi &
Radio)
Membangun model
pengembangan
ekonomi syariah yang
mengutamakan
kemaslahatan bagi
masyarakat.
a.
b.
Sistem
Informasi
Keuangan
5. Arsitektur Informasi
Arsitektur informasi dibuat untuk membangun suatu model atau konsep informasi pada aktivitasaktivitas yang memerlukan kedetilan informasi, agar dapat membangun sistem informasi bagi bisnis
sebuah enterprise. Arsitektur informasi dapat dibuat dengan memanfaatkan metode Business System
Planning (BSP). Bussines System Planning merupakan sebuah metode untuk mentranslaskan
strategi bisnis menjadi strategi system informasi. Strategi system informasi yang dihasilkan dapat
mendukung organisasi dalam menjalankan bisnis yang sesuai dengan tujuan organisasi. Arsitektur
informasi muncul sebagai suatu disiplin untuk peningkatan manajemen informasi, karena dapat dilihat
sebagai satu set terstruktur dari unsur-unsur saling terkait yang mendukung semua proses informasi
[GOM11].
Aspek Finansial, Pelaporan Finansial Enterprise yang mengarah kepada proses enterprise
secara menyeluruh, seperti operasional sistem informasi. Pelaporan Finansial menjadi basis
dalam mengelola enterprise dan upaya dalam meningkatkan performansi enterprise.
Aspek pengendalian kepatuhan internal yang membutuhkan perhatian terhadap eksekusi
proses enterprise. Berfokus pada kegiatan, kewenangan dan tanggungjawab terhadap aspek
pengendalian internal tersebut. Kepatuhan enterprise didasari dari landasan landasan
prinsipal (arsitektur) enterprise yang berperan dalam merancang enterprise tersebut.
Perspektif tata kelola yang luas yang berpendapat bahwa shareholder mendapatkan layanan
terbaik secara strategis maupun implementasi.
Kesuksessan dari implementasi teknologi informasi bergantung terhadap keselarasan antara
sistem dan fungsionalitas teknologi informasi terhadap konteks operasional dari enterprise itu
sendiri.
Aspek sudut pandang coorporate governance, yang menyatakan bahwa sistem informasi
memiliki peranan penting dalam mengumpulkan, mendokumentasikan, dan menangani data
untuk pengelolaan enterprise.
Salah satu tujan dari adanya enterprise governance adalah kesiapan dalam menghadapi
perubahan. Perubahan dibutuhkan dalam berbagai perspektif dan juga agar membuat enterprise
terbuka terhadap tantangan tantangan yang muncul, beberapa tantangan yang muncul berfokus
bagaimana enterprise dapat mewujudkan hal berikut :
Bagaimana menciptakan Konsumen, Proses, dan Informasi yang terintegrasi dan terpadu.
Bagaimana memadukan dan mengintegrasikan jaringan enterprise yang lebih luas.
Fleksibilitas dan Kemampuan dalam menghadapi perubahan
Bagaimana menciptakan hubungan yang baik dengan konsumen
Bagaimana Kesuksesan / efektifitas cost dalam penggunaan teknologi informasi
Kepatuhan terhadap aturan dan legalitas
Tatak kelola perusahaan dan IT dalam konteks yang menyeluruh.
Kompetensi dan Fokus Rancangan dari Enterprise Governance pada dasarnya berasal dari
Coorporate Governance yang berfokus terhadap mengatasi kegagalan dalam pengembangan strategi
dan mereduksi tingkat resiko yang lebih tinggi untuk shareholder (pemegang saham) dari kegagalan
finansial.
Enterprise governance dapat dilihat pula sebagai perpaduan antara coorporate governance (yang
berfokus pada aspek kepatuhan terhadap regulasi maupun aturan) dan business governance (yang
berfokus pada performansi proses) dengan tujuan memberikan arahan strategis, memastikan bahwa
tujuan tercapai, memastikan bahwa risiko dikelola secara tepat dan memverifikasi bahwa sumber
daya organisasi digunakan secara bertanggung jawab.
Beberapa pendekatan yang digunakan pada enterprise governance adalah struktural, top-down,
managment-oriented, planning-oriented, dan control-oriented.
Secara esensi, tata kelola hanya mengukur dan mengendalikan hal yang diperlukan dalam
mencapai tujuan bisnis, dan hal yang keliru adalah ketika tata kelola ditujukan untuk
mengendalikan segala sesuatunya.
Jelas dalam mendefinisikan tanggung jawab dan peran dalam mengambil tindakan.
Konsep engineering diperlukan dalam upaya mereduksi kompleksitas yang terjadi dalam sebuah tata
kelola, dan menjadi jembatan dalam menghubungkan agar tata kelola sesuai dengan kebutuhan
enterprise.
8. Kesimpulan
Hipotesa awal dalam melihat peran sebuah konsep rekayasa pada tata kelola enterprise masih
bersifat objektif dari beberapa studi literatur dan eksplorasi terbatas, pengembangan hipotesa
diperlukan dalam menilai subjektivitas dan objektivitas yang lebih luas terhadap peran dari konsep
engineering dalam tata kelola dan keberhasilannya. Sehingga terlihat solid bahwa peran konsep
engineering memang sangat diperlukan dalam pembentukan sebuah tata kelola enterprise.
Daftar Pustaka
[ALT02]
[GOM11]
[HOG09]
[NEN06]
[WEI11]