Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
dan
perorangan yang belum melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal ini bisa diakibatkan belum mengertinya WP dalam
proses pengisian dan administrasi perpajakan di Indonesia. Pada pelaporan SPT PPh pasal 21 dan Orang Pribadi yang
berakhir 31 Maret 2009 silam, Dirjen Pajak telah membuat terobosan dengan memperbolehkan WP untuk melaporkan SPTnya
di KPP manapun juga meski bukan tempat terdaftarnya WP tersebut. Inilah yang seharusnya dilakukan sejak dulu, sehingga
tidak ada kesan bahwa, untuk melaksanakan kewajiban perpajaknnya WP mengeluh tentang pelayanan perpajakan. Mudahmudahan kedepannya jangan hanya pelaporan SPT Tahunan saja yang bisa dimana saja, tapi pelaporan SPT masa juga
berharap serupa.
Meskipun pelaporan SPT PPh pasal 29/Badan telah berakhir, penulis ingin berbagi pengetahuan dengan mengajak pembaca
berdiskusi masalah pengisian SPT Badan, terutama yang berkaitan dengan Rekonsilisi Fiskal. Rekonsiliasi Fiskal diperlukan
karena adanya perbedaan pembebanan biaya yang ada di Laporan Laba Rugi Komersial dengan Fiskal (Deductible dan
Nondeductible). Bayak biaya-biaya yang menurut Komersial dapat dijadikan biaya, namun menurut Fiskal tidak boleh atau
boleh dengan syarat-syarat tertentu.
Garis besar perhitungan rugi/laba setelah koreksi fiskal menurut pajak, dapat penulis sampaikan kurang lebih sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Account
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Usaha (deductable)
Laba Bersih Usaha
Pendapatan dari luar Usaha
Biaya di Luar Usaha
Pendapatan Bersih Sebelum Pajak
Pendapatan Netto Luar Negeri
Pendapatan Netto Dalam Negeri
Kompensasi Kerugian
Penghasilan Kena Pajak
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh Kurang/Lebih dibayar
Angsuran PPh Pasal 25
Rp
Xxx
Xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Ket
UU PPh
Pasal 4 (1)
Pasal 10 (6)
(1-2)
Pasal 6 (1)
(2-4)
Pasal 4 (1)
Pasal 6 (1)
(5+6-7)
Pasal 24
Pasal 6 (2)
(8+9+10-11) Pasak 16
Pasal 17
Pasal 28
(13-14)
Adapun contoh akun/perkiraan yang biasa ada koreksi fiskalnya (deductible dan non deductible), adalah ;
Potongan penjualan
Potongan penjualan yang diberikan untuk pembeli, berdasar Pasal 9 ayat (1) huruf c UU PPh 1984 dan perubahannya, tidak
dapat dikurangkan (non deductable)
Gaji, Upah, bonus, Gratifikasi, Honorarium, THR dsb
Pasal 9 ayat (1) huruf e dan Pasal 4 ayat (3) huruf d, tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (non deductible expense)
dan bukan merupakan objek pajak PPh pasal 21 adalah ; Pengggantian atau imbalan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura
kenikmatan, termasuk pemberian beras, gula,PPh pasal 21 ditanggung perusahaan, rekreasi dan olah raga, biaya cuti yang
dibayar perusahaan, dsb. Ini merupakan koreksi fiscal positif. KECUALI, Penyediaan makan minum untuk seluruh pegawai
termasuk dewan direksi dan komisaris di tempar kerja termasuk pegawai yang makan diluar karena tugas, Pakaian dan
peralatan bagi pegawai pemadam kebakaran, proyek, pakaian seragam pabrik, seragam hansip/satpam, antar jemput
pegawai, penginapan untuk awak kapal/pesawat.
Perbaikan Kendaraan dan Hand Phone
Sesuai dengan Keputudan Dirjen Pajak Nomer KEP-220/PJ/2002, biaya pemeliharaan dan perbaiakn kendaraan termasuk
sedan dan pulsa hand phone milik perusahaan yang dipergunakan pegawai karena jabatannya dapat dikurangkan di
penghasilan (deductible) sebesar 50%
Bea Siswa, Magang dan Pelatihan
Penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf g, dapat dibiayakan (deductible) selama dalam rangka peningkatan kualitas SDM
perusahaan dengan memperhatikan kewajaran.
Biaya pengobatan
Biaya pengobatan pegawai yang diberikan dalam bentuk natura atau langsung dibayarkan ke rumah sakit dan apotik, tidak
dapat dikurangkan (non deductible) dan bukan merupakan objek PPh pasal 21, KECUALI diberikan dalam bentuk Tunjangan
atau Penggantian pengobatan merupakan biaya yang dapat dikurangkan dan merupakan objek pajak PPh 21.
Biaya sewa rumah untuk pegawai
Biaya sewa rumah,penyusutan dan pemeliharan rumah untuk pegawai yang dibayar perusahaan, tidak dapat
dikurangkan KECUALI dinyatakan dalam bentuk tunjangan sewa rumah,penyusutan dan pemeliharaan rumah sebesar biaya
penyusutan dan biaya pemeliharaan rumah tersebut. Biaya sewa rumah merupakan objek pemotongan PPh pasal 4 (2)
sebesar 10%.
g.
h.
i.
1.
2.
3.
4.
j.
k.
k.
1.
2.
Garis Lurus
25%
12,5%
6,25%
5%
5%
10%
Saldo Menururn
50%
25%
12,5%
10%
Tdk boleh
Tdk boleh
Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh tanah hak milik, termasuk tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha
dan hak pakai yang pertama kali(termasuk pengurusan hak hak tersebut dari instansi yang berwenang) Itidak boleh
disusutkan, KECUALI apabila tanah tersebut berkurang, maka dapat disusutkan. Misal tanah yang dipergunakan untuk
perusahaan genteng, keramik atau perusahaan batu bata. Sedang biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha
dan hak pakai diamortisasikan selama jangka waktu hak-hak tersebut.
Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi merupakan konsep alokasi harga
perolehan harta tetap berwujud. Untuk menghitung besarnya penyusutan harta tetap berwujud dibagi menjadi
dua golongan, yaitu:
1.
2.
1.
1.
2.
KELOMPOK HARTA
BERWUJUD
TARIF DEPRESIASI
MASA
SALDO
MANFAAT GARIS LURUS
MENURUN
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1
4 tahun
25%
50%
Kelompok 2
8 tahun
12,5%
25%
Kelompok 3
16 tahun
6,25%
12,5%
Kelompok 4
20 tahun
5%
10%
Permanen
20 tahun
5%
Tidak Permanen
10 tahun
10%
II. Bangunan
1.
2.
Jenis Harta
Semuaa. Mebel dan
jenis peralatan dari kayu
usaha atau rotan termasuk
meja, bangku, kursi,
lemari dan
sejenisnya yang
bukan bagian dari
bangunan.
b. Mesin kantor
seperti mesin tik,
mesin hitung,
duplikator, mesin
fotokopi, mesin
akunting/pembukuan
, komputer, printer,
scanner dan
sejenisnya.
Pertanian, perkebunan,
kehutanan,
Transportasi dan
Pergudangan
c. Perlengkapan
lainnya seperti
amplifier,
tape/cassette, video
recorder, televisi dan
sejenisnya.
d. Sepeda motor,
sepeda dan becak.
e. Alat perlengkapan
khusus (tools) bagi
industri/jasa yang
bersangkutan.
f. Dies, jigs, dan
mould.
g. Alat-alat
komunikasi seperti
pesawat telepon,
faksimile, telepon
seluler dan
sejenisnya.
Alat yang digerakkan bukan dengan mesin
seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu dan
lain-lain.
Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan
seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh,
pengering, pallet, dan sejenisnya.
Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai
angkutan umum.
Falsh memory tester, writer machine, biporar test
system, elimination (PE8-1), pose checker.
Jasa Persewaan
Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel
6 Peralatan Tambat Air
Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.
Dalam
Jasa telekomunikasi
7
Base Station Controller
selular
B. Kelompok 2
Tarif Penyusutan : 12,5 %
Masa Manfaat : 8 Tahun
NomorJenis Usaha
Jenis Harta
a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur
Semua jenis
1
udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.
usaha
b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.
c. Container dan sejenisnya.
2
Pertanian,
a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan
perkebunan,
mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih
kehutanan,
dan sejenisnya.
4
5
6
Industri semi
konduktor
Jasa Persewaan
Peralatan Tambat Spoolling Machines, Metocean Data Collector
Air Dalam
Mobile Switching Center, Home Location Register,
Visitor Location Register. Authentication Centre,
Jasa
Equipment Identity Register, Intelligent Network
11
Telekomunikasi
Service Control Point, intelligent Network Service
Seluler
Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver
Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena
C. Kelompok 3
Tarif Penyusutan : 6,25 %
Masa Manfaat : 16 Tahun
NomorJenis Usaha
Jenis Harta
Pertambangan Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang
1
selain minyak dan pertambangan, termasuk mesin-mesin yang
gas
mengolah produk pelikan.
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkproduk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat
Permintalan,
buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami,
2
pertenunan dan permadani, kain-kain bulu, tule).
pencelupan
b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing,
printing, finishing, texturing, packaging dan
sejenisnya.
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkproduk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan
3
Perkayuan
bahan anyaman lainnya.
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
10