Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh
DEDEN WILDAN IHSHANI
A14102516
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL........................................................................................
vii
ix
1.2.Perumusan Masalah....................................................................
1.3.Tujuan Penelitian........................................................................
2.3 Pariwisata...................................................................................
2.4 Penelitian yang sudah dilakukan tentang Preferensi Konsumen Jasa Wisata
9
2.5. Penelitian yang sudah dilakukan tentang Perilaku Konsumen
11
13
13
13
13
14
15
16
18
3.4. Pemasaran.................................................................................
19
23
23
23
23
24
24
27
28
30
30
31
32
32
34
36
36
36
37
39
40
43
46
46
46
47
48
7.1.4. Keamanan........................................................................
49
7.1.5. Promosi............................................................................
50
51
7.1.7. Kenyamanan....................................................................
52
53
54
7.1.10. Kebersihan.....................................................................
55
56
60
7.4. Rekomendasi.............................................................................
62
63
8.1. Kesimpulan................................................................................
63
65
67
LAMPIRAN ................................................................................................
69
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
29
37
38
39
39
40
41
42
42
43
44
44
47
48
48
50
51
52
53
53
54
55
56
61
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
22
26
36
58
LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1a.
69
1.b
69
2.
70
3.
71
4.a.
72
4.b.
72
5.
73
6.
74
75
7.
10
RINGKASAN
Mengetahui
preferensi konsumen jasa wisata adalah salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas dan memberikan pelayanan yang baik
Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1). Menganalisis perilaku dan proses
keputusan konsumen dalam kunjungan wisata Cangkuang. 2).Menganalisis
kepuasan konsumen terhadap atribut Objek Wisata Cangkuang Garut. 3).
Rekomendasi
alternatif
kebijakan
dalam
meningkatkan
pelayanan
dan
Importance
11
wisata Cangkuang, selain itu juga alternatif konsumen yang lain adalah lokasi
wisata Kamojang dan wisata Bagendit.
Besarnya pengeluaran konsumen selama berada di objek wisata cukup
bervariasi dan dipengaruhi oleh jumlah konsumen yang ikut baik itu keluarga,
teman atau pasangan. Sebagian besar konsumen yang datang bersama keluarga
atau rombongan mengeluarkan pengeluaran yang lebih banyak di objek wisata
tersebut. Pengeluaran konsumen terbanyak yaitu kurang dari Rp. 100.000,sebanyak 46 persen.
Keputusan pembelian oleh konsumen juga ditentukan oleh ketersediaan
fasilitas jasa di lokasi wisata Cangkuang. Hal ini terlihat dari konsumen yang
menyatakan bahwa mereka akan menggunakan fasilitas lain yang tersedia
seandainya fasilitas yang diinginkan tidak ada yaitu sebanyak 74 persen sementara
itu ada sebanyak 26 persen akan mencari ketempat lain jika fasilitas yang
diinginkan tidak tersedia.
Hasil analisis terhadap Wisata Cangkuang yang termasuk kedalam
kuadran Prioritas Utama yang harus didahulukan pengelola wisata dan di
tingkatkan kinerjanya adalah Pelayanan Wisata (3), kelengkapan Fasilitas (9), dan
kebersihan (10). Kemudian yang termasuk kedalam kuadran Pertahankan Prestasi
yang termasuk dalam daerah ini adalah Lokasi wisata (1), Keamanan (4), dan
Kenyamanan (7), sedangkan yang termasuk kedalam kuadran Prioritas Rendah
adalah Harga tiket yang berlaku (2), Promosi (5), dan Pemandu wisata (8),
sedangkan yang termasuk kedalam kuadran Berlebihan karena dari kepentingan
konsumen berada pada tingkat kepentingan yang rendah, tetapi kinerja berada
pada tingkat yang tinggi. Variabel yang dinilai berlebihan hanya ada satu yaitu
manfaat yang diperoleh (6).
Indeks kepuasan pelanggan (customer satisfaction index) yang diperoleh
dalam penelitian terhadap konsumen wisata Cangkuang adalah sebesar 52,46
persen. Indeks ini berada pada skala cukup puas, artinya pelanggan merasa cukup
puas (belum memasuki taraf puas) dengan kinerja pengelola wisata Cangkuang.
Baik buruknya kinerja perusahaan secara umum tercermin pada rasa puas/tidak
puasnya konsumen, sehingga untuk dapat memenuhi harapan pelanggan melalui
12
13
OLEH :
DEDEN WILDAN IHSHANI
A 14102516
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
14
NRP
: A 14102516
Program Studi
Judul Skripsi
Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana
Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
15
PERNYATAAN
DENGAN
BERJUDUL
INI
SAYA
MENYATAKAN
ANALISIS
KEPUASAN
BAHWA
SKRIPSI
KONSUMEN
YANG
TERHADAP
ATRIBUT WISATA CANGKUANG GARUT, JAWA BARAT BENARBENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN
TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
16
RIWAYAT HIDUP
17
KATA PENGANTAR
kepuasan
konsumen,
dan
penggunaan
metode
Importance
18
BAB I
PENDAHULUAN
19
panas alam, Situ Bagendit, Kawah Kamojang, Gunung Papandayan, dan banyak
lagi yang lainnya. Secara umum,
daya tarik wisata di Kabupaten Garut dapat diarahkan menjadi tiga yaitu
wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus (ilmu pendidikan).
Wisata alam merupakan salah satu potensi pariwisata yang cukup potensial
untuk dikembangkan dan merupakan salah satu bentuk rekreasi diluar ruangan
dengan memanfaatkan sumberdaya alam sebagai objek rekreasi. Tujuan wisata
alam adalah untuk berekreasi menikmati pemandangan alam, sehingga objek
wisata alam adalah tempat-tempat yang mempunyai pemandangan alam yang
indah seperti pantai, pegunungan dan sebagainya.
Pariwisata budaya merupakan kegiatan pariwisata yang memanfaatkan aset
budaya masyarakat Garut, baik dalam bentuk tata nilai dan adat istiadat maupun
produk budaya material sebagai objek wisata. Secara umum yang termasuk
kedalam wisata budaya adalah candi, musium dan galeri seni. Pariwisata minat
khusus merupakan suatu kegiatan pariwisata yang memanfaatkan objek dan daya
tarik wisata untuk memenuhi kepentingan wisatawan yang didalamnya terdapat
unsur-unsur pendidikan, pengkayaan, penghargaan dan petualangan. Objek wisata
minat khusus yang dimiliki Kabupaten Garut antar lain arung jeram. Berikut ini
adalah data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut.
Tabel 1. Data kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Garut, 2005
No
Tahun
Wisman
Wisnus
Jumlah
1997
10.724
659.033
669.757
1998
5.028
417.054
422.082
1999
8.379
610.797
619.176
2000
5.261
776.792
781.653
20
2001
7.189
879.862
887.051
2002
8.280
797.316
805.596
2003
4.055
929.569
933.624
2004
2.924
1.235.291
1.238.215
21
Tahun
Persentase
Wisman
Wisnus
Jumlah
1999
565
7.475
8.040
3.21%
2000
3.638
15.994
19.632
7.83%
2001
5.331
96.279
101.610
40.55%
2002
4.335
39.041
43.376
17.31%
2003
2.827
43.500
46.327
18.49 %
2004
1.615
29.980
31.595
12.61%
Jumlah
18.311
232.269
250.580
100 %
22
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat faktor faktor
tertentu yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam diri individu untuk
menentukan tempat wisata yang akan dituju. Faktorfaktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen pariwisata tidak hanya berasal dari faktorfaktor yang secara
langsung dapat dilihat dan di uk ur tetapi juga berasal faktor-faktor yang
merupakan proses mental yang tidak dapat di lihat secara langsung bahkan cukup
sulit untuk di kuantifikasikan. Dalam konsep pemasaran, pengaruh seluruh faktor
tersebut terhadap keputusan pembelian seorang konsumen disebut sebagai
perilaku konsumen (Kotler, 2002).
Sesuai dengan gambaran diatas, masalah yang akan dibahas adalah :
1.
2.
3.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan penelitian adalah :
1.
2.
3.
23
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
25
2.3. Pariwisata
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari
satu tempat ketempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari
nafkah ditempat pariwisata. Tetapi semata- mata untuk menikmati perjalanan
tersebut guna bertamasya dan berekreasi atau untuk memenuhi keinginan lainnya
(Yoeti, 1996).
Menurut
Undang-undang
Republik
Indonesia
No.9/1990
tentang
26
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata
serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Wisata alam merupakan salah satu potensi pariwisata Indonesia yang cukup
potensial untuk dikembangkan dan merupakan salah satu bentuk rekreasi diluar
ruangan dengan memanfaatkan sumberdaya alam sebagai objek rekreasi. Menurut
Wulandari (1996), tujuan wisata alam adalah untuk berekreasi menikmati
pemandangan alam, sehingga objek wisata alam adalah tempat-tempat yang
mempunyai pemandangan alam yang indah seperti pantai, pegunungan dan
sebagainya.
27
28
rata maka dapat dirasa belum baik padahal pada saat deskriptif data bernilai baik.
IPA belum banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk
menganalisis.
Indek Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index) memiliki
keuntungan dapat menggunakan data hasil IPA sebagai data awal dalam
menganalisis sehingga dapat memperhitungkan atau mengetahui kepuasan
konsumen secara variabel keseluruhan dengan sederhana dan lebih akurat
sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat menganalisis variabel secara
terpisah sehingga hasil analisis yang diperoleh kurang jelas.
Septriani ( 2001 ), meneliti tentang perilaku kons umen dalam pembelian jasa
wisata agro Gunung Mas dengan mempelajari proses keputusan pembelian dan
preferensi konsumen. Konsumen yang diteliti dibagi menjadi tiga kelas yaitu,
kelas rekreasi, kelas olah raga dan kelas menginap. Bagi kelas rekreasi, atribut
yang dianggap paling penting adalah keamanan, manfaat kunjungan, pelayanan
wisata, kenyamanan, kebersihan dan lokasi wisata agro. Atribut yang dianggap
penting oleh konsumen kelas olah raga adalah atribut perlengkapan fasilitas
penunjang, manfaat kunjunga n, kenyamanan, kebersihan, keamanan lokasi wisata
agro. Kelas menginap, atribut yang dianggap penting adalah kebersihan, manfaat
kunjungan, keamanan, kenyamanan dan kelengkapan fasilitas penunjang.
Mamun dalam Marini (2003) melakukan penelitian mengenai Tanggapan
Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan Jasa pada Agrowisata PTPN VIII Gunung
Mas. Tingkat kepuasan pelanggan Agrowisata dapat dilihat dari faktor- faktor
seperti nilai produk, nilai uang, nilai citra, nilai pelayanan dan nilai kepribadian.
29
hasilnya
dipetakan
memperlihatkan skala prioritas masing- masing atribut dan kinerja yang berjalan.
Penelitian ini pada dasarnya akan melengkapi atas apa yang telah dilakukan
oleh para peneliti sebelumnya sebagaimana tersebut diatas. Namun dalam hal ini
penulis juga membuka arah pada perilaku konsumen atau pengunjung dalam
membuat keputusan pembelian sebagai bagian dari potret jasa yang lebih luas.
Dalam hal ini, penulis sekaligus akan mengaplikasikan pengertian jasa yang
mengatakan bahwa jasa merupakan proses sosial yang melibatkan interaksi antar
manusia (Swan dan Bowers, 1998 dalam Suhadi 2004). Konsekuensinya,
30
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
31
32
evaluasi alternatif yaitu menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk
menilai alternatif-alternatif, memutuskan alternatif pilihan, menilai kinerja
alternatif yang dipertimbangkan dan menerapkan kaidah keputusan untuk
membuat pilihan akhir.
Untuk memilih alternatif, konsumen kemungkinan akan menggunakan
beberapa kriteria evaluasi yang berbeda, misalnya harga, merek dan sebagainya.
Kriteria ini biasanya akan bervariasi sesuai dengan kepentingan relatif mereka.
Kriteria-kriteria konsumen tersebut menentukan beberapa alternatif yang salah
satunya akan dipilih. Penentuan kriteria evaluasi tertentu yang akan digunakan
oleh konsumen selama pengambilan keputusan akan bergantung pada beberapa
faktor, diantaranya adalah pengaruh situasi, kesamaan alternatif pilihan, motivasi,
keterlibatan, dan pengetahuan (Engel, Blackwel dan Miniard, 1994).
3.1.4. Tahap Pembelian
Tindakan pembelian merupakan tahap akhir dari proses keputusan
pembelian. Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan tentang kapan
membeli, dimana membeli dan bagaimana membayar. Engel, Blackwel dan
Miniard (1994) mengungkapkan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua
determinan yaitu niat pembelian, pengaruh lingkungan dan perbedaan individu.
Niat pembelian konsumen biasanya dapat digolongkan menjadi dua kategori
yaitu produk dan merek, serta kelas produk. Niat pembelian yang mencakup
produk dan merek umumnya disebut sebagai pembelian yang terencana penuh
dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil dan keterlibatan tinggi dan
pemecahan masalah yang diperluas. Niat pembelian yang hanya memperhatikan
33
kelas produk dapat disebut juga sebagai pembelian terencana jika pilihan merek
dibuat ditempat pembelian.
Kotler dan Amstrong (1994), dalam Suhadi (2004), mengatakan terdapat dua
faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap atau pendirian orang lain. Seberapa jauh faktor ini
mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada intensitas dan
penilaian negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan
motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin kuat sikap
negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka
konsumen akan semakin menyesuaikan maksud pembeliannya.
Faktor kedua yang dapat memenuhi maksud pembelian dan keputusan
pembelian dalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Adanya faktor situasi
tersebut akan dapat mengubah rencana pembelian suatu produk yang akan
dilakukan konsumen.
3.1.5. Hasil
Perilaku proses keputusan pembelian tidak berhenti begitu pembelian
dilaksanakan. Evaluasi lebih jauh dapat terjadi dalam bentuk perbandingan kinerja
produk atau jasa berdasarkan harapan. Hasil dari evaluasi pasca pembelian ini
adalah kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan berfungsi mengukuhkan loyalitas
pembeli, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan
yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum.
34
35
36
yang didambakan konsumen terhadap produk dan jasa, sedangkan biaya total
konsumen dapat disebut juga sebagai akumulasi biaya yang diinginkan konsumen
dan dikeluarkan untuk mendapatkan, menggunakan, mengevaluasi dan membuang
produk atau jasa tertentu. Adapun kepuasan konsumen dapat diartikan sebagai
suatu kepuasan atau kekecewaan seseorang yang dapat dirasakan setelah
membandingkan antara kesan suatu produk dengan apa yang sebenarnya
diharapkan dari produk tersebut (Kotler, 2002).
Kepuasan perusahaan dapat dicapai dengan pengelolaan proses kinerja yang
terdiri dari pelaksanaan proses dengan bantuan faktor- faktor produksi seperti
bahan baku, mesin dan peralatan, informasi, tenaga kerja serta faktor- faktor
pendukung produksi lainnya. Sumberdaya tersebut diperlukan dalam mencapai
kebutuhan konsumen yang selalu berubah dan berkembang dari waktu kewaktu.
Untuk itu diperlukan sebuah konsep strategi pengembangan produk yang dapat
menjawab
seluruh
kebutuhan
konsumen
terhadap
produk
baru
atau
penyempurnaan produk yang telah ada, guna mengambil bagian kedalam pasar
ekonomi yang konsumtif (Kotler, 2002).
Tingkat kepuasan konsumen objek wisata Cangkuang dipengaruhi oleh
beberapa
atribut
yaitu
lokasi
wisata
yang
mudah
dijangkau
serta
3.4. Pemasaran
37
38
39
Strategi Pemasaran
Produk
Harga
Promosi
Lokasi
Karakteristik Umum
Konsumen Wisata
Cangkuang
Analisis Deskriptif
Orang
Preferensi
Konsumen
Bukti Fisik
Proses
Puas/Tidak
Customer
Satisfaction Indeks
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
data
data
atas
dilakukan
dasar
secara
tujuan
sengaja
tertentu
yaitu
sehingga
pengambilan
sampel
sebanyak
100
konsumen
41
dipersiapkan,
kemudian
dianalisis
untuk
melihat
42
Analisis
pengunjung
deskriptif
Wisata
yaitu
untuk
Cangkuang
dan
melihat
karakteristik
identifikasi
perilaku
menganalisis
tingkat
kepuasan
konsumen
dilakukan
dengan
Tki =
Xi
Yi
x 100 %
43
Keterangan : Tki
Xi
Yi
Bila Tki 100 % artinya kinerja atribut produk telah memenuhi kepuasan
konsumen, sebaliknya bila Tki < 100 % artinya kinerja atribut produk belum
dapat memenuhi kepuasan konsumen. Kemudian bobot penilaian kinerja dan
selanjutnya dilakukan pembagian jumlah bobot dengan banyaknya konsumen,
hasilnya berupa rata-rata bobot (X) untuk kinerja dan rata-rata bobot (Y) untuk
kepentingan, dengan rumus sebagai berikut :
Xi
n
X =
dan Y =
Yi
n
X =
i=1
k
Keterangan :
xi
dan Y =
i=1
yi
44
X = skor rata-rata dari rata-rata tingkat pelaksaan atau kinerja (kepuasan) seluruh
atribut komponen mutu pelayanan.
Y = skor rata-rata dari rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut komponen
mutu pelayanan.
K = banyaknya atribut dari komponen mutu pelayanan yang dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan.
Berikut diagram kartesius yang digunakan :
Kepentingan
y
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
A
B
y
Prioritas Rendah
C
Berlebihan
D
x
Pelaksanaan (kinerja/kepuasan)
Keterangan :
1. Kuadran A menunjukan, bahwa unsur-unsur jasa atau produk yang sangat
penting bagi pelanggan, akan tetapi pihak perusahaan belum melaksanakan
sesuai keinginan pelanggan, sehingga menimbulkan kekecewaan rasa tidak
puas.
2. Kuadran B menunjukan bahwa, unsur- unsur jasa atau produk pokok yang
dianggap penting oleh pelanggan telah dilaksanakan dengan baik dan dapat
memuaskan pelanggan, maka kini kewajiban dari perusahaan adalah
mempertahankan kinerjanya.
45
46
MIS =
Y
i =1
MIS i
MIS
i =1
CSI =
WS
i =1
HS
100%
Dimana:
p = Atribut kepentingan ke p
HS = ( Highest Scale )Skala maksimum yang digunakan (skala 7)
Kriteria indek kepuasan menggunakan kisaran 0,00 hingga 1,00 (tidak
puas hingga sangat puas), yang dapat dilihat pada tabel berikut :
47
Kriteria CSI
0,81 - 1,00
Sangat Puas
0,66 - 0,80
Puas
0,51 - 0,65
Cukup Puas
0,35 - 0,50
Kurang puas
0,00 - 0,34
Tidak Puas
Sumber:
Panduan
Survey
Kepuasan
Konsumen PT. SUCOFINDO. Seperti yang
dikutip oleh Suhadi, 2004.
48
BAB V
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
49
mencapai lebih dari 4.000 mm/tahun. Daerah yang memiliki rata-rata curah hujan
terbesar adalah di Kecamatan Cikajang yaitu 4.228 mm/tahun. Menurut data
Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut, jumlah penduduk Kabupaten Garut pada
tahun 2004 sebesar 2.173.623 jiwa (Terdapat pada lampiran 2. Data Penduduk
Kabupaten Garut), terdiri dari 1.106.473 (50,9%) jiwa laki- laki dan 1.067.150
(49,1%) jiwa perempuan. Dengan demikian sex ratio penduduk Kabupaten Garut
adalah 103.68 yang artinya setiap 103.68 penduduk laki- laki berbanding dengan
100 penduduk perempuan, dengan jumlah penduduk tertinggi terdapat di Garut
Kota sebesar 120.044 jiwa dan terendah di Kecamatan Mekarmukti sebesar
14.211 jiwa. Hal ini menunjukan jumlah penduduk laki- laki relatif seimbang
dengan jumlah penduduk perempuan.
Di bidang ekonomi, struktur mata pecaharian Kabupaten Garut masih
didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 2000 sektor pertanian memberikan
kontribusi 40,08% terhadap pendapatan daerah. Laju pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami kenaikan terus- menerus dengan
rata-rata kenaikan 0,66%. Sektor-sektor penyumbang PDRB yang mengalami
kenaikan ini adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, angkutan
dan komunikasi, perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan serta listrik
dan air minum.
50
Cangkuang dari jalan raya Bandung Garut berjarak 3 Km dengan kondisi jalan
beraspal dan dapat dilalui dengan kendaraan pribadi atau berjalan kaki selama 30
menit atau naik kendaraan tradisional delman dengan biaya Rp 2.000,-/orang.
Untuk dapat menyebrang menuju pulau Cangkuang dapat dilakukan dengan
menggunakan rakit dengan tarif Rp 2.000,-/orang.
5.2.1 Lingkungan Alam Fisik
Objek wisata Cangkuang memiliki luas kawasan 340,755 Ha. Situ dan
Candi terletak di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Candi
Cangkuang mulai ditemukan kembali oleh Tim Sejarah Leles pada tanggal 9
Desember 1966, Pemugaran Candi Cangkuang (Terdapat pada lampiran 3a-b.
Candi Cangkuang) dilaksanakan pada tahun 19741976 oleh Proyek Pembinaan
Kepurbakalaan dan Peninggalan Nasional (Munawar, 2002). Batas administrasi
sebagai berikut :
Utara
: Desa Naglasari
Selatan
Timur
Barat
Pola tata ruang objek wisata ini terkonsentrasi pada satu tempat yang
kepemilikannya dikuasai oleh adat dengan penggunaan sebagai pemukiman, lahan
pertanian, perkebunan, pariwisata dan konservasi. Kegiatan wisata yang bisa
dilakukan di kawasan Objek Wisata Cangkuang antara lain piknik, melihat
pemandangan, memancing, berziarah (Terdapat pada lampiran 4a. Lokasi Makam)
dan melakukan penelitian kebudayaan.
5.2.2 Aspek Khusus
51
Nama Cagar budaya Candi Cangkuang berasal dari nama desa yang menjadi
lokasi candi, yaitu Desa Cangkuang. Adapun nama Desa Cangkuang berasal dari
nama sebuah pohon yang bernama pohon cangkuang (Pandanus furcatus) yang
banyak terdapat di daerah tersebut. Kawasan Candi Cangkuang memiliki beberapa
fasilitas wisata, diantaranya 15 buah kios makanan dan cinderamata dengan
kondisi bangunan cukup baik dan bersih, tempat parkir yang memiliki daya
tampung 25 kendaraan pribadi dengan kondisi jalan yang baik dan dilapisi aspal.
Terdapat pula pos tiket dan pintu masuk di depan kawasan denga n kondisi yang
cukup baik. Untuk memasuki kawasan ini pengunjung dikenai biaya masuk
khusus untuk dewasa Rp 1.000,- dan anak-anak Rp 500,-.
Fasilitas lain adalah 6 buah toilet umum yang terdapat dalam kawasan
dengan kondisi kurang baik karena kurang terawat kebersihannya, terdapat juga
15 buah tempat sampah dengan kondisi cukup baik, terdapat 24 buah rakit yang
terbentuk didalam suatu wadah usaha yang diberi nama Paguyuban Usaha Tukang
Rakit (PUTRA) Cangkuang (Lampiran 4b. Situ Cangkuang dan Rakit). Alat
angkut tradisional ini adalah alat angkutan aman dan nyaman bagi pengunjung.
Infrastruktur yang terdapat di kawasan Candi Cangkuang meliputi sumberdaya
listrik yang berasal dari PLN dan sumberdaya air bersih yang berasal dari sumur
dan air danau dengan kualitas air yang jernih, rasa yang tawar dan bau air yang
normal.
Selain itu terdapat juga sebuah pusat informasi yang terletak di Musium depan
candi (Lampiran 5. Musium Cangkuang), dan sebuah masjid adat Kampung Pulo
beserta enam buah rumah adat yang dihuni oleh enam kepala keluarga. Keadaan
demikian itu bukan hanya sekarang melainkan sejak dulu dan sudah merupakan
52
ketentuan adat bahwa jumlah rumah dan kepala keluarga harus enam. Oleh karena
itu bagi Kampung Pulo Desa Cangkuang sukar atau relatif lama untuk
berkembang, baik rumah atau penduduknya dari keenam keluarga itu.
53
Sehingga jumlah konsumen laki- laki lebih besar dari jumlah konsumen perempun
yaitu 57 persen dan 43 persen. Kabupaten Garut merupakan wilayah yang
mayoritas penduduknya beragama Islam, maka konsumen yang beragama Islam
memiliki persentase yang sangat besar yaitu 85 persen dibanding dengan agama
lainnya seperti Kristen 12 persen dan Hindu 3 persen.
Tingkat pendidikan konsumen didominasi oleh mereka yang berpendidikan
SMU dan Sarjana yaitu masing- masing sebesar 54 persen dan 19 persen.
Sedangkan yang berpendidikan SMP 16 persen dan sisanya adalah Diploma
sebesar 11 persen. Kebanyakan dari konsumen memiliki status belum menikah
sebesar 70 persen dan yang sudah menikah sebesar 30 persen. Jika dilihat dari
tingkat pendapatan rata-rata konsumen berpendapatan sebesar < Rp 1.500.000,perbulan perorang yaitu 68 persen. Konsumen yang berpendapatan antara Rp 1,5
3 juta hanya sebesar 25 persen, dan yang berpendapatan Rp 35 juta hanya
sebesar 5 persen sedangkan sisanya 2 persen berpendapatan sebesar > Rp 5 juta.
Jumlah anggota keluarga konsumen yang paling banyak adalah tiga dan lima
orang yaitu masing- masing 23 persen, sedangkan yang paling sedikit adalah
sembilan orang sebesar 2 persen. Keluarga yang hanya memiliki 35 orang
cenderung adalah pelajar dan mahasiswa. Sehingga mereka lebih memilih
berkunjung ke Objek Wisata Cangkuang bersama teman dibanding dengan
keluarganya.
54
BAB VI
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA WISATA CANGKUANG
GARUT
Pengenalan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pascapembelian
Masalah
Gambar 3. Proses Pembelian Model Lima Tahap Kotler 2002
6.1.1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian jasa Wisata Cangkuang oleh konsumen dimulai ketika
mereka mulai merasakan dan mengenali kebutuhan akan jasa tersebut. Kesadaran
akan kebutuhan yang akan di penuhi tersebut membuat konsumen berusaha
55
mencari jasa yang dapat mengatasi masalah yang mereka rasakan. Kebutuhan
akan jasa wisata membuat konsumen datang ke Cangkuang Garut.
Kebutuhan akan jasa wisata dimulai pada kesadaran akan manfaat yang
didapat bila mengkonsumsi jasa tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa
manfaat dan alasan yang dicari oleh konsumen berkunjung ke wisata Cangkuang
pertama ditentukan oleh rekreasi/hiburan sebesar 49 persen karena wisata
Cangkuang menawarkan keindahan alam, lokasi untuk bersantai dengan
pemandangan yang indah. Selain itu juga alasan lainnya seperti pengetahuan
sebesar 41 persen karena objek wisata Cangkuang merupakan wisata budaya
candi Cangkuang, dan sisanya 10 persen alasan konsumen adalah karena
tempatnya nyaman. Secara lengkap alasan yang dicari konsumen disajikan pada
Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Alasan Konsumen dalam Pembelian Produk Wisata Cangkuang,
Garut, 2005
Alasan
Konsumen
Jumlah ( Orang )
Kenyamanan
10
Hiburan ( Rekreasi )
49
Pengetahuan
41
Total
100
56
Konsumen
Jumlah ( Orang )
Keluarga
37
Teman
31
Brosur
Media Cetak
23
Internet
3
Total
100
57
Konsumen
Jumlah ( Orang )
Pasangan
Keluarga
23
Teman
54
Rekan Kerja
Sendiri
7
Total
100
58
Sumber Informasi
Konsumen
Jumlah ( Orang )
Ayah
16
Ibu
Keluarga
47
Anak
33
Total
100
59
Konsumen
Jumlah ( Orang )
Cipanas
41
Kawah Kamojang
29
Situ Bagendit
20
Total
100
Konsumen
Jumlah ( Orang )
46
42
12
60
Total
100
Tabel
10.
Sebaran Konsumen
Pembelian,Garut 2005
Berdasarkan
Cara
Memutuskan
Konsumen
Jumlah ( Orang )
Terencana
55
Mendadak
45
Total
100
Konsumen
Jumlah ( Orang )
1 kali
38
2 - 4 kali
47
61
> 5 kali
15
Total
100
Tabel 12.
Konsumen
Jumlah ( Orang )
45
Libur Nasional
Akhir Minggu
32
Hari Kerja
16
Total
100
62
Konsumen
tersedia
Jumlah ( Orang )
26
74
tersedia
Total
100
63
Tabel 14. Tindakan konsumen jika harga tiket jasa wisata Cangkuang
mengalami peningkatan, Garut 2005
Tindakan konsumen
Konsumen
Jumlah ( Orang )
88
12
Total
100
64
BAB VII
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT OBJEK
WISATA
65
Uraian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
SP P CP KP TP Total SB B CB KB TB Total
(5
(2
(5 (4
(2
) (4) (3) ) (1)
) ) (3) ) (1)
Jumlah
Konsumen
56 29 15
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
56 29 15
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
28
116 45
0
Penilaian
Skor Rata -rata ( Y )
Keterangan :
100
36 44 20
100
100
36 44 20
100
441
4.41
18 17
60 0
0
400
0 6
Skor Rata -rata ( X ) 4.00
66
SP:Sangat Penting
P:Penting
CP:Cukup Penting
B:Baik
TB:Tidak Baik
CB:Cukup Baik
KB:Kurang Baik
Total skor tingkat kepentingan sebesar 391 ini menunjukan bahwa harga
merupakan faktor yang kurang penting bagi konsumen hal ini dikarenakan harga
tiket yang berlaku saat ini masih dianggap sangat murah dan terjangkau oleh
konsumen, yaitu sebesar Rp 1000 per orang. Sedangkan total skor kinerja wisata
Cangkuang sebesar 345, yang berarti variabel tersebut sudah di jalankan dengan
baik. Hanya saja ada beberapa faktor lain seperti tarif tranportasi delman dan tarif
rakit masih dianggap konsumen cukup mahal.
Tabel 16. Harga Tiket yang berlaku berdasarkan tingkat kepentingan dan
tingkat kinerja, Garut 2005
Uraian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
SP
P CP KP TP Total SB B CB KB TB Total
(3
(1
(3 (2 (1
(5) (4) ) (2) )
(5) (4) ) ) )
Jumlah
Konsumen
24 51 19
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
24 51 19
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
120 204 57
Penilaian
Skor Rata -rata ( Y )
100 12
38 34 15 1
100
100 12
38 34 15 1
100
10
30 1 345
2
3.91 Skor Rata -rata ( X ) 3.45
391 60 152
67
Uraian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
SP P CP KP TP Total SB
B CB KB TB Tota
(5
(2 (1
(3 (2 (1 l
) (4) (3) ) )
(5) (4) ) ) )
Jumlah
Konsumen
45 32 22
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
45 32 22
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
22
128 66
5
Penilaian
Skor Rata -rata ( Y )
100
20
32
37 11 0 100
100
20
32
37 11 0 100
421
100 128
4.21
11
22 0 361
1
Skor Rata -rata ( X ) 3.61
Dari hasil analisis 100 konsumen wisata Cangkuang ada sebesar 45 persen
konsumen yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan itu sangat penting.
Untuk kinerja yang menyatakan sangat baik sebesar 20 persen dari total
konsumen, maka pelayanan yang diberikan masih dirasakan kurang baik hal ini
disebabkan karena kurangnya pegawai untuk memberikan pelayanan dan
kebutuhan yang di inginkan konsumen.
7.1.4 Keamanan
Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperoleh 47 persen
menyatakan bahwa keamanan adalah sangat penting sedangkan atas dasar
penilaian kinerja hanya 21 persen yang menyatakan bahwa keamanan wisata
Cangkuang sangat baik.
68
Total skor tingkat kepentingan sebesar 424 hal ini disebabkan karena
konsumen merasa bahwa keamanan merupakan hal yang sangat penting, karena
pemberian rasa aman dari pihak pengelola wisata sangat mereka harapkan agar
dapat berwisata dengan nyaman. Sedangkan total skor kinerja sebesar 386, yang
berarti kinerja masih kurang baik hal ini disebabkan tidak adanya satpam khusus
yang menjaga lokasi wisata tersebut dan hanya terdapat beberapa pegawai di
tempat pembelian tiket masuk. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18
berikut.
Uraian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
Tot
SP P CP KP TP
SB B CB KB TB Tota
(5
( 3 ( 2 ( 1 al ( 5
(1 l
) (4) ) ) )
) (4) (3) (2) )
Jumlah
Konsumen
47 35 14 3
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
47 35 14 3
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
23
140 42 6
5
Penilaian
Skor Rata -rata ( Y )
1 100 21 44
35
0 100
1 100 21 44
35
0 100
10
176 105 0 0 386
5
4.24 Skor Rata -rata ( X ) 3.86
1 424
69
7.1.5 Promosi
Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperoleh 25 persen
menyatakan bahwa promosi adalah sangat penting. Sedangkan atas dasar
penilaian kinerja hanya 15 persen yang menyatakan bahwa promosi wisata
Cangkuang sangat baik. Dari data tersebut terlihat bahwa promosi bagi konsumen
masih dirasakan kurang baik hal ini di karenakan promosi yang di lakukan pihak
pengelola wisata Cangkuang belum maksimal. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 19 berikut.
Total skor tingkat kepentingan sebesar 381, hal ini disebabkan karena
konsumen merasa bahwa promosi merupakan hal yang penting, karena pemberian
informasi mengenai keberadaan lokasi wisata Cangkuang dari pihak pengelola
wisata sangat mereka harapkan untuk mendapat informasi yang lengkap dari
media promosi tersebut. Sedangkan total skor kinerja sebesar 348, yang berarti
kinerja masih dirasakan kurang baik. Hal ini disebabkan karena terbatasnya sarana
media promosi yang dilakukan pihak pengelola objek wisata Cangkuang hanya
mengandalkan selebaran atau brosur yang di sebarkan ke khalayak umum dengan
jumlah yang terbatas serta kurangnya koordinasi dengan pihak Dinas Pariwisata
setempat.
Tabel 19. Promosi berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, Garut
2005
70
Uraian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
SP P CP KP TP Tot SB B CB KB TB Tota
l
( 3 ( 2 ( 1 al ( 5
) (4) (3) (2) (1)
(5) (4) ) ) )
Jumlah
Konsumen
25 42 20 13 2 100 15 34 35 16 0
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
25 42 20 13 2 100 15 34 35 16 0
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
125 168 60 26 2 381 75 136 105 32 0
Penilaian
Skor Rata -rata ( Y )
3.81 Skor Rata -rata ( X )
100
100
348
3.48
71
Uraian
Jumlah
Konsumen
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
Penilaian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
Tot
SP P CP KP TP
SB B CB KB TB Tota
al
l
(2
(5) (4) (3) ) (1)
(5) (4) (3) (2) (1)
37
42
21
0 100 27
39
34
0 100
37
42
21
0 100 27
39
34
0 100
185 168 63
0 393
4.1
6
3.93
7.1.7 Kenyamanan
Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperole h 59 persen
menyatakan bahwa kenyamanan adalah sangat penting sedangkan atas dasar
penilaian kinerja hanya 25 persen yang menyatakan bahwa kenyamanan wisata
Cangkuang sangat baik.
Total skor tingkat kepentingan sebesar 451 hal ini disebabkan karena
konsumen merasa bahwa kenyamanan merupakan hal yang sangat penting, karena
dengan merasa nyaman konsumen telah mendapatkan kepuasan tersendiri.
Sedangkan total skor kinerja sebesar 384, yang berarti sudah cukup baik. Tetapi
masih ada faktor yang harus diperhatikan oleh pengelola seperti sarana umum
dengan memperbaiki toilet dan fasilitas lainya. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 21 berikut.
72
Tabel 21.
Uraian
Jumlah
Konsumen
59
33 8
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
59
33 8
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
295 132 24
Penilaian
Skor Rata -rata ( Y )
0 100 25 42
25
100
0 100 25 42
25
100
384
3.84
73
Uraian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
SP P CP KP TP Total SB B CB KB TB Tota
l
(5
) (4) (3) (2) (1)
(5) (4) (3) (2) (1)
Jumlah
Konsumen
39 36 22
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
39 36 22
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
19
144 66
5
Penilaian
Skor Rata -rata ( Y )
100
18
28
42
12
100
100
18
28
42
12
100
411
90 112 126 24
352
4.11
3.52
Total skor tingkat kepentingan sebesar 411 hal ini disebabkan karena
konsumen merasa bahwa pemandu merupakan hal yang sangat penting, karena
pemberian pelayanan pemandu dari pihak pengelola wisata sangat mereka
harapkan agar dapat berwisata dengan nyaman. Sedangkan total skor kinerja
sebesar 352, yang berarti kinerja masih dirasakan konsumen kurang baik.
7.1.9 Kelengkapan fasilitas
Berdasarkan hasil analisis dari 100 konsumen diperoleh 48 persen
menyatakan bahwa kelengkapan fasilitas adalah sangat penting sedangkan atas
dasar penilaian kinerja hanya 14 persen yang menyatakan bahwa kelengkapan
fasilitas wisata Cangkuang sangat baik.
Tabel 23. Kelengkapan fasilitas berdasarkan tingkat kepentingan dan
tingkat kinerja, Garut 2005
74
Uraian
Jumlah
Konsumen
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
Penilaian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
SP
P CP KP TP Tot SB B CB KB TB Total
(3
( 1 al ( 5
(2
)
)
)
(5) (4)
(2)
(4) (3) ) (1)
48
42
0 100 14 30
35 21
100
48
42
0 100 14 30
35 21
100
337
3.37
240 168 27
Skor Rata-rata ( Y )
4.3
7
Total skor tingkat kepentingan sebesar 437 hal ini disebabkan karena
konsumen merasa
75
Uraian
Jumlah
Konsumen
yang Menilai
( Orang )
Persentase
Jumlah
Konsumen yang
Menilai ( % )
Jumlah Bobot
Penilaian
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Tingkat Penilaian
Tingkat Penilaian
SP
P CP KP TP Tot SB B CB KB TB Tota
(3
( 1 al
(1 l
(5) (4) ) (2) )
(5) (4) (3) (2) )
56
22
13
0 100 33
20
31
9 100
56
22
13
0 100 33
20
31
9 100
280
88
39 18
0 425 165
80
93
14
9 361
4.2
5
3.61
Total skor tingkat kepentingan sebesar 425 hal ini disebabkan karena
konsumen merasa bahwa kebersihan merupakan hal yang sangat penting, karena
kebersihan tempat wisata sangat mereka harapkan agar dapat berwisata dengan
nyaman. Sedangkan total skor kinerja sebesar 361, yang berarti kinerja dari
pengelola wisata mengenai kebersihan yang dirasakan konsumen sudah cukup
baik.
76
Y
4.41
3.91
4.21
4.24
3.81
4.16
4.51
4.11
4.37
4.25
4.19
77
Kepentingan
3,67
4.60
4.50
4.40
A. Prioritas Utama
B.
10
4.30
3
4.20
8
4.10
4.00
3.90
Pertahankan
Prestasi
4
6
78
4,20
C. Prioritas Rendah
D. Berlebihan
Kinerja
Gambar 4. Diagram Kartesius Kepuasan Konsumen Terhadap Objek Wisata
Cangkuang Garut, 2005
Variabel-variabel pada kuadran pertahankan prestasi adalah sebagai
berikut :
1. Lokasi wisata (1)
Konsumen menganggap bahwa lokasi wisata sangat penting. Kinerja
yang dilakukan pengelola wisata Cangkuang untuk variabel tersebut
sudah baik.
2. Keamanan (4)
Konsumen menganggap bahwa keamanan sangat penting bagi mereka
karena supaya bisa berwisata dengan nyaman. Sedangkan kineja yang
dilakukan pengelola untuk atribut tersebut sudah baik, tetapi perlu
diperhatikan agar menempatkan satpam khusus dilokasi untuk lebih
menambah rasa aman bagi konsumen.
3. Kenyamanan (7)
Kenyamanan dalam berwisata yang disajikan pengelola wisata
Cangkuang dinilai sangat baik oleh konsumen. Sehingga konsumen
dapat menikmati keindahan sambil berekreasi dilokasi wisata tersebut.
79
C. Prioritas Rendah
Variabel-variabel pada kuadran ini, menunjukan bahwa variabel
tersebut kurang dianggap penting oleh konsumen dan pada kenyataannya
kinerja tidak terlalu istimewa. Konsumen mengabaikan variabel- variabel
ini, sehingga pengelola wisata Cangkuang tidak perlu melakukan
perbaikan. Variabel- variabel pada kuadran prioritas rendah adalah sebagai
berikut :
1. Harga tiket yang berlaku (2)
Konsume n menganggap bahwa harga tiket tidak terlalu penting,
dikarenakan harga tiket yang berlaku masih terjangkau oleh konsumen
yaitu sebesar Rp. 1000 / orang.
2. Promosi (5)
Konsumen menganggap bahwa promosi tidak terlalu penting
dikarenakan konsumen sudah mengetahui wisata Cangkuang walaupun
tanpa promosi.
3. Pemandu wisata (8)
Keberadaan pemandu wisata bagi konsumen belum terlalu
dibutuhkan karena konsumen pada umumnya sudah mengenal wisata
Cangkuang.
D. Kuadran Berlebihan
Variabel manfaat yang diperoleh (6) pada kuadran ini perlu
dipertimbangkan kembali karena terlalu berlebihan menurut konsumen.
Variabel-variabel pada kuadran ini jika dilihat dari kepentingan konsumen
80
berada pada tingkat kepentingan yang rendah. Tetapi dilihat dari kinerja
yang dilakukan pengelola wisata Cangkuang, konsumen menilai bahwa
kinerja variabel tersebut berada pada tingkat yang tinggi.
81
No.
Atribut
Lokasi Wisata
Harga Tiket yang
Berlaku
Pelayanan Wisata
yang Diberikan
Keamanan
Promosi
Manfaat yang
Diperoleh
Kenyamanan
Pemandu Wisata
Kelengkapan
Fasilitas
Kebersihan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
CSI =
Weight Average
HigestScal e
Mean
Importanc
e
Score
4.41
100% =
0.11
Mean
Satisfactio
n
Score
4.00
3.91
0.09
3.45
0.32
4.21
4.24
3.81
0.10
0.10
0.09
3.61
3.86
3.48
0.36
0.39
0.32
4.16
4.51
4.11
0.10
0.11
0.10
3.93
3.84
3.52
0.39
0.41
0.34
4.37
4.25
41.98
Weighte
d
Factors
0.10
3.37
0.10
3.61
Weighted Average
Weighte
d
Score
0.42
0.35
0.37
3.67
3,67
100% = 52, 46%
7
82
7.4. Rekomendasi
Pihak pengelola hendaknya lebih memperhatikan faktor- faktor/alasan-alasan
yang mempengaruhi konsumen dalam proses pembelian jasa yang disediakan
terutama faktor fasilitas jalan utama menuju lokasi wisata yang masih kurang
nyaman dan perlu banyak perbaikan. Fasilitas WC umum didalam lokasi wisata
yang tidak terawat, perlu menjadi perhatian agar menempatkan pegawai khusus
yang menangani seksi pelayanan dan kebersihan. Karena sebagian besar
konsumen menganggap kenyamanan dalam berwisata adalah hal yang sangat
penting.
Hendaknya pihak pengelola (Dinas Pariwisata Garut) membuat tempat kotak
saran di sekitar lokasi wisata serta melakukan peninjauan ulang tentang fasilitas
umum yang tersedia untuk kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan dan
penyediaan kualitas layanan jasa yang lebih baik.
BAB VIII
83
8.1. Kesimpulan
1. Karakteristik konsumen wisata Cangkuang adalah konsumen yang berusia
terbanyak berada antara 21 39 tahun (53 persen), dengan tingkat pendidikan
terakhir sebagian besar dari mereka adalah SMU (54 persen). Profesi
terbanyak yang digeluti oleh konsumen jasa ini adalah pelajar (28 persen) dan
pegawai swasta (26 persen) dengan pendapatan rata-rata per bulannya dari
sebagian besar konsumen adalah kurang dari Rp 1.500.000 (68 persen).
2. Proses keputusan konsumen wisata Cangkuang, dimulai dari tahap pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil..
Hasil penelitian menunjukan bahwa manfaat dan alasan yang dicari oleh
konsumen berkunjung ke wisata Cangkuang pertama ditentukan oleh
rekreasi/hiburan sebesar 49 persen. sebagian besar konsumen memperoleh
informasi tentang wisata Cangkuang dari keluarga dan teman yang masingmasing berjumlah 37 persen dan 31 persen. Sedangkan sumber informasi dari
media cetak sebesar 23 persen, dan sumber informasi lainnya seperti internet
sangat kecil sekali menjadi sumber informasi bagi konsumen.
Setelah mencari informasi konsumen melakukan evaluasi alternatif selain
wisata Cangkuang konsumen juga berkunjung ke objek wisata Cipanas
dengan nilai sebesar 41 persen dari seluruh reponden. Hal ini dilakukan karena
lokasi wisata tersebut tidak jauh dari lokasi wisata Cangkuang, selain itu juga
alternatif konsumen yang lain adalah lokasi wisata kamojang sebesar 29
persen dan wisata Bagendit sebesar 20 persen. Sebagian besar konsumen yang
84
85
8.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat menjadi
masukan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut beserta Pemda
sebagai pihak pengelola Objek Wisata Cangkuang Garut adalah :
1. Nilai indeks kepuasan yang berada pada taraf cukup puas (masih di bawah
taraf puas)
86
87
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian
Basis
Data
88
89
LAMPIRAN
90
91
92
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Sex Ratio
1 Cisewu
2 Caringin
16,309
13,509
15,607
12,929
31,916
26,438
104.50
104.49
3 Talegong
4 Bungbulang
5 Mekarmukti
15,206
28,408
7,180
14,683
27,570
7,031
29,889
55,978
14,211
103.56
103.04
102.12
6 Pamulihan
7 Pakenjeng
8 Cikelet
8,504
30,387
18,157
8,353
28,813
17,512
16,857
59,200
35,669
101.81
105.46
103.68
9 Pameungpeuk
10 Cibalong
11 Cisompet
17,760
18,810
24,979
17,786
18,940
23,548
35,546
37,750
48,527
99.85
99.31
106.08
12 Peundeuy
13 Singajaya
14 Cihurip
11,221
21,239
8,923
10,294
21,120
7,726
21,515
42,359
16,649
109.01
100.56
115.49
15 Cikajang
16 Banjarwangi
17 Cilawu
34,038
26,858
46,368
33,342
25,090
45,558
67,380
51,948
91,926
102.09
107.05
101.78
18 Bayongbong
19 Cigedug
20 Cisurupan
42,013
16,704
43,315
40,412
16,216
40,053
82,425
32,920
83,368
103.96
103.01
108.14
21 Sukaresmi
22 Samarang
23 Pasirwangi
15,387
33,526
28,599
16,557
31,675
27,020
31,944
65,201
55,619
92.93
105.84
105.84
24 Tarogong Kidul
25 Tarogong Kaler
26 Garut Kota
44,106
36,400
60,400
42,273
34,833
59,644
86,379
71,233
120,044
104.34
104.50
101.27
27 Karangpawitan
28 Wanaraja
29 Sukawening
51,858
50,538
23,805
49,268
49,383
24,636
101,126
99,921
48,441
105.26
102.34
96.63
30 Karang Tengah
31 Banyuresmi
32 Leles
8,323
36,694
34,836
7,519
35,711
33,750
15,842
72,405
68,586
110.69
102.75
103.22
33 Leuwigoong
34 Cibatu
35 Kersamanah
20,924
33,882
15,177
20,297
30,383
16,973
41,221
64,265
32,150
103.09
111.52
89.42
36 Cibiuk
37 Kadungngora
38 Limbangan
14,668
39,749
36,310
13,147
38,554
34,939
27,815
78,303
71,249
111.57
103.10
103.92
18,176
53,227
1,106,473
17,328
50,677
1,067,150
35,504
103,904
2,173,623
104.89
105.03
103.68
39 Selaawi
40 Malangbong
Jumlah
93
94
95
Lampiran 4b. Situ Cangkuang dan Alat Transportasi Rakit, Garut 2005
96
97
Karakteristik Konsumen
Usia
13 - 20 Tahun
21 - 39 Tahun
40 - 60 Tahun
> 60 Tahun
Total
Pekerjaan
Pelajar
Mahasiswa
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri
Wiraswasta
Tidak Bekerja
Total
Agama
Islam
Kristen
Budha
Hindu
Total
Jenis Kelamin
Laki- laki
Perempuan
Total
Pendidikan Formal
SMP
SMU
Diploma
Sarjana
Pasca sarjana
Total
Pendapatan (Rp/Bulan)
Rp 1.500.000
Rp 1.500.000-Rp 3.000.000
Rp 3.000.000-Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Total
Jumlah Anggota Keluarga
3 Orang
4 Orang
5 Orang
6 Orang
7 Orang
8 Orang
>9 Orang
Total
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
40
53
7
0
100
40
53
7
0
28
18
15
11
26
2
100
85
12
0
3
100
57
43
100
16
54
11
19
0
100
68
25
5
2
100
23
21
23
14
12
5
2
100
100
28
18
15
11
26
2
100
85
12
0
3
100
57
43
100
16
54
11
19
0
100
68
25
5
2
100
23
21
23
14
12
5
2
100