Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
USULAN PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN
Karakteristik Penderita TB Paru di Perjan RS Dr Wahidin Sudirohusodo
Makassar Periode Januari Sampai Desember 2001
B. RUANG LINGKUP
Epidemiologi
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit TB Paru masih merupakan masalah kesehatan, terutama di
negara berkembang seperti Indonesia yang apabila dibiarkan akan berdampak
buruk terhadap masyarakat dan kemungkinan akan meningkat dari waktu ke
waktu. TB paru bukan hanya membawa kerugian terhadap sektor kesehatan
dan sosial, tetapi juga terhadap ekonomi karena 75% dari penderita TB paru
adalah mereka yang berusia produktif secara ekonomis (umur 15-54 tahun).
TB menyebabkan sumber daya manusia berkurang, tingkat produktifitas
menurun, pendapatan berkurang dan pada akhirnya berdampak terhadap
ekonomi secara luas.
Berdasarkan The World Health Report 2000 penyebab kematian
menurut jenis kelamin dalam strata di wilayah WHO dalam estimasi 1999
untuk penyakit tuberkulosis adalah 1.669.000, untuk laki-laki 1.003.000
yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap di masa lalu, diduga
telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TB terhadap OAT atau Multi
Drug Resistance (MDR). (www.infodpi.com).
Menurut data P2M Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2000 jumlah
penderita TB paru sebanyak 35.900 penderita. Di Indonesia sendiri TB paru
masih merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung dan
pembuluh darah. Bahkan, peringkat pertama penyebab kematian karena
penyakit menular. Jumlah penderita TB paru sekitar 500 ribu orang per tahun
dan kematian sekitar 175 ribu orang per tahun, khususnya di daerah pedesaan
miskin dan daerah kumuh perkotaan yang rawan kuman Micobacterium
(Riauposonline, com, 2002)
Menurut laporan bulanan data kesakitan yang terdapat di Perjan
Rumah Sakit DR. Wahidin Sudiruhusodo Makassar bagian Medical Record
untuk TB paru pada tahun 2000, jumlah penderita yang dirawat inap sebanyak
299 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 180 orang (0,0018 per 100.000)
dan perempuan 119 orang (0,00119 per 100.000) dan tahun 2000 data dari
bagian Medical Record dari 10 penyakit terbanyak, TB paru menduduki
peringkat ketujuh dengan jumlah penderita sebanyak 299 orang.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian di
Perjan Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
2. Rumusan Masalah
Atas dasar dan kenyataan seperti di atas, maka penelitian ini terasa jadi
penting dengan rumusan masalah :
Bagaimana karakteristik tentang penderita TB paru di Perjan RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar Tahun 2001.
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran karakteristik penderita penyakit TB paru pada
Perjan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2001
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui penderita TB paru yang di rawat inap menurut umur
2. Mengetahui penderita TB paru yang di rawat inap menurut jenis
kelamin.
3. Mengetahui penderita TB paru yang di rawat inap menurut jenis
pengobatan.
4. Mengetahui penderita TB paru yang di rawat inap menurut tingkat
pendidikan.
5. Mengetahui penderita TB paru yang di rawat inap menurut pekerjaan.
6. Mengetahui penderita TB paru yang dirawat inap menurut status
perkawinan.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi Perjan
RS Dr. Wahidin Sudirohusodo tahun 2001.
b. Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan penelitian selanjutnya.
c. Manfaat bagi peneliti
Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dalam
mengaplikasikan ilmunya dan menambah wawasan mengenai masalah
penyakit TB paru.
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Umum Tentang Penyakit Tuberkulosis Paru (TB paru)
a. Defenisi Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis (Aditama, 1998)
b. Sejarah
Penyakit tuberkulosis sudah dikenal di dunia sejak sangat lama.
Peninggalan tertua penyakit tuberkulosis ditemukan di Jerman Selatan.
Dari tulang penderita diperkirakan hidup sekitar 5000 sebelum masehi.
Pada fosil-fosil yang berasal dari tahun 2500-1000 SM terlihat bukti-bukti
penyakit ini pada tulang vertebra. Catatan-catatan kuno di India dan Cina
menunjukkan bahwa penyakit ini sudah dikenal di sana (Priyanti, 1999).
tuberkulosis
pada
manusia
disebabkan
oleh
kuman
10
epiteloid. Lesi primer paru disebut fokus ghon dan bila kelenjar regional,
maka lesi primer disebut kompleks ghon.
Riwayat terjadinya tuberkulosis
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TB droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati
sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai
di alveolus dan menetap di sana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil
berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru, yang
mengakibatkan peradangan dalam paru, dan ini disebut kompleks primer,
waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer
adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan
terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang
masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan
perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan
menetap sebagai kuman persisten atau domant (tidur). Kadang-kadang
daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman,
akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi
penderita TB.
e. Masa Inkubasi
Masa inkubasi yaitu masuknya Mycobacterium tuberculosis ke dalam
tubuh sampai timbulnya penyakit. Diperkirakan sekitar 6 bulan.
11
f. Pencegahan
1. Memberikan vaksinasi BCG pada anak usia 0-14 bulan
2. Pemberian makanan bergizi
3. Menutup mulut pada waktu batuk atau bersin
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan melakukan olahraga
5. Usahakan agar sinar matahari masuk ke dalam rumah dan menjangkau
di sekitar rumah atau lingkungan rumah tetap bersih.
g. Epidemiologi
Kurang lebih sepertiga penduduk dunia (1700 juta) terinfeksi M.
tuberkulosis. Prevalensi tertinggi di Pasifik Barat (44%) dan terendah di
Mediterian Timur (19%) sebagian besar yang terinfeksi tinggal di Asia
Tenggara (25%) Cina (22%) sedangkan Eropa dan lima negara industri
(Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada dan Amerika Serikat) berjumlah
22%. Di negara berkembang mayortitas individu yang terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis adalah golongan usia < 50 tahun, sedangkan
di negara maju prevalensi infeksi TB paru sangat rendah di antara mereka
yang berusia di bawah 50 tahun, namun masih tinggi pada golongan orang
yang lebih tua. Hal ini mencerminkan resiko infeksi masa lalu yang tinggi
dan sangat mungkin terjadi setelah usia lanjut. (Depkes RI, 2000)
Di Amerika, manusia yang berumur > 65 tahun atau lebih
merupakan reservoar terbesar infeksi M. tuberculosis. Pada tahun 1953
dilaporkan bahwa penderita TB paru yang berusia lebih dari 60 tahun
12
sebesar 13,8% dan meningkat menjadi 28,6% pada tahun 1979, dimana
proporsi populasi keseluruhan pada grup ini hanya meningkat dari 8,7%
menjadi 11,2%. Dikatakan bahwa kasus TB paru di Panti Jompo empat
kali lebih tinggi daripada penderita yang berusia > 65 tahun yang tinggal
di rumah. Disamping itu 60% penyebab kematian pada lansia disebabkan
karena TB paru. Angka ini 10 kali lebih tinggi daripada dewasa dan anakanak.
h. Diagnosis
Diagnosis TB paru ditegaskan berdasarkan gejala klinik, anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan bakteriologis, pemeriksaan uji tuberkulin,
dan pemeriksaan laboratorium.
1. Gejala klinis
Gejala umum yang sering tampak berupa batuk terus menerus dan
berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih, gejala lain yang sering
dijumpai : dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa
nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
rasa kurang enak badan (malaise) berkeringat malam walaupun tanpa
kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. Gejala tersebut di atas
dijumpai pula pada penyakit paru selain tuberkulosis. Oleh sebab itu
setiap orang yang datang dengan gejala tersebut di atas, harus
dianggap sebagai seorang suspek tuberkulosis atau tersangka
13
14
15
16
i. Pengobatan tuberkulosis
Prinsip dari kemotrapi tuberkulosis adalah sebagai berikut :
1. Pengobatan harus sekurang-kurangnya menggunakan dua macam obat
(OAT) yang masih efektif.
2. Lamanya pengobatan sekurang-kurangnya enam bulan
3. Obat anti tuberkulosis mempunyai peranan yang berbeda pada
berbagai sub populasi kuman dalam lesi tuberkulosis
Tujuan pengobatan tuberkulosis adalah memutuskan mata rantai penularan
dengan menyembuhkan penderita tuberkulosis paling sedikit 50% dari
seluruh kasus tuberkulosis BTA positif yang ditemukan, untuk itu
dibutuhkan :
17
18
19
20
5) Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg
BB sedangkan untukpengobatan lanjutan 3 kali seminggu digunakan
dosis 30mg/kg BB
Paduan obat yang digunakan ada tiga kategori : kategori 1,
kategori 2, dan kategori 3. yang merupakan jenis pengobatan penting
untuk penyembuhan TB paru. (Depkes RI, 2000)
d. Tinjauan Umum Tentang Tingkat Pendidikan
Menurut HR. Ngatimin (1987) tingkat pendidikan merupakan dasar
perkembangan daya nalar seseorang dengan jalan memudahkan seseorang
untuk memberikan motivasi. Pendidikan memegang peranan penting
dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan. Pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk juga dapat
digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat dan juga berperan dalam menurunkan angka
kesakitan.
Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dapat membantu
menekan tingginya angka kesakitan suatu penyakit. Berdasarkan beberapa
penelitian yang telah dilakukan, ternyata sebagian besar penderita TB Paru
mempunyai tingkat pendidikan yang rendah.
21
22
23
kanak-kanak jarang
ditemukan.
b. Jenis kelamin.
Berdasarkan jenis kelamin penderita tuberclosis paru, frekuensi tertinggi
untuk terkena adalah jenis kelamin pria dibandingkan dengan wanita.
Terhadap perbedaan masalah kesehatan untuk jenis kelamin laki-laki dan
wanita, adanya perbedaan kebiasaan hidup, perbedaan macam pekerjaan
antara laki-laki denganm wanita. Terhadap perbedaan masalah kesehatan
untuk jenis kelamin laki-laki dan wanita, adanya perbedaan kebiasaan
hidup, perbedaan macam pekerjaan antara laki-laki dan perempuan.
Penyakit TB paru lebih banyak diderita oleh laki-laki (Sardikin,1999)
Dan untuk jenis kelamin penderita TB paru sesuai dengan yang tercatat
dalam register pengobatan penderita TB paru.
24
c. Jenis pengobatan
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman
(termasuk kuman persister) dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis
tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal pada saat perut kosong.
Apabila paduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan
jangka waktu pengobatan), kuman TB akan berkembang menjadi kuman
kebal obat (resisten). Pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung
(DOT = Directly Observed Treatmen) oleh seorang pengawas Menelan
Obat (PMO), untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat. (Depkes
RI, 2000).
d. Tingkat Pendidikan
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Sarjono Soekanto seorang sosiolog memberikan pengertian
pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang memberikan latar
belakang berupa mengajarkan kepada manusia untuk berpikir secara
objektif dan dapat memberikan kepadanya kemampuan untuk menilai
apakah bedanya masyarakat dapat diterima atau tidak, mengakibatkan
seseorang dalam masyarakat memiliki faktor yang dapat menjadi
pendorong bagi perubahan tingkah laku.
25
Pendidikan formal yaitu pendidikan yang diorganisasi secara bertingkattingkat mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Sedangkan
pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung secara terpadu
dengan kegiatan hidup sehari-hari dan merupakan proses yang paling tua
dan paling lama dalam kehidupan manusia. Meliputi keterampilan,
pengetahuan, nilai sikap dan cara hidup pada umumnya
e. Pekerjaan
Hubungan antara pekerjaan dengan distribusi dan frekuensi masalah
kesehatan telah sejak lama diketahui. Pekerjaan lebih banyak dilihat dari
kemungkinan keterpaparan khusus dan derajat keterpaparan tersebut serta
besarnya resiko menurut sifat pekerjaan. Juga akan berpengaruh pada
lingkungan kerja dan sifat sosio ekonomi karyawan pada pekerjaan
tertentu (Nur Nasri Noor, 1997)
f.
Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
26
Umur
Jenis kelamin
Jenis
pengobatan
Tingkat
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Perkawinan
3. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
a. Penderita TB paru.
Penderita
TB
paru
adalah
penderita
yang
terinfeksi
kuman
27
Kriteria Obyektif :
- Bayi
- Pra sekolah
- Usia sekolah
- Remaja
- Perempuan
d. Jenis pengobatan
Jenis pengobatan adalah jenis pengobatan yang digunakan berdasarkan
kartu status penderita.
Kriteria Obyektif :
- Kategori 1
28
- Kategori 2
- Kategori 3
e. Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan formal yang dimiliki
penderita pada jenjang pendidikan umum formal yang ditetapkan
pemerintah, berdasarkan kartu status penderita.
Kriteria Obyektif
- Tinggi
- Rendah
f.
Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud di sini adalah pekerjaan pokok yang dilakukan
oleh penderita untuk mendapatkan hasil guna untuk memenuhi kebutuhan
hidup penderita dan keluarganya berdasarkan kartu status penderita.
Kriteria Obyektif :
- Petani
- Nelayan
- PNS
- ABRI
29
- Wiraswasta
- Buruh harian
- Ibu rumah tangga : bila pekerjaan penderita ibu rumah rumah tangga.
f.
- Pelajar
- Mahasiswa
- Dan lain-lain
Status perkawinan
Yaitu terikatnya pasien dalam suatu ikatan perkawinan yang sah
berdasarkan kartu status penderita
Kriteria Obyektif :
- Kawin
- Tidak kawin
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif, dengan melihat karakteristik, penderita TB
paru yang dirawat inap menurut umur, jenis kelamin, jenis pengobatan, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan
30
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Perjan RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar.
3. Populasi
Populasi adalah semua penderita TB paru yang di rawat inap dibagian
penyakit dalam Perjan RS Wahidin Sudirohusodo Tahun 2001.
4. Sampel
Sampel adalah semua penderita TB paru adalah orang dewasa yang
dirawat inap dibagian penyakit dalam Perjan RS Wahidin Sudirohusodo Tahun
2001 yang mempunyai kartu status lengkap sebanyak 252 orang.
5. Cara Pengumpulan Data
Data yang diambil adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan
tahunan Perjan RS Wahidin Sudirohusodo dari kartu status pendataan tahun
2001.
6. Pengolahan dan Penyajian Data
a. Pengolahan data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan kalkulator dan
komputer.
b. Penyajian data.
Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi disertai penjelasan.
31
7. Analisa data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk
mendapatkan gambaran distribusi dan persentase penderita TB paru yang
dirawat inap menurut umur, jenis kelamin, jenis pengobatan dan keluhan
utama di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.
G. PERSONALIA DAN JADWAL PENELITIAN
1. Personalia.
a. Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
: Ansariadi, SKM
b. Pelaksana penelitian :
Nama
: Muhammad Halwi
Stambuk
: K 111 00 747
2. Jadwal penelitian .
No
Kegiatan
Persiapan proposal
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Penelitian
Seminar hasil
Ujian skripsi
Agust.
Waktu Penelitian
Sept.
Okt.
Nov.
Des.
32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Undang-Undang Pokok Perkawinan, Sinar Grafika, Jakarta.
A. Arsunan, Nurhayati dan Stang, Penuntun Penyusunan Proposal dan Skripsi
FKM UNHAS. Ujung Pandang 1999
Aditama Tjendra Yoga 1990. Laporan Workshop Tuberculosis di Asia Tenggara, di
Manila, Penyuluhan No.7, Jakarta.
__________, Tuberculosis dan Ekonomi, penyuluhan no 15, 1998.
__________, Mengenal Tuberculosis dan Ekonomi Penyuluhan No 12, 1996.
Anonim 1990, Profil dan Kesehatan Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Makassar.
Azwar Asrul. Pengantar Epidemiologi, PT Bina Rupa Aksara, Jakarta 1988.
Bungaermer R. 16 Negara Bertanggung Jawab Atas Epidemi TB Global Kompas
London 1998.
Departemen kesehatan RI, Pusat Data Kedokteran, Profil Kesehatan Indonesia
1998 Jakarta, 1998.
Departemen Kesahatan RI, Direktorat jendral PPM dan PLP, Pedoman
Penanggulangan Tuberculosis, Cetakan ke 5 Jakarta , 2001.
Girisaputro, Sardikin, Pengalaman Klini PPTI Melaksanakan DOTS, Kumpulan
Makalah Simposium dengan DOTS Kita Stop TB, Jakarta, 1999
Mangunnegoro, Hadianto, Sejarah Kemotherapi TB dan Perkembangan Terkini,
Kumpulan Makalah Simposium Peran Sektor Swasta dalam Penerangan
Strategi DOTS pada Pemberantasan TB di Indonesia, Jakarta, 1999
Noor Nasri Nur . Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Pengantar Rineka
Cipta, Jakarta 1997.
Priyanti Zs, Bagaimana Dokter Mengenal TB Lebih Dini WHO the World Health
Eport 2000 Health System Improving Performance WHO 2000.
Soekanto, Sarjono, Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta, 1989
Soekidjo N. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta. 1997
Soeparman S.W. Ilmu Penyakit Dalam, Balai penebit FKUI, Jakarta. 2000.
Sutrisno, Bambang. Epidemiologi Lanjut. Dian Rakyat. Jakarta. 1990.
Zulkifli, Bahan Kuliah Epidemiologi Gizi, FKM UNHAS, Makassar, 2000
33
Pembimbing II
Ansariadi, SKM
Diketahui
Ketua Jurusan Epidemiologi
34
USULAN PENELITIAN
MUHAMMAD HALWI
K 111 00 747
35
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
ii
iii
C. Pendahuluan ...........................................................................................
b. Sejarah ..........................................................................................
c. Etiologi .........................................................................................
d. Patogenesis ...................................................................................
10
f. Diagnosis ......................................................................................
10
g. Pencegahan....................................................................................
14
14
i. Epidemiologi ................................................................................
15
16
16
17
18
19
20
21
E. Kerangka
Konsep
36
21
1. Dasar
Pemikiran
Variabel
yang
Diteliti
21
a. Umur
22
b. Jenis
Kelamin
22
c. Jenis
Pengobatan
23
d. Tingkat
Pendidikan
23
e. Pekerjaan
24
f. Perkawinan
25
2. Kerangka
Pikir
Variabel
yang
Diteliti
25
3. Defenisi
Operasional
dan
Kriteria
25
F. METODE
PENELITIAN
28
1. Jenis
28
Penelitian
Objektif
37
2. Lokasi
Penelitian
28
3. Populasi
29
4. Sampel
29
5. Cara
Pengumpulan
Data
29
6. Pengolahan
dan
Penyajian
Data
29
7. Analisa
Data
29
G. PERSONALIA
DAN
JADWAL
30
DAFTAR
PUSTAKA
31
PENELITIAN