Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
OLEH
NAMA:
ASTIN A. SEU
APRIANTO TANONE
KELAS:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan limpahan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
HIPOPITUITARISME. Makalah ini dibuat agar kami maupun pembaca dapat
memahami tentang Asuhan Keperawatan dan melakukannya dengan baik pada setiap
pasien atau klien.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
maupun pembaca. Terima kasih dan semoga Tuhan memberkati kita semua.
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
PATHWAY
KEPERAWATAN (WOC)
DAN
RESPON
MASALAH
2.5 KOMPLIKASI
1) Hipotiroidisme
2) Diabetes insipidus
3) Insufisiensi adrenal
4) Kematian
2.6 GEJALA KLINIK
a. Defisiensi gonadotropin (LH/FSH) pada wanita
1) Amenorea
2) Atrofi gonad
3) Penurunan rambut pubis/aksila
4) Dispareunia
5) Infertilitas
6) Libido berkurang
b. Defisiensi gonadotropin (LH/FSH) pada pria
1) Impotensi
2) Libido berkurang
3) Berkurangnya kekuatan otot
4) Pelunakan dan pelisutan testis
5) Retardasi pertumbuhan rambut sekunder
c. Defisiensi TSH
1) Intoleransi dingin
2) Toroksin rendah
3) Konstipasi
4) Letargi
5) Menstruasi tidak teratur
6) Kulit kering, pucat, dan gembung
7) Proses berpikir lambat
8) Bradikardi
9) Retardasi pertumbuhan pada anak-anak, walaupun sudah ditangani
d. Defisiensi GH
1) Kegagalan pertumbuhan/dwarfisme pada anak-anak
2) Fatigue
3) Osteoporosis
4) Kulit keriput
5) Hipoglikemia
e. Defisiensi kortikotropin
1) Letih/lemah
2) Fatigue
3) Nausea, fomitus, anoreksia
4) Berat badan menurun
5) Hipotermi
6) Hipotensi saat stres
7) Depigmentasi kulit dan puting susu
f. Defisiensi prolaktin
1) Laktasi postpartum tidak ada
2) Amenorea
3) Rambut aksila dan pubis yang jarang
g. Defisiensi ACTH
1) Fatigue
2) Hipotensi ortostatik tanpa hiperpigmentasi kulit
3) Hipokalemia
4) Salt craving
5) Penurunan respon stres
2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan kadar tiroksin (T4): serum yang rendah mengindikasikan
penurunan fungsi kelenjar tiroid.
2) Pemeriksaan kimia darah: penurunan kadar kortisol, GH, kortikotropin,
TSH, LH, FSH, glukosa dan gonadotropin.
3) Pemeriksaan laboratorium: kadar glukosa serum puasa menurun.
4) RAIU: menurun
5) Radioimmunoassay: menunjukkan penurunan kadar beberapa atau semua
hormon pituitari plasma, yang disertai hipofungsi organ-akhir, kadar T4,
estrogen, dan testosteron rendah,menunjukkan kegagalan pituitari.
6) Uji provokatif: menunjukkan kadar kortisol rendah, kadar kortikotropin
rendah.
7) Pengukuran kadar hGH: menunjukkan kadar hGH yang rendah.
8) CT scan & MRI, rontgen dan angiografi serebral: memastikan adanya
tumor intraselular atau ekstraselular.
2.8 PENATALAKSANAAN
a. Terapi obat
1) Terapi penggantian hormon, yaitu kortisol, tiroksin, androgen,
estrogen siklik.
2) Somatrem yang identik dengan GH.
3) Penggantian hormon adrenal dan tiroid pada anak-anak (masa
pubertas dan hormon seks).
b. Terapi pembedahan: hipofisektomi dan reseksi kelenjar hipofise.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas: hipopituitarisme dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa, baik
pria maupun wanita. Pada anak-anak dapat menyebabkan Dwarfisme dan
keterlambatan pubertas.
b. Keluhan utama: keletihan/kelemahan, fatigue, nausea, fomitus, anoreksia,
penurunan berat badan, kulit keriput, dwarfisme, menstruasi tidak
teratur/amenorea, konstipasi.
c. Riwayat penyakit sekarang:
infeksi/inflamasi,
tumor,
penyakit
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
2.
Diagnosa
3.
Tujuan (Goal,
Keperawatan
Objective, Outcomes)
6.
Gangguan citra tubuh 7.
Goal:
a
8.
Klien
tidak
akan
b.d
dwarfisme
dan
mengalami gangguan citra
depigmentasi kulit
tubuh selama dalam perawatan.
9.
10.
Objective:
11.
Klien
tidak
akan
b
mengalami dwarfisme dan
depigmentasi kulit.
12.
13.
Outcomes:
14.
Dalam waktu 3x24 jam
perawatan:
1 Klien menerima perubahan
2
citra tubuh.
Klien berpartisipasi dalam
terhadap
4.
5.
Agar
perasaannya
rasakan
terhadap
perubahan.
15.
16.
Bantu klien menidentifikasi
yang
dapat
di
dengan
pengobatan.
18.
Dorong
pasien
untuk
oleh
dapat
klien
dengan
perubahan tubuhnya.
19.
Agar
klien
mampu
mengembangkan
dirinya
kembali
20.
21.
perawat
sehubungan
Rasional
positif
Intervesi
22.
c
terhadap
berpartisipasi
kelompok
dirinya
sendiri
26. Hambatan mobilitas
fisik b.d berkurangnya
kekuatan otot,
osteoporosis dan
kelemahan.
27.
28.
Goal:
a
Klien akan menurunkan
akan
pengurangan
dapat
mempertahankan
2
fungsi
Menunjukkan
posisi
peningkatan
dalam d
pendukung,
Membantu
mendapatkan
dukungan,
pemahaman,
profesi kesehatan.
Bantu
klien
menganti a
konseling tambahan.
Mengurangi
tekanan
posisi.
36.
37.
38.
39.
Dorong
kulit/jaringan
pasien
berpartisipasi
agar b
dalam
40.
Anjurkan klien mengunakan
jaringan/kerusakan
41.
Meningkatkan harga
diri;
aktifitas sehari-hari/sosial
kasur busa
dan
dan kemandirian.
42.
Menurunkan
kulit/jaringan;
perasaan
tekanan
membatasi
kelelahan
ketidaknyamanan umum.
dan
44.
45.
yang lemah
Goal:
Klien
mengalami
a
tidak
akan
disfungsi
seksual
dalam
fungsi
tidak
pasien
pribadi
saat ini
53.
66.
untuk
mengungkapkan
perasaan
secara
lingkungan
terbuka
yang
asuhan
67.
68.
54.
Berikan informasi tentang
55.
57.
52.
bertanya
tidak mengancam
c
untuk
disfungsi seksual
pasien
dan
mendorong
seksual
Pasien menyatakan perasaan
tentang
mengancam,
ini
untuk
dalam
perawatan:
1 Pasien menyatakan adanya
masalah
Tindakan
dorong
akan
kondisi individu
56.
58.
69.
c
70.
Fungsi seksual di pengaruhi
oleh
faktor
fisiologis/psikologis;
informasi membantu klien
memahami situasinya sendiri
59.
dan
60.
tindakan diekerjakan.
61.
71.
Anjurkan
klien
untuk d
mendiskusikan keluhannya
dengan
suami/istri
atau
lingkungan
yang
atau pasangan.
62.
Berikan edukasi
kepada e
mengidentifikasi
pasangan
yang
tentang
berdampak
pada
seksual
dapat
aktivitas
membantu
63.
64.
cedera
65.
82.
klien
Sarankan
rujukan
konselor
profesi
seksual
lainnya
mendapatkan
selanjutnya.
ke f
atau
dalam
penduan
penunjang
83.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
84. Tindakan keperawatan dilakukan dengan
mengacu
pada
rencana
102.
DAFTAR PUSTAKA
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
Infeksi/inflamasi,
penyakit granulomatosa, tumor, nekrosis
130.
hipoksik, kelainan kongenital, defisiensi hormon pelepas
131.
hipotalamus,
idiopatik, hipofisektomi, iradiasi, trauma
Penyebar
an
suprasel
132.
133.
Nyeri kepala
bitemporal,
gangguan
penglihatan
134.
Penekanan pd
kiasma optik
Kerusakan/kelainan
hipotalamus
135.
136.
Defisiensi GH
137.
Defisiensi LH
& FSH
138.
Kegagalan
pertumbuhan/dwarfi
139.
sme
140.
141.
142.
Amenorea, atrofi
gonad, rambut
pubis/aksila,
dispareunia,
infertilitas, libido,
impotensi,
pelunakan &
Defisiensi TSH
Hipotiroid,
menstruasi tidak
teratur
143.
Disfungsi
seksual
HIPOPITUITARISME
Defisiensi
kortikotropin/ACTH
Defisiensi prolaktin
Amenore, rambut
aksila & pubis jarang
B1
144.
B3
B2
B5
B6
Hipofungsi
korteks adrenal
Hipofungsi/disfungsi
hipofisis
145.
Kelenjar
adrenal tdk
memproduks
i adrenalin,
noradrenalin
& kortison
curah
jantung
Rangsanga
n pd
Rangsangan
pada pusat
pengaturan
panas/hipotala
pertumbuhan
jaringan lunak
Gangguan pada
otak
Vasodilatasi
Ketidakefe
ktifan
perfusi
jaringan
perifer
Pelepasan
mediator
Nyeri kepala
Nyeri akut
pelepasan
panas
Hipotermia
Proses berpikir
lambat,
fatigue,
respons stres
Gangguan
metabolisme
Nausea, BB,
fomitus, anoreksia,
hipoglikemi,
konstipasi
Ketidakefektif
an koping
Ketidakseimbanga
n nutrisi: kurang
dari kebutuhan
tubuh
Hiposekresi hormonhormon
kekuatan otot,
intoleransi dingin, letargi,
kulit kering, pucat,
keriput & gembung,
lemah, dwarfisme,
osteoporosis,
depigmentasi kulit
Konstipasi
Gangguan
citra tubuh
Hambatan
mobilitas fisik
Risiko
cedera