Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PEMBAHASAN
Masalah
utama
penyebab
terjadinya
91
92
tidak rata maka perlu ditinjau mengenai jumlah bahan peledak yang digunakan
dari masing-masing lubang ledak :
1.
Lubang Produksi
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, selain masalah pendangkalan
Peningkatan
jumlah
bahan
aktual
93
94
Gambar 5.1.
Total Explosive Variance Lubang Produksi
Sebagai contoh pada Gambar (5.1) terlihat bahwa untuk pattern 210-412
memiliki nilai total explosive variance terbesar yaitu 2.38 %, nilai (+)
menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah bahan peledak aktual.
2.
Lubang Trim
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, selain masalah pendangkalan
95
Gambar 5.2
Total Explosive Variance Lubang Trim
Sebagai contoh pada Gambar (5.2) terlihat bahwa untuk pattern 210-412
memiliki nilai total explosive variance terbesar yaitu 7,93 %, nilai (+) artinya
terjadi kenaikan jumlah bahan peledak aktual.
3.
Lubang Presplit
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, selain masalah pendangkalan
lubang ledak ditemukan adanya masalah mengenai jumlah bahan peledak aktual
yang tidak mencapai plan yang ditentukan, sehingga akan menyulitkan dalam
pembentukan rekahan hasil peledakan presplit.
Berikut ini merupakan data jumlah bahan peledak aktual lubang presplit,
yang tidak mencapai target (plan) yang ditentukan seperti ditunjukkan pada (Tabel
5.6) :
Tabel 5.6
Jumlah Bahan Peledak Aktual Vs Plan Lubang Presplit
96
Gambar 5.3
Total Explosive Variance Lubang Presplit
Sebagai contoh pada Gambar (5.3) terlihat bahwa untuk pattern 225-479
memiliki nilai total explosive variance terbesar yaitu -0,41 %, nilai (-) artinya
jumlah bahan peledak aktual tidak mencapai target (plan).
5.3.
1.
97
Lubang Trim
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, geometri trim aktual perlu
98
99
terjadinya overbreak dan diperoleh kualitas dinding lereng batuan yang stabil dan
rata, sebagai berikut :
1.
aktual yang disesuaikan dengan kedalaman aktual. Pada lubang produksi perlu
dilakukan kontrol terhadap perbandingan yang digunakan dalam pengisian bahan
peledak aktual. Pengontrolan terhadap jumlah bahan peledak aktual bertujuan
untuk mencegah terjadinya overcharging yang dapat menimbulkan overbreak
pada dinding lereng batuan yang akan dibentuk.
3. Pencapaian Lubang Presplit
Metode presplit merupakan salah satu metode peledakan terkontrol yang
paling baik dalam menghasilkan kualitas dinding lereng batuan yang stabil dan
rata. Salah satu faktor utama keberhasilan presplit berdasarkan ukuran spacing.
Ukuran spacing desain yang diterapkan perusahaan termasuk kategori rapat yaitu
1,25 m, apabila ukuran spacing semakin rapat maka akan semakin memudahkan
dalam membentuk rekahan yang menghubungkan antar lubang presplit. Berikut
ini contoh masalah yang ditemukan di lapangan berkaitan dengan pengaruh
spacing pada lubang presplit, ukuran spacing yang terlalu besar disebabkan oleh
100
adanya lubang yang tidak dibor sesuai dengan plan yang ada, dapat dilihat pada
(Gambar 5.4 dan Gambar 5.5)
Gambar 5.4
Pengaruh Spacing Terhadap Keberhasilan Metode Presplit
Gambar 5.5
Dinding Yang Terbentuk Akibat Pengaruh Spacing Yang Tidak Rapat
Rekahan yang dihasilkan pada metode presplit berfungsi sebagai bidang
bebas baru bagi lubang produksi di sisi dinding lereng batuan yang akan dibentuk,
agar tidak menghasilkan kerusakan berupa overbreak. Untuk menunjang
keberhasilan metode presplit maka perlu dilakukan pengontrolan terhadap kualitas
pengeboran lubang ledak, terutama terhadap ukuran spacing. Jika jumlah lubang
yang dibor tidak sesuai dengan jumlah lubang plan, maka dampaknya akan
menyulitkan distribusi energi dari bahan peledak untuk membentuk rekahan yang
menghubungkan antar lubang presplit karena jarak spacing semakin besar.
4. Pengontrolan Terhadap Air Tanah
101
102
Gambar 5.6
Pemompaan Air Tanah Dalam Lubang Bor Menggunakan Legra Pump
Gambar 5.7
Horizontal Drilling
103