Está en la página 1de 17

MAKALAH KARATE

DISUSUN
Oleh :
NAMA
NIM

: DHYMAS PRASETIO AFANDI


:

PROGRAM STUDI .
FAKULTAS
UNIVERSITAS JAMBI
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. makalah ini dibuat sebagai Media untuk
menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami kesulitan
dalam melakukan perkuliahan mata kuliah karate . Oleh karena itu, saya berharap dengan adanya
makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan karate.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini
masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, demi penempurnaan makalah ini saya
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dan
mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Jambi, 8 Oktober 2013
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................
C. TUJUAN.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. TEKHNIK KARATE..........................................................................................................
- PERTANDINGAN KARATE............................................................................................
B. LAPANGAN DAN PERALATAN....................................................................................
C. FALSAFAH KARATE.......................................................................................................
D. ALIRAN KARATE....
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke
Jepang lewat Okinawa.
Pada umumnya, karate lebih digambarkan dengan gerakan serangan dan belaan kaki dan tangan
secara menyeluruh. Konsep yang diamalkan adalah berdasarkan kepada kefahaman umum
adalah serangan-serangan lurus dan mendatar. Variasi belaan juga adalah lebih kepada kaedah
mudah yang mana apabila difikirkan secara mudah, karate adalah satu seni yang ringkas dan
lebih berpandukan kepada konsep 'tinju' teratur. Pandangan inilah yang menjadi faktor kesilapan
kepada persepsi seni karate itu sendiri.
Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote yang berarti seperti Tangan China. Waktu karate
masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei
Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi
karate (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari
atas dua kanji. Yang pertama adalah Kara dan berarti kosong. Dan yang kedua, te, berarti
tangan'. Yang dua kanji bersama artinya tangan kosong (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo
Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam
pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja.
Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai
negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk
dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF.
Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan
nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International
Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan
WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda
dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".

Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:


1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan
menangkis.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga.
Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga
lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
B.

Rumusan Masalah
Mengetahui cara cara melakukan pertandingan karate
Mengetahui tata cara karate
Bagai mana peraturan karate

C.

Tujuan
Dapat mengetahui Tentang Karate
Dapat mengetahui peraturan Karate

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan
Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti
tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
1.

Kihon
Kihon ( : , Kihon) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate
harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite. Pelatihan Kihon
dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat).
Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan
menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Kuda-kuda (dachi) : adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting, karena Kudakuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah macam-macam kuda-kuda
yang di pelajari dalam Karate.

Hachiji-Dachi

: Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )

Zen-Kutsu-Dachi

: Kuda-kuda berat depan

Ko-Kutsu-Dachi

: Kuda-kuda berat belakang

Hangetsu-Dachi

: Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )

Heisoku-Dachi

: Kuda-kuda berat tengah tetapi kedua kaki rapat ( Kata Unsu )

Neko-Ashi-Dachi

: Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )

Sanshin-Dachi

: Kuda-kuda berat tengah

Sochin-Dachi

: Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )

Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda, karena
pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau tendangan. Berikut ini
macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.

Oi-Zuki-Chudan

: Pukulan ke arah Perut atau ulu hati

Oi-Zuki-Jodan

: Pukulan ke arah kepala

Kisame-Zuki

: Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah

Gyaku-Zuki

: Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah

Ura-Zuki

: Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke

Morote-Zuki

: Pukulan dan dorongan

Agi-Zuki

: Pukulan dengan tangan bagian dalam bentuknya seperti Agi-Uke

Choku-Zuki

: Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi

Kage-Zuki

: Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan

Tate-Zuki

: Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke

Yama-Zuki

: Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan

Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan

Tetsui-Uchi

: Tangan palu

Uraken-Uchi

: Pukulan menyamping

Haishu-Uchi

: Tangan pedang

Haito-Uchi

: Tangan pedang

Empi

: Sikutan

Shuto-Uchi

: Tangan pedang

Tate-Shuto

: Tangan pedang

Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate
bisa juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam
sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada

pertarungan dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam
Karate.

Mae-Geri

: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan

Mawashi-Geri

: Tendangan dengan Kaki bagian atas

Yoko-Geri-Kekome : Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )

Yoko-Geri-Keange

Usiro-Geri

: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )

: Tendangan ke belakang

Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi badan kita
haruslah menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan
atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah
tangkisan dalam karate :

2.

Gedan Barai

Soto-Ude-Uke

Uchi-Ude-Uke

: Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.

Agi-Uke

: Tangkisan atas

Shuto-Uke

: Tangkisan tangan pedang

Juji-Uke

: Tangkisan dengan kedua tangan disilang

Morote-Uke

: Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki

: Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.


: Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.

Kata
Kata (:) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan
latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung.
Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda. Dalam Kata ada yang
dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar
Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai
contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu.
Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk
putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak
selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan
oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi
dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk
dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata
yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu,
dengan perincian sebagai berikut:
- Shotokan : Kankudai dan Jion.
- Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
- Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
- Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF,
hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di
atas.
3.

Kumite
Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat
lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid
tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi
mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran
olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai
tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak
mencederai kawan bertanding.
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan
dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem
pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada
atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3
menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu
tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai
seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk
melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan
tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.

Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate
dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang
dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite
atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti
bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
Pertandingan Karate
Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
a.
Kumite (perkelahian) putera dan puteri
b. Kata (jurus) putera dan puteri
a.

Kumite
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan
dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem
pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada
atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3
menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu
tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai
seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
b. Kata
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk
putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak
selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan. Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata
perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan
Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai
lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
B. Lapangan dan Peralatan
1.

Luas Lapangan
Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1
meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF,
idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi
kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai
dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan
dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan,
sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa

ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena
bertanding efektif.
2. Peralatan Karate
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
2. Pelindung tangan
3. Pelindung tulang kering
4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
o Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
o Pelindung tubuh untuk kontestan putri
o Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
7. Seragam wasit/juri
o Baju putih
o Celana abu-abu
o Dasi merah
o Sepatu karet hitam tanpa sol
8. Papan nilai
9. Administrasi pertandingan
10. Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu
(stop watch).
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindugn selangkangan
untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

C. Falsafah Karate
1. Rakka (Bunga yang berguguran)
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik
pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu
teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke
atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada
orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik
menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan
tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah
cukup untuk membela diri.
2. Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih
agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk
mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang,
kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar
batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
D. Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliranaliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar
JKF" adalah sebagai berikut:
1. Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi
merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan
merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah
dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat
membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan
yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani
langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2. Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan
merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang
panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke
Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak
teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang

menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam
pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga
Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya
dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Gojuryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak
rapat.
3. Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang
diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain.
Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan,
Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli
Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti
Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4. Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu
Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan.
Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian
persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan
prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan
tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan
teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam
pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan
peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara
lain adalah:
1. Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini
sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan Karate di
seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama.
Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate,
dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa
pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih
jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran karate
paling keras. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi,
dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri
telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10
kumite berturut-turut.

2. Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine
yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga
adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan
Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa
Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan
Rokushaku Bo.
3. Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China,
karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China.
Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian,
terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karate ( ) atau karate-do merupakan salah satu seni bela diri timur. Pada umumnya,
karate lebih digambarkan dengan gerakan serangan dan belaan kaki dan tangan secara
menyeluruh. Konsep yang diamalkan adalah berdasarkan kepada kefahaman umum adalah
serangan-serangan lurus dan mendatar
Serangan biasa ditujukan kepada pertemuan urat walaupun hanya untuk tumbukan dan belaan.
Terdapat pelbagai variasi tumbukan dan gerakan tumbukan yang mana amat sukar untuk ditahan
atau ditangkis, ditangkap dan kunci. Tumbukan bergaris dan membulat adalah digunakan secara
serentak dan tidak mempunyai penamat yang mutlak. Kebanyakan karate yang diperkenalkan
pada masa kini merupakan satu olahan kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu seperti
kempo dan sebagainya
B. Saran
Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan
alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan
yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri
semakin meningkat. Jadi kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari
gangguan orang lain.

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli

Pengertian Pendidikan Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003 : 16) ,menjelaskan bahwa :


"Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Pengertian Pendidikan menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002 :263).
menjelaskan bahwa :"Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
proses, cara, perbuatan mendidik.
Pengertian Pendidikan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 1. menjelaskan bahwa :"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian Pendidikan menurut John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M). menjelaskan
bahwa :"Pendidikan adalah meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk
dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada
tingkat kesempurnaan.

Pengertian Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional


Indonesia). menjelaskan bahwa :"Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anakanak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Pengertian Pendidikan menurut John Dewey, Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan
makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang
dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk
menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari
orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Pengertian Pendidikan menurut Edgar Dalle, menjelaskan bahwa :"Pendidikan adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan
hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
Pengertian Pendidikan menurut M.J. Longeveled. menjelaskan bahwa :"Pendidikan adalah
usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada
kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri.
-Pengertian Pendidikan menurut Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup
tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) , menjelaskan bahwa : Pendidikan
itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera
kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban
yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.
Pengertian Pendidikan menurut Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M)
menjelaskan bahwa : "Pendidikan adalah membantu perkembangan masing-masing dari
jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan.

Pengertian Pendidikan menurut Prof. Richey dalam bukunya Planning for teaching, an
Introduction to Education menjelaskan bahwa : "Pendidikan adalah yang berkenaan dengan
fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama
membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan tanggung
jawabnya di dalam masyarakat.
Dari beberapa pengertian para tokoh di atas maka dapat disimpulkan, bahwa : " Pendidikan
adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan/disampaikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak-anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain (Langeveld).

También podría gustarte