Está en la página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial. Mereka hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan
berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama
dengan manusia adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat
dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak
dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus
memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa
yang terjadi di dalam dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat jelas dan
mudah dipahami orang lain, namun terkadang makna itu buram, tidak dapat dipahami dan bahkan bertentangan
dengan makna sebelumnya. Dengan memahami komunikasi maka orang dapat menafsirkan peristiwa secara lebih
fleksibel dan bermanfaat.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada
komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal.
Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang
disampaikan. Contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh
seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan
secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan
menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak
efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu
bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan
tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan
yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non verbal sendiri
di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.
B.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut :
1.

Apa pengertian komunikasi verbal dan non verbal ?

2.

Apa perbedaan komunikasi verbal dan non verbal ?

3.

Apa hambatan dari komunikasi interpersonal ?

4.

Bagaimana strategi meningkatkan komunikasi interpersonal ?

C. Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan informasi mengenai
kewajiban-kewajiban apa itu komunikasi verbal dan non verbal.
Secara khusus tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Interpersonal
Employee Relation. Dan selanjutnya ingin mendapatkan nilai tugas kelompok dan nilai presentasi terkait mata kuliah
tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Komunikasi Verbal

1.

Pengertian Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal, baik secara lisan maupun tertulis.
Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan
bicara yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara
sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara verbal.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada
komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal.
Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang
disampaikan.
Prakteknya, komunikasi verbal bisa dilakukan dengan cara :
a.

Berbicara dan menulis.

Umumnya untuk menyampaikan, orang cenderung lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing ). Selain
karena praktis, speaking dianggap lebih mudah menyentuh sasaran karena langsung didengar komunikan. Namun
bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan
pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula penyampaian writing. Semisal penyampaian bussines report.
Sangat tidak mungkin jika hanya disampaikan dengan berbicara.
b.

Mendengarkan dan membaca.

Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan
aktivitas penerimaan informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan membaca
(reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di antara kalangan bisnis yang tidak memiliki

kemampuan dan kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering
hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang tercerna dengan baik.

contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang
bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung
antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media
surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
Komunikasi verbal ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

2.

Disampaikan secara lisan / bicara atau tulisan


Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah
Kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal

Fungsi bahasa sebagai Bentuk Komunikasi Verbal

Bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan alunan
untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
a)
b)
c)
d)

Untuk mengartikulasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan manusia.


Untuk membina hubungan yang baik diantara sesame manusia.
Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Menurut Larry Barker (Mulyana, 243) bahasa memiliki 3 fungsi sebagai berikut:
Penamaan (naming/labeling)
Penamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi
objek, tindakan, atau orang yang menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam berkomunikasi
a.

Interaksi

Fungsi interaksi merujuk pada berbagai gagasan dan emosi yang dapat mengunadang simpati pengertian ataupun
kemarahan dan kebingugan
b.

Transmisi Informasi

Yang dimaksud dengan fungsi transmisi informasi adalah bahwa bahasa merupakan media untuk menyampaikan
informasi kepada orang lain. Bahasa merupakan media transmisi informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui
bahasa dapat disampaikan informasi yang menghubungkan masa lali, masa kini, masa depan sehingga memungkinkan
adanya kesinambungan budaya dan tradisi.
3.
a.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal


Faktor Intellegensi

Orang yang memiliki intellegensi yang tinggi biasanya memiliki banyak pembendaharaan kata dibandingkan orang
yang memiliki intellegensi rendah.
b.

Faktor budaya

Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di Indonesia yang memiliki keragaman suku. Suku Sunda,
Batak memiliki bahasanya masing-masing.
c.

Faktor Pengetahuan

Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang bersangkutan untuk berbicara lancar dengan
pembendaharaan kata yang banyak
d.

Faktor Kepribadian

Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit berbicara pada orang lain disebabkan tidak terbiasa
berkomunikasi.
e.

Faktor Biologis

Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.


f.

Faktor Pengalaman

Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang lain, individu atau massa, akan dapat berbicara secara
lancar.

B.

Komunikasi Nonverbal

1.

Pengertian Komunikasi Nonverbal

Beberapa pengertian dan pendapat Komunikasi nonverbal dari beberapa ahli diantaranya :
-

(1)
(2)
(3)
(4)

Menurut Edward Sapir, Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak di mana
pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua (an elaborate code that is written
nowhere, known to none, and understood by all).
Molandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi: komunikasi antar budaya memberikan batasanbatasannya sebagai berikut :
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata.
Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara
Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain
Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak, isyarat, bau, perilaku
mata dan lain-lain.

Dapat disimpulkan bahwa Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) Komunikasi nonverbal adalah proses
komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah
menggunakangerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya
emosi, dan gaya berbicara.
Contoh :
a.

Sentuhan

Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus,
pukulan, dan lain-lain.
b.

Gerakantubuh

Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap
tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk
mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan,
c.

Vokalik

Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada
bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.

d.

Kronemik

Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu
dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang
dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
Contoh Komunikasi Non Verbal :
Pertama saya lihat dari apotek K24. Menurut saya logo apotek K24 dengan background hijau muda terlihat lebih fress
dan lebih terang. Dengan tulisan K24 putih dan merah, warna- warna cerah sangat menarik. Tulisan yang besar jelas
akan lebih mudah terbaca dari sisi manapun. Mudah terbaca dan mudah dimengerti bahwa apotek ini buka 24 jam nonstop. Dan logo tersebut jelas menandakan bahwa tempat itu adalah apotek. Dan konsumen juga akan mudah apabila
mencari obat atau butuh obat malam - malam.
2.

Adapun ciri-ciri komunikasi nonverbal diantaranya :


-

3.

Disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement), postur/lipologi, pembahasa,


kinesic/sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, waktu, consumer product dan artefak
Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu arah
Kualitas proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang lain
Fungsi Komunikasi Nonverbal

Fungsi pesan nonverbal dalam hubungannya dengan pesan verbal menurut Mark L. Knapp (1972: 9-12) dalam
(Herlina Tanpa tahun) ada lima, yaitu:
C.

Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah
mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda
memuji prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata Hebat, kau memang hebat.
Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda
menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan
betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

Perbedaan Antara Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal

Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal, kita dapat melihat tabel mengenai tipetipe komunikasi berikut ini
Komunikasi

Vokal

Non Vokal Komunikasi verbal

Bahasa Lisan (spoken words)


Bahasa Tertulis (written words)
Komunikasi nonverbal
Nada Suara (tone of voice). desah (sighs), jeritan (screams), kualitas vokal (vocal quality)
Isyarat (gesture) gerakan (movement) penampilan (appearance), ekspresi wajah (facial expression)
D.

Hambatan Komunikasi Interpersonal

Dalam komunikasi antar personal terdapat beberapa hambatan yang ada, hambatan-hambatan tersebut antara lain
sebagai berikut:
Status effect

Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang
lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau
takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan
gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah
komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh :
pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan
perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi
perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu
organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti
berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata jangan dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku
jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya :
suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat
ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan
tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer
menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan
tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Selain itu juga terdapat beberapa hambatan komunikasi antar personal yang biasanya terjadi, antara lain adalah:
Tujuan yang tidak jelas : Dalam komunikasi harus ada kejelasan dalam berhubungan agar ada tujuan yang pasti,
apabila tidak ada tujuan yang jelas akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya miss komunikasi yang dapat
memecahkan hubungan antar sahabat ataupun hubungan antar personal yang lainnya.
Penipuan : Hambatan komunikasi yang lain adalah penipuan. Dalam sebuah komunikasi bila terjadi penipuan akan
merusak keakraban yang sudah terjadi dan sudah terpelihara selama ini.
Sisi historis / pengalaman : Setiap orang pasti memiliki pengalaman sendiri-sendiri. Apabila dari pengalaman orang
yang satu dengan yang lain tidak ada titik temu maka terjadi kesalahpahaman. Dan bila orang yang bersangkutan tidak
segera memperbaiki bisa saja terjadi perusakan yang berakhir dengan pemutusan suatu hubungan atau komunikasi.

Menganggap enteng lawan bicara : Dalam suatu komunikasi atau hubungan kita harus bisa menghormati antar
personal agar tercipta suatu hubungan yang harmonis. Tapi apabila tidak ada rasa saling menghormati maka akan
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya pemutusan hubungan.
Mendominasi pembicaraan : Komunikasi dua arah akan berhasil bila kita saling mengisi dan melengkapi. Bila ada
seorang yang lebih mendominasi suatu pembicaraan, komunikasi tersebut tidak akan efektif dan tidak akan berjalan
dengan lancar.
Pihak ketiga : Ketika terjadi komunikasi dua arah jangan sampai ada pihak ketiga yang datang karena pihak ketiga
atau orang yang tidak diundang dapat merusak suatu komunkasi yang sudah terbina dari awal. Hal ini dapat terjadi
karena pihak ketiga tidak tahu dari awal apa yang terjadi dalam komunikasi dua arah yang sebelumnya dan bisa
merusak sedikit demi sedikit komunikasi atau hubungan yang sudah tercipta sebelumnya.
Pada tiap personal terjadi proses komunikasi yang bertujuan untuk mengenali satu dengan lainnya, maka dari itu
komunikasi yang terjalin harus terdapat pengertian serta kepercayaan antar personal, selain itu terdapat beberapa
komponen yang harus dijaga untuk menjaga hubungan komunikasi agar tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat
mengakibatkan perusakan atau pemutusan hubungan.
E.

Strategi Meningkatkan Komunikasi Interpersonal

Menurut Roger hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut :
1.

Bertemu satu sama lain.

2.
Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara
berarti.
3.

Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan.

4.

Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.

5.
Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecendrungan gangguan
arti.
6.

Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap orang lain.
a.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pace dan Boren (1973) mengusulkan cara-cara untuk menyempurnakan hubungan interpersonal. Hubungan
interpersonal cenderung menjadi sempurna bila kedua pihak mengenal standar berikut :
Mengembangkan suatu pertemuan personal yang langsung satu sama lain mengkomunikasika perasaan
secara langsung.
Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati secara tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan
diri.
Mengkomunikasikan suatu kehangatan, pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya
mendengarkan dan berespon.
Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan
nonverbal.
Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar,menghargai secara positif satu sama lain melalui respon yang
tidak bersifat menilai.
Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan iklim yang mendukung melalui konfrontasiyang bersifat
membangun.
Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dan memberikan respon yang relevan.

Pada pernyataan dan preposisi di atas terdapat satu kesamaan iklim yang mendukung harus ada agar hubungan
interpersonal dapat dijaga dan disempurnakan. Lingkungan yang mendukung dalam lingkungan sekolah maksudnya,
kepala sekolah mendukung, ramah tamah, bersifat membantu, baik dan tegas, tidak pernah mengancam,
memperhatikan sungguh-sungguh keadaan guru, karyawan beserta siswanya, dan berusaha keras melayani perhatian
yang baik dari guru, karyawan beserta siswanya, menunjukkan kepercayaan dan memotivasi.
Cara Meningkatkan Interpersonal Skill

1.
Mengatasi persepsi negative. Sebelum bertindak kita harus melihat sesuatu dari sudut pandang kita, melihat dari
sudut pandang orang lain, melihat dari sudut pandang netral/tidak memihak, dan tidak mencampuradukan emosi
pribadi. Hal ini untuk membantu kita berpikir terlebih dahulu sebelum menilai dan menyertakan emosi. Kita melihat
masalah dari tiga sudut pandang berbeda. Hal ini membuat kita menjadi lebih empati sehingga mengatasi persepsi
negative. Untuk mempunyai kemampuan ini kita harus memiliki kemampuan mendengar. Untuk memahami kita perlu
mendengarkan, mendengarkan dnegan penuh perhatian.
2.
Menerima pesan dengan baik dengan cara mendengarkan. Mendengarkan bukan hanya secara harfiah
menggunakan telinga, namun lebih luas, yaitu memberikan perhatian terhadap sesuatu, bukan hanya terhadap suara
semata. Pentingnya mendengar dinyatakan dalam berbagai penelitian, salah satunya menyatakan bahwa kemampuan
mendengarkan jauh lebih penting daripada kemampuan berbicara, kemampuan mendengarkan harus dimiliki oleh
semua orang, dalam diri pekerja, manajer, eksekutif, atau hubungan personal.
Alasan untuk mendengarkan adalah:
a. Untuk memahami dan memperoleh informasi. Orang yang menguasai informasi akan memiliki kesempatan
lebih besar untuk sukses.
b. Analisis terhadap kualitas informasi. Kemampuan ini dibutuhkan agar dapat bertindak lebih tepat.
Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima,
kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu
kondisi atau keadaan dapat diambil.
c. Membangun dan memelihara hubungan. Orang yang memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik akan
memiliki hubungan lebih baik dengan sesamanya, dan juga sebaliknya.
d. Menolong orang lain, kemampuan mendengarkan dimiliki agar dapat memahami orang lain dan pada akhirnya
dapat menolong orang lain. Beberapa profesi mewajibkan kompetensi mendengarkan untuk dimiliki dengan
baik, contohnya dokter, pengacara, psikolog, guru, atau lainnya.
a. Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan adalah dengan cara: membuat kontak mata dengan
pembicara, hindari gerakan atau komunikasi nonverbal yang justru mengganggu atau tidak sesuai dengan
maksud kita untuk mendengarkan, mengajukan pertanyaan, mengungkapkan kembali/konfirmasi, hindari
interupsi, jangan berbicara terlalu banyak, membuat transisi yang baik antara menjadi pendengar yang baik
dengan pembicara yang baik, empatik.
3.
Menekan ego pribadi kita. Perbedaan antara individu akan selalu ada, entah itu perbedaan pkitangan, perbedaan
kepentingan, dan lainnya. Dengan menekan ego pribadi, maka kita dapat belajar untuk mencoba memahami orang
lain. Setiap orang punya keunikan masing-masing, dan kita harus menerima fakta tersebut.
4.
Pengetahuan juga punya peranan penting dalam berinteraksi. Ketika kita berusaha untuk mendekati orang lain,
kita dapat memanfaatkan knowledge yang kita miliki terkait dengan keunikan yang dimiliki orang tersebut. Contohnya
kita berkenalan dengan seorang musisi, supaya interaksi berjalan dengan baik maka kita dapat memulai pembicaraan
seputar musik. Intinya adalah membangun komunikasi yang dapat menciptakan jalinan hubungan baik dengan orang
lain.
5.
Memperhatikan juga bahasa non-verbal kita. Bahasa non-verbal dapat menyampaikan lebih banyak
dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ujaran (verbal
communication) orang acap menggunakan bantuan gerak-gerik anggota tubuh seperti mata, tangan, kepala, dll.
Kemampuan memanfaatkan anggota tubuh merupakan aset komunikasi dan bukan sekedar tampilan fisik. Jika
digunakan secara tepat dan benar akan menimbulkan rasa tenteram (bagi diri sendiri atau pendengar), memperjelas
bahasa ujaran dan sekaligus akan menghasilkan dampak positif yang mungkin tidak diduga. Sebagai contoh, cara
berdiri, bergerak, menatap, dan tersenyum yang dimanipulasikan sedemikian rupa akan memberi nuansa komunikatif
terhadap penampilan kata-kata.

Beberapa teknik sederhana yang dapat digunakan adalah:


Lakukan tatapan mata setiap saat, pada individu atau kelompok tertentu untuk memperoleh keyakinan bahwa mereka
memperhatikan isi yang sedang dibicarakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri sebagai pembicara. Jika keberanian
untuk melakukan hal ini belum ada, tujukanlah tatapan mata kebagian pendengar di barisan belakang. Kekhawatiran

itu akan terkikis sedikit demi sedikit selama berbicara sehingga akhirnya timbul keberanian menatap pada satu arah
pendengar tertentu. Jangan lupa memberi keseimbangan tatapan, berganti arah. Jangan sekali-kali menatap ke bahan
tertulis konten pembicaraan/menunduk selama berbicara.
Gunakan bahasa tangan untuk mengilustrasikan poin-poin ujaran yang disampaikan. Jika tidak terbiasa menggunakan
gerakan tangan sebagai aksentuasi, silangkan saja dibagian punggung (jika bicara sambil berdiri) atau di balik podium
(jika berdiri di mimbar). Jangan sekali-kali menggunakan gerakan tangan yang menunjukkan kegelisahan atau
sebaliknya membuat gerakan yang membuat pendengar menjadi tidak tenteram misal, memutar-mutar pulpen dengan
tangan atau mengetuk-ngetukkannya di meja selama berbicara.
Bergerak santai jika bicara sambil berdiri. Tapi jangan mondar mandir dari satu sisi ke sisi yang lain terlalu cepat
(seperti orang sedang adu lari) atau terlalu diatur (sehingga terkesan seperti pragawati).
Rileks dan santai, jangan tegang. Dalam berkomunikasi dihindari ada rasa beban. Kalau tidak akan terjadi ketegangan
dan ketidakteraturan berbicara. Dengan demikian interaksi komunikasi yang positif tidak terjadi.
Senyum dan senyum. Ini akan menimbulkan keyakinan pada diri sendiri dan rasa akrab bagi pendengar. Selalu
tersenyum sambil menceritakan suatu anekdot atau humor yang terkait dengan bahan pembicaraan akan membuat
pendengar benar-benar menikmati humor dan anekdot tersebut (paling tidak untuk sopan santun, mereka akan turut
tertawa juga). Dan ini penting buat pembicara. Sebab, jika humor tidak bersambut akan mengakibatkan hilang kontrol
dan percaya diri pembicara juga akan hilang. Akhirnya, apa pun konten pembicaraan yang akan disampaikan maka
keberhasilannya akan bergantung pada kemampuan menggabungkan unsur isi pembicaraan, pengungkapannya dalam
bahasa ujaran, dan aksentuasinya dalam bentuk non-ujaran atau bahasa tubuh. Semua ini harus bersifat sinergis.
6.
Memperbanyak bertemu dengan orang-orang baru. Hal ini karena interpersonal skill yang terasah membutuhkan
suatu proses dan waktu yang panjang. sehingga harus selalu dilatih. Semakin banyak kita menjalin hubungan dengan
orang lain, maka interpersonal skill Kita akan semakin terasah.
7.
Menghindari judgement. Salah satu hambatan dalam menjalin komunikasi di awal adalah judgement. Ketika
judgement sudah ada, maka kita punya persepsi dan kesan mengenai orang lain, yang mungkin negatif. Oleh karena
itu, jangan biarkan judgement menahan kita untuk memulai komunikasi. Berikan kesempatan pada orang lain untuk
berinteraksi dengan kita.
8.
Open minded. Belajarlah untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain. Jangan langsung menolak
dengan keras `knowledge` baru yang berbeda dengan pengetahuan yang kita miliki. Berkomunikasilah dengan serius,
namun santai. Jika harus berdebat, lakukan dengan saling menghargai dan sopan.
9.
Empati. Empati adalah sikap dimana kita dapat menempatkan diri seolah-olah kita berada di posisi lawan bicara.
Bayangkan seolah-olah kita berada di situasinya., dan berikan respon yang tepat. Empati kita terhadapnya akan
menciptakan suatu hubungan yang positif. Empati ini harus terus menerus dilatih. Biasanya, orang yang punya
Emotional Quotient (EQ) tinggi, lebih pkitai dalam berempati.
10. Menghadapi konflik. Interpersonal skill kita sangat diuji ketika terjadi konflik. Kita dapat menjadi mediator dari
pihak-pihak yang berkonflik. Kumpulkan mereka, dan bantu untuk mengatasi konflik yang mengemuka. Lakukan
dengan kepala dingin, supaya komunikasi berjalan lancar, dan masalah bisa diselesaikan dengan baik. Kita harus
bersikap netral sekaligus bijak untuk dapat mengambil peran ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal menyangkut bagaimana kita berpersepsi, mempunyai konsep diri, atraksi interpersonal, dan
membentuk hubungan interpersonal. Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan diri sendiri, menemukan
dunia luar, membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, berubah sikap dan tingkah laku, untuk bermain dan
kesenangan, dan untuk membantu.

Keterampilan interpersonal adalah ketrampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan
perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Keterampilan interpersonal mencakup bagaimana diri kita mampu
membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain. Kemampuan
interpersonal sangat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kita terhadap orang lain, dan bagaimana kita
mempersepsikan diri kita. Ketika kita memiliki keterampilan interpersonal yang tinggi kita akan memiliki rasa percaya
diri yang tinggi, sehingga kita akan dihargai orang lain, dan pada akhirnya kita akan membangun hubungan yang
harmonis dengan orang lain. Dalam dunia kerja, keterampilan interpersonal yang tinggi akan membawa kesuksesan
dalam pekerjaan dan tentunya membawa keuntungan material dan spiritual. Cara meningkatkan interpersonal skill kita
dengan mengatasi persepsi negative, menerima pesan dengan baik dengan cara mendengarkan, menekan ego pribadi,
meningkatkan knowledge, memperhatikan juga bahasa non-verbal, memperbanyak bertemu dengan orang-orang baru,
menghindari judgement, open minded, empati, dan mengadapi konflik.
B. Saran
Karena interpersonal skill merupakan kemampuan yang dapat dilatih, maka sebaiknya kemampuan ini dilatih dalam
diri setiap orang, bukan hanya terbatas pada bidang keahlian tertentu seperti dokter, konselor, guru, pengacara, dsb.
Agar setiap komunikasi interpersonal yang terjadi dapat berjalan efektif, dengan penuh empati, saling menghargai dan
beresiko kecil menimbulkan konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Al-Aththar, Muhammad. 2012. The Magic of Communication. Jakarta; Zaman
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Raja Grafindo Persada
M. Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intra Personal dan Interpersonal. Yogyakarta; Kanisius
T. Wood, Julia. 2009. Communication in Our Lives. Boston; Wadsworth Cengage Learning
Sumber : Ronald B. Adler, George Rodman, Understanding Human Communica tion, Second Edition, hal.96.
Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
http://jibonkrocksite.blogspot.com/2013/11/studi-kasus-komunikasi.html#ixzz3SCtFuqAu
http://ayouk91.blogspot.com/2011/05/pentingnya-interpersonal-skill-dalam.html
http://inori-to-shigoto.blogspot.com/2010/06/sepuluh-langkah-meningkatkan-kemampuan.html
http://inspirasisamuel.blogspot.com/2010/06/10-cara-meningkatkan-skill.html
http://juninovita.blogspot.com/2013/10/upaya-meningkatkan-komunikasi.html
http://asruls21yahoo.blogspot.com/2011/06/hambatan-hambatan-komunikasi-yanag.html
https://www.academia.edu/6890068/Komunikasi_Interpersonal_dan_Intrapersonal

También podría gustarte