Está en la página 1de 15

JOURNAL READING

Nasal irrigation as an adjunctive treatment in allergic


rhinitis: A systematic review and meta-analysis
Kristina E. Hermelingmeier, M.D.,2 Rainer K. Weber, Ph.D.,1 Martin Hellmich,
Ph.D.,2 Christine P. Heubach, M.D.,2 and Ralph Mosges, Ph.D.2
American Journal of Rhinology & Allergy

Oleh :
Septiana Dewi Ardiana
1071156
Pembimbing :
dr. Eko Tavip Riyadi,
M.Kes. Sp. THT. KL
Pendidikan Klinik
Ilmu Kedokteran THT
FK UII / RSUD dr
Soediran Mangun Sumarso
WONOGIRI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Irigasi hidung sering direkomendasikan sebagai terapi tambahan non farmakologi dan
telah terbukti bermanfaat bagi rhinosinusitis akut maupun kronis dan pada pasien paska

operasi sinonasal. Rhinitis alergi ( RA ) menjadi permasalahan kesehatan global. Prevalensi


rhinitis alergi meningkat pada daerah dengan tingkat kepadatan sedang - berat. Sebagian
besar rhinitis alergi ( 40 % ) disebabkan karena alergi cuaca. Biaya yang dikeluarkan untuk
mengobati penyakit ini tidaklah sedikit. Rhinitis alergi berpengaruh terhadap kehidupan
sosial, kualitas tidur, waktu sekolah dan pekerjaan, yang menjadikan terapi pada rhinitis
alergi menjadi penting. Manajemen terapi pasien pada RA meliputi edukasi mengenai
avoidance ( menghindari alergen ) selain penggunaan obat - obatan farmakoterapi dan
imunoterapi terhadap alergen spesifik. Sebagian besar pasien penderita RA tidak
mendapatkan terapi yang adekuat dan banyak paramedis yang meresepkan terapi tidak sesuai
dengan panduan tata laksana RA yang terbaru
Dengan adanya hal tersebut dia atas, maka pendekatan terapi non farmakologi menjadi
sangat penting. Salah satu pendekatan tersebut yaitu irigasi hidung ( nassal irrigation )
menggunakan cairan saline, seperti yang direkomendasikan oleh international guidelines
and reviews sebagai terapi tambahan AR yang sampai saat ini belum dapat terbukti
manfaatnya.
1.2. Permasalahan
a. Rhinitis alergi ( RA ) menjadi permasalahan kesehatan global. Prevalensi rhinitis alergi
meningkat pada daerah dengan tingkat kepadatan sedang - berat.
b. Irigasi hidung sering direkomendasikan sebagai terapi tambahan non farmakologi dan
telah terbukti bermanfaat bagi rhinosinusitis akut maupun kronis dan pada pasien paska
operasi sinonasal.
c. Rhinitis alergi berpengaruh terhadap kehidupan sosial, kualitas tidur, waktu sekolah dan
pekerjaan, yang menjadikan terapi pada rhinitis alergi menjadi penting
d. Sebagian besar pasien penderita RA tidak mendapatkan terapi yang adekuat dan banyak
paramedis yang meresepkan terapi tidak sesuai dengan panduan tata laksana RA yang
terbaru
e. Irigasi hidung merupakan terapi non farmakologi yang dianjurkan dalam panduan tata
laksana internasional sebagai terapi pelengkap rhinitis alergi, namun sampai sekarang
belum ada bukti yang cukup kuat mengenai manfaat tersebut
1.3. Tujuan
Mengetahui efek irigasi hidung pada gejala rhinitis alergi dan kulitas hidup pasien dengan
rhinitis alergi
1.4. Pertanyaan penelitian
Apakah irigasi hidung berpengaruh terhadap gejala dan kualitas hidup pasien dengan rhinitis

alergi ?
1.5. Hipotesis
Irigasi hidung dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
rhinitis alergi

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan sebuah sistematic pencarian dari Medline, Cochrane

Central Register of Controlled Trial dan ISI Web Science database dari literatur yang
diterbitkan dari tahun 1994 sampai 2010 dengan terapi irigasi hidung pada pasien rhinitis
alergi. Metode retrospective, randomized, controlled trial digunakan untuk mencari efek
irigasi hidung terhadap empat parameter outcome yang berbeda. Evaluasi penelitian
difokuskan pada parameter primer ( skor gejala ) dan parameter secondary ( konsumsi obat obatan, waktu clearance mukosa siliaris dan kualitas hidup ).
2.2. Sample, waktu dan tempat penelitian
Sampel penelitian yang digunakan adalah orang dewasa, wanita hamil dan anak - anak
yang telah terdiagnosis rhinitis alergi yang disertai dengan skin tes ( prick test ) dan tes
darah. Penelitian dilakukan di Jerman.
2.3. Kriteria inklusi dan eklusi
2.3.1 Kriteria inklusi
- Penelitian menggunakan desain prospektif dan sekurang - kurangnya mempunyai level
evidence IIa
- Penelitian berisi tentang penggunaan irigasi hidung dengan larutan saline sebagai
terapi rhinitis alergi cuaca maupun tahunan
- Subjek penelitian yang digunakan adalah orang dewasa, wanita hamil dan anak - anak
yang telah terdiagnosis rhinitis alergi yang disertai dengan skin tes ( prick test ) dan
tes darah
- Intervensi yang dilakukan adalah irigasi hidung dengan cairan maupun dengan uap
2.3.2 Kriteria eklusi
- Informasi mengenai metode penelitian, subjek, intervensi yang dilakukan grup kontrol,
parameter konrol dan diagnosis salam penelitian tidak lengkap. Hal ini dilakukan
oleh dua badan independent.
2.4. Cara penelitian
Penelitian ini menggunakan mesin pencarian data dari MEDLINE (Medical Literature
Analysis and Retrieval System Online), CENTRAL (Cochrane Central Register of
Controlled Trials), EMBASE (Excerpta Medica Database), and Web Of Science (ISI Web of
Knowledge). Pencarian mengenai topik rhinitis alergi, irigasi hidung dan terapi.
Menggunakan kata kunci allergic rhinitis, saline irrigation, intranasal lavage, saline
solutions, nasal douche, nasal rinsing, nasal saline, nasal saline wash, treatment dan saline
treatment. Menggunakan kombinasi AND dan OR, penelitian

yang

randomized controlled trial, diterbitkan di Jerman dan Inggris

dan

subjek penelitiannya.

diambil
manusia

hanya
sebagai

BAB III
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan peneltian, didapatkan sebanyak 10 hasil penelitian yang memenuhi
kriteria. Dari 10 hasil penelitian didapatkan hasil :

1. Jumlah partisipan dalam penelitian


Jumlah

awal

penelitian

yang

ditemukan

sebanyak 11.500 penelitian, yang kemungkinan


memenuhi artikel yang relevan sebanyak 50.
Setelah dilakukan analisis berdasarkan pada
kriteria inklusi dan eklusi terdapat 10 jurnal
yang memenuhi kriteria.

2. Nasal symptom score

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Geravello, Klimek Li, Barberi, Cingi dan
Rogkakao dapat disimpulkan bahwa penggunaan irigasi hidung dapat mencegah perkembangan
dari gejala rhinitis alergi, yaitu dengan rentang nilai 3,150 - 70,492 %.
3. Konsumsi obat - obatan

Konsumsi obat - obatan didasarkan pada penelitian Cordray dan Rogkaku, dimana pada
kedua penelitian ini didapatkan hasil bahwa terapi tambahan irigasi hidung dapat menurunkan
penggunaan obat - obatan dengan nilai 24,154 - 100 %.
4. Mucociliary Clearance Time ( MCT )

Mucociliary Clearance Time ( MCT ) digunakan sebagai indikator berfungsi tidaknya


fungsi mukosa hidung, hal ini dihitung sebelum dan sesudah penggunaan irigasi hidung.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Barbieri dan LI, didapatkan fungsi MCT
meningkat sebesar 2,667 - 31,60 %.

5. Kualitas hidup

Penelitian mengenai kualitas hidup sebelum dan sesudah dilakukan irigasi hidung pada
rhinitis alergi dilakukan oleh Cordray dan Rangkakou, setelah dihitung didapatkan peningkatan
kualitas hidup sebesar 29,846 - 37,476 %.
6. Penggunaan irigasi nasal dibanding dengan yang tidak menggunakan irigasi nasal

Perkembangan relative dari symptom score pada masing - masing grup ( grup yang
melakukan irigasi hidung dengan grup yang tidak melakukan irigasi hidung ) hasilnya
bervariasi, yaitu nilai 4,833 - 70 % dengan rata - rata 32,268 %.
7. Larutan isotonik dibanding hipertonik
Berdasarkan pada literatur, larutan isotonik umumnya lebih banyak digunakan
dibandingkan larutan hipertonik. Alasan penggunaan ini karena pada larutan isotonik transport
mukosilia dapat bekerja optimal pada pH netral. Berdasarkan hasil penelitian hanya garam
tertentu ( Salsomaggiore dan sea water gel ) dan larutan isotonik yang dapat menginduksi

10

gerakan silia dalam MCT. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa perkembangan
MCT pada larutan garam tertentu sebesar 30,6 - 45 %, sedangkan pada penggunaan larutan
isotonik sebesar 19,2 - 70,5 %. Pada penggunaan larutan hipertonik didapatkan hasil yang lebih
rendah yaitu - 67,2 - 13,3 %.
8. Bentuk sediaan irigasi hidung
Pada penelitian ini, sediaan irigasi yang digunakan dalam bentuk semprot yaitu sebanyak
4
penelitian dan dalam bentuk irigasi sebanyak 6 penelitian. Pada penelitian dengan
menggunakan semprot didapatkan hasil perkembangan sebesar 22,7 - 70,5 %, sedangkan pada
penggunaan irigasi didapatkan perkembangan dengan nilai sebesar 45,5 %.

BAB IV
PEMBAHASAN

11

Berdasarkan hasil dari penelitian meta analisis sistematik review didapatkan hasil bahwa
terdapat manfaat yang cukup signifikan penggunaan irigasi hidung pada penderita rhinitis alergi.
Gejala rhinitis lergi berkurang ( rata - rata 27,66 % ), konsumsi obat - obatan menurun sebesar
2,99 %, perkembangan MCT sebesar 31,19 % dan peningkatan kualita hidup sebesar 27,88 %.
Irigasi hidung dapat direkomendasikan pada pasien dengan rhinitis alergi karena lebih simple,
penggunaan terapi non farmakologi yang tidak mahal, dapat mengurangi konsumsi obat - obatan
farmakologi sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
Mekanisme kerja dari irigasi hidung ini masih belum jelas. Terdapat beberapa dugaan cara
kerja irigasi hidung terhadap rhinitis alergi :
1. Secara langsung membersihkan dengan membilas keluar mukus yang kental, krusta,
debris, alergen dan polutan udara
2. Menghilangkan mediator inflamasi
3. Membuat mukosiliar clearance lebih baik dengan memperbaiki sistem silia

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

12

Irigasi hidung dengan menggunakan cairan saline pada pasien rhinitis alergi dapat
memperbaiki dari gejala, meningkatkan kualitas hidup dan sistem mukosiliar clearance.
Konsumsi obat - obatan farmakologi juga dapat ditekan. Irigasi hidung telah terbukti aman dan
merupakan terapi non farmakologi yang murah.
Penelitian selanjutnya dapat menjelaskan lebih lengkap mengenai konsentrasi garam yang
optimal, cara dan aplikasinya sebagai cairan pada irigasi hidung.

Critical Appraisal Skills Programme


I. Validitas

13

1. Did the trial address a clearly focused issue ?


Dijelaskan di dalam jurnal mengenai latar belakang irigasi hidung sering
direkomendasikan sebagai terapi tambahan non farmakologi dan telah terbukti
bermanfaat bagi rhinosinusitis akut maupun kronis dan pada pasien paska operasi
sinonasal. Rhinitis alergi ( RA ) menjadi permasalahan kesehatan global. Prevalensi
rhinitis alergi meningkat pada daerah dengan tingkat kepadatan sedang - berat.
Dengan adanya hal tersebut dia atas, maka pendekatan terapi non farmakologi menjadi
sangat penting. Salah satu pendekatan tersebut yaitu irigasi hidung ( nassal irrigation )
menggunakan cairan saline, seperti yang direkomendasikan oleh international
guidelines and reviews sebagai terapi tambahan AR yang sampai saat ini belum dapat
terbukti manfaatnya. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui efek irigasi
hidung pada gejala rhinitis alergi pada berbagai macam pasien
2. Was the assigment of patients to treat randomized ?
Pada penelitian ini jurnal yang diambil merupakan jurnal yang menggunakan
metode retrospective, randomized, controlled trial digunakan untuk mencari efek irigasi
hidung terhadap empat parameter outcome yang berbeda. Dan pada masing - masing
jurnal menggunakan metode acak pada subjek penelitiannya.
3. Were all research who entered the trial properly accounted for at its conclusion ?
Tidak semua jenis penelitian dimasukkan ke dalam analisis review ini. Dari 50
jenis penelitian yang relevan, hanya terdapat 10 jenis penelitian yang memenuhi kriteria
inklusi.
4. Were patients, health worker and study personnel blind totreatment ?
Tidak didapatkan informasi yang spesifik mengenai blind dalam penelitian ini.
Di dalam penelitian ini hanya dicantumkan bahwa dalam pencarian penelitian kata
kunci metode penelitian yang digunakan hanya metode retrospective, randomized dan
controlled trial.

II. Importance
1. How large was the treatment effect ?
Outcome yang diteliti dalam penelitian ini yaitu empat parameter outcome yang

14

berbeda. Evaluasi penelitian difokuskan pada parameter primer ( skor gejala ) dan
parameter secondary ( konsumsi obat - obatan, waktu clearance mukosa siliaris dan
kualitas hidup ).
2. How precise was the estimate of the treatment effect ?
Hasil penelitian ini mempunyai tingkat kepercayaan ( CI ) sebesar 95 %.
III. Applicable
1. Can the results be apllied in your contex ?
Penggunaan nasal irigasi dapat dipilih karena Iiigasi hidung telah terbukti aman
dan merupakan terapi non farmakologi yang murah.
2. Were all clinically important outcome considered ?
Semua outcome klinik yang dinilai penting, baik dari segi manfaat maupun dari
segi keamanan.
3. Are the benefits worth the harms and cost ?
Terdapat manfaat yang cukup signifikan penggunaan irigasi hidung pada penderita
rhinitis alergi. Gejala rhinitis alergi berkurang , konsumsi obat - obatan menurun ,
perkembangan

MCT

dan

peningkatan

kualita

hidup.

Irigasi

hidung

dapat

direkomendasikan pada pasien dengan rhinitis alergi karena lebih simple, penggunaan
terapi non farmakologi yang tidak mahal, dapat mengurangi konsumsi obat - obatan
farmakologi sehingga dapat mengurangi biaya berobat dan terbukti aman.

15

También podría gustarte