Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh :
Septiana Dewi Ardiana
1071156
Pembimbing :
dr. Eko Tavip Riyadi,
M.Kes. Sp. THT. KL
Pendidikan Klinik
Ilmu Kedokteran THT
FK UII / RSUD dr
Soediran Mangun Sumarso
WONOGIRI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Irigasi hidung sering direkomendasikan sebagai terapi tambahan non farmakologi dan
telah terbukti bermanfaat bagi rhinosinusitis akut maupun kronis dan pada pasien paska
alergi ?
1.5. Hipotesis
Irigasi hidung dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
rhinitis alergi
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan sebuah sistematic pencarian dari Medline, Cochrane
Central Register of Controlled Trial dan ISI Web Science database dari literatur yang
diterbitkan dari tahun 1994 sampai 2010 dengan terapi irigasi hidung pada pasien rhinitis
alergi. Metode retrospective, randomized, controlled trial digunakan untuk mencari efek
irigasi hidung terhadap empat parameter outcome yang berbeda. Evaluasi penelitian
difokuskan pada parameter primer ( skor gejala ) dan parameter secondary ( konsumsi obat obatan, waktu clearance mukosa siliaris dan kualitas hidup ).
2.2. Sample, waktu dan tempat penelitian
Sampel penelitian yang digunakan adalah orang dewasa, wanita hamil dan anak - anak
yang telah terdiagnosis rhinitis alergi yang disertai dengan skin tes ( prick test ) dan tes
darah. Penelitian dilakukan di Jerman.
2.3. Kriteria inklusi dan eklusi
2.3.1 Kriteria inklusi
- Penelitian menggunakan desain prospektif dan sekurang - kurangnya mempunyai level
evidence IIa
- Penelitian berisi tentang penggunaan irigasi hidung dengan larutan saline sebagai
terapi rhinitis alergi cuaca maupun tahunan
- Subjek penelitian yang digunakan adalah orang dewasa, wanita hamil dan anak - anak
yang telah terdiagnosis rhinitis alergi yang disertai dengan skin tes ( prick test ) dan
tes darah
- Intervensi yang dilakukan adalah irigasi hidung dengan cairan maupun dengan uap
2.3.2 Kriteria eklusi
- Informasi mengenai metode penelitian, subjek, intervensi yang dilakukan grup kontrol,
parameter konrol dan diagnosis salam penelitian tidak lengkap. Hal ini dilakukan
oleh dua badan independent.
2.4. Cara penelitian
Penelitian ini menggunakan mesin pencarian data dari MEDLINE (Medical Literature
Analysis and Retrieval System Online), CENTRAL (Cochrane Central Register of
Controlled Trials), EMBASE (Excerpta Medica Database), and Web Of Science (ISI Web of
Knowledge). Pencarian mengenai topik rhinitis alergi, irigasi hidung dan terapi.
Menggunakan kata kunci allergic rhinitis, saline irrigation, intranasal lavage, saline
solutions, nasal douche, nasal rinsing, nasal saline, nasal saline wash, treatment dan saline
treatment. Menggunakan kombinasi AND dan OR, penelitian
yang
dan
subjek penelitiannya.
diambil
manusia
hanya
sebagai
BAB III
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan peneltian, didapatkan sebanyak 10 hasil penelitian yang memenuhi
kriteria. Dari 10 hasil penelitian didapatkan hasil :
awal
penelitian
yang
ditemukan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Geravello, Klimek Li, Barberi, Cingi dan
Rogkakao dapat disimpulkan bahwa penggunaan irigasi hidung dapat mencegah perkembangan
dari gejala rhinitis alergi, yaitu dengan rentang nilai 3,150 - 70,492 %.
3. Konsumsi obat - obatan
Konsumsi obat - obatan didasarkan pada penelitian Cordray dan Rogkaku, dimana pada
kedua penelitian ini didapatkan hasil bahwa terapi tambahan irigasi hidung dapat menurunkan
penggunaan obat - obatan dengan nilai 24,154 - 100 %.
4. Mucociliary Clearance Time ( MCT )
5. Kualitas hidup
Penelitian mengenai kualitas hidup sebelum dan sesudah dilakukan irigasi hidung pada
rhinitis alergi dilakukan oleh Cordray dan Rangkakou, setelah dihitung didapatkan peningkatan
kualitas hidup sebesar 29,846 - 37,476 %.
6. Penggunaan irigasi nasal dibanding dengan yang tidak menggunakan irigasi nasal
Perkembangan relative dari symptom score pada masing - masing grup ( grup yang
melakukan irigasi hidung dengan grup yang tidak melakukan irigasi hidung ) hasilnya
bervariasi, yaitu nilai 4,833 - 70 % dengan rata - rata 32,268 %.
7. Larutan isotonik dibanding hipertonik
Berdasarkan pada literatur, larutan isotonik umumnya lebih banyak digunakan
dibandingkan larutan hipertonik. Alasan penggunaan ini karena pada larutan isotonik transport
mukosilia dapat bekerja optimal pada pH netral. Berdasarkan hasil penelitian hanya garam
tertentu ( Salsomaggiore dan sea water gel ) dan larutan isotonik yang dapat menginduksi
10
gerakan silia dalam MCT. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa perkembangan
MCT pada larutan garam tertentu sebesar 30,6 - 45 %, sedangkan pada penggunaan larutan
isotonik sebesar 19,2 - 70,5 %. Pada penggunaan larutan hipertonik didapatkan hasil yang lebih
rendah yaitu - 67,2 - 13,3 %.
8. Bentuk sediaan irigasi hidung
Pada penelitian ini, sediaan irigasi yang digunakan dalam bentuk semprot yaitu sebanyak
4
penelitian dan dalam bentuk irigasi sebanyak 6 penelitian. Pada penelitian dengan
menggunakan semprot didapatkan hasil perkembangan sebesar 22,7 - 70,5 %, sedangkan pada
penggunaan irigasi didapatkan perkembangan dengan nilai sebesar 45,5 %.
BAB IV
PEMBAHASAN
11
Berdasarkan hasil dari penelitian meta analisis sistematik review didapatkan hasil bahwa
terdapat manfaat yang cukup signifikan penggunaan irigasi hidung pada penderita rhinitis alergi.
Gejala rhinitis lergi berkurang ( rata - rata 27,66 % ), konsumsi obat - obatan menurun sebesar
2,99 %, perkembangan MCT sebesar 31,19 % dan peningkatan kualita hidup sebesar 27,88 %.
Irigasi hidung dapat direkomendasikan pada pasien dengan rhinitis alergi karena lebih simple,
penggunaan terapi non farmakologi yang tidak mahal, dapat mengurangi konsumsi obat - obatan
farmakologi sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
Mekanisme kerja dari irigasi hidung ini masih belum jelas. Terdapat beberapa dugaan cara
kerja irigasi hidung terhadap rhinitis alergi :
1. Secara langsung membersihkan dengan membilas keluar mukus yang kental, krusta,
debris, alergen dan polutan udara
2. Menghilangkan mediator inflamasi
3. Membuat mukosiliar clearance lebih baik dengan memperbaiki sistem silia
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
12
Irigasi hidung dengan menggunakan cairan saline pada pasien rhinitis alergi dapat
memperbaiki dari gejala, meningkatkan kualitas hidup dan sistem mukosiliar clearance.
Konsumsi obat - obatan farmakologi juga dapat ditekan. Irigasi hidung telah terbukti aman dan
merupakan terapi non farmakologi yang murah.
Penelitian selanjutnya dapat menjelaskan lebih lengkap mengenai konsentrasi garam yang
optimal, cara dan aplikasinya sebagai cairan pada irigasi hidung.
13
II. Importance
1. How large was the treatment effect ?
Outcome yang diteliti dalam penelitian ini yaitu empat parameter outcome yang
14
berbeda. Evaluasi penelitian difokuskan pada parameter primer ( skor gejala ) dan
parameter secondary ( konsumsi obat - obatan, waktu clearance mukosa siliaris dan
kualitas hidup ).
2. How precise was the estimate of the treatment effect ?
Hasil penelitian ini mempunyai tingkat kepercayaan ( CI ) sebesar 95 %.
III. Applicable
1. Can the results be apllied in your contex ?
Penggunaan nasal irigasi dapat dipilih karena Iiigasi hidung telah terbukti aman
dan merupakan terapi non farmakologi yang murah.
2. Were all clinically important outcome considered ?
Semua outcome klinik yang dinilai penting, baik dari segi manfaat maupun dari
segi keamanan.
3. Are the benefits worth the harms and cost ?
Terdapat manfaat yang cukup signifikan penggunaan irigasi hidung pada penderita
rhinitis alergi. Gejala rhinitis alergi berkurang , konsumsi obat - obatan menurun ,
perkembangan
MCT
dan
peningkatan
kualita
hidup.
Irigasi
hidung
dapat
direkomendasikan pada pasien dengan rhinitis alergi karena lebih simple, penggunaan
terapi non farmakologi yang tidak mahal, dapat mengurangi konsumsi obat - obatan
farmakologi sehingga dapat mengurangi biaya berobat dan terbukti aman.
15