Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
disusun oleh:
Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan
Semester II
Angkatan 2012
Disampaikan kepada :
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kimia Analitik
TITRASI ASIDIMETRI
PENENTUAN KADAR NaHCO3 DENGAN METODE ASIDIMETRI
Hari/Tanggal Praktikum
Tempat
I.
LATAR BELAKANG
Natrium bikarbonat dengan rumus kimia NaHCO3 adalah bahan atau senyawa
kimia berbentuk kristal putih yang larut dalam air, dan banyak dipergunakan dalam
industri makanan/biskuit (sebagai soda kue), pengolahan kulit, farmasi, tekstil,
kosmetika, pembuatan pasta gigi, pembuatan permen (candy) dan industri pembuatan
batik. Natrium bikarbonat adalah senyawa garam yang bersifat basa (Nurjanah, 2011).
Dalam bidang kesehatan, natrium bikarbonat paling sering digunakan untuk
meredakan asam lambung bagi penderita asidosis tubulus renalis, obat antasid
(penyakit maag atau tukak lambung) dan mulas, ini karena natrium bikarbonat bersifat
alkaloid (basa).
Selain terdapat manfaat, senyawa kimia ini juga memiliki sisi negatifnya.
Natrium bikarbonat paling sering kita temui di dalam soda kue untuk pengembang.
Soda kue ini tidak direkomendasikan untuk diberikan terhadap anak di bawah usia 6
tahun. Natrium bikarbonat juga menimbulkan beberapa risiko pediatrik (gangguan)
pada bayi dan mungkin memperburuk kondisi yang mendasarinya.
Efek samping lain yang terdapat pada natrium bikarbonat dalam tubuh adalah
sering buang air kecil, kehilangan nafsu makan, mual, bengkak pada kaki, nyeri otot,
sakit kepala, dan kelelahan. Orang yang menderita penyakit hati berat, insufisiensi
ginjal atau gagal jantung kongestif harus sangat hati-hati untuk menggunakan
pemakaian internal, karena bicnat kadang-kadang dapat menyebabkan retensi edema,
air dan penambahan berat badan yang bisa dipicu oleh hipernatremia. Kontraksi yang
cepat atau lama natrium bikarbonat kadang-kadang dapat menyebabkan hyernatremia,
hipokalemia, hypochloremia, hyperosmolarity dan alkalosis metabolik. Bicnat dapat
menekan jalur pernapasan karena konsentrasi karbon dioksida vena akan meningkat.
Asidosis sistemik dapat memburuk, ini terjadi karena tidak ada ventilasi yang
memadai disediakan. Antara lain efek samping pernapasan, jalur pernapasan ditekan
adalah yang paling signifikan dari semua efek samping. Namun ada efek samping
natrium bikarbonat yang lain dari sistem saraf meliputi koma, tetani, lekas marah,
mabuk, gangguan mental dan perdarahan intraventrikular (Bumbata, 2012).
Tidak usah cemas mengetahui begitu banyaknya efek samping dari natrium
bikarbonat bagi tubuh. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila kita menggunakan
natrium bikarbonat sesuai kadarnya. Natrium bikarbonat dalam soda kue yang biasa
digunakan sebagai pengembang roti. Oleh karena itu, sangat perlu untuk mengetahui
kadar dari natrium agar penggunaannya dapat dipantau dan mencegah efek samping
yang dapat terjadi.
II.
Tujuan
1. Untuk dapat membuat larutan baku HCl yang diperlukan dalam titrasi
2. Untuk dapat melakukan pembakuan HCl dengan larutan NaOH 0,1 N
3. Untuk dapat melakukan penetapan kadar natrium bikarbonat dengan menggunakan
metode asidimetri
III.
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
a. Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Neraca analitik
Gelas beaker
Sendok/spatel
Pipet volume
Botol semprot
Pipet tetes
12.
b. Bahan
1. Larutan HCl 0,1N
2. Larutan NaOH 0,1 N
3. Larutan Asam Oksalat 0,1 N
4. Indikator phenolftalein (Pp) 0,1%
5. Indikator Methyl Orange 0,1%
7. Bola hisap
8. Labu ukur
9. Erlenmeyer
10. Batang pengaduk
11. Buret, klem, statif
6. Aquades
7. Sampel soda kue
13.
c. Standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N
14. Prosedur Pembuatan HCl 0,1 N
15.
16. Dipipet 4,2 ml HCL p.a (12 N), kemudian dimasukkan ke dalam labu
17.
ukur 500 ml yang telah berisi aquadest seperempat bagian
18.
19.
Diencerkan dengan aquadest hingga volumenya menjadi 500 ml
20.
Disimpan dalam botol yang telah disediakan
21.
22. Prosedur Pembuatan NaOH 0,1 N:
23.
Ditimbang dengan teliti 2,1 g NaOH Kristal murni dalam
24.
25.
gelas beaker yang sudah ditimbang
26.
27.
Kristal NaOH dilarutkan dengan aquadest
28.
29.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL ditambahkan
30.
aquadest sampai
500
mL lalu0,1
dikocok
hingga homogen
31. Prosedur Pembuatan
Asam
Oksalat
N:
32.
Dimasukkan ke dalam labu ukur
Ditimbang
Serbuk asam
33.
34. g asam
500 ml, ditambahkan aquadest
3,1512
oksalat dilarutkan
35.
volumenya
oksalat Standarisasi
dengan
aquadest
36. Prosedur
NaOH
dengan Asamhingga
Oksalat
0,1 N : menjadi 500 ml
37.
lalu dikocok hingga homogen
Dipipet
10
ml
asam
oksalat
0,1N,
ditambahkan
3 tetes
38.
39.
indikator pp
40.
Larutan baku NaOH dimasukkan ke dalam buret
41.
42.
43.
Dititrasi larutan asam oksalat 0,1 N dengan larutan NaOH
44.
45.
Diamati sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna
46.
menjadi merah
muda (fuchsia)
tetap.
47. Prosedur Standarisasi
HCl dengan
NaOH 0,1
N
48.
49.Dipipet 10 ml NaOH 0,1N
Larutan HCl
Dititrasi larutan
50.
dimasukkan ke
NaOH dengan
51. ke dalam erlenmeyer,
52. ditambahkan 3 tetes
dalam buret
HCl
53.
Diamati sampai terjadi perubahan
54. indikator methyl orange
55.
warna dari jingga menjadi merah
d. Penetapan kadar bikarbonat dalam sampel
muda (fuchsia) tetap.
56.
Soda kue ditimbang sebanyak 1,25 g
57.
58.
59. Dilarutkan dengan aquadest kemudian dimasukkan dalam
labu ukur dan tepatkan 250 ml
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
V.
HASIL PENGAMATAN
71.
Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1N
72.
Tit
73.
Vol
rasi ke
74.
ume
78.
77.
82.
II
Oksalat
75.
76.
+ pp
79.
9,6
Titik akhir
titrasi
81.
0 ml
83.
9,5
0 ml
87.
88.
89.
Tit
90.
Volu
rasi ke
me
94.
99.
II
105.
91.
95.
NaOH +
92.
MO
96.
10,4
10,3
0 ml
104.
Titrasi sampel dengan HCl
106.
Titrasi
sampel
107.
V 108.
olume
109.
110.
,10 ml
114.
112.
II
113.
,10 ml
111.
Titik akhir
titrasi
98.
0 ml
100.
93.
106.
Titrasi
107.
sampel
V 108.
olume
titrasi
117.
115.
VI.
116.
III
,00 ml
118.
119.
120.
PERHITUNGAN
a. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat 0,1 N
121.
Volume titrasi I
= 9,60 ml
122.
Volume titrasi II
125.
124.
Kadar NaOH= V1 x N1 = V2 x N2
126. = 10 ml x 0,1N = 9,55 ml x
N2
= 9,50 ml
123.
Volume rata-rata
127.
N2 = 0,1047
= 9,55 ml
b. Standarisasi HCl dengan NaOH
128. Volume titrasi I = 10,40 ml
129. Volume titrasi II = 10,30 ml
130. Volume rata-rata = 10,35 ml
131.
132.
Kadar HCl = V1 x N1 = V2 x N2
133.
= 10 x 0,1047 = 10,35 N2
134. N2 = 0,101 N
VII.
m NaHCO3
x 100
msoda kue
r.
% kadar =
s.
t.
u.
= 102,5 %
51,25 mg
x 100
50 mg
PEMBAHASAN
v.
Praktikum kali ini menggunakan titrasi asidimetri dimana larutan
standar asam yang dipakai untuk titrasi adalah HCl. Larutan HCl sebelum digunakan
untuk titrasi harus distandarisasi terlebih dahulu dengan NaOH. HCl harus
distandarisasi karena larutan HCl mudah menguap dan mudah bereaksi dengan
senyawa lain di udara. NaOH yang digunakan sebagai larutan baku primer dari proses
standarisasi HCl juga harus distandarisasi terlebih dahulu dengan Asam Oksalat karena
sebelum menjadi larutan baku primer, NaOH merupakan larutan baku sekunder karena
NaOH bersifat higroskopis sehingga mudah mengikat air dan CO2 di udara. Oleh
karena itu dilakukan proses standarisasi sebanyak dua kali pada praktikum kali ini
yang meliputi alkalimetri dan asidimetri. Fungsi HCl adalah agar sampel tetap berada
pada keadaan setimbang. Pemilihan HCl sebagai larutan standar asam untuk penetapan
kadar bikarbonat karena HCl memenuhi persyaratan dari larutan standar yang tidak
dimiliki oleh asam lain. Persyaratan tersebut adalah HCl merupakan asam kuat, yakni
sangat disosiasi, larutan asam yang stabil, garam dari larutan asam mudah larut, HCl
bukan pengoksidasi yang cukup kuat untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik
yang digunakan sebagai indikator.
w.
Indikator yang digunakan dalam titrasi asidimetri dalam menentukan
kadar sampel bikarbonat adalah indikator metil orange. Indikator metil orange
digunakan agar titik akhir titrasi mendekati titik equivalen dan trayek pH-nya tidak
jauh dari titik equivalen yaitu 3,1-4,4. Selain itu, untuk memudahkan pengamatan titik
akhir titrasi. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari jingga menjadi
merah muda (jingga kemerahan) konstan.
x.
Kadar natrium bikarbonat yang didapat dari hasil titrasi adalah 102,5%.
Apabila digunakan dalam obat, kadar ini melebihi batas kadar dari Farmakope yaitu
99% - 100,5%. Kadar ini melebihi dari kadar yang seharusnya untuk itu pemakaian
soda kue ini harus dikurangi karena tidak memenuhi standar yang akan berakibat pada
masalah kesehatan.
y.
Kendala yang dialami selama praktikum adalah susahnya menentukan
titik akhir titrasi karena warna titik akhir titrasinya hampir sama dengan warna saat
sampel ditambah indikator metil orange hanya sedikit lebih merah. Untuk
mengatasinya, ketika pengerjaan titrasi sudah mulai mendekati titik akhir titrasi,
dibandingkan dengan warna semula. Apabila telah muncul warna kemerahan berarti
larutan sudah mencapai titik akhir titrasi.
z.
VIII. KESIMPULAN
1. Kadar NaOH hasil standarisasi adalah 0,1047 N. Kadar HCl hasil standarisasi
adalah 0,101 N. Rata-rata volume HCl hasil titrasi sampel dengan HCl adalah
6,067ml.
2. Kadar Natrium Bikarbonat dari hasil titrasi adalah 102,5%.
3. Kadar Natrium Bikarbonat yang didapat dari hasil titrasi tidak memenuhi standar
kadar dari Farmakope yaitu 99% - 100,5%. Untuk itu, soda kue ini tidak bagus
IX.
untuk digunakan.
aa.
DAFTAR PUSTAKA
ab.
Bumbata, 2012, Tips Sehat Pencernaan dan Efek Samping Berbagai Jenis
Antasid, online, http://bumbata.co/10251/tips-sehat-pencernaan-efekac.
ad.
ae.
af.
2013.
Hilman, Windi, 2013, Titrasi Asam Basa (Penentuan Karbonat- Bikarbonat),
online, http://mataratu22.blogspot.com/2013/04/titrasi-asam-basapenentuankarbonat.html, diakses pada 23 April 2013.
ag.
ah.
http://apotekerbercerita.wordpress.com/2011/04/23/infus-bicnat/, diakses
pada 21 April 2013.
ai.
aj.
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
ar.
as.
at.
Praktikan,
au.
av.
aw.
ax.
ay.
Mengetahui
Pembimbing I
Pembimbing II
bd.
be.
bf. (Ni Made Marwati, S.Pd., ST., M.Si)
bg.
bh. Pembimbing III
bi.
bj.
bk. (A.A. Ngr. Putra Riana Prasetya, S. Farm., Apt)
bl.
bm.
bn.
bo.