Está en la página 1de 74

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

SITI NUR KHOLIFAH, SKM, M.


Kep.Sp.Kom

4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai Klien


Geriatri & Psikogeriatri
1. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan
dengan makin meningkatnya usia.
2. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit
degeneratif
3. Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan
krisis bila : a) Ketergantungan pada orang lain
b) Mengisolasi diri atau menarik diri dari
kegiatan ke masyarakatan karena masa
pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama,
setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain.

4. Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan


keseimbangan (homeostasis) sehingga
membawa lansia kearah kerusakan /
kemerosotan yang progresif terutama aspek
psikologis yang mendadak, misalnya bingung,
panik, depresif, apatis dsb.
bersumber dari munculnya stressor
psikososial yang paling berat, misalnya
kematian pasangan hidup, kematian sanak
keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan
penegak hukum, atau trauma psikis.

Asuhan keperawatan

Proses Keperawatan

Pengkajian

TAHAPAN
PROSES
KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan

Evaluasi

Pelaksanaan

TUJUAN ASUHAN
KEPERAWATAN LANJUT USIA
A.
B.

Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan seharihari secara mandiri.


Mempertahankan kesehatan serta kemampuan
lansia melalui perawatan dengan pencegahan:
- Membantu mempertahankan serta
membesarkan daya hidup / semangat hidup
lansia.
- Menolong dan merawat klien yang menderita
sakit.
- Menstimulasi petugas kesehatan agar dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa secara dini.
- Mempertahankan kebebasan yang maksimal
tanpa perlu pertolongan pada lansia.

FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN


LANJUT USIA
1. Peningkatan kesehatan (health
promotion)
2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental.
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang
umum.

Pendekatan proses pengumpulan data:


1. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien
lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
- Klien lanjut usia yang masih aktif, yang
masih mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain.
- Klien lanjut usia yang pasif atau tidak
dapat bangun yang mengalami
kelumpuhan atau sakit.

2. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang
panjang untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut
usia, perawat dapat berperan sebagai
supporter, interpreter terhadap segala
sesuatu yang asing, sebagai
penampung rahasia pribadi dan
sebagai sahabat yang akrab.

3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan
bercerita merupakan upaya perawatan
dalam pendekatan sosial. Memberi
kesempatan berkumpul bersama dengan
sesama klien lanjut usia untuk
menciptakan sosialisasi mereka.

4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan
ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan tuhan atau agama
yang dianutnya, terutama jika klien
dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian.

Pengkajian

a.

b.
c.

Faktor yang mempengaruhi pengkajian


pada lansia :
Interelasi antara aspek fisik dan
psikososial : terjadi penurunan
kemampuan mekanisme thd stres,
masalah psikis meningkat dan terjadi
perubahan fisik
Adanya penyakit dan ketidakmampuan
status fungsional
Kurangnya standart untuk norma
kesehatan

cont

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat


pengkajian:
Ruang yang adekuat
Kebisingan minimal
Suhu cukup hangat
Hindari cahaya langsung
Posisi duduk yang nyaman
Dekat dengan kamar mandi
Privasi yang mutlak
Bersikap sabar, relaks, tidak tergesa-gesa
Beri kesempatan pada lansia untuk berpikir
Waspada tanda-tanda keletihan

PENGKAJIAN
1.FISIK
Wawancara: kebiasaan, kegiatan,
perubahan fungsi tubuh, masalah
seksual
Pemeriksan fisik perubahan fisiologis

2. PSIKOLOGIS
Mengenal masalah
Sikap terhadap penuaan
Perasaan dibutuhkan
Cara mengatasi stres
Penyesuaian diri
Harapan
Fungsi kognitif, daya ingat dst

5. PERUBAHAN PSIKOSOSIAL
Adanya post power syndrome
Isolasi sikap, tjd krn nilai pribadi/budaya yang

menentang dan menolak lansia


Isolasi penampilan: penampilan yg tdk dpt
diterima/faktor lain yang termsk menampilkan diri
sendiri pada org lain. Faktor lain yang berpengaruh
adalah citra tubuh, hygiene, tanda penyakit yang
terlihat dan kehilangan fungsi
Isolasi perilaku : o/k perilaku yang tdk dpt diterima pdb
semua klp usia, menyebabkan sesorg menarik diri
Isolasi geografis: tjd krn jauh dari keluarga

Komponen Pengkajian Psikososial


Kemampuan mental atau kognitif
Dukungan sosial
Fungsi afektif dan status emosi
Perubahan peran
Mekanisme koping yang biasa digunakan
Pola keluarga dan struktur
Sumber yang digunakan di lingkungan atau

perkumpulan

Perubahan Aspek Psikososial


penurunan fungsi kognitif dan psikomotor

lansia juga mengalami perubahan aspek


psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia:

5 tipe kepribadian lansia


1. Tipe Kepribadian Konstruktif
(Construction personalitiy), biasanya
tipe ini tidak banyak mengalami
gejolak, tenang dan mantap sampai
sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri
(Independent personality), pada tipe
ini ada kecenderungan mengalami
post power sindrome, apalagi jika
pada masa lansia tidak diisi dengan
kegiatan yang dapat memberikan
otonomi pada dirinya.

3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent


personalitiy), dipengaruhi kehidupan
keluarga:
apabila kehidupan keluarga selalu harmonis
maka pada masa lansia tidak bergejolak,
tetapi jika pasangan hidup meninggal maka
pasangan yang ditinggalkan akan menjadi
merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari
kedukaannya.

4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility


personality), pada tipe ini setelah memasuki
lansia tetap merasa tidak puas dengan
kehidupannya, banyak keinginan yang
kadang-kadang tidak diperhitungkan secara
seksama sehingga menyebabkan kondisi
ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate
personality), pada lansia tipe ini umumnya
terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri
sulit dibantu orang lain atau cenderung
membuat susah dirinya.

Faktor yang berpengaruh


terhadap kesehatan jiwa
lansia
1.

Penurunan Kondisi Fisik


adanya kondisi fisik yang bersifat patologis
berganda (multiple pathology)
mengalami penurunan secara berlipat
ganda

Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual


Penurunan fungsi dan potensi seksual pada

lanjut usia sering kali berhubungan dengan


berbagai gangguan fisik
Faktor psikologis yang menyertai, yaitu:

Rasa tabu atau malu bila mempertahankan

kehidupan seksual pada lansia


Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang
menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan
budaya.
Kelelahan atau kebosanan karena kurang
variasi dalam kehidupannya.
Pasangan hidup telah meninggal.
Disfungsi seksual karena perubahan hormonal
atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya
cemas, depresi, pikun dsb.

3. Sosial ekonomi
Sumber

keuangan
Kesibukan
Organisasi
Hubungan dengan orang lain
Yang mengunjungi
hoby

Perubahan yang Berkaitan


Dengan Pekerjaan
Pensiun

sering diartikan sebagai kehilangan


penghasilan, kedudukan, jabatan, peran,
kegiatan, status dan harga diri.
Reaksi setelah orang memasuki masa
pensiun lebih tergantung dari model
kepribadiannya.

Perubahan Dalam Peran Sosial


di Masyarakat
Akibat

berkurangnya fungsi indera


pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan
fungsional atau bahkan kecacatan pada
lansia.

4. Spiritual
Ibadah
Keterlibatan kegiatan agama
Cara menyelesaikan masalah
kesabaran

PENGKAJIAN
KHUSUS

1. Pengkajian Status Fungsional

INDEX KATZ

Menilai 6 fungsi : Mandi, berpakaian,


toileting, berpindah, kontinen dan
makan

INDEX KATZ
SKOR

KRITERIA

Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian


dan mandi

Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut

Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan

Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan


satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke


kamar kecil dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke


kamar kecil, dan satu fungsi tambahan dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan

Lainlain

Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan


sebagai C, D, E atau F

cont

Aktivitas Hidup Sehari-Hari (ADL)

INDEX KATZ
Indeks Bartel

PENILAIAN

Nilai 130
Nilai 60 125
Nilai 60

: Mandiri
: Ketergantungan
sebagian
: Ketergantungan
total

2. Perubahan
Kognitif

Dimensia : Alzheimer, multi infark


Delirium : Sindrom otak menyerupai
dimensia irreversible, disertai
perubahan perhatian dan kesadaran
Penyalahgunaan zat : alkohol

3. PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF


SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionaire)
MMSE (Mini mental State Exam ) : menguji
aspek kognitif dari fungsi mental,
orientasi, registrasi, perhatian dan
kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa
Depresi Beck : Berisi gejala sikap yang
berhubungan dengan depresi. Setiap
pertanyaan direntang dengan
menggunakan skala 4 poin untuk
menandakan intensitas gejala

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESIONAIRE


(SPMSQ)

Penilaian untuk mengetahui fungsi intelektual lansia

Keterangan
1.
2.
3.
4.

Kesalahan
Kesalahan
Kesalahan
Kesalahan

0-2 Fungsi intelektual utuh


3-4 kerusakan intelektual ringan
5-7 kerusakan inteletual sedang
8-10 kerusakan intelektual berat

Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan


apabila lansia hanya berpendidikan SD

MINI MENTAL STATE EXAMINATION


(MMSE)

Menguji Aspek-Kognitif dari Fungsi Mental

Nilai
Maksimum

Pasien

Pertanyaan

ORIENTASI
5

Tahun, musim, tgl, hari, bulan, apa sekarang? Dimana kita (negara bagian, wilayah,
kota ) di RS mana ? ruang apa

REGISTRASI
3

Nama 3 obyek ( 1 detik untuk mengatakan msg2) tanyakan pada lansia ke 3 obyek
setelah anda katakan. Beri i point untuk jawaban benar, Ulangi sampai lansia
mempelajari ke 3 nya dan jumlahkan skor yang telah dicapai

PERHATIAN DAN KALKULASI


5

Sei 7 s ( 1 ponit tiap jawaban benar, berhenti setelah 5 jawaban, berganti eje kata dari
belakang ) (7 kata dipilih eja dari belakang)

MENGINGAT
3

Minta untuk mengulangi ke 3 obyek di atas, beri 1 point untuk tiap kebenaran

Nama pensil dan melihat (2 point)

BAHASA

30

4. PENGKAJIAN SOSIAL
A= Adaptation
P= Partnership
G= Growth
A= Affection
R= Resolve

KELUARGA

Nilai < 3 : Disfungsi keluarga


sangat tinggi
Nilai 4-6 : disfungsi keluarga
sedang

No Uraian

Fungsi

Saya puas bahwa saya dapat


kembali pada keluarga (temanteman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu
menyusahkan saya.

ADAPTATION

Saya puas dengan cara


keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya & mengungkap- kan

PARTNERSHIP

masalah dengan saya

Saya puas dengan cara


keluarga (teman-teman)
saya menerima &
mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas /
arah baru

GROWTH

Skore

No Uraian

Fungsi

Saya puas dengan cara


keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek
& berespons terhadap
emosi-emosi saya seperti
marah, sedih / mencintai.

AFFECTION

Saya puas dengan cara


teman-teman saya &
saya menyediakan waktu

RESOLVE

bersama-sama.

PENILAIAN :
Pertanyaan-pertanyaan yang
di Jawab :
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1
Hampir Tidak Pernah : Skore
0

TOTAL

Skore

5. Pengkajian Keseimbangan
pada Lansia

Beri nilai 0 (nol) jika tidak menunjukkan


kondisi dibawah ini atau beri nilai 1 (satu) jika
klien menunjukkan salah satu kondisi
dibawah ini.

1. Perubahan posisi atau


gerakan keseimbangan

Bangun dari kursi


Duduk ke kursi
Menahan dorongan
Mata tertutup
Perputaran leher
Gerakan menggapai sesuatu
Membungkuk

2. Komponen gaya berjalan atau


gerakan
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang
ditentukan
Ketinggian langkah kaki
Kontinuitas langkah kaki
Kesimetrisan langkah
Penyimpangan jalur pada saat berjalan
Berbalik

Intervensi Hasil :
05
6 10
11 15

: resiko jatuh rendah


: resiko jatuh sedang
: resiko jatuh tinggi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
PADA INDIVIDU
1. Fisik /biologis
Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri &
ketdknyamanan, kerusakan muskuloskeletal
Kurang perawatan diri b/d penurunan kekuatan
sekunder, kerusakan muskuloskeletal
Risiko cidera fisik b/d penurunan fungsi tubuh
Gangguan persepsi sensori b/d adanya
hambatan penerimaan atau pengiriman
stimulus

2. Psikososial
Isolasi sosial b/d perasaan curiga
Harga diri rendah b/d perasaan ditolak
Cemas b/d sumber keuangan terbatas
Koping tidak adekuat b/d
ketidakmampuan mengemukakan
perasaan secara cepat

3. Spiritual
Reaksi

berkabung/berduka b/d ditinggal


pasangan
Penolakan terhadap proses penuaan b/d
ketidaksiapan menghadapi kematian

Pada Keluarga
Resiko gangguan mobilisasi pada
lansia A keluarga B b/d
ketidakmampuan merawat anggota
keluarga dengan masalah mobilisasi.

Pada Komunitas
Resiko terjadinya cidera pada lansia
di wilayah desa jambu b/d kurangnya
pengetahuan dan penyuluhan pada
lansia

Perencanaan Keperawatan
Gerontik
Perencanaan keperawatan adalah
penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien.

Rencana keperawatan yang disusun


mencakup: (1) perumusan tujuan;
(2) rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan; dan (3)
kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan.

Tujuan tindakan keperawatan lansia


diarahkan untuk membantu lansia
berfungsi seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuan dan kondisi fisik,
psikologis, dan sosial dengan tidak
bergantung pada orang lain, sehingga
dapat memenuhi kebutuhan dasar
lansia.

kebutuhan Dasar Lansia


1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2. Meningkatkan keamanan dan
keselamatan.
3. Memelihara kebersihan diri.
4. Memelihara keseimbangan istrahat
atau tidur.
5. Meningkatkan hubungan interpersonal
melalui komunikasi efektif.

Intervensi Khusus Pada Lansia


Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Lansia
1. Peran pemenuhan gizi pada lansia untuk
mempertahankan kesehatan, kebugaran,
dan menghambat timbulnya penyakit
degeneratif, sehingga menjamin hari tua
tetap sehat dan aktif.

Penyebab yang sering dihadapi lansia


adalah penurunan indra penciuman
dan pengecapan, pengunyahan
kurang sempurna, rasa kurang
nyaman saat makan karena gigi
kurang lengkap, rasa penuh di perut,
dan sulit buang air bersih karena
melemahnya otot lambung dan usus,
sehingga nafsu makan berkurang.

Perencanaan makan pada lansia


a. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
b. Banyak minum dan kurangi makanan
yang terlalu asin.
c. Berikan makanan yang mengandung
serat.
d. Batasi pemberian makanan yang tinggi
kalori (gula, makanan manis, minyak,
dan makanan berlemak).
e. Membatasi minum kopi dan teh.

Meningkatkan Keselamatan
dan Keamanan pada Lansia
Penyebab kecelakaan
Kecelakaan sering terjadi akibat jatuh,
kecelakaan lalu lintas, kebakaran karena
fleksibilitas kaki mulai berkurang,
penurunan fungsi pendengaran dan
penlihatan, lantai licin dan tidak rata,
lingkungan yang kurang aman seperti
tangga tidak ada pengaman, serta tempat
tidur yang mudah bergerak.

Intervensi untuk mencegah


resiko kecelakaan pada lansia
a. Biarkan lansia menggunakan alat
bantu untuk meningkatkan
keselamatan.
b. Latih untuk mobilisasi dengan cara
pindah dari tempat tidur satu ke kursi
atau yang lain.
c. Bila mengalami masalah fisik misalnya
klien reumatik, latih klien
menggunakan alat bantu berjalan.

d. Bantu klien berjalan ke kamar mandi


terutama untuk lansia yang
menggunakan obat penenang atau
diuretik.
e. Biasakan untuk menggunakan
pengaman tempat tidur, jika sedang
tidur.
f. Menggunakan kacamata jika berjalan
atau melakukan aktivitas lain.
g. Usahakan ada yang menemani bila
bepergian.

Intervensi Pada Lingkungan


untuk Mencegah Kecelakaan
a. Tempatkan klien di ruang khusus dekat
dengan ruangan kantor sehingga mudah
di observasi.
b. Meletakkan bel di bawah bantal dan
ajarkan cara menggunakannya.
c. Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu
tinggi
d. Letakkan meja kecil dekat tempat tidur
agar lansia dapat menepatkan alat-alat
yang selalu digunakan.

e. Upayakan lantai bersih, rata, dan tidak


licin/basah.
f. Peralatan yang menggunakan roda dikunci.
g. Pasang pengaman di kamar mandi atau beri
pegangan.
h. Hindari lampu yang redup dan menyilaukan
(sebaiknya lampu 70-100 Watt).
i. Jika pindah dari ruang terang ke ruang gelap,
ajarkan klien untuk memejamkan mata sesaat.
j. Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet.
k. Gunakan perabotan yang penting-pentingsaja di
ruang lansia.

Intervensi Kurangnya Kebersihan Diri


a. Penyebab kurangnya perawatan diri
pada lansia adalah karena penurunan
daya ingat, kurangnya motivasi,
kebiasaan di usia muda, kelemahan,
dan ketidakmampuan fisik.
b. Kecenderungan kebutuhan cairan dan
elektrolit yang berkurang sehingga
menyebabkan produksi keringat
berkurang, kulit lansia bersisik, dan
kering.

intervensi
1. Mengingat atau membantu lansia
untuk melakukan upaya kebersihan
diri.
2. Menganjurkan untuk menggunakan
sabun lunak dan gunakan pelembab
kulit.
3. Mengingatkan lansia untuk
membersihkan lubang telinga, mata,
dan gunting kuku klien secara teratur.

Intervensi Pemenuhan Kebutuhan Istrahat


dan Tidur

1. Menyediakan tempat atau waktu yang


nyaman untuk tidur.
2. Mengatur lingkungan yang cukup
ventilasi, bebas dari bau-bauan.
3. Melatih lansia melakukan latihan fisik
yang ringan seperti berkebun, berjalan
dan lain-lain untuk memperlancar
sirkulasi dan melenturkan otot.
4. Memberikan minum hangat sebelum
tidur seperti susu hangat.

Meningkatkan Hubungan Personal dan


Komunikasi
Masalah yang terjadi dikarenakan
penurunan daya ingat, pikun, depresi,
mudah marah dan tersinggung, serta
curiga.

upaya yang dapat dilakukan perawat untuk


meningkatkan hubungan personal dan komunikasi
dengan lansia.

1. Ada kontak mati ketika berkomunikasi.


2. Memberikan stimulasi/mengingatkan lansia
terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
3. Menyediakan waktu untuk berbincangbincang dengan lansia.
4. Memberikan kesempatan kepada lansia
untuk mengekspresikan terhadap respons
nonverbal lansia.

5. Menghargai pendapat lansia.


6. Melibatkan lansia dalam kegiatan
sehari-hari sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.

INTERVENSI KHUSUS PADA LANSIA


A.

Intervensi Perilaku
1. Wandering : Yakinkan dimana keberadaan lansia,
berikan keleluasaan bergerak di dalam & luar
ruangan, beri gelang pengenal
2. Agitasi dan agresivitas : Hindari situasi yang
memprovokasi, hindari argumentasi, sikap tenang dan
mantap, alihkan perhatian ke hal lain
3. Sikap dan pertanyaan berulang : Bersikap tenang,
dengarkan, jwb dg penuh pengertian, bila msh
berulang, acuhkan dan alihkan perhatian
4. Perilaku seksual yang tidak wajar : Bersikap tenang
dan bimbing lansia ke tempat pribadinya, alihkan ke
hal yang menarik perhatiannya, bila didapatkan dalam
keadaan telanjang, bantu untuk mengenakan baju
kembali

B. Pencegahan menarik diri


Berkomunikasi

dg lansia hrs dengan kontak

mata
Ajak lansia melakukan aktivitas sesuai
kemampuan fisiknya
Menyediakan wkt untuk berbincang dg lansia
Beri kesempatan lansia utk mengekspresikan
perasaannya
Hargai lansia

También podría gustarte