Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
I. Identitas Klien
Nama
: Tn. A
Umur
: 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Alamat
: Tumpangsari Jember
No. RM
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tanggal MRS
Tgl Pengkajian
Sumber Informasi
: 95923
: Satpam SD
: Kawin
: 12 Oktober 2015
: 12 Oktober 2015
: Keluarga
c. Imunisasi:
Keluarga mengatakan tidak mengetahui pasien sudah di imunisasi atau
belum. Tidak ada bekas imunisasi BCG pada lengan pasien.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Pasien memiliki kebiasaan merokok sehari satu pak, pasien tidak pernah
berolahraga, pasien bekerja sebagai satpam SD di pagi hingga siang hari
dan mengojek pada malam hari, pasien seringkali tidur larut setelah
pulang dari mengojek.
e. Obat-obat yang digunakan:
Keluarga mengatakan jika sakit, pasien mengkonsumsi obat-obatan yang
dijual di warung atau toko obat seperti apabila sakit kepala atau panas,
pasien membeli obat paramex di warung.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit DM, hipertensi, ataupun
meningitis
Genogram:
Pasien
Keterangan:
= Laki-laki
= Meninggal
= Perempuan
= Tinggal serumah
Biomedical sign :
Nilai hasil pemeriksaan darah lengkap tanggal 13 Oktober 2015
SGOT 16 u/L
SGPT 19 u/L
Glukosa Sewaktu 130 mg/dl
Albumin 4,1 gr/dl
Interpretasi :
SGOT pasien dalam batas normal (normal 10-35 u/L)
SGPT pasien dalam batas normal (normal 9-43 u/L)
Glukosa Sewaktu pasien dalam batas normal (normal <200 mg/dl)
Albumin pasien dalam batas normal (normal 3,4-4,8)
Pasien tidak memiliki gangguan pada faal hati dan glukosa darah
Clinical Sign :
Kulit dan bibir kering bersisik, rambut tidak rontok dan berwarna hitam,,
sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, dan tidak ada edema
Interpretasi :
Pada hari pengkajian (13 oktober 2015) pasien tidak mengalami masalah
pada nutrisi secara klinis, namun beresiko mengalami kekurangan nutrisi
karena pasien kehilangan kesadaran sehingga intake nutrisi tidak dapat
dilakukan secara mandiri.
3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Karakter
- BJ
- Alat Bantu
- Kemandirian
- Lain
:: 800cc/11 jam
: kuning kecoklatan seperti teh
: khas urin
::: DC
: dibantu
:-
BAB
Pasien belum BAB sejak masuk rumah sakit (12 Oktober 2015)
Interpretasi :
Balance cairan per shift malam (11 jam):
Input:
Susu via NGT 300 cc
Infus RL 20 tpm = 660 cc
Manitol 100cc
Piracetam 15 cc
Citicolin 2 cc
Ceftriaxon 10 cc
Kutoin 2 cc
Water Metabolism (WM) menggunakan luas permukaan tubuh dengan
rumus du bois. Diketahui BB pasien 60 kg dengan TB 159 cm
ditemukan hasil luas permukaan tubuh (LPT) 1,65 m 2
WM = 350xLPTxjam shift/24jam
WM = 350x1,65x11/24
WM = 264,7 cc = 265 cc
Total input = 300+660+100+15+2+10+2+265= 1345 cc
Output
Urin 800cc
IWL (Insensible Water Loss) = 2xWM = 2x265 =530cc
Total output = 800+530=1330 cc
Balance cairan = input output
= 1345-1330 cc
= 15 cc
4. Pola aktivitas & latihan
Sebelum sakit, aktivitas pasien sehari-hari yaitu bekerja sebagai satpam SD
pada hari senin-sabtu pada pukul 07.00-14.00 WIB. Setelah pulang bekerja,
pasien tidur siang selama kurang lebih 1 jam, setelah itu pasien mengojek dari
pukul 16.00 sampai pukul 11.00-12.00 WIB tiap harinya. Pada hari minggu saat
libur, pasien biasanya diminta tolong untuk menjadi sopir. Pasien tidak pernah
berolahraga dan mengikuti kegiatan untuk meningkatkan kebugaran tubuh.
Setelah sakit, keluarga mengatakan pasien tidak dapat melakukan aktivitas
apapun karena pasien tidak dapat bergerak saat kehilangan kesadaran sehingga
Activity Daily Living (ADL) pasien dibantu total.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri
Makan / minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM
0
V
V
V
V
V
V
Interpretasi :
Meskipun pasien dapat bernapas spontan, tetapi kebutuhan oksigenasi pasien
dibantu dengan pemberian oksigen dan pemasangan oropharingeal tube
6.
7.
9.
:
:
:
:
130/60 mm/Hg
80x/mnt
20x/mnt
36,6OC
Interpretasi :
Pasien dalam keadaan koma
Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi: Kepala bulat, simetris, rambut hitam, tidak rontok. persebaran
rambut merata, rambut bersih, wajah simetris, tidak tampak benjolan
abnormal dan pembengkakan pada wajah.
Palpasi: tidak teraba benjolan abnormal pada kepala dan wajah
2. Mata
Inspeksi: pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya posistif, sklera ikterik (-),
konjungtiva anemis (-), bulu mata rata dan hitam
Palpasi: tidak teraba benjolan abnormal pada kedua mata
3. Telinga
Inspeksi: telinga simetris, bersih, warna sama dengan kulit lainnya
Palpasi: tidak teraba benjolan abnormal pada kedua telinga
4. Hidung
Inspeksi: tulang hidung simetris, lubang hidung kotor, terdapat selang NGT
dan terpasang masker rebreathing 4lpm, tidak terdapat luka/lesi
Palpasi: tidak teraba benjolan abnormal
5. Mulut
Inspeksi: tampak terpasang oropharingeal tube dan masker rebreathing
4lpm
6. Leher
Inspeksi: tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, leher simetris, warna
sama seperti sekitarnya
Palpasi: tidak teraba benjolan abnormal
7. Dada
Paru-paru
Inspeksi : dada simetris, tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan,
RR 20x/menit, tidak tampak jejas, tidak tampak batuk
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa
Perkusi : suara paru sonor
V. Terapi
Nama
Dagang
Infus RL 20
tpm
Citicolin
2x250 mg
Golongan
Indikasi
Kontraindikasi
Cairan kristaloid
Keadaan
hiperhidrasi,
hiperlaktatemia,
hipernatremia,
hiperkloremia,
hipokalemia tanpa
pemberian kalium
bersama-sama serta
pada keadaan
insufisiensi hati yang
berat.
Neuroprotektif
Hipersensitivitas
terhadap citicoline.
Keadaan akut
Kehilangan kesadaran
akibat trauma
serebral atau
Keadaan akut
Biasanya 250-500
mg, 1-2 kali sehari
secara drip IV atau
Mekanisme Kerja
Larutan kristaloid
menembus membran
kapiler dari kompartemen
intravaskuler ke
kompartemen interstisial,
kemudian didistribusikan
ke semua kompartemen
ekstra vaskuler. Hanya
25% dari jumlah
pemberian awal yang tetap
berada intravaskuler,
sehingga penggunaannya
membutuhkan volume 3-4
kali dari volume plasma
yang hilang. Bersifat
isotonik, maka efektif
dalam mengisi sejumlah
cairan kedalam pembuluh
darah dengan segera dan
efektif untuk pasien yang
membutuhkan cairan
segera.
Farmakodinamik :
Merupakan prekursor
fosfatidilkolin,yaitu suatu
zat gizi penting untuk
Nama
Dagang
Golongan
Indikasi
Kontraindikasi
Mekanisme Kerja
integritas dan fluiditas
membran sel
Otak. Senyawa ini juga
dapat berubah menjadi
asetilkolin, suatu
neurotransmiter penting
untuk komunikasi antar sel
sehat serta untuk
menyimpan memori dan
mengeluarkannya.
Citicoline juga
meningkatkan aliran darah
dan oksigen otak.
Farmakokinetik :
Absorbsi seluruhnya per
oral, dan bioavailabilitas
per oral kurang lebih sama
dengan intravena.
Distribusi secara luas ke
seluruh tubuh,
melewatisawar darah otak
dan mencapai sistem saraf
pusat (SSP), masuk ke
dalam membran dan fraksi
fosfolipid microsomal.
Nama
Dagang
Injeksi
piracetam
3x3 gr
Golongan
Neurotropik
atau neurotonik
dan nootropik
Indikasi
Pengobatan infark
serebral
Kontraindikasi
Metylpredni
solon 3x125
mg
Kortikosteroid
Penyakit neurologik:
Meningitis
tuberkulosa
(pengobatan
Hipersensitif
terhadap
piracetam.
Gangguan ginjal
berat (bersihan
kreatinin < 20
ml/menit)
Infeksi jamur
sistemik dan
hipersensitivitas
terhadap bahan
Mekanisme Kerja
Farmakodinamik :
Memperbaiki aliran darah
otak dan metabolisme
glukosa tanpa
mempengaruhi daerah
yang normal,
mempermudah
kemampuan verbal &
fungsi ingatan,
meningkatkan fungsi
kognitif dan kewaspadaan.
Intramuskular dan
intravena, dapat
juga diberikan
bersama infus.
Larutan injeksi
piracetam stabil
dalam infus di atas Farmakokinetik :
kurang dari 24 jam. Absorpsi cepat dan
sempurna. Distribusi
merata, dapat melewati
sawar darah otak dan
plasenta. Lebih
terkonsentrasi pada:
korteks serebri, serebelum
dan ganglia basalis.
Eliminasi di ginjal. Ekskresi
melalui urin (utuh).
Dewasa
Anti-inflamasi (steroidal)
Secara intramuskular
Glukokortikoid
atau intravena, 10-40
menurunkan atau
mg (base), diulangi
mencegah respon jaringan
sesuai keperluan.
terhadap proses inflamasi,
Nama
Dagang
Golongan
Indikasi
tambahan),
diindikasikan untuk
pemberian bersama
dengan kemoterapi
anti tuberkulosa pada
pasien dengan blok
subarakhnoid
Sklerosis ganda,
diindikasikan untuk
pengobatan penyakit
eksaserbasi akut.
Kontraindikasi
Ceftriaxon
2x2gr
Antibiotik
obat
Bayi prematur.
Pemberian
jangka lama pada
penderita ulkus
duodenum dan
peptikum,
osteoporosis
berat
Penderita dengan
riwayat penyakit
jiwa, herpes
Pasien yang
sedang
diimunisasi.
Hipersensitivitas
terhadap antibiotik
kelas sefalosforin
Mekanisme Kerja
karena itu menurunkan
gejala inflamasi tanpa
dipengaruhi penyebabnya.
Glukokortikoid
menghambat akumulasi sel
inflamasi, termasuk
makrofag dan leukosit
pada lokasi inflamasi.
Metilprednisolon juga
menghambat fagositosis,
pelepasan enzim lisosomal,
sintesis dan atau pelepasan
beberapa mediator kimia
inflamasi.
Efek bakterisida
ceftriaxone dihasilkan
akibat penghambatan
sintesis dinding kuman.
Ceftriaxone mempunyai
stabilitas yang tinggi
terhadap beta-laktanase,
baik terhadap penisilinase
maupun sefalosporinase
yang dihasilkan oleh
Nama
Dagang
Manitol
6x100cc
Golongan
Diuretik
osmotik
Indikasi
Kontraindikasi
Payah jantung
Penyakit ginjal
dengan anuria
Kongesti atau
udem paru yang
berat
Dehidrasi hebat
Perdarahan intra
kranial, kecuali
bila akan
dilakukan
kraniotomi
Hipersensitivitas
terhadap manitol.
Mekanisme Kerja
kuman gram-negatif, grampositif
Menurunkan viskositas
darah dengan mengurangi
haematokrit untuk
mengurangi tahanan pada
pembuluh darah otak dan
meningkatkan aliran darah
ke otak, yang diikuti
dengan cepat vasokontriksi
dari pembuluh darah
arteriola dan menurunkan
volume darah otak.
Jenis pemeriksaan
Hematologi
1
Hemoglobin
2
LED (Laju Endap Darah)
3
Leukosit
4
Hematokrit
5
Trombosit
Faal Hati
6
SGOT
7
SGPT
8
Albumin
Gula Darah
9
Glukosa sewaktu
Faal Ginjal
10
Kreatinin serum
11
BUN
12
Urea
Nilai normal
(rujukan)
Satuan
nilai
Hasil
(hari/tanggal)
12 Oktober 2015
14-18
0-15
4,5-11,0
41-53
150-450
g/dL
mm/jam
/ul
%
109/L
13,5
79/91
26,1
40,9
329
10-35
9-43
3,4-4,8
u/L
u/L
g/dL
16
19
4,1
<200
mg/dL
130
0,6-1,3
21
46
mg/dL
mg/dL
mg/dL
1,0
6-20
26-43
ANALISA DATA
NO
DATA PENUNJANG
DS:
Keluarga mengatakan
pasien mengalami
penurunan kesadaran
saat bangun tidur tanggal
11 Oktober 2015
DO:
DS:
Keluarga mengatakan
pasien mengalami
penurunan kesadaran
Keluarga mengatakan
pasien tampak sesak
DO:
DO:
ETIOLOGI
MASALAH
otak
TIK
Infark serebral
Penurunan perfusi
jaringan otak
Ketidakefektifan perfusi
jaringan otak
tingkat kesadaran
Depresi syaraf
kardiovaskuler dan
pernapasan
refleks batuk
Penumpukan sekret di
jalan napas
Ketidakefektifan pola
nafas
Mikroorganisme masuk
meningen
Ketidakefektifan
pola nafas
Resiko infeksi
NO
DATA PENUNJANG
ETIOLOGI
MASALAH
Diedarkan ke seluruh
tubuh
Bakteri menyebar ke
organ lain
Resiko infeksi
4
DS:
Keluarga mengatakan
pasien mengalami
penurunan kesadaran
Keluarga mengatakan
pasien tidak dapat
melakukan aktivitas
apapun karena pasien
tidak dapat bergerak
DO:
DS:
DO:
Keluarga mengatakan
pasien mengalami
penurunan kesadaran
Keluarga mengatakan
pasien tidak dapat
melakukan aktivitas
apapun karena pasien
tidak dapat bergerak
Keadaan umum lemah
GCS E1V1M1
Pasien tampak bedrest
Pasien tampak
menggunakan dower
mobilitas fisik
Iskemia jaringan serebral
Infark serebral
Kerusakan
neuromuskular dan saraf
motorik
Bed rest
diri : total
Iskemia jaringan serebral
Infark serebral
Kerusakan
neuromuskular dan saraf
motorik
Bed rest
NO
DATA PENUNJANG
chateter dan NGT
DS:
Keluarga mengatakan
pasien mengalami
penurunan kesadaran
DO:
DS:
DO:
ETIOLOGI
MASALAH
Infark serebral
Penurunan tingkat
kesadaran
Resiko cedera
tingkat kesadaran
Kelemahan fisik
Bed rest
Resiko dekubitus
Resiko kerusakan
integritas kulit
Resiko kerusakan
integritas kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):
No
1
Diagnosa
Ketidakefektifan perfusi
jaringan otak berhubungan
dengan peningkatan TIK
Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan depresi
saraf pernapasan
Resiko infeksi berhubungan
dengan pertahanan sekunder
tidak adekuat: penurunan Hb
dan proses penyakit
Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan Kerusakan
neuromuskular dan saraf
motorik
Defisit perawatan diri : total
berhubungan dengan Kerusakan
neuromuskular dan saraf
motorik
Resiko cedera berhubungan
dengan penurunan tingkat
kesadaran
Resiko kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan tirah
baring lama
Tanggal
perumusan
12 Oktober 2015
12 Oktober 2015
12 Oktober 2015
12 Oktober 2015
12 Oktober 2015
12 Oktober 2015
12 Oktober 2015
Tanggal
pencapaian
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak
berhubungan
dengan
peningkatan TIK
Ketidakefektifan
pola nafas
berhubungan
dengan depresi
saraf pernapasan
INTERVENSI
RASIONAL
1. Periksa
status
neurologis
pasien
2. Ukur intake dan output pasien
3. Ukur tanda-tanda vital pasien
meliputi tekanan darah, nadi,
suhu, dan respiration rate
4. Lakukan pemeriksaan leukosit
5. Posisikan kepala lebih tinggi
15-30 derajat
6. Atur lingkungan yang dapat
menstimulasi peningkatan TIK
7. Kolaborasi obat penurun TIK
1. Perubahan
status
neurologi
menandakan adanya perubahan
TIK dan penting untuk rencana
intervensi
2. Mencegah terjadinya kehilangan
cairan
3. Deteksi dini penurunan perfusi
jaringan otak
4. Hipertermi dapat meningkatkan
resiko dehidrasi
5. Meningkatkan venous drainage dan
menurunkan
tekanan
darah
sistemik
6. Kebisingan, suhu, dan pencahayaan
dapat mempengaruhi TIK
7. Menurunkan tekanan darah
Resiko infeksi
berhubungan
dengan
pertahanan
sekunder tidak
adekuat:
penurunan Hb
dan proses
penyakit
(Tekanan darah
120/80 mmHg, Nadi
80-100xmenit, RR 1620x/menit, suhu 36,537,5 OC
Tidak ada penggunaan
otot-otot bantu
pernapasan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1x24
jam, infeksi tidak terjadi
dengan kriteria hasil
Suhu dalam batas
normal (36,5-37,5 OC)
Leukosit dalam batas
normal (4,5-11/ul)
DIAGNOSA:
WAKTU
12/10/15
Pukul
20.00
12/10/15
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI
1. Memeriksa status neurologis pasien
menggunakan GCS dengan hasil GCS
E1V1M1
2. Mengukur intake dan output pasien
dengan menggunakan rumus balance
cairan dengan hasil Balance cairan=
input output = 1325-1330 cc = -5 cc
3. Mengukur tanda-tanda vital pasien
dengan hasil tekanan darah 130/60
mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,6OC,
dan respiration rate 20x/menit
4. Melakukan pemeriksaan leukosit
dengan pemeriksaan darah lengkap
dengan hasil hitung leukosit Leukosit
26,1/ul (normal 4,5-11/ul)
5. Memposisikan kepala lebih tinggi 15
derajat
6. Mengatur lingkungan yang dapat
menstimulasi
peningkatan
TIK
dengan membatasi pengunjung yang
ingin menjenguk pasien
7. Melakukan kolaborasi obat penurun
TIK dengan pemberian manitol
6x100cc
1. Mengukur tanda-tanda vital pasien
dengan hasil tekanan darah 130/60
mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,6OC,
dan respiration rate 20x/menit
2. Melakukan auskultasi suara dengan
hasil suara nafas vesikuler pada
kedua lapang paru
3. Mempertahankan kepatenan jalan
napas dengan penggunaan
oropharingeal tube
4. Melakukan kolaborasi pemberian
bantuan oksigen 4 lpm menggunakan
masker rebreathing
PARAF
EVALUASI
13/10/15
Pukul 05.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tidak sadar
O: GCS E1V1M1
Pasien tampak
tidak sadar
Keadaan umum
lemah
TTV tekanan darah
160/100 mmHg,
nadi 100x/menit,
suhu 37,7OC, dan
respiration rate
26x/menit
A: Masalah
keperawatan
ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak belum teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
13/10/15
Pukul 05.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tampak sesak
O: GCS E1V1M1
Pasien tampak
sesak
Pasien tampang
menggunakan otototot bantu
pernapasan
Pasien tampak
terpasang masker
rebreathing dengan
aliran oksigen 4 lpm
TTV tekanan darah
160/100 mmHg,
WAKTU
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI
nadi 100x/menit,
suhu 37,7OC, dan
respiration rate
26x/menit
A: Masalah
keperawatan
ketidakefektifan
pola pernapasan
teratasi sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
12/10/15
13/10/15
Pukul 05.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tidak sadar
O: GCS E1V1M1
Suhu tubuh 37,7 OC
A: Masalah
keperawatan resiko
infeksi belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
13/10/15
Pukul
20.00
14/10/15
Pukul 05.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tidak sadar
O: GCS E1V1M1
Pasien tampak
tidak sadar
Keadaan umum
lemah
TTV tekanan darah
130/100 mmHg,
nadi 100x/menit,
suhu 37,2OC, dan
respiration rate
24x/menit
A: Masalah
keperawatan
ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak belum teratasi
P: Lanjutkan
WAKTU
IMPLEMENTASI
6. Melakukan kolaborasi obat penurun
TIK dengan pemberian manitol
6x100cc
PARAF
EVALUASI
intervensi
13/10/15
14/10/15
Pukul 05.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tampak sesak
O: GCS E1V1M1
Pasien tampak
sesak
Pasien tampang
menggunakan otototot bantu
pernapasan
Pasien tampak
terpasang masker
rebreathing dengan
aliran oksigen 4 lpm
TTV tekanan darah
130/100 mmHg,
nadi 100x/menit,
suhu 37,2OC, dan
respiration rate
24x/menit
A: Masalah
keperawatan
ketidakefektifan
pola pernapasan
teratasi sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
13/10/15
14/10/15
Pukul 05.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tidak sadar
O: GCS E1V1M1
Suhu tubuh 37,2 OC
A: Masalah
keperawatan resiko
infeksi belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
WAKTU
14/10/15
Pukul
16.00
14/10/15
IMPLEMENTASI
1. Memeriksa status neurologis pasien
menggunakan GCS dengan hasil GCS
E1V1M4
2. Mengukur intake dan output pasien
dengan menggunakan rumus balance
cairan dengan hasil Balance cairan=
input output = 1325-1330 cc = -5 cc
3. Mengukur tanda-tanda vital pasien
dengan hasil tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 144x/menit, suhu
37,1OC,
dan
respiration
rate
40x/menit
4. Memposisikan kepala lebih tinggi 15
derajat
5. Mengatur lingkungan yang dapat
menstimulasi
peningkatan
TIK
dengan membatasi pengunjung yang
ingin menjenguk pasien
6. Melakukan kolaborasi obat penurun
TIK dengan pemberian manitol
6x100cc
1. Mengukur tanda-tanda vital pasien
dengan hasil tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 108x/menit, suhu 37,1
C, dan respiration rate 44x/menit
2. Melakukan auskultasi suara dengan
hasil suara nafas vesikuler pada
kedua lapang paru
3. Melakukan kolaborasi pemberian
bantuan oksigen 4 lpm menggunakan
masker rebreathing
PARAF
EVALUASI
15/10/15
Pukul 14.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tidak sadar
O: GCS E1V1M1
Pasien tampak
tidak sadar
Keadaan umum
lemah
TTV tekanan darah
180/100 mmHg,
nadi 80x/menit,
suhu 36,7 C, dan
respiration rate
32x/menit
A: Masalah
keperawatan
ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak belum teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
15/10/15
Pukul 14.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tampak sesak
O: GCS E1V1M1
Pasien tampak
sesak
Pasien tampang
menggunakan otototot bantu
pernapasan
Pasien tampak
terpasang masker
rebreathing dengan
aliran oksigen 4 lpm
TTV tekanan darah
180/100 mmHg,
nadi 80x/menit,
suhu 36,7 C, dan
respiration rate
32x/menit
24x/menit
WAKTU
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI
A: Masalah
keperawatan
ketidakefektifan
pola pernapasan
teratasi sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
14/10/15
15/10/15
Pukul 16.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tidak sadar
O: GCS E1V1M1
Suhu tubuh 36,7 C
A: Masalah
keperawatan resiko
infeksi belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
15/10/15
Pukul
12.00
15/10/15
16/10/15
Pukul 15.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tidak sadar
O: GCS E1V1M1
Pasien tampak
tidak sadar
Keadaan umum
lemah
TTV tekanan darah
100/80 mmHg, nadi
80x/menit, suhu
38,2 C, dan
respiration rate
60x/menit
A: Masalah
keperawatan
ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak belum teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
16/10/15
Pukul 15.00
S: Keluarga
WAKTU
IMPLEMENTASI
dan respiration rate 63x/menit
4. Melakukan auskultasi suara dengan
hasil suara nafas vesikuler pada
kedua lapang paru
5. Melakukan kolaborasi pemberian
bantuan oksigen 4 lpm menggunakan
masker rebreathing
15/10/15
16/10/15
Pukul
12.00
PARAF
EVALUASI
mengatakan pasien
masih tampak sesak
O: GCS E1V1M1
Pasien tampak
sesak
Pasien tampang
menggunakan otototot bantu
pernapasan
Pasien tampak
terpasang masker
rebreathing dengan
aliran oksigen 4 lpm
TTV tekanan darah
100/80 mmHg, nadi
80x/menit, suhu
38,2 C, dan
respiration rate
60x/menit
A: Masalah
keperawatan
ketidakefektifan
pola pernapasan
teratasi sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
16/10/15
Pukul 15.00
S: Keluarga
mengatakan pasien
masih tidak sadar
O: GCS E1V1M1
Suhu tubuh 38,2 C
A: Masalah
keperawatan resiko
infeksi belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
WAKTU
IMPLEMENTASI
C, dan respiration rate 26x/menit
3. Mengatur lingkungan yang dapat
menstimulasi
peningkatan
TIK
dengan membatasi pengunjung yang
ingin menjenguk pasien
16/10/15
16/10/15
PARAF
EVALUASI