Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh:
Fendi Rokhman
110534406889
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktek Industri pada PG Kebon Agung Malang selama 2 bulan mulai
tanggal 10 Juni sampai dengan tanggal 10 Agustus yang disusun oleh
Nama
: Fendi Rokhman
NIM/DNI
: 110534406889
Program Studi
Jurusan
: Teknik Elektro FT UM
Pembimbing Industri,
Sarjan M. , ST
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun haturkan ke hadirat Allah SWT dimana atas karuniaNya lah praktek industri di PG Kebon Agung Malang dapat dilakukan dan saya
dapat menyelesaikan laporan praktek industri ini. Shalawat serta salam mahabbah
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.
Praktek industri ini merupakan salah satu syarat mata kuliah wajib
mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas
Negeri Malang . Praktek Industri juga merupakan sarana penyambung antara teori
dalam kelas dan keadaan sebenarnya pada suatu industri.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing saya selama melaksanakan Praktek Industri dan
proses penyusunan laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan terselesaikannya laporan Paktek Industri ini, saya mengucapkan
terimakasih khususnya kepada:
1. Bapak Drs. Slamet Wibawanto, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
2. Ibu Yuni Rahmawati, S.T., M.T selaku Koordinator Praktek Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang.
3. Bapak Aripriharta, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Praktek
Industri, Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
4. Bapak Sarjan M., S.T. selaku Pembimbing Lapangan di PG kebon
Agung.
5. Seluruh staf karyawan PG Kebon Agung.
6. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung secara material dan
spiritual serta motivasinya kepada kami.
7. Seluruh dosen dan staf Unversitas Negeri Malang pada umumnya dan
dosen serta Staf Jurusan Teknik Elektro pada khususnya.
8. Rekan kerja praktik atas kerja samanya selama ini sehingga praktik
kerja lapangan ini dapat terselesaikan dengan baik.
iii
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiii
LAMPIRAN................................................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
B.
C.
D.
E.
2.
3.
4.
B.
C.
D.
Kesimpulan.................................................................................................. 47
B.
Saran ............................................................................................................ 49
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PG Kebon Agung ..................................................... 8
Gambar 2.2 Bagan Proses Pembuatan Gula................................................................. 10
Gambar 2.3 Foto Gedung Pengepakan Gula................................................................ 12
Gambar 2.4 Foto Gudang Penyimpanan Gula ............................................................. 13
Gambar 3.1 Foto Transformator PLN.......................................................................... 14
Gambar 3.2 Foto Name Plate Transformator............................................................... 15
Gambar 3.3 Foto Turbin Uap Generator 1,2 ................................................................ 16
Gambar 3.4 Foto Name Plate Generator 1,2 ................................................................ 16
Gambar 3.5 Foto Turbin Uap Generator 3 ................................................................... 17
Gambar 3.6 Foto Name Plate Generator ...................................................................... 17
Gambar 3.7 Foto Turbin Uap Generator 4 Shinko....................................................... 18
Gambar 3.8 Foto Generator 4 Shinko .......................................................................... 18
Gambar 3.9 Foto Tranformator Turbin Shinko............................................................ 19
Gambar 3.10 Foto Name Plate Transformator............................................................. 20
Gambar 3.11 Foto Generator Mesin Diesel 1 .............................................................. 21
Gambar 3.12 Foto Generator Mesin Diesel 2 .............................................................. 21
Gambar 3.13 Pengawatan Panel PLTU/ PLN PG Kebon Agung Malang ................... 23
Gambar 3.14 Bentuk fisik ACB ................................................................................... 24
Gambar 3.15 Bagian-Bagian ACB.............................................................................. 25
Gambar 3.16 Foto kapasitor bank pada panel PG Kebon Agung Malang ................... 26
Gambar 3.17 Foto Ampere Meter ................................................................................ 26
Gambar 3.18 Foto Volt Meter ..................................................................................... 28
Gambar 3.16 Foto DC Ampere Meter ......................................................................... 28
Gambar 3.20 Foto DC Volt Meter ............................................................................... 29
Gambar 3.21 Foto Freqwency Meter ........................................................................... 29
Gambar 3.22 Foto Watt Meter ..................................................................................... 29
Gambar 3.23 Foto Cos Meter.................................................................................... 29
Gambar 3.24 Foto Sinkronoskop ................................................................................. 30
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Surat Persetujuan Permohonan Praktek Kerja Industri .......................... 51
Lampiran 2 : Jadwal Kegiatan Praktek Industri ........................................................... 52
Lampiran 3 : Agenda Harian Praktek Industri ............................................................. 53
Lampiran 4 : Daftar Hadir Mahasiswa Praktikan ....................................................... 57
Lampiran 5 : Catatan Kegiatan Praktek Industri.......................................................... 59
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
b.
c.
b.
c.
C.
D.
teknik elektro program studi pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Malang
yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebelum menyelesaikan skripsi.
1.
Tujuan umum
a.
b.
c.
d.
2.
Tujuan khusus
a.
b.
c.
d.
e.
E.
b.
c.
d.
e.
F.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam laporan ini adalah Automatic Voltage
Regulator (avr) sebagai pengontrol suplai tegangan pada exiter generator sinkron
3 fasa.
G.
Batasan Masalah
Laporan Praktek Industri ini agar lebih terarah maka kami memberikan
pengumpulan data. Adapun metode praktek yang digunakan ini adalah sebagai
berikut :
1.
langsung terjun pada objek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam
field research ini adalah interview yaitu suatu metode yang digunakan dalam
mendapatkan data dengan jalan mengajukan pertannyaan secara langsung pada
saat perusahaan mengadakan suatu kegiatan dan observasi yaitu suatu metode
dalam memperoleh data, dengan mengadakan pengamatan langsung keadaan yang
sebenarnya dalam perusahaan.
3. Metode diskusi
artinya metode ini dilakukan untuk memecahkan masalah secara kelompok
dengan mengungkapkan masing-masing ide. Diskusi dilakukan ketika memang
diperlukan suatu diskusi.
BAB II
GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM PG KEBON AGUNG MALANG
Masa Kepemimpinan
1908-1913
1913-1917
A. Rarnken l.Z.N
1918-1921
1921-1949
Van Spanje
1949-1958
1958-1965
1965-1967
R. Soemarlan, B,Sc
1967-1981
1981-1990
1990-1994
1994-1996
Ir. Ponidi
1997-2003
Ir. Sudibyo
2003-2007
Didid Taurisianto
2007-Sekarang
dan juga memiliki lahan dengan jenis tanah aluvial, litosol, dan meditran. PG
Kebon Agung berbatasan dengan kelurahan Kebon Sari di sebelah utara
,Kelurahan Lowokdoro di sebelah timur, Desa Genengan sebelah selatan dan Desa
Sitirejo sebelah barat.
B. Struktur Organisasi PG Kebon Agung
Struktur organisasi yang berlaku di PG Kebon Agung berbentuk
fungsional berdasarkan fungsinya, yaitu pembagian atas unit-unit organisasi
didasarkan pada spesialisasi tugas yang dilakukan dan juga wewenang dari
pimpinan ke unit-unit organisasi dibawahnya dengan maksud agar dapat
mengadakan pengawasan secara efektif. PG Kebon Agung dipimpin oleh seorang
pimpinan yang membawahi empat bagian. Masing-masing kepala bagian
membawahi seksi dan subseksi.
10
11
1.
Stasiun Penerimaan
Truk tebu yang masuk PG. Kebon Agung harus ditempatkan dahulu di
Stasiun Timbangan
Setelah melihat hasil rendemen yang baik maka selanjutnya tanaman tebu
yang dibawa oleh truk akan dibawa ke stasiun timbangan. Stasiun timbangan
berfungsi untuk mengukur berat tebu yang akan digiling dan juga bahan-bahan
lain yang keluar masuk PG.
3.
Stasiun Gilingan
Stasiun Gilingan merupakan proses awal dari kegiatan produksi gula. Di
stasiun gilingan ini tebu diperah/digiling untuk mendapatkan nira mentah. Dalam
pemerahan ini perlu ditambahkan air imbibisi agar kandungan gula yang masih
berada dalam ampas akan larut, sehingga ampas akhir diharapkan mengandung
kadar gula serendah mungkin.
4.
Stasiun Pemurnian
Pada pabrik gula, proses pemurnian memegang peranan penting dalam produksi
gula, karena hasil pemurnian ini akan sangat mempengaruhi kualitas dari gula
yang dihasilkan. Adapun tujuan dari proses pemurnian yaitu menghilangkan
sebanyak mungkin kotoran yang terdapat dalam nira mentah dengan tetap menjaga agar
jangan sampai sukrosa maupun gula reduksinya mengalami kerusakan pada aliran
proses dalam stasiun pemurnian.
5.
Stasiun Penguapan
Stasiun penguapan bertujuan untuk menguapkan air yang terkandung
dalam nira encer sehingga diperoleh nira kental dengan batas kekentalan 64%,
selain itu hasil dari penguapan adalah air kondensat yang digunakan sebagai air
pengisi ketel.
12
6.
Stasiun Masakan
Stasiun ini bertujuan untuk mengubah sukrosa yang berbentuk larutan
menjadi kristal gula yang rata-rata berukuran 0,8 s/d 1,0 mm.
7.
Stasiun Puteran
Stasiun ini bertujuan untuk memisahkan kristal-kristal gula yang larutan
induknya (stroop) kristal tersebut sehingga dihasilkan gula pasir yang siap di
bungkus.
8.
Stasiun Pembungkusan
Di stasiun pembungkusan dilakukan pembungkusan gula produk SHS
13
9.
Gudang
Gula produk SHS yang dikemas akan disimpan di gudang gula. Peralatan yang
digunakan adalah conveyor gula, yang berfungsi sebagai alat akomodasi gula yang telah dijahit.
BAB III
KEGIATAN KHUSUS
AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR (AVR)
SEBAGAI PENGONTROL SUPLAI TEGANGAN PADA EXITER
GENERATOR SINKRON 3 FASA
14
15
Frekuensi
50 Hz
Daya
1600 KVA
Tegangan Primer
20.000 V
Tegangan Sekunder
213/400 V
Arus sekunder
2309,34 A
Arus primer
46,19 A
16
17
Siemens
Kecepatan
17 kg/cm2 - 20 kg/cm2
Temperatur
300 0C - 320 0C
0,8 kg/cm2
Temperatur
120 0C
11 kg/jam
Daya Y/
1600/1200 KVA
Arus Y/
2310/3000 A
Tegangan Y/
400/231V
Faktor Daya
0,8
18
Siemens
Kecepatan
17 kg/cm2 - 20 kg/cm2
Temperatur
300 0C - 320 0C
0,8 kg/cm2
Temperatur
120 0C
11 kg/jam
Daya
2135 KVA
Arus
3080 A
Tegangan
400 V
Faktor Daya
0,8
19
Shinko
Kecepatan
17 kg/cm2 - 20 kg/cm2
Temperatur
300 0C - 320 0C
Temperatur
120 0C
12,89kg/Kw
Tegangan
6000 V
Faktor Daya
0,8
20
Frekuensi
50 Hz
Daya
3150 KVA
Primer
6000 V
Sekunder
400 V
Arus primer
303,11 A
Arus sekunder
4546,63 A
21
MAN
Type Designation
WV 17.5/22 B
In-Line Cycl
Cylinder Bore in cm
17.5
22
Piston Stroke in cm
22
Model
Air Temperature
20C (68F)
Air Pressure
736 mmHg
Power
415/395 BHP
Cylinder Bore
Piston Stroke
Journal Diameter
Speed
1000 rpm
Sense of rotation
Left
No. Cylinder
Firing Square
1-3-7-5-8-6-2-4
5.291(322.8 cu in)
Crankpin Diameter
AEG
Type
SJRJ 110D-6D
No 806219
400/231 v
505 A
350 kVA
cos 0,8
1000 Rpm
50 Hz
Err 75 v
60 A
AEG
Type
D6 112 / 8
No 456215
400v
476 A
330 kVA
cos 0,8
264 kW
1000 Rpm
Err 84 v
50 Hz
55
23
24
25
Keuntungan :
1. Resiko kebakaran tidak ada.
2. Busur api benar-benar hilang.
3. Waktu pemutusan dan pemadaman sangat cepat.
4. Karena hanya membutuhkan sedikit energi, air blast sangat cocok untuk
kondisi dimana pemadaman sering dilakukan.
5. Energi yang digunakan sangat banyak di alam yaitu udara.
Kekurangan :
1. Air Blast memiliki sifat yang relatif rendah pemadaman busur api.
2. Air Blast Circuit Breaker sangat sensitif dari perubahan terhadap tegangan.
3. Maintenaince kebanyakan pada kompresor untuk penyuplay udara.
b. Kapasitor Bank
Kapasitor Bankmerupakan peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif
yang terdiri sekumpulan beberapa kapasitor yang disambung secara parallel untuk
mendapatkan kapasitas kapasitif tertentu.
26
27
28
2. Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur beda
potensial atau tegangan pada ujung-ujung komponen elektronika yang sedang
aktif.
3. DC Amperemeter
Amperemeter DC adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk
mengukur Arus DC.
4. DC Volttmeter
DC Volt meter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur
tegangan DC.
29
5. Freqwencymeter
Freqwencymeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur
frekuensi pada suatu sumber tegangan listrik AC.
6. Wattmeter
Wattmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengetahui daya
yang dikonsumsi beban listrik.
7. Cos meter
Cos meter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengetahui cos .
30
8. Sinkronoskop
Sinkronoskop adalah alat ukur yang digunakan untuk sinkronisasi pararel
dua generator.
31
rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai
dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan
hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
i. Autotrafo
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer
juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu
berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan
sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator
biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan
kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis
ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
j. Pemakaian Beban Panel
Berikut ini adalah data rata-rata pembagian beban panel utama PG Kebon
agung di akhir tahun 2012-2013.
32
Panel
Injeksi Baru
450
Vaccum
500
Talgo, Leburan
350
Timbangan
150
Conti 1,2,3,5,7,11,12
450
450
Conti 4, 6, 8, 9
500
BB1, WS5
400
CVP+Cultrog
600
DB 13
650
Vacum Robusi
575
WTP
150
MCC5
250
MCC4
450
BB2
500
ACB G. Siemens3
1800
PLN/PG
PLN
PG
PG
PG
PLN
PLN
PLN
PLN
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
Kopel PG/PLN
ACB G. Shinko 1
3000
ACB G. Shinko 2
3000
Penerangan
400
Induk G. Siemens 1
Off
Induk G. Siemens 2
Off
200
Limbah, Besali
350
PG
Grup 6
RVF (Rotary Vacuum
Filter)
600
PG
Grup 8
300
Grup 7A
100
Grup 4
550
Grup 5
650
Grup 6A
400
Yosh 1
150
Yosh 2
350
Grup 3
400
Grup 2
350
400
PLN
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PLN
PLN
33
Panel
MCC 8
700
DB 11
500
Panel ESP
120
Panel JJ
400
Keterangan :
PLN/PG
PG
PG
PG
PG
Sumber listrik
Beban
B. Prinsip Kerja Generator Sinkron
Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa
frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator
tersebut. Rotor generator sinkron yang diputar dengan penggerak mula (prime
mover) yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah akan
menghasilkan medan magnet putar dengan kecepatan dan arah putar yang sama
dengan putaran rotor tersebut (Universitas Sumatera Utara).Adapun prinsip kerja
dari generator sinkron secara umum adalah sebagai berikut :
a. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka
akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
b. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
c. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor,
akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar
yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah
besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi
suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan
tersebut.
34
d. Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi
pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu
sama lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan
untuk menghasilkan energi listrik.
Dalam penerapannya terdapat 3 kasus umum dalam reaksi jangkar yaitu
ketika faktor daya beban unity, dimana reaksi jangkar ini mengakibatkan distorsi.
Ketika faktor daya beban zero lagging yang mengakibatkan pelemahan
(demagnetising) karena fluksi utama berkurang sehingga tegangan induksi
berkurang dan ketika faktor daya beban zero leading dimana pada kasus ini,
fluksi utama mengalami penambahan (magnetizing) sehingga tegangan induksi
juga meningkat. Berikut ini merupakan gambar diagram phasor pada generator
sinkron saat faktor daya tertinggal (lagging), mendahului (leading) dan satu
(unity).
IaZs
IaXa
E0
E
IaXS
IaZ
IaXL
IaRa
Ia
Ia
IaXa
E0
E
IaXS
IaXL
IaZ
IaZs
IaRa
35
E0
E
IaXa
IaZs
IaXS
IaZ
Ia
IaXL
IaRa
36
dihasilkan secara tetap. Eksitasi itu sendiri terdiri atas system penguatan sendiri
dan penguatan terpisah.
Perbedaan utama dari penguat sendiri dan penguat terpisah ini adalah
sumber arus penguatannya. Pada penguat sendiri, arus penguatannya diperoleh
dari output generator utama yang terlebih dulu disearahkan. Sedang kan penguat
terpisah, arus penguatannya diperoleh dari sumber lain berupa generator DC
ataupun AC yang terpisah dari generator utama.
Sistem eksitasi merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan
listrik dan pada perkembangannya, sistem eksitasi pada generator listrik ini dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu system eksitasi dengan menggunakan sikat
(brush excitation) dan system eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation)
1. Sistem Eksitasi dengan sikat
Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal
dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah
magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik
diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol
kumparan medan eksiter utama (main exciter).Untuk mengalirkan arus Eksitasi
dari main exciter ke rotor generator menggunakan slip ring dan sikat arang,
demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter .
Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat yaitu generator penguat yang
pertama, adalah generator arus searah hubungan shunt yang menghasilkan arus
penguat bagi generator penguat kedua. Generator penguat (exciter) untuk
generator sinkron merupakan generator utama yang diambil dayanya. Pengaturan
tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya arus eksitasi
(arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan asut.
Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama dan
generator penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama. Dengan
cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan
dengan arus generator penguat kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer
37
tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator utama dilengkapi tahanan yang
menampung energi medan magnet generator utama karena jika dilakukan
pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke dalam tahanan.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah
untuk menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator
utama sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh
generator penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena. penyearah ikut
berputar bersama poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan
arus dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua.
Nilai arus penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan
masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan
pengatur tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan.
Pengaturan tegangan otomatis pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi
sekarang sudah menjadi elektronik.Perkembangan sistem eksitasi pada generator
sinkron dengan sistem eksitasi tanpa sikat, karena sikat dapat menimbulkan
loncatan api pada putaran tinggi. Untuk menghilangkan sikat digunakan dioda
berputar yang dipasang pada jangkar.
2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor
generator mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan
pada sikat arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang,
digunakan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation.
Keuntungan eksitasi tanpa menggunakan sikat adalah:
a) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama (main
shaft), sehingga keandalannya tinggi
b) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
c) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan
isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
d) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab
semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
38
39
1. Under Excitation
Kondisi under excitatoin yaitu suatu kondisi generator yang penguatannya
kurang (kurang diperkuat) sehingga akan mencatu arus mendahului ke sistem. Hal
ini dapat ditinjau menurut GGM/fluks dari reaksi jangkar. Ketika generator
kurang diperkuat maka ia harus memberikan arus mendahului ke sistem karena
arus mendahului akan menghasilkan fluks jangkar yang akan memperkuat fluks
rotor.
2. Over Excitation
Kondisi over excitation yaitu suatu kondisi generator yang penguatannya
terlalu besar (terlalu diperkuat) sehingga akan mencatu arus tertinggal ke sistem.
Ketika generator terlalu diperkuat maka ia harus memberikan arus tertinggal ke
system karena arus tertinggal akan menghasilkan fluks jangkar yang akan
melawan fluks rotor untuk mengurangi penguatan yang terlalu besar.
Sebuah AVR bekerja dengan melibatkan beberapa bagian dari suatu
generator/ pembangkit. Model sederhana darisebuah AVR pada sebuah generator
yang system penguatannya menggunakan sebuah generator DC tipe shunt
ditampilkan seperti gambar berikut:
Exiter
Vref
Ve
Amplifier
VR
Vf
PT
Stabilizer
Rectifier
Gambar 3.29 Model AVR
(Sumber: Elman Faeri, 2001:-)
40
Amplifier
Exiter
Stabilizer
41
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
CCC
90R
MEL
AVR
70E
Auto-Manual
Mixer
AC
Exiter
Thyristor
Firing Ciruit
Automatic
Feed
Follower
PMG
42
Sensing
Circuit
Comparative
Amplifier
Amplifier
Circuit
Auto-Manual
Change Over
And Mixing Circuit
70E
CEL
MBL
Dumping
Circuit
Automatic
Follower
Thyristor
Firing Ciruit
AC
Exiter
Phase
Syncronizing
Thyristor
Firing Ciruit
PMG
Sensing
Voltage
Output voltage generator
Gambar 3.33 Grafik hubungan sensing tegangan terhadap output of Generator
(Sumber: Brian Kristianto, 2013: -)
43
Keterangan:
Sensing voltage: output tegangan resopon generator
Output voltage of generator: tegangan keluaran generator
2. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara
sensing circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak
mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut.
Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara
memasang VR (variable resistance) pada set voltage dan sensing voltage.
3. Amplifier circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau
penguatan tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran
dari over excitation limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan
negative kemudian pada masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL)
atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka keluaran dari
comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301
dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier
untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari
OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.
R35
R34
D11
Comparative
Amplifier
D13
OP
201
D14
D12
OEL
OP
301
OP
401
MEL
Damping
Circuit
Balance
Motor
44
Keterangan:
( )
=
( )
1+
45
46
Keterangan:
Current Factor : faktor arus yang memengaruhi pembatasan eksitasi
Voltage Factor : faktor tegangan yang memengaruhi pembatasan eksitasi
11. Automatic follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan
pengaturan secara manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian
generator dalam pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal error.
Hal tersebut digunakan untuk menjaga kesetabilan tegangan pada generator.
Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan manual (70E) untuk ketepatan
tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi pengoperasian generator dan
pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal tegangan error. Hal
tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada generator
dengan adanya perubahan beban .Automatic Follower digunakan untuk
mendeteksi keluaran regulator dari sinyal tegangan error dan pengoperasian
otomatis manual adjuster dengan membuat nilai nol. Rangkaian ini untuk
menaikkan sinyal dan menurunkan sinyal yang dikendalikan oleh 70E. Dengan
cara memutar 70E untuk mengendalikan sinyal pada rangkaian ini.
Discrimination
Circuit
Amplifier
Circuit
Amplifier
Circuit
70E Raising
Circuit
70E Raising
Circuit
70E
M
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
PG Kebon Agung Malang mengolah tebu sebagai bahan baku dalam
memproduksi gula jenis SHS. Untuk menjaga mutu produksi gula, PG Kebon
Agung memiliki berbagai teknologi pendukung yang sudah diterapkan sejak
proses penanaman tebu dan pembudidayaannya, proses pemilihan tebu sebelum
proses produksi, serta proses produksi gula.
PG Kebon Agung memiliki sarana utama proses pengolahan tebu menjadi
gula yaitu:
1. Penerimaan, di sini angkutan tebu akan mengantri sebelum proses
penimbangan dan membongkar tebu untuk digiling
2. Timbangan, di stasiun ini akan dilakukan penimbangan terhadap
angkutan tebu yang akan digiling menuju stasiun penggilingan.
3. Gilingan, disini akan dihasilkan nira mentah dengan produk samping
berupa ampas tebu.
4. Pemurnian, disini akan dihasilkan nira encer dengan produk samping
berupa blotong.
5. Penguapan, disini akan dihasilkan nira kental dengan produk samping
berupa air kondensat.
6. Masakan dan puteran, disini akan dihasilkan gula SHS, dengan produk
samping berupa tetes.
7. Pengepakan dan gudang, disini gula ditimbang kemudian dibungkus
dengan berat masing-masing 50 kg. Kemudian disimpan di gudang.
PG Kebon Agung memiliki sarana pendukung untuk menunjang proses
pengolahan produksi gula yaitu:
47
48
1. Stasiun ketel yang berfungsi mensuplai uap untuk turbin uap generator
(PLTU) dan tenaga penggerak pada pagian stasiun gilingan.
2. Stasiun water treatment yang berfungsi untuk mensuplai air ke stasiun
ketel, selain dari air yang didapat dari proses penguapan nira (air
kondensat).
3. Laboratorium untuk meneliti kualitas gula yang dihasilkan.
4. Pembangkit Lisitrik Tenaga Uap (PLTU)
5. Dll.
PG. Kebon Agung memiliki sumber energi listrik lain selain dari PLN
yang berkapasitas 2 x 1600 KVA, yaitu PLTU dan PLTD (milik PG. Kebon
Agung sendiri) dengan rincian dan kapasitas sebagai berikut:
1. PLTU
Generator utama
- Satu unit generator Shinko yang berkapasitas 4500 KVA
- Satu unit generator siemens 3 yang berkapasitas 2135 KVA
Generator cadangan
- Dua unit generator Siemens 1,2 yang masing masing memiliki
kapasitas Daya Y/ : 1600/1200 KVA
2. PLTD
Dua unit generator diesel 1, 2 dengan kapasitas masing 350, 330
KVA. Generator yang digerakan oleh tenaga diesel ini hanya akan
digunakan apabila jaringan listrik dari PLN padam selama dua hari atau
lebih dan apabila pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tidak dapat
dioperasikan karena ada gangguan atau karena kurangnya pasokan uap
dari stasiun ketel.
Automated Voltage regulator (AVR) merupakan peralatan kontrol
otomatis yang digunakan untuk menjaga agar tegangan terminal generator selalu
konstan. Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan ( excitacy)pada
exciter.
49
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan, R. 2000. Mesin Listrik Arus Bolak Balik. Bandung : Tarsito
Heru, Dibyo Laksono. Perilaku Tegangan Sistem Eksitasi Generator Dengan
Metode Penempatan Kutub Dalam Domain Waktu. Jurnal Nasional Elektro.
Jurusan Teknik Elektro. Univ Andalas.
Kristanto Brian. 2013. Automatic Voltage Regulator. http://blogs.itb.ac.id/el2244k
0112211049briankristianto1/2013/04/27/automatic-voltage-regulator/. (online).
diakses 5 Juli 2013
Siemens operation instructions. Petunjuk Pengoperasian Circuit Breaker Siemens
PG Kebon Agung Malang.
Metode pararel Generator Sinkron. http://dunialistrik.blogspot.com/2009/04/metode-paralel-generator-sinkron.html. (online).
diakses tanggal 5 juli 2013
Arismunandar, A, Kuwahara. 1988. Teknik Tenaga Listrik Jilid 1. PT Pradnya
Paramita, Jakarta
Sumanto. 2000. Mesin Sinkron. Andi, Yogyakarta
Website PT Kebon Agung. www.ptkebonagung.com. (online). Diakses tanggal 15
Juli 2013
50