Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN II
KELEMBABAN RELATIF UDARA PADA TEMPAT BERBEDA
NAMA
NIM
: H41114507
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
: I (SATU)
ASISTEN
: ILHAM
ANDI FAUZIAH. M
ST. HARDIANTY. R
BAB I
PENDAHULUAN
bagaimana
makhluk
hidup
tersebut
beradaptasi
dengan
lingkungannya. Kelembaban udara ini penting karena uap air mempunyai sifat
menyerap radiasi bumi yang akan menentukan cepatnya bumi kehilangan panas
yang secara spontan ikut mengatur suhu udara.
Kelembaban relatif udara adalah presentase uap air sebenarnya ada
dibandingkan dengan kejenuhan dibawah temperatur dan tekanan tertentu.
Kelembaban udara itu sendiri merupakan hasil penguapan udara yang berubah
dari bentuk cair menjadi uap dengan satuan kecil dan akan naik ke atmosfer.
Dalam atmosfer kadar uap air selalu berubah-ubah seiring dengan berubahnya
temperatur pada tempat tersebut.
Kelembaban relatif penting diketahui untuk melihat seberapa kering atau
lembab suatu tempat. Kelembaban relatif dapat diukur menggunakan Sling
Psychrometer dan termometer air raksa (manual).
I.2. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui perbedaan kelembaban relatif udara pada tempat/lokasi
yang berbeda dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam membaca dan mengoperasikan
peralatan sederhana dalam mengukur kelembaban udara relatif.
I.3. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 Maret 2015 pukul
14.00-17.00 WITA dan pada hari Kamis, 19 Maret 2015 pukul 10.00-12.00.
Bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Adapun
percobaan ini dilakukan diberbagai tempat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Umar,
2015) :
a. Suhu
Daerah yang memiliki suhu udara yang tinggi memilki kelembaban rendah
karena suhu udara yang tinggi dapat mempercepat penguapan air di suatu tempat
sehingga uap air yang terkandung di tempat tersebut sangat sedikit, begitu pula
pada daerah yang memiliki suhu rendah pasti memiliki kelmbaban tinggi.
b. Tekanan udara
Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakan angin.
c. Pergerakan angin
Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih mempercepat
pengangkatan uap air menggempul di udara.
d. Kuantitas dan lama penyinaran
Lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap
berbagai
proses
fisiologi
tumbuhan.
Cahaya
mempengaruhi
e. Vegetasi
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah termometer, sling
psychometer dan botol air/hand sprayer.
III.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air dan kapas.
III.3. Tata Kerja
Tata kerja pada percobaan ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
udaranya.
Menyalakan stopwatch bersamaan dengan diputarnya Sling Psychrometer
6.
7.
8.
basah
pada
Sling
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel
Tabel 1. Variable
N
o
1
2
3
4
5
6
Tempat
Laboratoriu
m biologi
dasar
Rumput
Pohon
Koridor
Pelataran
MKU
Sling
Psychrometer
Basa Kerin
h
g
26oC
28oC
31oC
27oC
27oC
34oC
31oC
30oC
Manual
Kelembaba
n Nisbi
Basa
h
Kerin
g
28oC
26oC
25oC
27oC
26oC
31oC
29oC
28oC
33oC
30oC
Kelembaba
n Nisbi
88%
82%
76%
80,5%
81%
80%
80%
66%
84%
IV.4 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kelembaban relatif
udara pada pada lokasi yang berbeda serta faktor yang memengaruhinya. Dari
percobaan telah didapatkan hasil yaitu pada Laboratorium Biologi Dasar
termometer basah menunjukkan 26oC dan termometer kering menunjukkan 28oC
dengan kelembaban nisbi 88% pengukuran dilakukan dengan menggunakan
termometer air raksa (manual). Perbedaan kelembaban pada setiap tempat tersebut
terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pergerakan angin,
temperatur, persediaan tempat air, vegetasi , tekanan udara serta intensitas
penyinaran. Pada laboratorium biolgi dasar memiliki kelembaban nisbi yang
tinggi karena disebabkan faktor yang telah disebutkan, dimana kondisi pada
laboratorium temperaturnya hangat, kurangnya penyinaran cahaya matahari,
ruangannya tertutup sehingga tekanan udara rendah karena kurangnya pergerakan
angin, tetapi pada saat itu kondisi laboratorium sangat dipadati oleh orang
orang yang sedang praktikum, yang memberi sumbangsih besar dalam membuang
zat buangan berupa uap air. Hal inilah yang menyebabkan meningkatnya
kelembaban udara.
Pada vegetasi rumput termometer basah menunjukkan 28oC dan kering
menunjukkan 31oC dengan kelembaban nisbi 81% pengukuran dilakukan dengan
cara manual, sedangkan pada saat menggunakan Sling Psychrometer termometer
basah menunjukkan 31oC dan kering menunjukkan 34oC dengan kelembaban nisbi
82%. Seperti yang diketahui vegetasi rumput merupakan ruang yang terbuka
sehingga
berbagai
faktor
dapat
dengan
mudah
mempengaruhi
tingkat
pelataran
termometer
basah
menunjukkan
27oC
dan
kering
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah kelembaban relatif udara berbeda
pada setiap tempat dan bergantung pada suhu, tekanan udara, pergerakan angin,
kuantitas dan kualitas penyinaran, vegetasi, dan ketersediaan air di suatu tempat.
V.2 Kritik dan Saran
Keterbatasan alat dan bahan pada laboratorium menjadi masalah yang
sangat serius penghambat praktikum. Kebersihan dan penerangan pada
laboratorium juga sangat memprihatinkan karena membuat praktikan merasa
kurang nyaman. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
percobaan sebaiknya didukung oleh peralatan yang memadai agar pengaplikasian
alat benar-benar terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, L., 2008. Kualitas Udara dalam Perpustakaan Universitas X Ditinjau dari
Kualitas Biologi, Fisik, dan Kimiawi. Jurnal Kesehatan. Vol 12 (2).
Kusuma, C., 2012. Kamus Lengkap Biologi. Fajar Mulya, Surabaya.
Lakitan, B., 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. Rajawali Pers, Jakarta.
Umar, M. R.,, 2015. Ekologi Umum dalam Praktikum. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Wildian, W., 2013. Rancangan Bangun Modul Alat Ukur Kelembaban dan
Temperatur. Jurnal Fisika. Vol.2 (1).