Está en la página 1de 5

Putu Ngurah Aeland Prilaksana/10700196/ PKM Taman

INSOMNIA
A. DEFINISI
Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal
kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang
berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau
gangguan dalam fungsi individu. The International Classification of Diseases
mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur
yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan. Menurut The
International Classification of Sleep Disorders, insomnia adalah kesulitan tidur
yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur
tersebut.
B. PATOFISIOLOGI
Prekursor asam
amino

Lesi nukleus
subcereleus

Gangguan akrtivitas
kolinergik sentral

L-tryptophan
menurun

Norepinefrin
meningkat

ACH menurun

Sintesis serotonin
menurun

Tidur REM
menurun

Terjaga

Gangguan tidur

insomnia

C. GEJALA KLINIS
a. Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari

Tegang, cemas, depresi, obsesif

Lesi pada
nukleus raphe

Insomnia
sementara

b. Sering terbangun pada malam hari


c. Bangun tidur terlalu awal
d. Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
e. Iritabilitas, depresi atau kecemasan
f. Konsentrasi dan perhatian berkurang
g. Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
h. Ketegangan dan sakit kepala
i. Gejala gastrointestinal
D. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik

akan

dilakukan

untuk

menemukan

adanya

suatupermasalahan yang bisa menyebabkan insomnia. Ada kalanya pemeriksaan


darah juga dilakukan untuk menemukan masalah pada tyroid atau pada hal lain
yangbisa menyebabkan insomnia.Jika penyebab dari insomnia tidak ditemukan,
akan dilakukan pemantauan danpencatatan selama tidur yang mencangkup
gelombang otak, pernapasan, nadi,gerakan mata, dan gerakan tubuh. Hal tersebut di
bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:
Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau

kualitas tidur yang buruk


Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan
Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan

terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari


Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.
F. TERAPI
a. NON MEDIKAMENTOSA :
- KIE
Edukasi yang dapat diberikan pada pasien insomnia yaitu :
1. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
tentang penyakit insomnia.
2. Menganjurkan agar dapat merubah pola hidup, seperti:
-

Mengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari


libur

Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur.

Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.

Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.

Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat,


membaca, latihan pernapasan atau beribadah

Menghindari atau membatasi tidur siang karena akan


menyulitkan tidur pada malam hari.

Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur,


seperti menghindari kebisingan

Olahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20


hingga 30 menit setiap hari sekitar lima hingga enam jam
sebelum tidur.

Menghindari kafein, alkohol, dan nikotin

Menghindari makan besar sebelum tidur

Cek kesehatan secara rutin

- RENCANA PROGRAM PROMOSI KESEHATAN


1.
Mengadakan penyuluhan tentang insomnia mengenai
pengertian, penyebab,gejala dan tanda, faktor resiko, dan
perubahan pola hidup insomnia bagi petugas kesehatan
(medis dan para medis), kader kesehatan maupun tokoh
masyarakat.
2.
Membuat pamflet dan poster yang menarik yang
berisi informasi tentang insomnia.
Melakukan kerja sama dengan media massa,

3.

contohnya radio lokal untuk menyiarkan secara on air


tentang pola hidup yang perlu dirubah bagi penderita
insomnia.
b. MEDIKAMENTOSA
Pengobatan insomnia secara farmakologi dibagi menjadi dua
golongan yaitu benzodiazepine dan non-benzodiazepine.
a. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)
b. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital)
Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :
-

Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur)


Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Sleep inducing antiinsomnia yaitu golongan benzodiazepine (Short Acting)
Misalnya pada gangguan anxietas

Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit


masuk kembali ke proses tidur selanjutnya)
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Prolong latent phase AntiInsomnia, yaitu golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan
Tetrasiklik)
Misalnya pada gangguan depresi

Pengaturan Dosis :
-

Pemberian tunggal dosis anjuran 15 sampai 30 menit sebelum pergi

tidur.
Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan
dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering

off (untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat)


Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih

perlahan-lahan, untuk menghindari oversedation dan intoksikasi


Ada laporan yang menggunakan antidepresan sedatif dosis kecil 2-3
kali seminggu (tidak setiap hari) untuk mengatasi insomnia pada
usia lanjut

Lama Pemberian :
-

Pemakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja,


tidak lebih dari 2 minggu, agar resiko ketergantungan kecil.
Penggunaan lebih dari 2 minggu dapat menimbulkan perubahan

Sleep EEG yang menetap sekitar 6 bulan lamanya.


Kesulitan pemberhetian obat seringkali oleh karena Psychological
Dependence (habiatuasi) sebagai akibat rasa nyaman setelah
gangguan tidur dapat ditanggulangi.

G. KOMPLIKASI
Tidur sama pentingnya dengan makanan yang sehat dan olahraga yang
teratur. Insomnia dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik.
Komplikasi insomnia meliputi

Gangguan dalam pekerjaan atau di sekolah.

Saat berkendara, reaksi reflex akan lebih lambat. Sehingga


meningkatkan reaksi kecelakaan.

Masalah kejiwaan, seperti kecemasan atau depresi

Kelebihan berat badan atau kegemukan

Daya tahan tubuh yang rendah

Meningkatkan resiko dan keparahan penyakit jangka panjang,


contohnya tekanan darah yang tinggi, sakit jantung, dan
diabetes.

H. PROGNOSIS
Prognosis
umumnya
baik dengan
terapi yang
adekuat dan juga terapi pada
dr.
Putu
Ngurah
Aeland
Prilaksana
gangguan lain seperti
depresi. Lebih buruk jika
gangguan ini disertai skizophrenia
Kalimantara,
S.Ked.

10700196/II/Taman
Jl. Dukuh Kupang 28/1 Surabaya
Surabaya, 24 April 2016
R/ Nitrazepam tab

5mg

No. V

S 1 dd 1 o.n.

Pro
Umur :

Tn. Sentanu

24 tahun

También podría gustarte