Está en la página 1de 13

DVI

(DISASTER VICTIM
IDENTIFICATION)
Drg. H. Andy
Yok,Mati
M.Kes.
Identifikasi
Korban
Akibat
Bagian
Bencana
Kedokteran Forensik &
Medikolegal

BENCANA
Jumlah, belum ada kesepakatan,
tetapi ada yang menyatakan
sedikitnya 30 orang
Kualitas kejadian, misalnya
pesawat terbang meledak, bus
penuh penumpang terbakar,
terorisme
Tingkat kesulitan identifikasi

DVI
Suatu

prosedur identifikasi
secara ilmiah korban mati
dalam bencana massal
berdasarkan protokol Interpol

Manfaat DVI

Aspek hukum

Aspek sosial budaya

Asuransi
Warisan
Status perkawinan
Pemakaman

Aspek investigasi

Merekonstruksi sebab bencana

Proses DVI
Fase I
Tempat terjadinya bencana
Fase II
Pengumpulan data postmortem
(dead body)
Formulir pink Gigi: formulir
F1 & F2

Fase III
Pengumpulan keterangan
antemortem dari orang-orang
dekat dari kemungkinan orang
yang dicari (missing person).
Formulir yellow Gigi:
formulir F1 & F2

Proses DVI lanjutan


Fase IV
Pencocokan (Matching) data
fase II & fase III
Fase V
Evaluasi

Dasar Identifikasi dalam DVI


Dasar

Primer
Tetap, sulit berubah
A. Sidik Jari
B. Catatan Gigi
C. DNA

Dasar

Sekunder
Sementara, mudah berubah
A. Barang kepemilikan (property):
cincin, ikat pinggang
B. Data Medis
C. Foto

Seorang korban dinyatakan


teridentifikasi secara positif bila
terdapat kecocokan antara data
antemotem dan postmortem
A. Salah satu diantara data primer
B. Minimal 2 data sekunder
ditambah salah satu data
primer

Prinsip identifikasi
KETEPATAN

DAN
KECERMATAN, BUKAN
KECEPATAN

REGIONALISASI TIM DVI


INDONESIA

1. REGIONAL BARAT 1

2. REGIONAL BARAT 2

DKI, JABAR, JATENG, DIY, BANTEN,


SUMSEL, BENGKULU, LAMPUNG, KALBAR,
KALTENG

3. REGIONAL TENGAH

ACEH, SUMUT, RIAU, JAMBI, SUMBAR

JATIM, KALSEL, KALTIM, BALI, NTB, & NTT

4. REGIONAL TIMUR

SULAWESI, MALUKU, PAPUA

También podría gustarte