Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PEMBAHASAN
setiap
kehamilan
minimal
memerlukan
kali
kunjungan
selama
periode
antenatal/kehamilan yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua
dan dua kali pada triwulan ketiga (Saifuddin 2009)
Dari teori tersebut penulis mencoba menerapkannya pada Ny. M karena study
kasus ini dimulai pada kehamilan 35 minggu maka ibu hamil dianjurkan minimal 4 kali
memeriksakan kehamilannya, tetapi Ny. Mmelakukan4 kali periksa kehamilan, hal ini
bertujuan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat agar dapat mendeteksi diri
komplikasi yang terjadi dan memantau kemajuan serta pertumbuhan janin. Hal ini tidak
bertentangan dengan teori (Saifuddin,2010)
-
Dua Kali Kunjungan Selama Trimester ke 3 : 28-36 Minggu Dan Sesudah Minggu
ke 36 Minggu
Kehamilan ibu direncanakan, Ny. M mengatakan tidak mengharapkan jenis
kelamin, ibu berharap kelak bayinya lahir dalam keadaan sehat dan tidak cacat.
Kesimpulan tersebut didapat langsung dari keterangan Ny. Mdalam Menjalani masa
kehamilannya
Ny.
sangat
memperhatikan
kesejahteraan
janin
dengan
mengkonsumsi vitamin dan makan makanan yang telah dianjurkan oleh penulis, serta
melakukan pemeriksaan secara rutin.
1 Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Pada kunjungan pertama berat badan Ny. M yaitu 68 kg, dan pada kunjungan
kedua berat badan Ny. M 69 kg, pada kunjungan ketigaNy. M 69 kg, dan
keempat Ny. M 70 kg dan berat badan Ny. M sebelum hamil 57 kg, dan dihitung
Ny M mengalami kenaikan berat badan sekitar 12 kg selama hamil, kehamilan
dianggap normal sehingga dikatakan tidak ada kesenjangan dengan teori, karena
berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5
kg atau dengan kata lain ibu mengalami kenaikan berat badan 0,3kg/minggu.
Tinggi badan Ny. M 155 cm dan menurut teori itu termasuk tinggi badan yang
normal untuk ibu hamil.
2 Ukur tekanan darah
Ukuran tekanan Darah (TD). Hal ini juga dilakukan setiap kali ibu melakukan
kunjungan. Di dapat hasil bahwa tekanan darah Ny.S adalah 110/70 mmHg,
sampai dengan 120/70 mmHg, dan dianggap normal, karena umumnya terjadi
penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5-10 mmHg, dan diastolic sebesar 1015 mmHg
3 Status gizi
Jika dilihat dari teori IMT ada kesenjangan penambahan berat badan selama
kehamilan berdasarkan Indeks Massa Tubuh, Ny. M mempunyai IMT 28 dan
termasuk dalam kategori tinggi. Sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek dikarenakan pola makan ibu yang berlebihan dan sebeum hamil berat
badan ibu sudah berlebihan.
4 Ukur tinggi fundus uteri
Pemeriksaan TFU dilakukan dengan palpasi, dilakukan untuk mengetahui usia
kehamilan. Dan didapatkan hasil pada Ny. M pada kunjungan pertama yaitu
30cm, pada kunjungan ke dua 30cm, pada kunjungan ke tiga 31 cm, dan pada
kunjungan ke empat 31 cm, seharusnya pada usia kehamilan 35 minggu : 31
cm diatas simfisis, 38 minggu : 33 cm diatas simfisis, (Mochtar, 2011.).
Sehingga ada kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian.
5). Presentasi janin dan dengarkan DJJ
Pemeriksaan DJJ dilakukan rutin setiap kunjungan dan didapat hasil pada
kunjungan pertama 130x/m, kunjungan kedua 134x/m, kunjungan ketiga DJJ
134x/m , dan pada kunjungan ke empat DJJ 138x/m. Teori menjelaskan bahwa
DJJ normal dalah 120-160x per menit. Sehingga dapat disimpulkan bahawa
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
4.2.1 Kala I
Kala I Ny. M dimulai sejak tanggal 16-12-2015, pukul 08.00 WIB, ibu
datang dengan keluhan mules-mules yang sering sudah keluar lendir darah dan
belum keluar air-air, ibu datang ke BPS Kokom. kala 1 dimulai dari jam 08.00
WIB, dengan hasil VT 4 cm dan pada pukul 11.00 dengan hasil VT 7 cm. Pada
jam 13.50 WIB ibu mengatakan mules seperti akan BAB dan kemudian dilakukan
VT ulang dengan hasil pembukaan 10 cm (lengkap). Jadi dapat dihitung kala I Ny.
M yaitu 5 jam
Setelah terlihat adanya tanda gejala kala II, maka ibu dianjurkan untuk
mengambil posisi yang nyaman, mengajarkan teknik - teknik yang baik, dan
menolong persalinan dengan menggunakan asuhan persalinan normal 58 langkah.
Ibu dipimpin meneran sampai kepala lahir seluruhnya, biarkan kepala melakukan
paksi luar kemudian cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, tarik ke atas
untuk melahirkan bahu belakang dilanjutkan dengan sanggah susur untuk
melahirkan seluruh tubuh bayi. Langsung dilakukan penilaian bayi diantaranya
bayi segera menangis, kulit kemerahan, gerak aktif. Setelah itu bayi tidak langsung
diletakkan di dada ibu untuk dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Dikarenakan
kebiasaan lahan praktek BPS Kokom setelah bayi lahir langsung diletakkan di
ruang perawatan. Hal ini tidak sesuai dengan teori dalam 58 langkah persalinan
normal dimana bayi yang baru lahir langsung dilakukan IMD.
4.2.3 Kala III
Pada kala III,waktu yang diperlukan Ny. Mselama kala III yaitu dimulai
dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta selama 7 menit. Hal ini sesuai dengan
teori yang mengatakan bahwa lama kala III yaitu 10 menit. (Ai yeyeh, 2009).
Setelah bayi lahir dilakukan palpasi untuk memastikan tidak ada janin kedua lalu
dilakukan menejemen aktif kalla III diantaranya penulis memberikan suntikan
oksitoksin 10 unit injeksi IM dilakukan untuk membuat kontraksi uterus agar kuat
dan efektif, selanjutnya peregangan tali pusat terkendali dilakukan saat kontraksi
sampai plasenta lahir, kemudian melakukan massase fundus uteri dengan
mengajarkan pada ibu karena dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah
pendarahan postpartum. Penanganan dapat menghasilkan kontraksi yang efektif
sehingga dapat memperpendek waktu kala III persalinan dan mengurangi
kehilangan darah dibandingkan penatalaksanaan fisiologis (APN, 2008). Semua
tindakan ini dilakukan pada Ny. M dan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
4.2.4 Kala IV
Pada akhir kala IV kontraksi uterus baik, perineum robekan derajat II, tandatanda post partum setelah placenta lahir, tinggi fundus uteri dalam batas normal,
yaitu 2 jari dibawah pusat.
Kala IV disebut juga dengan kala pengawasan. Pengawasan yang dilakukan
dimulai dari lahirnya plasenta sampai sampai 2 jam pertama post partum.
Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit
pada 1 jam kedua. Hal - hal yang perlu di observasi yaitu keadaan umum ibu,
tekanan darah, suhu, nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi rahim, kandung kemih,
perdarahan. Hal tersebut penulis lakukan pada Ny. M sampai 2 jam post partum,
hasil observasi pada 15 menit pertama diantaranya adalah keadaan umum baik,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,5 0C, pernapasan 20
x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, perdarahan 50 cc. Pada 15 menit kedua hasil observasi juga baik,
keadaan umum baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5 0C,
pernapasan 20 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong, perdarahan 30 cc. Pada 15 menit jam ketiga tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 78 x/menit, respirasi 18 x/menit, tinggi fundus uteri 2
jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih 50 cc, perdarahan 20cc.
Pada 15 menit jam keempat tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 x/menit,
respirasi 18 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, perdarahan 20 cc. Selanjutnya pada 30 menit pertama
pada jam kedua hasil observasi yang diperoleh keadaan umum baik, tekanan darah
110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,60C, pernapasan 21 x/menit, tinggi fundus
uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
perdarahan 20 cc. Pada 50 menit kedua masih dalam batas normal keadaan umum
ibu baik, TTV normal, kontraksi uterus baik tinggi fundus uteri 2 jari dibawah
pusat, perdarahan 20 cc.
Sesuai dengan hasil yang didapat terlihat kontraksi uterus yang selalu dalam
dalam kondisi baik, sehingga keadaan TFU juga baik. Diperoleh dalam
pemantauan jam kedua tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, hal ini sesuai
dengan teori. Yang mengatakan setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah pusat dalam hal ini proses proses involusi uterus berjalan dengan baik.
Selain itu jumlah perdarahan dalam 2 jam post partum ini juga masih dalam
keadaan normal yaitu 185 cc, hal ini sama dengan teori yang menyatakan
perdarahan masih dianggap normal jika jumlah perdarahan tidak melebihi 400 -500
cc (Sarwono, 2010).
kunjungan
hari
penolongmemberikan
asuhan
dengan
gr dan tidak ditemukan adanya kelainan bawaan, ketika bayi lahir segera
menangis kuat dengan warna kemerahan, ini sangat berpengaruh sebagai
indikator kesehatan bayi secara umum. Seorang bayi yang normal, menangis
kuat, berat badan menunjukan bahwa bayi lahir cukup bulan. Hal-hal yang
mendasar pada bayi baru lahir seperti hipotermia, asfiksia, sionosis. Bayi tidak
diberikan injeksi Vitamin K pada saat segera setelah bayi baru lahir secara IM di
paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg karena tidak tersedianya vit.K.
Sehingga adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada pengamatan selama satu jam pertama bayi baru lahir sampai pada
masa transisi berumur sekitar 6 jam, yang penulis amati, bayi tampak dalam
keadaan yang normal dan tidak menunjukan perubahan atau masalah yang disebut
diatas. Pada pemeriksaan bayi 6 jam bayi dimandikan. Dan peristaltic segera
berfungsi dengan sudah keluarnya meconeum pada saat setelah bayi lahir, adanya
meconeum menunjukan bahwa peristaltic sudah ada. Hal ini menunjukan bahwa
anus mempunyai lubang dan fungsi ginjal sudah ada dengan keluarnya miksi
setelah 2-3 jam bayi lahir. Pada asuhan bayi baru lahir Ny. M berjalan lancar dan
tidak ditemukan adanya kelainan-kelainan selama satu jam pertama sampai
periode transisi. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek
4.4.2 Kunjungan bayi 6 hari
Pada kunjungan kedua Tali pusat bayi sudah puput. Keadaan ini normal
sesuai dengan teori bahwa pelepasan tali pusat biasanya terjadi dalam 2 minggu
pertama. Pada kunjungan 6 hari bayi baru diberikan HB0 sesuai dengan kebijakan
lahan, sesuai dengan Kemenkes RI 2010 pemberian HB0 sampai 7 hari setelah
bayi baru lahir, sehingga tidak ada kesenjangan teori dan praktek.
4.4.3 Kunjungan bayi 14 hari
Pada kunjungan BBL III, yang penulis lakukan pada asuhan bayi baru
lahir 2 minggu yaitu : memantau perkembangan berat badan dengan cara
menimbang BB 3800 gram, bayi mau menyusui dengan adekuat, menganjurkan
ibu memberiakan ASI selama 6 bulan, tanpa memberikan makanan tambahan dan
susu formula.Ibu bersedia memberian ASI selama 6 bulan.