Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Selama dalam proses tumbuh kembang, memerlukan asupan gizi yang adekuat
penanaman nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan
upaya pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu melalui
pemberian imunisasi, pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada anak sehat dan konsep
imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya tuberkolosis, difteri , pertusis,
tetanus, folio, campak, dan hepatitis PD31 ( Yupi Supartini, 2004 )
menunjukkan bahwa setiap tahunnya didunia terdpat 1,5 juta kematian bayi
berusia 1 minggu dan 1, 4 juta bayi lahir mati (Tinker, 1997 dalam WHO- Depkes
FKMUI, 1998) akibat tidak mendapatkan imunisasi.
(http//www.google.com diakses 29 September 2007).
berdasarkan data dari departemen AS, stastistik menunjukkan penurunan penyakit
dan kematian. Misalnya saja pada tahun 1936 1945 lebih dari 21.000 orang
terinfeksi difteri dan menelan koraban jiwa 1.800 orang tiap tahunnya. Namun
kasus penyakit ini sudah tidak ditemukan lagi pada tahun 2006.
Antara tahun 1953 dan 1962, lebih dari 500.000 orang menderita cacar air tiap
tahunnya dan 440 orang meninggal karenanya. Ditahun 2006 hanya ada 55 kasus
penyakit cacar air ditemukan penurunan kasus penyakit gondok mencapai 95, 9 %
tetanus 92, 9 % dan penyakit pertusis turun 92, 2 %. Kematian akibat tetanus dan
pertusis menurun hingga 99 %.
Data yang ada menyebutkan kematian akibat campak di dunia yang dilaporkan
pada tahun 2002 mencapai 777.000 orang, 202.000 diantaranya berasal dari
ASEAN, serta 15 % kematian akibat campak berasal dari Indonesia. Setiap tahun
diperkirakan 30.000 anak Indonesia meninggal karena komplikasi yang
diakibatkan campak. (kdedy@yahoo.com).
Angka kematian bayi di Indonesia menurut hasil sensus penduduk tahun 1990
masih cukup tinggi, yaitu 74 per 1000 kelahiran hidup. Hasil survei kesehatan
Rumah tangga ( SKRT ) tahun 1986 dan 1992 menunjukkan bahwa penyebab
utama kemtian bayi. (http://www.google.com, Diakses 29 September 2007).
Namun berdasarkan data 2002 2003 angka cakupan Imunisasi anak usia 12 13
bulan di Indonesia baru sebesar 52 %. Angka ini masih kecil dibandingkan di
negara 80 % angka cakupan imunisasi lengkap yang ditargetkan oleh UCI
(Universal Childhood Immunization).
(kdedy-c@ yahoo.com).
Indeks campak di Indonesia selama tahun 1992 1998 dari data rutin rumah sakit
dan puskesmas untuk semua kelompok umur cenderung menurun dengan
kelengkapan laporan rata-rata kurang lebih 60% dan rumah sakit 40%. Namun
beberapa desa masih sering terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) campak. Dari
sejumlah kasus tersebut pada umumnya > 70% balita
(http://www.dr.suririnah//www.info ibu.com, 2007).
Di peroleh data dari Puskesmas Kenten di kelurahan Bukit Sangkal Palembang
tahun 2007 pemberian Imunisasi BCG tercatat 685 bayi, Imunisasi DPT / HB1
tercatat 694 bayi, Imunisasi Polio 2 tercatat 712 bayi, Imunisasi Polio 3 tercatat
685 bayi, Imunisasi Campak tercatat 685 bayi, Imunisasi Hepatitis B tercatat 604
bayi dengan jumlah bayi 6849 bayi.
Dari data diatas tersebut dapat diperkirakan Imunisasi masih rendah dan masih
banyak penyakit menular dan infeksi yang menyerang anak anak. Ini karena
ketidaktahuan ibu mengenai pemberian Imunisasi karena alasan inilah penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang Imunisasi
pada bayi di Puskesmas Kenten Palembang tahun 2008.
Palembang tahun 2008. Penelitian ini direncanakan pada bulan Juni 2008.
1.5.2 Populasi dan sampel
a. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan ibu yang bayinya akan di imunisasi
di Puskesmas Kenten Palembang tahun 2008.
b. Sampel penelitian
Sampel diambil secara accidental sampling dari responden yang kebetulan ada
selama penelitian berlangsung yaitu 30 responden.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
2.1 KONSEP DASAR
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis
menunjukkan
kepada
suatu
kemampuan
untuk
melekatkan
atau
Kekebalan pasif bawaan ini terdapat pada neonatus sampai dengan bulan, yang
didapat dari ibu berupa antibodi melalui vaskularisasi pada plasenta, misalnya
difetri, tetanus, dan campak, antibodi tersebut dapat melindungi bayi dari penyakit
tetanus sampai usia 12 bulan.
4. Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap
penyakitpenyakit
infeksi.
Tetapi
sebaliknya
kekurangan
gizi
berakibat
Penularan penyakit TBC dapat terjadi melalui droplet atau percikan air
ludah penderita. Pemberian imunisasi BCG satu kali dan waktu pemberian
imunisasi BCG pada umur 0 11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan
pada bayi umur 2 atau 3 bulan, pemberian imunisasi BCG melalui intra dermal
(Hidayat, 2005 : 103).
2. Imunisasi DPT (Depteri, pertusis, tetanus )
Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
corynebakterium Diftheriae. Mudah menular dan menyerang saluran nafas bagian
atas dengan gejala : adanya demam yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, nyeri
kepala, anoreksia (gejala tidak mau makan), dan lemah (Achmadi, 2006 : 57-58).
Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit ini adalah DPT pada
anak dibawah satu tahun (imunisasi dasar) dan DT pada anak kelas I dan VI SD
(Booster) (Yupi Supartini, 2004:178).
Penyakit pertusis atau yang dikenal dengan batuk rejan adalah penyakit
infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Gejala
awal adalah batu-batuk ringan pada siang hari, pilek, serak, anoreksia (tidak mau
makan). Gejala penyakit ini sering menimbulkan komplikasi gangguan penyakit
lainnya, pencegahan paling efektif dengan imunisasi bersama dengan tetanus dan
difteri sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan.
Penyakit tetanus adalah penyakit menular yang tidak menular dari manusia
ke manusia secara langsung. Penyebabnya adalah bakteri Clostridium Tetani.
Gejala yang timbul : kesulitan membuka mulut, dinding otot-otot perut menjadi
kaku, kejang otot wajah dengan alis tertarik keatas (Achmadi, 2006 : 61-63).
3. Imunisasi polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit
ini disebabkan oleh virus, menyebar melalui tinja / kotoran yang terinfeksi
( http/www.mediaindonesia.com).
Sesuai dengan namanya penyebab infeksi ini adalah virus polio tipe 1, 2
dan 3,yang menyerang mielin atau serabut otot, gejala awal tidak jelas, dapat
timbul gejala demam ringan dan infeksi saluran nafas atas (ISPA). kemudian
timbul gejala paralisis yang bersifat flaksit yang mengenai sekelompok serabut
hingga timbul kelumpuhan. Kelumpuhan dapat terjadi pada anggota badan,
saluran nafas, dan otot menelan. Penularan penyakit ini adalah melalui droplet
atau fekal, dan reservoarnya adalah manusia yang menderita polio.
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi dengan menggunakan
vaksin polio (Yupi Supartini, 2004:179).
Vaksin polio ada 2 jenis yakni vaksin inactivated (IPV) dan vaksin polio
oral (OPV) vaksin ini diberikan kepada bayi baru lahir 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun
(http://www.google.co.id)
4. Imunisasi campak
Penyakit ini dikenal dengan hasba dalam bahasa Arab maksudnya adalah
erruption yakni pemunculan bintik-bintik kemerahan diseluruh badan. Dalam
bahasa latin disebut Rubeola dan Morbilli dari kata Morbus artinya penyakit.
Penyakit campak secara klinik dikenal dengan tiga stadium atau tingkatan
yaitu :
a. Stadium Katara
Biasanya berlangsung 4 5 hari, ditandai panas, malaise, batuk, fotofobia (takut
terhadap suasana terang atau cahaya).
b. Erupsi
Batuk bertambah, timbul bintik-bintik dikulit
c. Konvalensi atau penyembuhan
Seperti penyakit virus lainnya, penyakit campak akan sembuh dengan sendirinya,
mula-mula bintik hitam menghilang dan suhu badan menurun. Bila tidak terjadi
komplikasi.
Penyakit campak timbul dengan gejala awal berupa demam, malaise atau lemah,
kemerahan pada mata dan gejala radang tenggorokan saluran nafas bagian atas.
Vaksin ini diberikan secara subkutan 0,5 ml pada umur 9 bulan dan diberikan
sebagai vaksin tunggal (hanya campak) vaksin ini memberikan imunitas yang
cukup lama hingga umur 8 10 tahun, namun setelah itu kekebalan akan menurun
lagi, oleh sebab itu pada anak kelas 1 SD dapat diberikan vaksin campak ulang
(Achmadi, 2006 : 90-92)
5. Imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit liver (hati) kronik hingga akut, selain itu juga
dapat menyebabkan kanker dan pengerasan hati (serosis). Tidak ada obat yang
spesifik untuk penyakit ini obat yang ada hanya meningkatkan kekebalan untuk
mengurangi atau menghentikan perkembangan virus namun tidak menghabisinya.
Penularan melalui kulit, misalnya tukar-menukar jarum suntik, hubungan
seksual antara orang sehat dan penderita. Vaksin hepatitis B diberikan secara
intramuskular yaitu pada otot paha. Hepatiti B juga direkomendasikan untuk
diberikan pada orang dewasa. Dengan 3 kali pemberian, vaksin hepatitis B dapat
memberikan perlindungan sebesar 90% (Achmadi, 2006 : 98-100).
Untuk imunisasi ini diperlukan 3 suntikan dalam jangka waktu 6 bulan
(Edward, 2004 : 199).
2.2.4 Manfaat Imunisasi
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga
Keganasan
am tinggi
il
e. Hepatitis B reaksi yang dapat terjadi pasca Imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi,
tapi setelah imunisasi biasanya adapat timbul demam yang tidak tinggi, pada
tempat penyuntikan timbul kemerah merahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual
dan nyeri sendi (Ranuh dkk, 2002 : 31 33)
2.2.7 Waktu Imunisasi / vaksinasi
Tabel. 2.1. jadwal imunsisasi dasar
No
Vaksinasi
Jadwal usia
Booster / ulangan
Untuk melawan
BCG
waktu lahir
Tuberkolosis
Hepatitis B
waktu lahir 1
1 bulan 2
Dipteria,
dengan Hep B
tetanus, dan
6 bulan 3
18 bulan 1
polio
3 bulan 1
6 tahun 2
campak
4 bulan 2
12 tahun 3
5 bulan 3
9 bulan
Sumber : Imunisasi, at http Dr. Suririnah //www.infoibu.com, 2007
Tabel 2.2
pertusis
jadwal pemberian Imunisasi pada bayi menurut frekuensi selang waktu dan umur
pemberian
No
Vaksin
BCG
Pemberian
Imunisasi
pemberian
pemberian
1x
0 - 11 bulan
Keterangan
DPT
3x
4 minggu
2 - 11 bulan
BCG, dan polio dapat
Polio
4x
4 minggu
0 - 11 bulan
Campak
1x
0 - 11 bulan
Hib
3x
4 minggu
0 - 11 bulan
diberikan segera
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi Umar Fahmi Prof. 2006. Imunisasi. Kompas : Jakarta
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian.. Jakarta : Rineka Cipta
Hadi, Ela Nurlela. 2000. Pencegahan dan Penyakit Menular. Jakarta : FMUI
Hidayat, Azis Alimur.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta :
Salemba Medika.
http://www.google.com/infoibu.com.index.html.2007
http://www.google.com/infeksi.com/articel.2007
http://www.google.com/mediaindonesia.com.2007
http://www.google.com/suplemen.2007
http://www.google.co.id.2006
http://yahoo.com/kontrak.co.id.2008
Noto Atmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Noto Atmojo, Soekidjo.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Nursalam.
2003.
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu