Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
LAPORAN
TRAY DRYER
Laporan ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah laboratorium
Teknik Kimia
Dosen Pembimbing : Emma Hermawati, Ir., MT
Disusun oleh:
Kelompok VII
Aldi Muhamad Ramdani
141411002
141411015
141411019
Kelas: 2A
Tanggal Praktikum
: 21 Maret 2016
: 28 Maret 2016
BAB I
PENDAHULUAN
karena
masih
mengandalkan
sinar
matahari.
Sehingga
1.2 TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERINGAN
Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air suatu bahan hingga
mencapai kadar air tertentu. Dasar proses pengeringan adalah terjadinya
penguapan air bahan ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara
dengan bahan yang dikeringkan. Agar suatu bahan dapat menjadi kering, maka
udara harus memiliki kandungan uap air atau kelembaban yang lebih rendah
dari bahan yang akan dikeringkan (Trayball E.Robert, 1981).
Pengaturan suhu dan lamanya waktu pengeringan dilakukan dengan
memperhatikan kontak antara alat pengering dengan alat pemanas baik itu
berupa udara panas yang dialirkan maupun alat pemanas lainnya. Tujuan
pengeringan antara lain :
1. Agar produk dapat disimpan lebih lama.
2. Mempertahankan daya fisiologik bahan
3. Mendapatkan kualitas yang lebih baik,
4. Menghemat biaya pengangkutan.
(Mc. Cabe . 1999)
Menurut Brooker, et al., (1974), beberapa parameter yang mempengaruhi
waktu yang dibutuhkan dalam proses pengeringan, antara lain :
a) Suhu Udara Pengering
Laju penguapan air bahan dalam pengeringan sangat ditentukan oleh
kenaikan suhu. Bila suhu pengeringan dinaikkan maka panas yang dibutuhkan
untuk penguapan air bahan menjadi berkurang. Suhu udara pengering
berpengaruh terhadap lama pengeringan dan kualitas bahan hasil pengeringan.
Makin tinggi suhu udara pengering maka proses pengeringan makin singkat.
Biaya pengeringan dapat ditekan pada kapasitas yang besar jika digunakan
pada suhu tinggi, selama suhu tersebut sampai tidak merusak bahan.
b) Kelembaban Relatif Udara Pengering
Kelembaban udara berpengaruh terhadap pemindahan cairan dari dalam ke
permukaan bahan. Kelembaban relatif juga menentukan besarnya tingkat
akhir dari proses pengeringan. Kelembaban udara nisbi serta suhu udara
pada bahan kering biasanya mempengaruhi keseimbangan kadar air. Pada
saat kadar air seimbang, penguapan air pada bahan akan terhenti dan jumlah
molekul - molekul air yang akan diuapkan sama dengan jumlah molekul air
yang diserap oleh permukaan bahan. Laju pengeringan amat bergantung
pada perbedaan antara kadar air bahan dengan kadar air keseimbangan.
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan
semakin cepat pindah panas ke bahan dan semakin cepat pula penguapan air
dari bahan. Pada proses pengeringan, air dikeluarkan dari bahan dapat
berupa uap air. Uap air tersebut harus segera dikeluarkan dari atmosfer di
sekitar bahan yang dikeringkan. Jika tidak segera keluar, udara di sekitar
bahan pangan akan menjadi jenuh oleh uap air sehingga memperlambat
penguapan air dari bahan pangan yang memperlambat proses pengeringan.
ini dibatasi oleh kadar air kritis. Pada periode pengeringan dengan laju tetap,
bahan mengandung air yang cukup banyak, dimana pada permukaan bahan
berlangsung penguapan yang lajunya dapat disamakan dengan laju penguapan
pada permukaan air bebas. Laju penguapan sebagian besar tergantung pada
keadaan sekeliling bahan, sedangkan pengaruh bahannya sendiri relatif kecil.
Laju pengeringan akan menurun seiring dengan penurunan kadar air selama
pengeringan. Jumlah air terikat makin lama semakin berkurang. Perubahan dari
laju pengeringan tetap menjadi laju pengeringan menurun untuk bahan yang
berbeda akan terjadi pada kadar air yang berbeda pula. Pada periode laju
pengeringan menurun permukaan partikel bahan yang dikeringkan tidak lagi
ditutupi oleh lapisan air. Selama periode laju pengeringan menurun, energi
panas yang diperoleh bahan digunakan untuk menguapkan sisa air bebas yang
sedikit sekali jumlahnya. Laju pengeringan menurun terjadi setelah laju
pengeringan konstan dimana kadar air bahan lebih kecil daripada kadar air
kritis. Periode laju pengeringan menurun meliputi dua proses yaitu :
perpindahan dari dalam ke permukaan dan perpindahan uap air dari permukaan
bahan ke udara sekitarnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
sampai 48 jam per batch. Terkadang digunakan juga sirkulasi tembus, namun
cara ini biasanya tidak ekonomis dan bahan tidak perlu pada pengeringan batch.
Pemendekan siklus pengeringan tidak mengurangi biaya tenaga kerja, namun
akan terjadi penghematan energi yang cukup signifikan.
Try dryer dapat beroperasi dalam vakum, terkadang dengan pemanasan
tidak langsung. Masing-masing try terdiri atas pelat-pelat logam bolong yang
dilalui uap atau air panas atau terkadang dilengkapi ruang khusus untuk fluida
pemanas. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejektor atau pun pompa
vakum. Pengering beku (freeze drying) terdiri dari sublimasi es dari es pada
tekanan vakum dan pada temperatur di bawah 0 oC. Freeze drying dilakukan
khusus untuk mengeringkan vitamin dan berbagai bahan yang peka terhadap
panas.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan
1.
Tray dryer
Buah apel
2.
3.
Stopwatch
4.
Cawan pijar
3.2.3 Start Up
Menyalakan blower
Menyalakan pemanas
Gambar 7. Skema kerja start up
3.2.4 Pengamatan
Mencatat berat tray setiap 5 menit
Mematikan blower
Gambar 9. Skema kerja shut down
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
: apel
b. Luas permukaan
2. Variabel operasi
a. Laju alir udara diukur di keluaran tray dryer
b. Set point temperatur pemanas
: meter3/detik
: 80
: atas
: 26
: 24
c. Kelembaban Relatif
: 55 93%
: 5.42 gram
: 3.2 gram
c. Temperatur oven
: 100
d. % pengeringan
: 61.24%
: 190 gram
: 282,6 gram
c. Berat sampel
: 92,6 gram
Perkembangan berat total sampel dan tray sepanjang waktu sesuai tabel berikut::
Tabel 2. Perkembangan Berat Total Sampel dan Tray Sepanjang Waktu
Temperatur
Waktu
(menit)
Berat
tray
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
130
135
140
282,6
281,9
279,7
277,3
275,1
272,4
270,5
269,5
267
265
262,9
261
259,7
258,1
255,7
254,2
253
251,4
249,8
249
247
246
245
244,1
243,2
243
242,4
242
242
25
26
26
27
25
26
26
26
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
26
26
25
26
25
25
26
25
25
25
25,5
Basah
23
24
24
24
24,5
23
23
25
23
23
23
23
23
23
23
23
24
24
24
24
24
23
23
23
23
24
24
23
23
Berat Apel
(gram)
Basah
24
24
24
25
27
26
25
27
26
25
26
25
25
26
28
25
27
25
26
26
26
25
24,5
25
26
27
25
24
25
92,6
91,9
89,7
87,3
85,1
82,4
80,5
79,5
77
75
72,9
71
69,7
68,1
65,7
64,2
63
61,4
59,8
59
57
56
55
54,1
53,2
53
52,4
52
52
Kurva 1
100
90
80
70
60
50
40
y = -0.3106x + 90.036
R = 0.9725
30
20
10
0
20
40
60
80
100
120
140
Waktu (menit)
= 0 tray
52
= 92,6 92,6
= 52 gr
Pembuatan grafik kadar air terhadap waktu
X
=
=
92,652
52
= 0,780769231
160
Waktu (menit)
X (kadar air)
Kg H2O/kgUK
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
130
135
140
92,6
91,9
89,7
87,3
85,1
82,4
80,5
79,5
77
75
72,9
71
69,7
68,1
65,7
64,2
63
61,4
59,8
59
57
56
55
54,1
53,2
53
52,4
52
52
0,780769231
0,767307692
0,725
0,678846154
0,636538462
0,584615385
0,548076923
0,528846154
0,480769231
0,442307692
0,401923077
0,365384615
0,340384615
0,309615385
0,263461538
0,234615385
0,211538462
0,180769231
0,15
0,134615385
0,096153846
0,076923077
0,057692308
0,040384615
0,023076923
0,019230769
0,007692308
0
0
Kurva 2
0.9
0.8
0.7
y = -0.006x + 0.7315
R = 0.9725
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
-0.1
20
40
60
-0.2
80
100
120
140
160
Waktu (menit)
y = -0.006x + 0.7315
R = 0.9725
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
-0.1
20
40
-0.2
60
80
100
120
140
Waktu (menit)
= -0,006x
160
A tray dryer
==-
.( )
52 103
1,74 x 102 2
. (-0,006)
= 0,0179 kg H2O/jam m2
0.0035
R (kg H2O/jam.m2)
0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-0.1
0.1
X*
0.2
Xc
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
: 0,149
: 0,0179 kg H2O/jam m2
0.8
0.9
Xt
24,07
0,011345
24,06
0,010924
10
24,04
0,010084
20
24
0,008403
30
23,97
0,007143
40
23,93
0,005462
50
23,88
0,003361
60
23,88
0,003361
70
23,84
0,001681
80
23,81
0,00042
90
23,8
Pada pengamatan Berat Kering berat yang dihasilkan belum konstan sehingga tidak
bisa diukur laju pengeringan konstan sampel.
4.2 PEMBAHASAN
Pembahasan Oleh Aldi Muhamad Ramdani NIM 141411002
Praktikum yang dilakukan yaitu mengeringkan buah apel dengan tray dryer.
Tray dryer merupakan alat yang digunakan untuk mengeringkan berupa bahan
lembaran. Lembaran tersebut disimpan pada tray kemudian ditiupkan udara panas
pada permukaannya, sehingga air yang terkandung di dalamnya menguap (McCabe,
1999). Bahan yang digunakan yaitu buah apel yang diiris dengan ketebalan kurang
dari 3 mm, dan dihamparkan dengan luas 1,74x10-2 m2. Buah apel yang
dihamparkan harus tersusun dengan rapat, supaya pengeringan terjadi dengan
merata dan supaya saat melakukan perhitungan lebih tepat. Karena jika tidak rapat,
maka luas yang terukur pun tidak sesuai dengan kenyataanya. Buah apel diiris tipis
bertujuan agar tidak terjadi case hardening yaitu bagian luar keras, sedangkan
bagian dalam masih lunak. Hal tersebut bisa tejadi karena bagian luar keras
sehingga panas tidak dapat melakukan penetrasi ke dalam bahan, hal ini
menyebabkan bahan mudah rusak (Sugiono, 1989).
: 0,149
: 0,0179 kg H2O/jam m2
H2O/jam m2 artinya setiap 1 jam banyaknya air yang menguap adalah 0,0179 kg per
m2 apel. Dari praktikum ini dapat disimpulan semakin lama waktu yang digunakan
dalam pengeringan metode tray dryer, berat sampel akan semakin konstan karena
air yang terdapat dalam sampel sudah berada pada keseimbangannya dengan
kelembaban udara pengering yang digunakan.
Pembahasan Oleh Muhammad Naufal Syarief NIM 141411019
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengeringan dengan
menggunakan tray dryer. Tray dryer merupakan alat pengering yang terdiri atas
beberapa komponen yaitu tray, timbangan dan blower. Tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk menentukan laju pengeringan, menentukan 3 harga karekteristik
pengeringan, yakni Xc, Rc dan X* dari kurva karakteristik pengeringan.
Pengeringan merupakan proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam
jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Proses
pengeringan dilakukan dengan cara penguapan air. Cara ini dilakukan dengan
menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di sekeliling
bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar daripada tekanan uap air di udara.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan terjadinya aliran uap air dari bahan ke udara.
Pada praktikum pengeringan ini praktikan melakukan praktikum dari jenis
Parallel Flow Tray. Parallel flow tray atau disebut compartment dryer terdiri dari
satu ruang atau cabinet yang didalamnya tersusun atas rak-rak yang digunakan
untuk tempat meletakkan bahan yang akan dikeringkan. Parallel flow tray ini
dilengkapi dengan fan atau pemanas uap (steam heater). Alat pengeringan yang
kami gunakan dilakukan dengan cara adiabatik, yaitu bahan yang akan dikeringkan
dikontakkan secara langsung dengan udara panas. Bahan yang dikeringkan
berbentuk sheet (lembaran) yang diletakkakn diatas rak-rak yang dapat diambil dan
dipasang kembali. Bahan yang dikeringkan adalah apel yang dibentuk persegi
dengan luas permukaan sebesar 1,74 x 10-2 m2 dan berat keseluruhan sampel plus
tray adalah 282,6 gram. Udara pengering disirkulasikan dan mengalir parallel atau
sejajar dengan permukaan rak. Tebal pengisian bahan, tray spacing dan kecepatan
media pengering harus dibuat seragam pada tiap tray.
Pengeringan menggunakan tray dryer disebabkan oleh dua proses yaitu
kontak bahan dengan udara panas secara konveksi dan kontak bahan dengan tray
yang telah panas secara konduksi. Udara panas yang mengalir berasal dari pemanas
yang disirkulasikan oleh blower. Pada proses pengeringan, kandungan air yang
terdapat dalam bahan akan mengalami penguapan. Penguapan air pada bahan
terjadi dalam beberapa tahap yaitu pelepasan ikatan dari bahan, difusi air dan uap
air ke permukaan bahan. Selanjutnya terjadi perubahan tahap menjadi uap air, pada
tahap ini terjadi perpindahan panas yaitu pemberian panas pada bahan untuk
menguapkan uap air selanjutnya terjadi perpindahan uap air ke udara dimana terjadi
perpindahan massa yaitu pengeluaran massa uap air dari permukaan bahan ke udara
yang pada satu waktu berat bahan akan konstan yang menunjukkan bahwa air yang
terkandung pada bahan sudah menguap semua.
Pada praktikum ini temperatur basah menunjukan konstan walaupun kadang
temperatur meningkat atau menurun tapi perubahannya tidak terlalu besar.
Seharusnya temperatur meningkat karena kadar air pada udara meningkat dan
menjadi jenuh, disebabkan karena udara panas yang masuk belum mencapai titik
jenuh. Saat udara bersinggungan dengan apel, air dalam apel menguap akibat
adanya perbedaan konsentrasi air pada apel dan udara (konsentrasi air pada apel
lebih besar dari udara) sehingga membuat kadar air pada udara meningkat dan
menjadi jenuh. Hal ini dibuktikan dengan temperatur basah yang meningkat.
Dari hasil data percobaan dibuat kurva antara berat dan waktu. Dari
pengamatan terlihat bahwa semakin lama berat bahan semakin berkurang, hal ini
menunjukan bahwa sedang terjadi proses penguapan dan ada satu waktu dimana
berat bahan menjadi konstan hal ini menunjukan bahwa kandungan air yang
terdapat pada bahan telah menguap semua. Dan diperoleh pada waktu 140 menit
dan seterusnya terlihat berat di dalam tray sudah mulai konstan.
Praktikum ini didapatkan nilai Ws (berat kering bahan di tray) sebesar 52
gr. Lalu dibuat grafik berat apel terhadap waktu. Kemudian diperoleh nilai laju
pengeringan konstan (Rc), Kandungan air kritik (Xc), dan kandungan air
kesetimbangan (X*). Masing-masing 0,0179 kh H2O/jam m2 ; 0,149; dan 0,158.
Pembahasan Oleh Ummi Kultsum Ratu L NIM 141411030
Pada prakitkum ini dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan
tray dryer. Tujuan dari praktikum ini untuk menentukan kandungan air kritik (Xc),
menentukan laju pengringan konstan (Rc), dan menentukan kandungan air
kesetimangan. Tray dryer merupakan alat pengering yang terdiri atas beberapa
komponen,yaitu Tray, Timbangan dan Blower. Tray Dryer atau alat pengering
berbentuk rak, mempunyai bentuk persegi dan di dalamnya berisi rak-rak, yang
digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Bahan diletakkan di atas
rak (tray) yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan
dari lubang-lubang ini untuk mengalirkan udara panas dan uap air.
Prinsip kerja alat pengering ini adalah udara pengering dari ruang pemanas
dengan bantuan blower akan bergerak menuju dasar rak dan melalui lubang-lubang
yang terdapat pada dasar rak tersebut akan mengalir melewati bahan yang
dikeringkan dan melepaskan sebagian panasnya sehingga terjadi proses penguapan
air dari bahan. Penguapan air pada bahan terjadi dalam beberapa tahap yaitu
pelepasan ikatan dari bahan, difusi air dan uap air ke permukaan bahan. Selanjutnya
terjadi perubahan tahap menjadi uap air. Pada tahap ini terjadi perpindahan panas
yaitu pemberian panas pada bahan untuk menguapkan uap air. Selanjutnya terjadi
perpindahan uap air ke udara dimana terjadi perpindahan massa yaitu pengeluaran
massa uap air dari permukaan bahan ke udara yang pada satu waktu berat bahan
akan konstan yang menunjukkan bahwa air yang terkandung pada bahan sudah
menguap semua. Semakin ke bagian atas rak suhu udara pengering semakin turun.
Penurunan suhu ini harus diatur sedemikian rupa agar pada saat mencapai bagian
atas bahan yang dikeringkan, udara pengering masih mempunyai suhu yang
memungkinkan terjadinya penguapan air. Di samping itu kelembaban udara
pengering pada saat mencapai bagian atas harus dipertahankan tetap tidak jenuh
sehingga masih mampu menampung uap air yang dilepaskan. Di dalam penggunaan
alat pengering ini perlu diperhatikan pengaturan suhu, kecepatan aliran udara
pengering, dan tebal tumpukan bahan yang dikeringkan sehingga hasil kering yang
diharapkan dapat tercapai. Saat praktikum dicatat berat awal apel sebelum
dikeringkan dan dicatat pula berat apel setiap 5 menit. Dari hasil data percobaan
dibuat grafik berat bersih terhadap waktu.
Pengeringan dengan menggunakan tray dryer ini dilakukan secara adiabatik,
yaitu bahan yang akan dikeringkan dikontakkan lagsung dengan udara panas.
Driving force dari pengeringan ini adalah perbedaan konsentrasi kelembaban antara
udara panas dan bahan yang dikeringkan. Bahan(sample) yang akan dikeringkan
adalah apel yang telah diptong hingga berbentuk lembaran-lembaran dengan luas
174,64 cm2 dan ketebalan 3mm. Proses pengeringan dilakukan pada suhu masukan
80oC dan bukaan blower penuh.
Dilihat dari grafik berat bersih terhadap waktu, semakin lama pengeringan
maka berat bersih semakin menurun. Hal ini menunjukan pengurangan kadar air
pada apel. Dari grafik didapat hasil akhir dengan berat bersih yang konstan. Hal ini
menunjukkan terjadinya kesetimbangan air pada udara dan apel. Hal terebut
menunjukan bahwa apel tidak akan mengering dengan sempurna.
Pada
Kemudian dibuat
kembali grafik kadar air terhadap waktu dari data kadar air yang relatif konstan.
Dari data kadar air yang relatif konstan didapat nilai Rc dengan membuat garis
linier dan didapat nilai Laju Pengeringan Konstan (Rc) sebesar 0,0179 kg H2O/jam
m2. Kemudian didapatkan pula nilai Kandungan Air Kritik (Xc) sebesar 0,149.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengeringan dengan
menggunakan Tray Dryer, yaitu luas permukaan bahan yang akan dikeringkan,
perbedaan suhu dan udara sekitar, kecepatan aliran udara, tekanan udara, dan
kelembaban udara. Secara teoritis semakin besar luas permukaan bahan, maka laju
pengeringan akan semakin cepat .Semakin besar perbedaan suhu antara medium
pemanas dengan bahan yang akan dikeringkan, maka penguapan air dalam bahan
akan lebih cepat. Kelembaban udara yang kecil akan membuat waktu pengeringan
akan semakin cepat.
BAB V
SIMPULAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Sampel
: Apel
Tebal irisan
: 3 mm
Waktu pengeringan
: 140 s
Temperatur operasi
: 80oC
: 0,149
: 0,0179 kg H2O/jam m2
lingkungan untuk menguapkan air yang terdapat di permukaan benda padat dan
perpindahan massa air yang terdapat di dalam benda ke permukaan.
Semakin lama waktu yang digunakan dalam pengeringan metoda tray dryer,
berat sampel akan semakin konstan karena air yang terdapat dalam sampel telah
berada pada keseimbangannya dengan kelembaban udara pengering yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Brooker DB, Bakker-arkemaand FW, Hall CW. 1974. Drying Cereal Grains. The
AVI publishing Company. Inc. Wesport
Departemen Teknik Kimia ITB. No Date. Panduan Pelaksanaan Laboratorium
Instruksional I/II. akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/.../modul202-pengeringan.pdf
Geankoplis, J, Christie, 1993,Transport Process and Unit Operation 3rd Edition,
New Jersey: University of Minnesota, chapter: drying of process material
Henderson SM, Perry RL. 1976. Agricultural Process Engineering 3th. Edition, The
AVI Publishing Company.Inc. Wesport Connecticut. USA
Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGrawHill Book Co., New York, 1993, Chapter: Humidification and Drying
Polsri.
No
date.
TINJAUAN
PUSTAKA
http://eprints.polsri.ac.id/1965/3/FIX%20BAB%20II.pdf
Sarandi R, Tindaon W, dan Surya H. 2013. Jenis-jenis Alat Pengerering.
http://westryantindaon.blogspot.co.id/2013/07/pengeringan.html
[26
maret 2016].
Sugiono. 1989. Pengantar Teknologi Makanan dan Minuman. Yogyakarta.
Treybal, R.E., Mass Transfer Operations, McGraw-Hill, 1981, Chapter:
Humidification and Drying
Undip.
No
date.
TINJAUAN
PUSTAKA.