Está en la página 1de 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.2 Pendahuluan
Blepharitis ditandai baik sebagai blepharitis anterior atau blepharitis posterior.
Namun, dokter dikategorikan berbagai bentuk blepharitis. blepharitis anterior
mempengaruhi tepi depan kelopak mata dan bulu mata. Hal ini terkait dengan bakteri
Staphylococcus. Pada jenis stafilokok, sisiknya kering, palpebra merah, terdapat ulkusulkus kecil di sepanjang tepian palpebra dan bulu mata cenderung rontok. Pada
seborrheik, sisiknya berminyak, tidak terjadi ulserasi, dan tepian palpebra tidak begitu
merah. Pada jenis campuran lebih umum, kedua jenis sisik ada, dan tepian palpebra
merah dan mungkin berulkus. S. aureus dan P. ovale mungkin terlihat bersama-sama
atau sendiri pada materi kerokan dari tepian palpebra yang di pulas. Posterior blepharitis
melibatkan bagian belakang kelopak mata, di mana kelenjar meibom ditemukan, di
dekat tepi bagian dalam dari tutup dekat dengan mata. Posterior blepharitis bisa ada
sebagai hasil dari rosacea. Blepharitis sering muncul sebagai bentuk campuran, yang
melibatkan baik anterior dan posterior bentuk. blepharitis atopik berhubungan dengan
reaksi alergi.
Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar 5% dari keseluruhan penyakit mata yang ada
pada rumah sakit (sekitar 2-5% penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai penyakit
penyerta pada penyakit mata). Blefaritis lebih sering muncul pada usia tua tapi dapat
terjadi pada semua umur. Dalam banyak kasus, Kebersihan dan rajin membersihkan
kelopak mata bisa mencegah blefaritis. Termasuk sering keramas dan mencuci muka.
Pada beberapa kasus yang disebabkan karena bakteri, penggunaan antibiotic dapat
digantikan dengan hanya menjaga kebersihan kelopak mata.

1.3 Rumusan Masalah


a. Bagaimana anatomi palpebra ?
b. Apa pengertian, klasifikasi, manifestasi, penatalaksanaan dari Blepharitis ?
1.4 Tujuan
a. Mengetahui anatomi dari palpebra.
b. Mengetahui pengertian, klasifikasi, manifestasi, penatalaksanaan dari Blepharitis
1.5 Manfaat
a. Menambah wawasan mengenai anatomi mata khususnya anatomi palpebra
b. Menambah wawasan mengenai penyakit mata khususnya Blepharitis
c. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit mata.

BAB II

LAPORAN KASUS
2.1 ANAMNESIS
a. Identitas
Nama

: Ny. J

Usia

: 55 tahun

Status

: Menikah

Pendidikan

: Sarjana

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

b. Keluhan utama : Kedua kelopak mata terasa gatal sejak 1 minggu yang lalu.
c. Riwayat penyakit sekarang : Kedua kelopak mata terasa gatal disertai rasa
mengganjal dan berair, tidak disertai mata merah maupun belekan. Riwayat
kelilipan riwayat kontak dengan penderita mata merah - .
d. Riwayat penyakit dahulu : Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya. Gejala DM
HT -.
e. Riwayat terapi : (-)
f. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini
sebelumnya.

2.2 PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
Keadaan Umum

: baik

Kesadaran

: compos mentis

Vital Sign

: TD : 110 / 70 mmHg,
N 70 x/menit,
RR 12 x/menit,
T Ax 36,8C
TB 150cm BB 51 kg

b. Kepala/leher
Kepala

: (mata di status lokalis), tidak didapatkan kelainan

Leher

: tidak ada kelainan

c. Thoraks
Cor

: ictus cordis mid clavicular line sinistra, batas jantung kanan parasternal line
sinistra, HR 70 x/menit reguler, bising (-)

Pulmo

: simetris, stem fremitus D~S, sonor, vesikuler, ronkhi/wheezing (-)

d. Abdomen : supel, hepar/lien tidak teraba, tidak teraba tumor, tidak nyeri tekan, tanda
cairan bebas (-) BU 3-6 x/menit
e. Ekstremitas superior / inferior : simetris, hangat, anemis (-)

2.3 STATUS LOKALIS PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS


Pemeriksaan dengan head loupe dan senter + oftalmoskop direk
6/6

AV

6/6

7 / 7,5 18,5 mmHg

TIO

7 / 7,5 18,5 mmHg

Kedudukan
Orthoforia
Pergerakan
Margo hiperemi + Sleeves + Colarette Injeksi konjungtiva - injeksi silier Jernih
Dalam, sel / flare -

P
CB
C
COA

Margo hiperemi + Sleeves + Colarette Injeksi konjungtiva - injeksi silier Jernih


Dalam, sel / flare -

Bulat, sentral, refleks cahaya +

I/P

Bulat, sentral, refleks cahaya +

Jernih

Jernih

Jernih

Jernih

Papil bulat, batas tegas, CDR 0,3, aa/vv

Papil bulat, batas tegas, CDR 0,3, aa/vv

2/3, RM +, retina baik

2/3, RM +, retina baik

2.4 RESUME
Nn. J berusia 55 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan kedua kelopak
mata terasa gatal sejak 1 minggu yang lalu. Selain itu juga disertai rasa mengganjal dan
berair, tidak disertai mata merah maupun belekan. Tidak terdapat riwayat kontak dengan
penderita mata merah maupun kelilipan. Pasien belum pernah sakit seperti ini
sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwat DM maupun hipertensi.Dari pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Pada pemeriksaan dengan head loupe dan senter + oftalmoskop
direk didapatkan hasil abnormal pada palpebra dengan ditemukannya magro hiperemi
positif dan sleeves positif. Sedangkan yang lain dalam batas normal.
2.5 DIAGNOSA BANDING
1.
2.
3.
4.
5.

Blepharitis
Skleritis
Benda asing pada mata
Mata kering,
Trikiasis

2.6 DIAGNOSA KERJA : BLEPHARITIS ANTERIOR ODS


2.7 PENATALAKSANAAN
o Kulit, kepala, alis mata dan tepian palpebra harus selalu dibersihkan dengan
memakai sabun dan shampo. Sisik-sisik harus dibersihkan dari tepian palpebra
dengan kain basah dan shampoo bayi setiap hari. Tersedia juga secara
komersial produk kelopak mata scrub diformulasikan khusus untuk tujuan itu.
Ini tersedia dalam busa, gel dan pre-moistened pads seperti OCuSOFT kelopak
mata Pembersih dan SteriLid (TheraTears) Pembersih Mata.
o Blepharitis stafilokok diobati dengan antibiotic antistafilokok atau salep mata
sulfonamide dengan aplikator kapas sekali sehari dengan tepian palpebra.
Natrium Sulfacetaminde : 10% 1 kali sehari

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi Palpebra
Palpebra superior dan inferior adalah mdifikasi lipatan kult yang dapat menutup
dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip membantu menyebarkan lapis tipis
air mata, melindungi korenea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir
pada alis mata, palpebra inferior menyatu dengan pipi (vaughan, 2008).

Gambar 1. Palpebrae
Palpebra terdiri dari lima bidang jaringan utama. Dari superfisialis ke dalama
terdapat lapis kult, lapis otoot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membrane mukosa (konjungtiva palpebrae) (vaughan, 2008).
Struktur palpebra
a. Lapis kulit :kulit paplebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,
longgaaar, dan elastis,degan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
b. Muskulus orbikularis okuli : berfungsi untuk menutup palperbra. Serat-serat
ototnya mengelilingi fissure palpebrae secara konsentris dan meluas sedikit
melewati epian obita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang
terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian di atas
septum orbitae adalah bagian praseptal.segmen di luar palpebra disebut bagian
orbita. Orbikularis okuli disarafi nervus facialis.
c. Jaringan areolar : jaringan areolar submuskular yang terdapat dibawah muskulus
orbikularis okuli berhubungan dengan lapis subaponeurotik dari kulit kepala
d. Tarsus : struktur penyuking utama dari palpebra adalah lapis jaringan
e. fibrosa padata yang bersama sedikit jaringan elastic disebut tarsus superior dan
inferior. Sudut laeral dan medial dan juluran tarsus tertambat pada tepian orbita
oleh ligament palpebrae latelaris dan medialis. Tarsus superior dan inferior juga
tertambat oleh fascia tipis dan padat pada tepian atas dan bawah orbita. Fascia
tipis ini membentuk septum orbitae.
f. Konjungtiva palpebrae : bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membrane
muosa, kongjungtiva palpebrae, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah
7

melalui garis kelabu dari tepian palpebra membelah palpebra manjadi lamell
kulit dan muskulus orbikularis okuli di anterior dan lamella tarsal dan
konjungtiva palpebrae di posterior
Tepian palpebra
Panjang tepian bebas oaloebra adalah 25-30 mm dan lebar 2 mm. Ia dipisahkan oleh
garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior(vaughan, 2008).
a. Tepian anterior
1. Bulu mata : muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur.
Bulummata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang bawah dan
melengkkung ke atas; bulu mata bawah melengkung ke bawah.
2. Glandula zeis : ini adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil, beruara ke
dalam folikel rambut pada dasar bulu mata
3. Glandula moll : ini adalah modifikasi kelnjar keringat yang bermuara ke
dalam satu baris dekat bulu mata
b. Tepian posterior : tepian palpebra posterior berkonta dengan bola mata, dan
sepanjang tepianini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah
dimodifikasi (gland, meibom atau tarsal)
c. Punktum lakrimale : pada ujung medial dari tepia posterior palpebra terdapat
elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior
dan inferior. Pinktum ini berfungsi menghantar air mata ke bawah melalui
kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
Fissura palpebrae
Fissura palpebrae adalah rang ellips diantara kedua palpebra yang dibuka.
Fissura ini diantara kedua palpebra yang dibuka. Fissure ini berakhir di kanthus
medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan
membentuk sudut tajam. Kanthus mediallis lebih elliotik dari kanthus lateralis
danmengelilingi lacuna lakrimalis(vaughan, 2008).
dua struktur terdapat di lakuna lakrimalis :karankula lakrimalis, peninggian
kekuningan dari modifikadi kulit yang mengandung modifikasi kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea besar-besar yang

bermuara ke dalama folikel-folikel yang

mengandung rambut-rambut hlus dan plika semilunaris, sisa palpebra ketiga pada
spesies hewan yng lebuh rendah(vaughan, 2008).
pada orang oriental, sebuah lipatan kulit yang dikenal sebagai epikanthus
terbentang antara ujung medial dari palpebra superior ke ujung medial palpebra inferior,
menututpi karunkula. Epikanthus secara normal terdapat pada bayi dan menghilang
selama perkembangan jembatan nasal, namun tetap ada pada orang oriental selama
hidup(vaughan, 2008).
Septum orbitale
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang
terletaj di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsu sebagai sawar antara palpebra
dan orbita. Septum orbitale ditembus pembulus darah dan saraf lakrimalis, yaitu
pembulus dan nervus supratrokhlearis, pembuluh-pembulus dan nervus supraorbitalis
antara vena angularis dan oftalmika, dan muskulus levaor palpebrae superioris. Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebrae superior dan tarsus
superior septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior(vaughan, 2008).

Retrakrtor palpebrae
retrakrtor palpebrae berfungsi untuk membuka palpebra. Mereka dibentuk
kompleks meskulofasial, dengan komponen otot rangka dan polos, dikenal sebagai
kompleks levator di palpebra superior dan fascia capsulopalpebrae di palpebra
inferior(vaughan, 2008).
di parpebra superior, bagian otot rangka adalah levatot palperae superioris, yang
berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercanag menjadi sebuah aponeuris
dan bagian yang lebih dalam yag mengandung serat-serat otot polos dari musulus muller
(tarsalis superior). Aponeurosis mengangkat lamel anterior dari pelpera, tertanam di
dalam permukaan posterior orbikularis okuli dan setelah itu ke dalam permukaan
atasnya membentuk kulit palpebra superior. Muskulus muller berinsertio ke dalam batas

atas tarsus dan forniks superior dai konjungtiva, dengan demikian mengangkat lamel
posterior(vaughan, 2008).
dipalpebra inferior retractor utama adalah muskulus rektus inferior yang
menjulurkann jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus obliqus inferior dan
berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Berhubung
dengan aponeurosis ini adalah serat oto polod dari muskulus tarsalis inferior.

Unsur

otot polos dari refraktor palpebrae di sarafi nervus simpatis. Levator dan muskulus
rektus inferior dipasok oleh nervus kranialis ketiga (okulomotorius). Ptosis adalah cirri
sindrom horner dan kelumpuhan nervus ketiga(vaughan, 2008).
Muskulus levator
Muskulus levator palpebrae berawal berupa tendo pendek daipermukaan bawah
ala brevis ossis sphenoidalis diatas dan didepan foramen optikum. Tendo menyatu
denga origo muskulus rektussuperior dibawahnya. Perut levator menjulur kedepan,
membentuk aponeurosis, dan menyebar seperti kipas. Oto itu termasuk komponen otot
polosnya(muskulus muller), dari aponeurosis membentuk bagian yang penting dari
retractor palpebrae superior. Segmen palpebra dari muskulus orbikularis okuli bekerja
sebagai antagonisnya(vaughan, 2000).
kedua ujung aponeurosis levator disebut kornu medial dan lateral. Kornu medial
itu tipis dan melekat di bawah sutura frontalakrimalis dank e dalam ligamentum
palpebrae mediale. Kornu lateral berjalan di antara baguan orbita ke dalam tuberulum
orbta dan ligamentum palpebrae laterale(vaughan, 2000).
selubung levator palpebrae superioris melekat pada muskulus rektus superior
dibawah. Permukaan superior, pada batas vener otot dan aponeurosis, membentuk pita
menebal yang melekat pada trokhlear di medial dan pada dinding ortbita lateral, pita itu
membentuk ligament check dari otot. Pita ini juga sebagai ligaen whitnall. Levator
dipasok cangan superior dari nervus okulomotorius (iii). Darah ke levaor palpebrae
superiors datang dari cabang muscular lateral dari arteria oftalmika(vaughan, 2008).
Persarafan sensoris

10

Persarafan sensoris ke palpebra datang dari divisi pertama dan kedua nervis
terigeminus (v). Nervus lakrimalis, supraorbitalis, supratrokhelaris, infratrokhelais dan
nasalis eksterna kecil adalah cabang-cabang dari divisi oftalmika dari nervus kelima.
Nervus infra orbitalis, zygomacofacialis, dan zygomatcotemporlis merupakan cabangcabang devisi maksilaris (kedua) nervus trigeminus(vaughan, 2008).
Pembulus darah dan limfe
Pasokan darah ke palpebra datang dari arteria lakrimalis dan oftalmika melalui
cabang cabang palpebra lateral dan medialnya. Anastomosis anatara arteria palpebralis
lateralis dan medialis membentuk arcade tarsa yang terletak di dalam jaringan areolar
submuskular(vaughan, 2008).
Drenasi vena dari palpebra mengalir ke dalam vena oftalmika dan vena-vena
yang mengangkut pergi darah dari dahi dan temporal. Vena-vena itu tersusun dalam
pleksus pra- dan pasca-tarsal. Pembuluh limfe dari segmen lateral palpebra berjalan ke
dalam nodus pra-auricular dan parotis. Pembulus limfe dari sisi medial palpebra
mencurahkan isinya kedalam limfonodus submandibular(vaughan, 2008).
Sistem lakrimalis
Kelenjar lakrimal terletak di kuadran superolateral anterior dari orbita di fosa
lakrimalis. Air mata mencapai hidung karena adanya tarikan ke dalam punctum dari
canaliculi oleh tekanan negatif. Tekanan ini dihasilkan oleh kontraksi otot-otot
orbiculalis oculi preseptal saat berkedip. Sistem lakrimal ekskretoris terdiri dari
canaliculi superior dan inferior, sakus lakrimalis, dan duktus nasolacrimalis.
Canaliculi terdiri dari bagian vertikal yang pendek, bagian horizontal, dan area
gabungan yang dikenal sebagai common canaliculus. Bagian vertikal yang pendek
biasanya berukuran sekitar 2mm sedangkan bagian horizontal berukuran 6-8mm.
Sakus lakrimalis dibagi menjadi fundus dan corpus. Fundus terletak bagian atas
canaliculis (4mm) dan corpus terletak bagian bawah canaliculis (10mm). Duktus
nasolacrimal berjalan di kanal tulang sepanjang 12-15mm ke arah inferior dan
posterior sebelum bermuara ke meatus inferior. (vaughan, 2008).

3.2 Infeksi kelopak atau blepharitis

11

Blepharitis disebabkan infeksi dan alergi menahun. Blepharitis disebabkan


infeksi dan alergi berjalan kronis dan menahun. Gejala umum pada bleoharitis adalah
kelopak mata merah, bngkak, sakit, eksudat lengket, dan epiforia. Blepharitis sering
disertai dengan konjungtivitis dan keratitis. Blepharitis sebelum diobati dibersihkan
dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian diberi antibiotic yang sesuai. Penyakit
blepharitis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, dan
kalazion (Ilyas 2015).
Klasifikasi Blepharitis :
a. Blepharitis anterior adalah radang bilateral menahun umum tepian palpebra.

Ada dua jenis utamanya (Vaughen, 2000) :


Blepharitis stafilokok dapat disebabkkan infeksi dengan staphylococcus aureus,
yang sering ulseratif, atau staphylococcus epidemidis atau stafilokok koagulase

negatif.
Blepharitis seboroik(non ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya terjadi
sering bersamaan dengan Pityrosporum ovale yang merupakan agen penyebab
dermatitis

seboroik,

meski

organnisme

ini

belum

terbukti

menjadi

penyebabnya. Seringkali kedua jenis ada bersamaan (infeksi campur).


Seborrhoe kepala, alis, dan telinga seringkali menyertai blepharitis seborrhoeik.

Manifestasi Klinis
Gejala utama adalah iritasi, perasaan seperti terbakar dan gatal pada
tepian palpebra. Mata bertepi merah. Banyak sisik atau granulasi tampak
lengket pada bulu mata palpebra superior maupun inferior(Vaughen, 2000).

Pada jenis stafilokok, sisiknya kering, palpebra merah, terdapat ulkus-ulkus

kecil di sepanjang tepian palpebra dan bulu mata cenderung rontok.


Pada seborrheik, sisiknya berminyak, tidak terjadi ulserasi, dan tepian palpebra

tidak begitu merah.


Pada jenis campuran lebih umum, kedua jenis sisik ada, dan tepian palpebra
merah dan mungkin berulkus. S. aureus dan P. ovale mungkin terlihat bersamasama atau sendiri pada materi kerokan dari tepian palpebra yang di pulas.

12

Gambar 2. Blepharitis anterior


Seboroik

Gambar 3. Blepharitis anterior


Seboroik

Komplikasi
Blepharitis stafilokok dapat berkomplikasikan menjadi hordeulum, chalazion,
keratitis epitel sepertiga bawah kornea, dan infiltrate tepian kornea. Kedua bentuk
blepharitis anterior mendahului konjungtivitis rekurens(Vaughen, 2000).
Penatalaksanaan
o Kulit, kepala, alis mata dan tepian palpebra harus selalu dibersihkan, terutama
pada blepharitis jenis seborrheik, dengan memakai sabun dan shampo. Sisiksisik harus dibersihkan dari tepian palpebra dengan kain basah dan shampoo
bayi setiap hari. Tersedia secara komersial produk kelopak mata scrub
diformulasikan khusus untuk tujuan itu. Ini tersedia dalam busa, gel dan premoistened pads seperti OCuSOFT kelopak mata Pembersih dan SteriLid
(TheraTears) Pembersih Mata.
o Blepharitis stafilokok diobati dengan antibiotic antistafilokok atau salep mata

sulfonamide dengan aplikator kapas sekali sehari dengan tepian palpebra.


Natrium Sulfacetaminde : 10% 1 kali sehari, atau
Sulfisoxazole 4% 1 kali sehari
Hal ini penting untuk menekankan bahwa kompres hangat dan kebersihan
kelopak mata adalah elemen kunci dari manajemen blepharitis.

b. Blepharitis posterior
Blepharitis posterior adalah peradangan palpebra, karena disfungsi kelenjar
meibom. Seperti blepharitis anterior, bentuk ini adalah kondisi menahun bilateral.
Blepharitis anterior dan posterior dapat timbul bersamaan. Dermatitis seborrheika

13

umumnya disertai dengan disfungsi kelenjar meibom. Kolonisasi dan infeksi


sebaran starin stafilokok sering disertai penyakit kelenjar meibom. Lipase bakteri
dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar meibom dan konjungtiva dan
menyebabkan robeknya lapis film air mata(Vaughen, 2000).
Manifestasi Klinis
Blepharitis posterior bemanifes aneka macam gejala yang mengenai palpebra,
air mata, konjungtiva, dan kornea. Perubahan kelenjar meibom mencakup
peradangan muarah meibom (meibomianitis), sumbatan muara kelenjar oleh secret
yang kental, pelebaran kelenjar meibom dalam tarsus, dan menimbulkan secret
abnormal lunak mirip keju, bila kelenjar itu dipencet. Dapat juga timbul hordeolum
dan chalazion(Vaughen, 2000).

Gambar 4. Blepharitis

Tepian palpebra tampak hiperemis dan telengiektasis. Palpebra juga


membulat dan menggulung ke dalam sebagai akibat parut dan konjungtiva tarsal,
menimbulkan hubungan abnormal antara film air mata pra-kornea dan muara
kelenjar

meibom.

Air

mata

mungkin

berbusa

atau

sangat

berlemak.

Hipersensitifitas terhadap stafilokok mungkin dapat berakibat keratitis epithelial.


Kornea juga dapat pula mengalami vaskularisasi perifer dan menipis, terutama
bagian inferior, kadang-kadang dengan infiltrat marginal nyata. Garis besar
perubahan blepharitis posterior identik dengan temuan-temuan mata pada acne
rosacea(Vaughen, 2000).
Penatalaksanaan
Antibiotik :

14

Tetracycline 250 mg dua kali sehari (tetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin)


tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah usia 12 atau pasien yang sedang

hamil.
Eritromisin biasanya diresepkan bila ada kontraindikasi dengan tetrasiklin.
KIE : antibiotik oral dapat menyebabkan photosensitivity (menjadi lebih sensitif
terhadap sinar matahari). Diare dan muntah adalah efek samping yang umum
dari antibiotik oral, serta infeksi jamur pada wanita. (Rodolfo, 2013)

Kortikosteroid topical lemah, mis., prednisolone 0,125% dua kali sehari.


Kompres hangat (selama 5 menit) diterapkan pada kelopak dapat meningkatkan
produksi minyak dan meleleh minyak di kelenjar meibom.

3.3 Pembahasan
Biasanya, blepharitis ditandai baik sebagai blepharitis anterior atau blepharitis
posterior. Namun, dokter dikategorikan berbagai bentuk blepharitis. blepharitis anterior
mempengaruhi tepi depan kelopak mata dan bulu mata. Hal ini terkait dengan bakteri
Staphylococcus. Pada jenis stafilokok, sisiknya kering, palpebra merah, terdapat ulkusulkus kecil di sepanjang tepian palpebra dan bulu mata cenderung rontok. Pada
seborrheik, sisiknya berminyak, tidak terjadi ulserasi, dan tepian palpebra tidak begitu
merah. Pada jenis campuran lebih umum, kedua jenis sisik ada, dan tepian palpebra
merah dan mungkin berulkus. S. aureus dan P. ovale mungkin terlihat bersama-sama
atau sendiri pada materi kerokan dari tepian palpebra yang di pulas.
Posterior blepharitis melibatkan bagian belakang kelopak mata, di mana kelenjar
meibom ditemukan, di dekat tepi bagian dalam dari tutup dekat dengan mata. Posterior
blepharitis bisa ada sebagai hasil dari rosacea. Blepharitis sering muncul sebagai bentuk
campuran, yang melibatkan baik anterior dan posterior bentuk. blepharitis atopik
berhubungan dengan reaksi alergi.
Pasien didiagonosa Pendarahan Blepharitis keluhan kedua kelopak mata terasa
gatal sejak 1 minggu yang lalu. Selain itu juga disertai rasa mengganjal dan berair, tidak
disertai mata merah maupun belekan. Tidak terdapat riwayat kontak dengan penderita

15

mata merah maupun kelilipan.

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

Pasien tidak memiliki riwat DM maupun hipertensi. Dari pemeriksaan fisik dalam batas
normal.

Pada pemeriksaan dengan head loupe dan senter + oftalmoskop direk

didapatkan hasil abnormal pada palpebra dengan ditemukannya magro hiperemi positif
dan sleeves positif. Sedangkan yang lain dalam batas normal.
Blepharitis ditandai baik sebagai blepharitis anterior atau blepharitis posterior.
Namun, dokter dikategorikan berbagai bentuk blepharitis. blepharitis anterior
mempengaruhi tepi depan kelopak mata dan bulu mata. Hal ini terkait dengan bakteri
Staphylococcus. Pada jenis stafilokok, sisiknya kering, palpebra merah, terdapat ulkusulkus kecil di sepanjang tepian palpebra dan bulu mata cenderung rontok. Pada
seborrheik, sisiknya berminyak, tidak terjadi ulserasi, dan tepian palpebra tidak begitu
merah. Pada jenis campuran lebih umum, kedua jenis sisik ada, dan tepian palpebra
merah dan mungkin berulkus. S. aureus dan P. ovale mungkin terlihat bersama-sama
atau sendiri pada materi kerokan dari tepian palpebra yang di pulas. Posterior blepharitis
melibatkan bagian belakang kelopak mata, di mana kelenjar meibom ditemukan, di
dekat tepi bagian dalam dari tutup dekat dengan mata. Posterior blepharitis bisa ada
sebagai hasil dari rosacea. Blepharitis sering muncul sebagai bentuk campuran, yang
melibatkan baik anterior dan posterior bentuk. blepharitis atopik berhubungan dengan
reaksi alergi.
Dalam penetalaksanaannya kulit, kepala, alis mata dan tepian palpebra harus
selalu dibersihkan dengan memakai sabun dan shampo. Sisik-sisik harus dibersihkan
dari tepian palpebra dengan kain basah dan shampoo bayi setiap hari. Blepharitis
stafilokok diobati dengan antibiotic antistafilokok atau salep mata sulfonamide dengan
aplikator kapas sekali sehari dengan tepian palpebra.

16

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Blepharitis disebabkan infeksi dan alergi menahun. Blepharitis disebabkan
infeksi dan alergi berjalan kronis dan menahun. Gejala umum pada bleoharitis
adalah kelopak mata merah, bngkak, sakit, eksudat lengket, dan epiforia. Blepharitis
sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis. Blepharitis sebelum diobati
dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian diberi antibiotic yang
sesuai. Penyakit blepharitis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis,
hordeolum, dan kalazion.
Klasifikasi Blepharitis ada dua macam yaitu blepharitis anterior dan blepharitis
posterior. Blepharitis posterior adalah peradangan palpebra, karena disfungsi
kelenjar meibom.

Blepharitis anterior adalah radang bilateral menahun umum

tepian palpebra. Ada dua jenis utamanya blepharitis stafilokok dan blepharitis
seboroik.
4.2 Saran

17

Mahasiswa diharapkan memahami secara benar apa yang harus dilakukan


pada kasus blepharitis.

DAFTAR PUSTAKA
1

Vaughan. Oftalmologi Umum Edisi XIV. Jakarta: Widya Medika. 2000

Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata edisi kelima. FK-UI, Jakarta: 2015

Rodolfo L. Rodriguez, O.D. Blepharitis Disease and Its Management. American


Optometric Association. 2013

18

También podría gustarte