Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Bola Langit
Sebelum kita melanjutkan pembahasan pada system koordinat horizon,
ekuator dan ekliptika, ada baiknya kita harus mengenal terlebih dahulu tentang
bola langit. Bola langit adalah suatu bola imajiner dimana seluruh bidang langit
terproyeksi pada permukaannya, yang mana pusat dari bola langit tersebut adalah
pengamat (Bumi). Sebagai proyeksi dari bola bumi, maka garis lintang dan garis
bujur bola bumi diproyeksikan ke langit menjadi garis Lintang dan garis Bujur
Langit. Selain itu, equator (titik pusat) Bumi menjadi equator langit. Untuk lebih
memahami tentang bola langit, perhatikan Gambar 1 di bawah ini.
E
KLS
T
U
KLU
B.
a.
dalam menentukan posisi benda langit, terutama terkait dengan posisi pengamat
berada. Dalam sistem koordinat Horizon, posisi benda langit ditentukan
denganaltitude dan azimut. (Azhari dalam Gunawan: 2015). Sedangkan dalam
Astronomi Geodesi, menyampaikan koordinat dalam sistem Horizon dapat
ditentukan dengan A dan h atau A dan z. Nawawi (2010: 12), menyatakan tata
koordinat Horizon menggunakan lingkaran Horizontal dan lingkaran Vertikal
sebagai sumbunya. Dari sini, dapat dipahami bahwa sistem koordinat Horizon
adalah sistem yang dipergunakan dalam menentukan posisi benda langit yang
dibentuk oleh bidang datar (horizon) dan bidang tegak lurus (vertikal), dimana
pengamat menjadi titik pusat bola terhadap posisi benda langit yang disimbolkan
dengan koordinat Altitude dan Azimut. Sistem ini disebut dengan sistem koordinat
Horizon karena disandarkan pada bidang horizon sebagai acuannya, dimana
bidang Horizon (Ufuk) merupakan bidang datar yang disandarkan pada arah
menghadap.
Pada tata koordinat Horizon, posisi bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja, karena pengamat merupakan sentral atau titik pusat
bola. Tata koordinat Horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran
semua bintang, karena dengan tata koordinat ini, letak bintang selalu berubah
sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat Horizon penting dalam hal
pengukuran adsorbsi cahaya bintang. Tata koordinat Horizon menggunakan
lingkaran horizontal dan lingkaran vertikal sebagai acuan dasarnya yang
dipergunakan dalam penentuan azimuth dan ketinggian benda langit (altitude).
Sistem koordinat ini merupakan sistem pemetaan benda benda langit
tertua yang digunakan oleh para ahli astronomi. Bagi seorang pengamat,
permukaan bumi terlihat seperti bidang datar dan langit terlihat seperti setengah
lingkaran besar dimana pun pengamat berada, dan tidak dapat melihat setengah
lingkaran dibawahnya. Penggambaran seperti ini disebut dengan local sphere of
the observer (bola langit pengamat) yang menempatkan titik diatas pengamat
yang disebut zenithdan titik dibawah kaki pengamat yang disebut nadhir. Dalam
sistem ini, horizon di suatu tempat berbeda dengan lainnya, akan tetapi senantiasa
datar di setiap tempat. Misalnya orang didaerah kutub Utara beranggapan bahwa
kutub Selatan adalah bagian bawahnya, berbeda halnya dengan pengamat yang
berada di Katulistiwa. Sedangkan dalam penentuan posisi benda langit pada
bidang horizon, ditentukan dengan menggunakan sistem arah Utara, Selatan,
Timur, Barat. Petunjuk ini merupakan pokok dalam penentuan posisi benda langit
dimana arah dan tinggi dari benda langit merupakan koordinatnya
b.
Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari
proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi
bintang diukur 0 90 jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0 -90 jika
arahnya ke bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang,
kita dapat melukis lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui
bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS). Seperti yang kita bahwa
horizon adalah batas pemandangan atau kaki langit, dan merupakan pertemuan
antara kaki langit dan permukaan bumi, garis ini membentuk lingkaran dengan
titik pusat dimana kita berdiri, sebagian bola langit berada di atas dan sebagian
lagi ada dibawah horizon, sehingga dapat kita bayangkan bola langit yang besar
dengan bumi dengan sebagai pusatnya (seperti pada gambar di atas). Untuk
memudahkan horizon dibagi atas 3 jenis berdasarkan pandangan kita terhadap
pandangan kita antara langit dan bumi.
1) Horizon Kodrat (alam).
Apabila kita berdiri disebuah tanah yang luas dan datar atau ditengah
samudra/laut, kita melihat seolah-olah kubah langit bertemu dengan
permukaan bumi. Perpotongan lengkung langit dengan bidang datar ini
disebut horizon kodrat. Horizon Kodrat akan berubah sesuai dengan
kedudukan dari si pengamat. Makin tinggi tempat si pengamat maka makin
rendah horizon kodrat.
2) Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan
bidang datar yang tidak brubah-ubah dan tidak tergantung kepada
sipengamat. Horizon astronomi adalah tempat bidang yang datar yang dibuat
dari mata si pengamat sampai menyentuh lengkung langit.
3) Horizon Sejati
Horizon sejati adalah bidang datar yang ditarik memotong melalui titik pusat
bumi dan memotong garis vertikal tegak lurus (90')
Tata koordinat Horizon dipergunakan untuk menghitung ketinggian benda
langit (altitude) dan azimuth benda langit.Altitude merupakan sudut elevasi yang
dibentuk oleh bidang Horizon terhadap posisi ketinggian suatu benda langit,
dengan aturan a = (- 90, 90), artinya nilai tertinggi dari altitude adalah sebesar
90, dan nilai terendah adalah sebesar - 90. Sedangkan Azimut bintang dengan
aturan A = ( 0, 360), artinya nilai terkecil dan terbesar dari azimuth adalah
sebesar 0/ 360 ketika benda berada di titik Utara, dengan nilai besaran terhitung
searah jarum jam atau menuju ke arah Timur.
b. Sistem Koordinat Ekuator
Tata koordinat ini merupakan salah satu tata koordinat yang sering digunakan
dalam astronomi. Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam
skala waktu relatif panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif
kecil terhadap waktu. Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit,
setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal
yang digambarkan sebagai bola langit.
Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA).
Sudut jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang
diukur dengan satuan jam (ingat,1h = 15). Sudut jam diukur dari titik
kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif, yang berarti bintang telah
lewat kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti
tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0
360 dari titik A ke arah barat.
2.
Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (), yang diukur dari
proyeksi bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi.
Tinggi bintang diukur 0 90 jika arahnya menuju KLU dan 0 -90 jika
arahnya menuju KLS.
Dapat kita lihat bahwa deklinasi suatu bintang nyaris tidak berubah dalam
kurun waktu yang panjang, walaupun variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat
presesi orbit Bumi. Namun sudut jam suatu bintang tentunya berubah tiap jam
akibat rotasi Bumi dan tiap hari akibat revolusi Bumi. Oleh karena itu,
ditentukanlah suatu ordinat baku yang bersifat tetap yang menunjukkan bujur
suatu bintang pada tanggal 23 September pukul 00.00, yaitu ketika titik Aries ^
tepat berkulminasi atas pada pukul 00.00 waktu lokal (vernal equinox). Ordinat
inilah yang disebut asensiorekta (ascencio recta) atau kenaikan lurus, yang
umumnya dinyatakan dalam jam. Faktor gerak semu harian bintang dikoreksi
terhadap waktu lokal (t) dan faktor gerak semu tahunan bintang dikoreksi
terhadap Local Siderial Time (LST) atau waktu bintang, yaitu letak titik Aries
pada hari itu. Pada tanggal 23 September LST-nya adalah pukul 00h, dan kembali
ke pukul 00h pada 23 September berikutnya sehingga pada tanggal 21 Maret, 21
Juni, dan 22 Desember LST-nya berturut-turut adalah 12h, 18h, dan 06h. Jadi LST
dicari dengan rumus :
Gambar 5 Letak Bintang pada (2h, -50o) pada LST 12h pukul 00.00 diamati dari
= 40oLS
c.
suatu titik pusat sistem koordinat tertentu. Disebut koordinat ekliptika karena
lintasan edar tahunan bumi mengelilingi matahari selama satu tahun. Pada tata
koordinat ekliptika, lingkaran ekliptika turut diperhitungkan dan merupakan
lintang 00. Ekliptika, seperti halnya yang kita tahu merupakan bidang edar bumi
mengelilingi Matahari. Ternyata bidang edar planet-planet lainnya hampir
sebidang juga dengan ekliptika. Oleh karena itu tata koordinat ekliptika sangat
cocok untuk menggambarkan letak Matahari dan planet-planet.
Beberapa ketentuan dalam menggambar ekliptika adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
Tegak lurus terhadap bidang ekliptika adalah Kutub Ekliptika Utara (KEU)
dan Kutub Ekliptika Selatan (KES).
e.
Titik selalu bergerak pada bidang ekuator searah peredaran semu harian
akibat pergerakan bidang ekliptika terhadap ekuator. Pada LST = 00h,
berada di titik A.
f.
Musim
Gugur (TMG)
Gambar 6 Pergeseran titik Aries akibat rotasi ekliptika terhadap ekuator. Tampak
Posisi ekliptika pada LST = 18h
Perpotongan HA selalu dimulai pada waktu local 12.00. pada waktu local
12.00 posisi Matahari berada dititik kulminasi atasnya di titik E. Tampak pada
gambar, pada LST 18h (winter solstice) ekliptika berada 23o,5 di selatan ekuator,
pada LST 06h (summer solstice), ekliptikaberada 23o,5 di utara ekuator,
sedangkan pada LST 00h di titik A pada LST 12h berimpit dengan Matahari
saat waktu local 00.00 di Q.
Gambar 7 Bintang dengan Posisi (300o,45o) diamati dari =30oLS pada LST 18h
Bujur suatu bintang dinyatakan dengan bujur astronomis (), diukur dari titik
Aries berlawanan arah peredaran semu harian (negatif) sampai pada proyeksi
bintang pada ekliptika, besarnya 0o sampai 360o.
2.
Lintang suatu bintang dinyatakan dengan lintang astronomis (), yang diukur
dari proyeksi bintang di ekliptika ke arah bintang itu menuju ke kutub
ekliptika. Tinggi bintang diukur 0o 90o jika arahnya menuju KEU dan 0o
-90o jika arahnya menuju KES.
Posisi suatu benda langit dinyatakan dengan (,). Lintasan peredaran semu
harian benda langit dilukis sejajar ekuator melalui benda langit tersebut, dengan
kulminasi atas Ka dan kulminasi Kb.
Ekuator
Bidang
Acuan
Bidang
Horisontal
Bidang
Ekuator
Ekliptika Bidang
Ekliptika
Arah Acuan
Lintang
Titik Utara
Tinggi : h
+ : kearah zenith
- : kearah nadir
Deklinasi :
+ : kearah KLU
- : kearah KLS
Lintang:
+ : kearah KEU
- : kearah KES
Vernal
equinox
Vernal
equinox
Bujur
Azimut : A
Ke timur 0 360o
Aksensioreta:
Ke timur 0 -24 jam
Bujur :
Ke timur 0 360o
pengamatan yang terpisak 6 bulan,kita akan mengamati dua belahan bola langit
yang berbeda.
Objek-objek langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, memiliki
geraknya sendiri diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke
arah timur relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu
putaran mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita, terbenam, terbit,
kembali di atas kepala kita, matahari membutuhkan waktu 24 jam (selang waktu
sehari semalam). Bintang-bintang membutuhkan waktu sama denga periode rotasi
Bumi, 23j 56m 4.1d. Bulan membutuhkan waktu sedikit bervariasi, kira-kira 50
menit lebih panjang dari 24 jam. Planet-planet bergerak di langit dengan
kecepatan yang lebih besar lagi variasinya, tergantung pada seberapa dekat planet
tersebut ke Matahari, dan dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif terhadap
Bumi.
1. Pengamat di Kutub Utara bumi ( = 900 LU)
(Sikap bola langit sejajar)
Semua benda langit terbit dari sisi Timur horison dan tenggelam di
sisi Barat horison.
Akibat rotasi bumi maka semua benda langit beredar dengan lintasan
sejajar ekuator langit.