Está en la página 1de 46

RTK 2220

PENGANTAR ANALISIS
TEKNIK KIMIA
Oleh
Dr. Amir Husin, ST, MT
Dr. Eng. Rondang Tambun, ST, MT

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

eraca Massa Reaktor Kimia Isotherma


Pengantar Analisis Teknik Kimia

Fi
Cai
i
V

CA

F
CA

(rA)

Neraca Massa Total


akumulasi
massa total

Asumsi, dua senyawa A dan B, adalah


solvent yang terdapat dalam aliran
umpan masuk ke reaktor kimia yang
dipertahankan pada temperatur konstan.
Kedua senyawa tersebut bereaksi
membentuk senyawa ketiga P.
Dapatkanlah konsentrasi masing-masing
senyawa dalam reaktor sebagai fungsi
waktu.
.

laju massa t laju massa t


total masuk
total keluar

(E.1)

laju massa . F . t
i
i
total masuk

kg atau mol

laju massa . F . t
total keluar

kg atau mol

0
laju massa r . t
A
A bereaksi
akumulasi
massa

massa total

total

kg atau mol

t t

massa

total

t t

Neraca Massa Total (Pers. E-1) menjadi

(E.2)

Neraca Massa Total (Pers. E-1) menjadi


V t t V t i . Fi . t
V t t V t
t

i . Fi . t

. F . t
. F . t

ambil limit t 0, maka :

d V
i . Fi . t
dt

. F . t

Atau, bila konstan

dV
Fi . F
dt

..
(E.3a)

(E.3)

Neraca Massa Komponen:


Pengantar Analisis Teknik Kimia

Dalam menyusun neraca massa komponen, adalah lebih baik


bekerja menggunakan satuan molar, khususnya jika melibatkan
reaksi kimia. Misalkan, CA ,CB , dan CP melambangkan
konsentrasi molar A, B dan P (mol/volum).
Asumsi, bahwa persamaan stokiometri untuk reaksi ini adalah:

A 2B

Asumsi, tidak ada komponen P dalam aliran umpan ke reaktor:

Neraca Massa Komponen A:


Pengantar Analisis Teknik Kimia

akumulasi
massa A

laju massa A t laju massa


masuk

A keluar

laju massa F . C . t
i
Ai
A masuk
m 3 mol A

3
s m

t laju massa t

A bereaksi

(E.4)

mol A

laju massa F . C . t
A
A keluar

mol A

Laju

massa A rA V t
bereaksi

mol A

mol A
(vol) s
vol
.
waktu

akumulasi massa A
massa A t V . C A t t V . C A t
t t
massa A
Maka persamaan (E4) menjadi:

V . CA

t t

V . C A t Fi . C Ai . t F. C A . t

Dibagi dengan t:

rA V

V . CA

t t

V . CA

Fi . C Ai F. C A

rA V

ambil limit t 0, maka :

d(V.C A )
Fi . C Ai F. C A
dt

d(V.C A )
dC A
dV
V.
CA .
dt
dt
dt

rA V

(E5)

..

(E6)

Dari pers. (E.3a):

dV
Fi . F
dt

..
(E.3a)

Subtitusi pers. (E.6) dan (E.3a) ke (E5):

d(V.C A )
dC A
V.
C A . Fi F Fi . C Ai F. C A rA V
t
dt
V.

dC A
C A . Fi F Fi . C Ai F. C A rA V
dt

V.

dC A
C A .Fi C A .F C Ai . Fi . C A . F
dt

V.

rA V

dC A
Fi C Ai C A rA V
dt

F
dC A
i C Ai C A
dt
V

rA

..

(E7)

Dengan cara yang sama, maka neraca massa komponen masing


untuk masing-masing komponen A, B dan P adalah :
F
dC A
i C Ai C A
dt
V

rA

..

F
dC B
i C Bi C B
dt
V

rB

..

(E8)

..

(E9)

F
dC P
i C Pi C P rP
dt
V

(E7)

Dengan rA , rB dan rP = laju pembangkitan komponen A, B dan P.


Asumsi, bahwa laju reaksi A per-unit volume adalah orde-kedua,
dan dirumuskan:

rA k C A C B

..

rB 2 k C A C B ..
rP k C A C B
..

(E.10)
(E.11)
(E.12)

Dengan k = konstanta laju reaksi.


Subtitusi persamaan (E.10) ke (E.7), (E.11) ke (E.8) dan
(E.12) ke (E.9)
F
dC A
i C Ai C A k C A C B ..
dt
V
F
dC B
i C Bi C B 2 k C A C B....
dt
V
F
dC P
i C Pi C P k C A C B ....
dt
V

(E.13)
(E.14)

(E.15)

Model ini terdiri dari 4 ODE, yaitu : pers. (E.3a), (E.13), (E.14) dan
(E.15)
Analisis Derajat Kebebasan, (DK): sistem
Jumlah variabel: Volume (V), CA , CB dan CP
Jumlah persamaan, 4 : pers. (E.3a), (E.13), (E.14) dan (E.15)

DK = Jumlah variabel jumlah persamaan = 4 4 = 0

RTK 2221

PENGANTAR ANALISIS TEKNIK KMIA


Pengantar Analisis Teknik Kimia

Kuliah ke-

Hubungan Konstitutif
(Constitutive
Relationships)

1. Hukum-Hukum Gas
Pengantar Analisis Teknik Kimia

Dalam pemodelan sistem pemroses yang


mengandung gas biasanya memerlukan
pernyataan tentang hukum-hukum gas.
Salah satu yang sering digunakan adalah hukum
gas ideal yang menghubungkan volume, tekanan
danPtemperatur:
V Volume gas / satuan
V R T
volume

PersamaanP V T
van derWaals
menghubungkan dua parameter (a dan b)
untuk sistem spesifik:

a
P 2 V b RT
V

Amir/PA-TK/2016

14

1. Hukum-Hukum Gas
Pengantar Analisis Teknik Kimia

Untuk hukum-hukum gas lainnya, dapat dilihat


dalam textbook termodinamika seperti Smith,
Van Ness, and Abbott (1996).

Amir/PA-TK/2016

15

2. Reaksi Kimia
Pengantar Analisis Teknik Kimia

Laju reaksi per-unit volume (mol/volume . waktu)


biasanya merupakan suatu fungsi konsentrasi
dari senyawa-senyawa yang bereaksi. Misal,
perhatikan reaksi:
A + 2B C + 3D
Jika laju reaksi A adalah orde pertama dalam A
dan B, kita dapat menggunakan hubungan:

rA k C A C B

rA
k
CA
CB

=
=
=
=

laju reaksi A (mol A/volume.waktu)


konstanta laju reaksi (konstan untuk temperatur yang diberikan)
Konsentrasi A (mol A/volume)
Konsentrasi A (mol A/volume)
Amir/PA-TK/2016

16

Laju reaksi biasanya dinyatakan dalam bentuk


pembangkitan suatu senyawa. Tanda minus (-)
mengindikasikan, bahwa A dikonsumsi dalam
reaksi di atas.
Untuk konsistensi satuan rA , kita jumpai bahwa
k memiliki satuan (volmol B * waktu) .
Perhatikan, bahwa 2 mol B bereaksi dengan
tiap mol A. Maka kita dapat menulis:

rB 2 rA 2k C A C B
rC rA k C A C B

rD 3 rA 3 k C A C B
Amir/PA-TK/2016

17

Secara umum, koefisien laju reaksi merupakan


fungsi tmperatur. Salah satu yang paling umum
digunakan untuk merepresentasikan nilai k
adalah hukum laju Arhenius:
k(T) A . exp( E/RT)
dengan:
k(T) =
A =
E =
R =
T =

konstanta laju reaksi sebagai fungsi temperatur


faktor preeksponensial (satuannya sama dengan satuan k)
Energi aktivasi (kal/mol).
Konstanta gas ideal (1,987 kal/gmol.K)
Temperatur absolut (deg K atau deg R)

Amir/PA-TK/2016

18

Faktor preeksponensial dan energi aktivasi dapat


diestimasi dari data konstanta laju reaksi sebagai
fungsi temperatur reaksi.
Dengan mengambil log natural dari hukum laju
arhenius, maka:
E 1
ln k ln A -
R T
Dapat kita lihat, bahwa A dan E dapat diperoleh
dari slope dan intercept plot (ln k) versus (1/T)

Amir/PA-TK/2016

19

3. Hubungan Kesetimbangan
(Equilibrium Relationships)
Pengantar Analisis Teknik Kimia

Hubungan kesetimbangan antara likuid (cairan)


dan komposisi fase uap suatu komponen i , jika
fase tersebut dalam kesetimbangan, dapat
dinyatakan dengan:
yi K i xi
Dengan:
xi = fraksi mol komponen I dalam fase cair
yi = fraksi mol komponen I dalam fase uap
Ki = konstanta kesetimbangan uap/cair untuk komponen i.

Amir/PA-TK/2016

20

Konstanta kesetimbangan merupakan fungsi


komposisi dan temperatur. Sering kita jumpai,
bahwa asumsi volatilitas relatif konstan
dibuat untuk menyederhanakan model
kesetimbangan uap/cair.
Dalam sistem biner, hubungan antara fase
uap dan cair untuk komponen yang ringan
x
sering digunakan:
y
1 1 x
Dengan:
x = fraksi mol komponen ringan dalam fase cair
yi = fraksi mol komponen ringan dalam fase uap
= volatilitas relatif ( > 1)

Amir/PA-TK/2016

21

3. Heat Transfer
Pengantar Analisis Teknik Kimia

Laju heat transfer melalui suatu dinding vessel, yang memisahkan dua
fluida (misalnya jaket reaktor) dapat digambarkan sebagai berikut.

Koefisien heat transfer sering diestimasi dari data eksperiment.


Pada tahap desain, nilainya dapat diestimasi dari korelasi, yang
merupakan suatu fungsi sifat-sifat fluida dan laju.
Amir/PA-TK/2016

22

Aliran melalui valve (katup)


Pengantar an Analisis Teknik Kimia

Aliran melalui valve (katup) sering digambarkan dengan persamaan:

F Cv f x

Amir/PA-TK/2016

PV
s.g

23

Tiga karakteristik valve yang umum, yaitu: (i) linear, (ii) equalpersentage (persentase-sama), dan (iii) quick opening (bukaan
cepat).
Valve linear

f x x

equal-percentage valve

f x x 1

quick-opening valve

f x

FIGURE 2.5 . Flow characteristics


of control valves. = 50 for equalpercentage valve.
Amir/PA-TK/2016

24

Amir/PA-TK/2016

25

5. Sistem Parameter
Terdistribusi
Pengantar an Analisis Teknik Kimia

Sistem parameter terdistribusi adalah suatu sistem dimana


variabel keadaan berubah dengan respect terhadap posisi dan
waktu.
Perhatikan suatu raktor tubular dimana reaksi kimia mengubah
konsentrasi fluida sebagaimana aliran bergerak sepanjang reaktor.
Disini, kita gunakan elemen volume V dan elemen waktu t .
Asumsi, bahwa persamaan stokiometri untuk reaksi ini adalah:

A 2B

C 3D

Misalkan persamaan laju reaksi:

rA k C A C B

..
Amir/PA-TK/2016

(F.1)
26

Fi
CAi

F CA Z

F
CA

F C A Z Z

rB 2 rA 2 k C A C B

r
z

z+z

..

(F.2)

rC rA k C A C B

..

(F.3)

rD 3 rA 3 k C A C B

..

(F.4)

Dapatkanlah konsentrasi masing-masing senyawa dalam reaktor


sebagai fungsi jarak (z) dan waktu (t)..

27

Neraca Massa Komponen A


Disini, kita gunakan elemen volume V dan elemen waktu t .
akumulasi
massa A

laju massa A t laju massa


masuk

A keluar

laju massa A masuk


elemen volum
F . C A Z . t
pada titik z

m 3 mol A

3
s
m

laju massa A keluar


elemen volum
F.C A
pada titik z z

Z z

t laju massa t

A bereaksi
... (F.5)

mol A

s
. t

Amir/PA-TK/2016

mol A

28

Laju massa A
bereaksi dalam rA V t
elemen volum

mol A

mol A
(vol) s
vol
.
waktu

akumulasi massa A massa A


massa A t
t t
dalam elemen volum
V . C A t t V . C A t
mol A

vol

(vol)

mol A

Maka persamaan (F.5) menjadi:

V . C A t t V . CA t

F . C A Z . t F . C A

Z Z

. t rA V t
... (F.6)

Dibagi dengan t:

V . C A t t V . C A t
t

F.C A

F.C A

Z Z

rA V

Dibagi dengan V:

CA

t t

CA

F. C
A

F.C A

Z Z

rA

ambil limit t 0, V 0 maka :

C A
t

F C A
V

rA

.... (F.7)

Umumnya, reaktor pipa (tube) memiliki luas penampang konstan,


sehingga: dV = A dz, dan F = A vz dengan vz adalah
kecepatan linear dalam arah z. Maka, persamaan (F.7) dapat ditulis:

C A
t
C A
t

A. vz C A
A z

vz C A

z

rA

rA .... (F.8)

Dengan cara yang sama, untuk komponen B, C dan D:


C B
vz C B

rB .... (F.9)
t
z

CC
t

v z CC
z

rC .... (F.10)

C D
t

vz C D
z

rD .... (F.11)

Subtitusi pers (F.1) ke (F.8), diperoleh persamaan neraca massa


untuk komponen A:

C A
t

vz C A
z

k C A C B .... (F.12)

Untuk menyelesaikan problem ini, harus diketahui syarat awal


sebagai fungsi jarak dan waktu. Misal, kondisi syarat awal adalah:

C A z, t 0 C A0 z
C A 0, t C A0 t

.... (F.13)

Amir/PA-TK/2016

32

Neraca Massa Total


Disini, kita gunakan elemen volume V dan elemen waktu t .
akumulasi
massa total

laju massa total


masuk elemen
volum pada titik

laju massa t laju massa t ... (F.14)


total masuk
total keluar

F. Z . t

kg total

m 3 kg total

3
s
m

laju massa total


keluar elemen
F.
volum pada z z

Z z

. t

Amir/PA-TK/2016

kg total

33

akumulasi massa
total dalam
elemen volum

massa
total

t t

massa
total

V . t t V . t

kg total

kg total

vol

(vol)

Maka persamaan (F.14) menjadi:

V . t t V . t

F . Z . t F .

Z Z

Dibagi dengan t:

V . t t V . t
t

F.

F.

Z Z

. t ... (F.15)

Dibagi dengan z:

t t t
t

F.

F.
V

Z Z

ambil limit t 0, V 0 maka :

F.

t
V
Subtitusi dV = A dz,

.... (F.16)
dan F = A vz ke pers. (F.16), maka:

A . v z .

t
A.z

v z .

t
z

.... (F.17)

Persamaan (F.17) disebut juga persamaan kontinuitas

Model Persamaan differensial parsial (PDE) jauh lebih sulit


penyelesaiannya dibanding persamaan differensial biasa (ODE).
Biasanya PDE dikonversi menjadi ODE dengan diskretisasi
dalam dimensi spasial, dengan demikian teknik penyelesaian
ODE dapat digunakan.

6. Model Tanpa Dimensi


Pengantar an Analisis Teknik Kimia

Sejumlah model secarara khusus mengandung sejumlah parameter


dan variabel yang nilainya mungkin berbeda karena beberapa
besaran.
Dalam hal ini, sering diinginkan, atau paling tidak untuk tujuan
analisis, diinginkan mengembangkan model yang terdiri dari
parameter dan variabel tanpa dimensi.
Sebagai contoh, perhatikan suatu reaktor CSTR isotermal dengan
volume konstan yang dapat dimodelkan dengan reaksi orde pertama
Fi
dC A
C Ai C A k C A

dt
V

..

Amir/PA-TK/2016

(G.1)

38

Kita defenisikan,

CA
C Ai,0

dengan Cai,0 adalah konsentrasi umpan A pada keadaan steady.


C A x . C Ai,0

dC A C Ai,0 . dx

Subtitusi ke pers. (G.1):

dx
Fi
CAi x C Ai,0 k x C Ai,0
C Ai,0

dt
V
dx
F
i 1 x k x
dt
V
dx
Fi
Fi
1 k x .. (G.2)

xf
dt
V
V

dengan

C Ai
xf
C Ai,0

7. Bentuk Umum Model


Dinamis
Pengantar an Analisis Teknik Kimia

Model dinamika yang telah diturunkan dalam bab ini terdiri dari satu
set persamaan differensial.
Representasi dari satu set ODE dapat ditulis:

x 1 f1 x1, x2 ,..., xn, u1, u2 ,..., un, p1, p2 ,..., pn,


x 2 f 2 x1, x2 ,..., xn, u1, u2 ,..., un, p1, p2 ,..., pn,

. (G.2)

x n f n x1, x2 ,..., xn, u1, u2 ,..., u n, p1, p2 ,..., pn,


Dengan ,

x i

= melambangkan dxi/dt ; xi = variabel keadaan


ui = variabel input, dan
pi = parameter.
Amir/PA-TK/2016

40

Notasi Vektor
Satu set pers. Differensial seperti Pers (G.3) dapat ditulis dalam
bentuk vektor:

x n f x, u, p

.. (G.3)

dengan , x = vektor dari n variabel keadaan


u = vektor dari m input
p = vektor dari r parameter
Perlu dicatat, bahwa model dinamik pers (G.3) juga dapat
digunakan untuk menyelesaikan problem steady state, karena

x 0
atau

.. (G.4)

f x, u, p 0

.. (G.5)

Untuk menyelesaikan persamaan (G.5), dapat digunakan teknikteknik numerik (misal: Metode Newton) .

Contoh: Bentuk variabel keadaan

dV
Fi . F
dt

....

(G.6)

F
dC A
i C Ai C A k C A C B ..
dt
V

(G.7)

F
dC B
i C Bi C B 2 k C A C B....
dt
V

(G.8)

F
dC P
i CP k C A CB
dt
V

(G.9)

....

atau

También podría gustarte