Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah keluarnya darah, mukus
dan debris debris seluler yang berasal dari uterus secara periodik dengan siklus
7
teratur. Siklus menstruasi pada wanita normal berlangsung teratur, yaitu 21 35 hari
dengan volume darah yang dikeluarkan selama menstruasi sebanyak 40 ml dan cairan
serosa sebanyak 35 ml.
PEMBAHASAN
MENSTRUASI
A. DEFINISI
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan.2
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid yang berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama
siklus. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik
ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus yang biasa pada manusia
adalah 25-32 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak
teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulator). Lama haid biasanya antara
3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang
sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.2
B. FISIOLOGI HAID
Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan
membentuk siklus menstruasi. Menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri
sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada
kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarce sampai terjadinya
menopause.1
Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1
dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus
menstruasi yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang
memiliki siklus 28 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi
sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause.1
endometrium
yang
mengakibatkan
regresi
endomentrium
dan
perdarahan.
5
2. Faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan
fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteriarteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluransaluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan
perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.
3. Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan
desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya
miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.
D.SIKLUS MENSTRUASI
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita
memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,
namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi
indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari
pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari
pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum
perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.12
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan
sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum matang/folikel. Normalnya, hanya
satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke
14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel
telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba
fallopi untuk kemudian dibuah, yang disebut ovulasi.12
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon
yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga
membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel
telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominan
hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan
kedalam aliran darah. Hormon estrogen dan hormone FSH membantu sel telur yang
dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar
mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormon estrogen tersebut juga
menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan
hidup sperma setelah berhubungan intim. Ketika sel telur telah matang, sebuah
hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH).
Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur
yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma
masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan
yang besar untuk dibuahi. Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari
untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya menanamkan
diri didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan
memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormon tersebut
membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan
tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadilah proses
menstruasi.12
Dalam proses ovulasi harus ada kerja sama antara korteks serebri,
hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula suprarenalis, dan kelenjar
kelenjar endokrin yang lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses
tersebut adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Hipotalamus
mengawasi sekresi hormon gonadrotopin oleh adenohipofisis melalui sekresi
neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat portal yang khusus.
Hipotalamus menghasilkan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) karena dapat
merangsang Luteneizing Hormon (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari
hipofisis.12
Siklus Haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua
fase dan 1 saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi dan fase luteal. Perubahan kadar
hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback)
antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik
negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik negatif terhadap FHS, sedangkan
terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negatif bila kadarnya rendah, dan
umpan balik posotif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap
hormon gonadotropin ini mungkin pada hipotalamus.12
1. Fase Folikular
Secara fisiologis, hari pertama menstruasi dianggap hari pertama siklus
menstruasi. 13 hari berikut dari siklus ditujukan fase folikuler. Sebagai tingkat
progesteron, estradiol, dan inhibin menurun 2-3 hari sebelum menstruasi,
hipofisis mulai melepaskan tingkat yang lebih tinggi dari follicle-stimulating
hormone (FSH), yang merekrut oosit untuk siklus menstruasi berikutnya.
Hipotalamus adalah inisiator dari fase folikular.1
Gonadotropin Releasing hormone (GnRH) adalah pompa yang terletak di
hipotalamus, melepaskan GnRH secara pulsatil ke dalam sistem pembuluh
portal yang mengelilingi kelenjar hipofisis anterior. GnRH berinteraksi dengan
kelenjar hipofisis anterior untuk melepaskan FSH dalam fase folikuler. FSH
disekresi ke dalam sirkulasi akan berinteraksi dengan sel-sel granulosa yang
mengelilingi oosit yang sedang berkembang.1
Sebagai FSH meningkat selama bagian awal dari fase folikuler , berinteraksi
dengan sel-sel granulosa untuk merangsang perubahan hormon androgen
menjadi estradiol. Peningkatan estradiol dan FSH menyebabkan peningkatan
kadar FSH reseptor di banyak folikel yang sedang berkembang. Selama
beberapa hari berikutnya, peningkatan yang stabil dari tingkat estradiol ( E2 )
memberikan pengaruh penekan semakin besar pada hipofisis rilis FSH . Hanya
satu yang dipilih memimpin folikel , dengan reservoir terbesar dari estrogen,
dapat menahan lingkungan FSH menurun. Oosit yang tersisa yang awalnya
direkrut dengan folikel memimpin mengalami atresia . Segera sebelum
ovulasi, kombinasi E2 dan FSH menyebabkan produksi luteinizing hormon
( LH ) reseptor pada sel-sel granulosa yang mengelilingi folikel.1
Selama akhir fase folikuler, estrogen memiliki pengaruh positif pada sekresi
LH, bukannya menekan sekresi LH hipofisis seperti halnya di awal fase
folikuler. Untuk memiliki efek positif ini, tingkat E2 harus mencapai
ketinggian berkelanjutan selama beberapa hari. Lonjakan LH meningkatkan
pematangan oosit dominan, pelepasan oosit dan kemudian luteinisasi dari sel
granulosa dan sel teka sekitarnya folikel dominan sehingga produksi
progesteron. Tingkat yang tepat dari progesteron yang timbul dari folikel
Saat lahir, bayi perempuan memiliki jumlah folikel primordial yang telah
ditetapkan yang ditangkap selama meiosis 1 pada tahap diplotene dari profase
sampai stimulasi pada pubertas. Sampai pubertas, hipotalamus dalam keadaan
diam. Pada sekitar usia 8 tahun, GnRH disintesis di hipotalamus dan
dilepaskan. Korteks adrenal mulai menghasilkan dehydroepiandrostenedione
untuk memulai awal adrenarche (yaitu pertumbuhan rambut seksual). Awal
dari pubertas dimulai dengan tumbuhnya payudara (thelarche), percepatan
pertumbuhan, dan menstruasi (menarche). Pubarche, hasil dari fungsi GnRH,
biasanya terjadi antara mulai tumbuhnya payudara dan percepatan
pertumbuhan yang dapat terjadi di mana saja sepanjang waktu pubertas. Di
Amerika Serikat, usia rata-rata anak perempuan menarche adalah 12,8 tahun,
dengan kisaran 9-16 tahun.3
E.FAKTOR RESIKO VARIABILITAS SIKLUS MENSTRUASI
Faktor risiko dari variabilitas siklus menstruasi adalah sebagai berikut:12
F
1. Berat badan
1
Penurunan
berat
badan
akut
dan
sedang
2. Aktivitas fisik
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi menstruasi.
3. Stress
Stress menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya sistem persarafan
dalam hipotalamus melalui perubahan prolaktin atau endogen opiat yang dapat
memengaruhi elevasi kortisol basal dan menurunkan hormone lutein (LH) yang
10
menyebabkan amenorrhea.
F 4. Diet
F Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan
anovulasi, penurunan respons hormone pituitary, fase folikel yang pendek, tidak
normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah lemak
berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode perdarahan. Diet
rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak berhubungan dengan
amenorrhea.
F 5. Paparan lingkungan dan kondisi kerja
F Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang panjang
dibandingkan dengan beban kerja ringan dan sedang.
1
6. Gangguan endokrin
dengan
gangguan
menstruasi.
Prevalensi
amenorrhea
dan
F. GANGGUAN MENSTRUASI
11
Siklus menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari
hari pertama menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi berikutnya). Jika
lamanya perdarahan kurang dari 7 hari dan jika jumlah darah yang hilang kurang dari
80 ml. Perlu dicatat bahwa discharge menstruasi terdiri dari cairan jaringan (20-40
persen dari total discharge), darah (50-80 persen), dan fragmen-fragmen
endometrium. Namun, bagi wanita discharge menstruasi tampak seperti darah.
Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif,
yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas usia 39 tahun. Gangguan ini mungkin
berkaitan dengan lamanya siklus menstruasi, atau jumlah dan lamanya menstruasi.
Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu.7
a. Gangguan Pada Lamanya Siklus Menstruasi: 7
1. Polimenore atau Epinore
Pada polimenore siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya yaitu terjadi dengan
interval kurang dari 21 hari (Jones, 2002). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih
banyak dari biasa. Polimenore dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang
mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain
adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
2. Oligomenore
Siklus menstruasi lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari. Perdarahan pada
oligomenore biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenore kesehatan
wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya
ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.
3. Amenore
Amenore adalah keadaan tidak adanya menstruasi sedikitnya tiga bulan berturut-turut.
Amenore primer terjadi apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
mendapatkan menstruasi, sedangkan pada amenore sekunder penderita pernah
mendapatkan menstruasi tetapi kemudian tidak dapat lagi. Amenore primer (dialami
oleh 5 persen wanita amenore) mungkin disebabkan oleh defek genetik seperti
12
13
AMENOREA
A. DEFINISI
Amenore ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturutturut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder.
Amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah dapat
haid; sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi
kemudian tidak dapat lagi.2
Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan
lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan kelainan-kelainan
genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul
kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme,
tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.2
14
B. INSIDENSI
Dewasa ini, insidensi terjadinya amenore primer mengalami peningkatan.
Berdasarkan data penelitian, insidensi amenore primer di Amerika < 1%.Sedangkan,
di Indonesia pada tahun 2009, insidensi amenore primer sebesar 11,83%. Menurut
sejumlah penelitian menyebutkan bahwa persentase frekuensi penyebab amenore
primer antara lain abnormalitas gonadal (50,4%), abnormalitas hipotalamus dan
kelenjar pituitari (27,8%), abnormalitas saluran genitalia (21,8%), dan hymen
imperforata atau septum transversal vagina (3%-5%).
C. KLASIFIKASI
Amenorea primer dan sekunder masing masing mempunyai sebab-sebab sendiri;
pada amenorea primer kelainan gonad memegang peranan penting. Akan tetapi
banyak sebab ditemukan pada kedua jenis amenorea; oleh karena itu, klasifikasi
dibawah ini mencakup sebab-sebab pada amenorea primer dan amenorea sekunder.2
Prinsip dasar yang mendasari fisiologi dari fungsi menstrual memungkinkan
penyusunan dari beberapa sistem kompartemen yang tepat di mana menstruasi yang
sesuai bergantung. Prinsip ini berguna untuk mendapatkan evaluasi diagnostik yang
memisahkan penyebab dari amenore ke dalam kompartemen berikut ini:
Kompartemen I:
Gangguan dari saluran keluar dari organ target uterus
Kompartemen II:
Gangguan dari ovarium
16
Kompartemen III:
Gangguan dari pituitari anterior
Kompartemen IV:
Gangguan dari faktor sistem syaraf pusat (hipotalamus)
o Gangguan Organik Pusat1
Sebab organik: tumor, radang, destruksi
o Gangguan kejiwaan
a. Syok emosional
b. Psikosis
c. Anoreksia nervosa
d. Pseudosiesis
o Gangguan poros hipotalamus-hipofisis
a. Sindrom amenore-galaktorea
b. Sindrom Syein-Leventhal
c. Amenore hipotalamik
o Gangguan Hipofisis
a. Sindrom Sheehan dan penyakit Simmonds
b. Tumor;
1) Adenoma basofil (penyakit Cushing)
2) Adenoma asidofil
3) Adenoma kromofob (sindrom Forbes-Albright)
o Gangguan gonad
a. kelainan congenital
b. menopause premature
c. the insensitive ovary
d. penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang dan
sebagainya
e. tumor sel-granulosa, sel-teka, sel-hilus, adrenal, arenoblastoma.
o Gangguan glandula suprarenalis
a. sindrom adrenogenital
b. sindrom Cushing
c. oenyakit Addison
o Gangguan glandula tiroidea
Hipotireoidi, hipertireoidi, kretinisme
o Gangguan pancreas
Diabetes mellitus
o Gangguan uterus, vagina
a. aplasia dan hipoplasia uteri
b. sindrom Asherman
c. endometritis tuberkulosa
d. histerektomi
e. aplasia vaginae
o Penyakit penyakit umum
a. penyakit umum
17
b. gangguan gizi
c. obesitas
D. ETIOLOGI
Amenore bisa terjadi karena berbagai alasan. Sebagian kasus merupakan hal
yang normal, sedangkan kasus lain muncul akibat efek samping dari suatu obat atau
tanda masalah medis.7
18
Stres
Stres mental dapat mengubah sementara fungsi hipotalamus atau area otak
yang mengontrol hormon yang mengatur siklus menstruasi. Akibatnya, ovulasi dan
menstruasi dapat berhenti. Periode menstruasi umumnya kembali normal setelah
tingkat stres mereda.7
hormon menstruasi.
Menopause dini
Menopause biasanya terjadi antara usia 45 hingga 55 tahun. Pada beberapa
wanita, produksi sel telur mulai berkurang sebelum usia 40 tahun sehingga
19
20
Siklus menstruasi dapat dibagi menjadi 3 fase fisiologis: folikular, ovulasi, dan
luteal. Setiap fase memiliki lingkungan yang berbeda sekresi hormonal. Ketika salah
satu diagnosa proses penyakit yang bertanggung jawab untuk amenore, pertimbangan
organ target ini hormon reproduksi (hypothalamus, pituitary, ovarium, rahim) sangat
membantu.3
F. DIAGNOSIS
Anamnesis
Anamnesis yang baik dan lengkap sangat penting. Pertama, harus diketahui
apakah amenorea itu primer atau sekunder. Selanjutnya perlu diketahui apakah ada
hubungan antara amenorea dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan
emosional; apakah ada kemungkinan kehamilan; apakah penderita menderita penyakit
akut atau menahun; apakah ada gejala-gejala penyakit metabolik, dan lain-lain.2
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, termasuk tinggi dan berat
badan, dan dengan penilaian kematangan seksual . Temuan pemeriksaan fisik
meliputi:3
Umum
o Anorexia - Cachexia, bradikardia, hipotensi, hipotermia, kulit kuning
( carotenemia ), indeks massa tubuh ( BMI ) kurang dari 18.
o Tumor hipofisis - perubahan pada funduskopi, gangguan lapang
pandang , tanda-tanda saraf kranial
o Ovarium polikistik ( PCO ) sindrom - Jerawat, acanthosis nigricans,
hirsutisme, BMI lebih dari 30 ( umum)
o Radang usus - Fissure, tag kulit , darah yang tersembunyi ditemukan
pada pemeriksaan rektal
o Disgenesis gonad ( misalnya, Turner syndrome ) - leher Webbed,
21
Pemeriksaan Laboratorium3
Riwayat dan temuan fisik membantu dalam memilih tes pada pasien wanita
dengan amenore . Tes mungkin termasuk tes endocrinologik dan kimia untuk
mendeteksi proses penyakit kronis .3
Jika riwayat dan temuan fisik menunjukkan masalah ovarium - axis dengan yang
normal pubertas , thyroid- stimulating hormone (TSH), pengukuran prolaktin,
FSH, LH dan adalah baris pertama dari pengujian. Jika hirsutisme dominan
setelah
pemeriksaan,
dehydroepiandrosterone
termasuk
sulfate
pengujian
(DHEAS),
androgen
androstenedion,
testosteron,
dan
17-OH
G. TATALAKSANA
Selain kehamilan, keterlambatan konstitusional, anovulasi, dan penyakit
kronis, kebanyakan gangguan lain yang menyebabkan amenore mungkin memerlukan
rujukan ke subspesialist untuk pengobatan. Banyak metode pengobatan memerlukan
operasi atau terapi tertentu. Untuk remaja dengan keterlambatan konstitusional dan
anovulasi, tujuannya harus pemulihan siklus ovulasi. Jika siklus ovulasi tidak spontan
dipulihkan, terapi estrogen-progestin diindikasikan. Yakinkan pasien karena diagnosis
amenore dapat menyebabkan kecemasan yang luar biasa. 3
23
yang tidak biasa dan jarang amenore, seperti sarkoidosis, memerlukan rujukan dan
evaluasi oleh dokter spesialis. 3
H. KOMPLIKASI
Infertilitas adalah komplikasi signifikan amenore bagi wanita yang ingin
hamil. Osteopenia (penurunan kepadatan tulang) atau osteoporosis adalah komplikasi
24
KESIMPULAN
25
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endokrin. Panjang siklus haid adalah antara tanggal
mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita
normal berlangsung teratur, yaitu 21 35 hari dengan volume darah yang dikeluarkan
selama menstruasi sebanyak 40 ml dan cairan serosa sebanyak 35 ml. Panjang siklus
haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi
variasinya cukup luas, bukan saja pada beberapa perempuan tetapi juga pada
perempuan yang sama.13
Menstruasi merupakan suatu proses yang kompleks, karena melibatkan
berbagai organ, sistem endokrin, hormon hormon reproduksi dan enzim. Proses
menstruasi diregulasi oleh sistem endokrin dan perubahan hormonal yang terjadi
melalui mekanisme timbal balik (feed back mechanism) antara hipotalamus, pituitari
dan ovarium atau yang dikenal dengan axis endokrin Hipotalamus Pituitary
Ovarium (HPO).
12
menstruasi yang teratur selama 3 bulan atau berhentinya siklus menstruasi yang tidak
teratur selama 6 bulan.
12
Pada awal masa pubertas, kadar hormone luteinizing hormone (LH) dan
follicle-stimulating
hormone
(FSH)
akan
meningkat,
sehingga
merangsang
pembentukan hormon seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon tersebut
menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya
26
siklus menstruasi. Di samping itu juga timbulnya ciri-ciri seksual sekunder, misalnya
tumbuh rambut kemaluan dan rambut ketiak. Usia pubertas dipengaruhi oleh faktor
kesehatan dan gizi, juga faktor sosial- ekonomi dan keturunan. Menstruasi merupakan
pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari
menarche (menstruasi pertama) sampai terjadinya menopause.13
Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik
ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja pada beberapa perempuan tetapi
juga pada perempuan yang sama. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12
tahun adalah 25 hari, pada perempuan usia 43 tahun panjang siklus haidnya 27,1 hari
dan pada perempuan usia 55 tahun siklus haidnya adalah 51,9 hari. Panjang siklus
haid yang biasa pada manusia antara 25-32 hari, dan sekitar 97% perempuan yang
berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang atau lebih
dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatior) .12
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yag 1-2 hari diikuti darah sedikitsedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada umumnya lamanya 4-6 hari,
tetapi antara 2-8 hari masih dianggap normal. Pada setiap perempuan biasanya lama
haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 16 cc. Pada perempuan yang
lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Perempuan dengan enemia
defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak (Hanifah, 2004). Kebanyakan
perempuan tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil
merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenore). Usia gadis remaja pada waktu
pertama kalinya mendapat haid bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rataratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor
keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum.13
Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan progesteron yang
dihasilkan oleh ovarium berubah. Bagian pertama siklus menstruasi yang dihasilkan
oleh ovarium adalah sebagian estrogen. Estrogen ini yang akan menyebabkan
tumbuhnya lapisan darah dan jaringan yang tebal diseputar endometrium.
Dipertengahan siklus, ovarium melepas sebuah sel telur yang dinamakan ovulasi.
Bagian kedua siklus menstruasi, yaitu antara pertengahan sampai datang menstruasi
berikutnya, tubuh wanita menghasilkan hormon progesteron yang menyiapkan uterus
untuk kehamilan.1
27
DAFTAR PUSTAKA
28
29