Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Makalah ini disusun untuk mememenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
morfologi pemukiman difakultas teknik, pasca sarjana universitas sumatera
utara. Pada kesempatan ini penulis menyusun pendalaman mengenai
perumahan dan pemukiman yang dalam kesempatan ini mengangkat
perumahan Helvetia sebagai objek studi.
Dengan ditulis dan diselesaikannya makalah ini penulis berharap akan
memberikan sesuatu pemikiran dan masukan untuk perkembangan
perumahan dan pemukiman dilokasi perumahan Helvetia khususnya dan
kota medan pada umumnya.
Ucapan terima kasih untuk bimbingan dari dosen pengajar morfologi
pemukiman di fakultas teknik pasca sarjana arsitektur, semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca dan penulis sendiri.
Terima kasih.
1
Bab 1.Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Pemukiman adalah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar
pada manusia,dalam hal ini rumah tinggal. Didalam rencana kota terlihat
bahwa penggunaan lahan untuk pemukiman mengambil bagian paling besar.
Untuk menjadikan pemukiman menjadi suatu kawasan yang utuh
dibutuhkan beberapa komponen didalamnya, seperti:
Adanya lahan atau tanah untuk peruntukannya dimana harga dari satuan
rumah sangat berpengaruh terhadap lokasi pemukiman itu sendiri
Adanya sarana dan prasarana permukiman seperti jalan local, saluran
drainase, saluran air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, sarana dan
prasarana ini menunjang kualitas pemukiman.
Adanya perumahan (tempat tinggal yang terbangun) dalam kawasan
pemukiman.
Adanya fasilitas umum dan fasilitas social didalamnya seperti fasilitas
pendidikan, kesehatan, peribadatan, lapangan bermain.dll
2
4. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam
berbagai bentuk dan ukuran, dengan penataan tanah dan ruang
prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.
3
1. Lingkungan perumahan tua tetap bertahan setelah beberapa generasi.
Nilai lahan dan bangunan tetap bertahan. Kawasan-kawasan ini yang
biasanya dikonservasi untuk mempertahankan nilai sejarah dan
budayanya.
2. Lingkungan perumahan untuk keluarga menengah yang terdiri dari
bangunan tunggal. Karakteristik kawasan terlihat bangunan hunian 1
dan 2 lantai dengan kepadatan penduduk rendah.
3. Lingkungan perumahan transisi dari hunian ke areal komersil.
4. Lingkungan perumahan baru yang terletak dikawasan sub urban.
5. Lingkungan perumahan kumuh yang berada diantara guna lahan
lainnya seperti komersial dan industry.
4
dalam masyarakat dan kedua adalah permukiman dan peumahan sebagai
gejala yang ditangkap oleh kalangan pemikir dan dituangkan dalam konsep-
konsep kebijaksanaan dan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalahnya.
Sesungguhnya melihat permukiman dan perumahan sebagai gejala objektif
tidak terlepas dan keharusan untuk menyederhanakan gejala dan
memudahkan pengutaraan dan pemberian keterangan.
Untuk itu maka pembahasan akan mencakup keadaan sesudah
kemerdekaan sampai sekarang yang dibagi-bagikan dalam beberapa
periode yang mempunyai cici-cici khusus. Periode-periode ini waktunya
tidak tepat sekali tahunnya melainkan kabur batas-batasnya:
1. Periode I adalah sekitar tahun 50-an sampai permualaan tahun 60-
an.
2. Periode II adalah sekitar permulaan tahun 60-an sampai pertengahan
tahun 70-an.
3. Periode III adalah sekitar pertengahan tahun 70-an sampai
pertengahan tahun 80-an.
4. Periode sesudah itu sampai sekarang
5
masih relative besar. Sebagai gambaran status kebutuhan perumahan pada
saat ini meliputi:
1. Kebutuhan rumah yang belum terpenuhi (backlog) sebanyak 4,3
jutaunit rumah,
2. Pertumbuhan kebutuhan rumah baru setiap tahunnya sebesar
800ribu unit rumah, serta
3. Kebutuhan peningkatan kualitas perumahan yang tidak
memenuhi persyaratan layak huni sebanyak 13 juta unit rumah
(25%).
6
Bab 2.Pemukiman dan Perkembangan Kota
2.1 Beberapa Konsepsi tentang pengembangan kota
Terdapat beberapa hal mengenai teori perkembangan kota :
1. The Concentric Ring Theory
7
2. The sector Theory
Pertama kali dicetuskan oleh Homer Hoyt pada tahun 1939. Dia
mengatakan bahwa kota tumbuh tidak dalam bentuk kosentrik, tetapi lebih
mengarah kepada sector-sektor, seperti kawasan permukiman berkembang
disepanjang jalur transportasi dan pola topografi.
8
Gambar 3 The Multiple nuclei Theory
9
Bab 3.Gambaran umum wilayah penelitian
Lokasi Penelitian
10
Gambar 5 Foto Udara Perumnas Helvetia
11
3.1 Profil Kecamatan
Kecamatan Helvetia merupakan salah satu kecamatan dikota Medan yang
memiliki luas wilayah daerah 15,44KM².
Kecamatan medan Helvetia terletak diwilayah barata kota medan dengan
batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Medan Sunggal
- Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Barat
- Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Medan Petisah
- Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Medan Marelan
12
1. Kelurahan Cinta damai
2. Kelurahan Dwikora
3. Kelurahan Helvetia
13
7. Rumah sakit 6 unit
8. Puskesmas 3 unit
Sarana Pendidikan :
1. SD/sederajat 47 unit
2. SLTP/sederajat 28 unit
3. SMU/sederajat 22 unit
4. Akademi 2 unit
5. Universitas 4 unit
Perdagangan :
2. Plaza/mall 1 buah
- SD
14
Gambar 7 SD negeri 066049
15
Gambar 8 SD negeri 064981
- SMP
16
- SMA
17
Gambar 11 Madrasah tsanawiyah negeri 3
- Bimbingan belajar
18
Gambar 11 Madrasah tsanawiyah negeri 3
19
Kecamatan Helvetia memiliki sarana kesehatan yang memadai, yaiut
terdapat 6 rumah sakit dan 3 puskesmas yang melayani kurang lebih
136.216 jiwa tersebar di beberapa kelurahan, tetapi didalam lingkup
perumahan Helvetia terdapat 1 puskesmas dan beberapa klinik praktek dok
ter.
Gambar 12 Puskesmas
Sarana air bersih yang digunakan warga perumahan Helvetia saat ini
merupakan sarana air yang bersumber pada air yang dikelola PDAM tirtanadi, hal
ini dikarenakan sudah membaiknya perbaikan aliran air untuk perumahan yang
tegolok padat ini, sehingga wilayah perumahan Helvetia dapat dikategorikan
perumahan yang mendapat supply air dengan baik.
20
Kawasan perumahan nasional Helvetia merupakan salah satu perumahan
yang tergolong padat, dengan luas sekitar 97Ha, perumahan ini membutuhkan
sarana transportasi yang memadai, untuk saat ini transportasi yang digunakan
adalah angkutan umum mini bus, becak, sepeda motor dan mobil pribadi.
21
Gambar 15 Angkutan umum
22
Gambar 17 Masjid Al-Muhtadin
23
Gambar 19 Gereja melati HKBP Helvetia
24
Gambar 20 Kantor lurah Helvetia tengah (baru selesai dibangun)
25
Gambar 21 Kantor Camat Helvetia
26
Gambar 22 Lapangan Futsal & Basket
Kompleks ini berada dibarat kota medan, sehingga kawasan ini termasuk
area perumahan yang berada diinti kota medan sehingga memiliki jalur akses atau
jalan yang baik, seperti jalan lingkar medan yaitu Helvetia by pass dan jalur jalan
dalam kota medan, untuk jalur jalan didalam perumahan sendiri perumnas Helvetia
memiliki jalan dengan lebar kira-kira 4 meter, sehingga sangat sulit bagi kenderaan
mobil.
27
Gambar 24 Jalan Antara blok rumah
28
Gambar 26 Jalan Lingkar sumatera (Helvetia By Pass)
29
Gambar 27 Kantor kepolisian sector Helvetia
30
3.2.10 Drainase
31
Gambar 30 Drainase luar kawasan
32
Lahan/tanah
Prasarana
Struktur
Bahan bangunan
Pada tinjauan aspek fisik ini perumahan Helvetia sebagai studi kasus akan
diuraikan sesuai tinjauan dari poin-poin dari aspek fisik diatas:
4.1.1 Typologi Hunian
Pada teorinya terdapat beberapa teori tentang typology bangunan
yang ada di Indonesia dalama kurun waktu pembangunan hingga sekarang :
Rumah tunggal (detached House)
Rumah Koppel ( semi-detached house)
Rumah deret (row house)
Rumah tipe maisonette
Apartemen
Ruko (rumah toko)
33
Gambar 30 Typologi rumah deret
34
Gambar 31 Site Plan Typologi rumah deret
35
4.1.3 Prasarana
Menurut undang-undang republic Indonesia no.4 tahun 1992 tentang
perumahan dan permukiman dikatakan bahwa:
Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, social dan
budaya.
Melihat pertumbuhan kota masa kini, disamping masalah sosio ekonomi,
terdapat masalah kesehatan lingkungan yang menyangkut permukiman dan
perumahan yaitu :
1. Penyediaan sarana dan pengawasan kualitas air bersih
2. Pembuangan sampah dan air limbah
3. Penyediaan sarana pembuangan kotoran
4. Penyediaan fasilitas dan pelayanan umum
.
Gambar 32 Prasarana pengolahan sampah
36
4.2 Aspek teknis
Aspek teknis merupakan salah satu aspek yang sangat mendasar
dalam pembentukan sebuah kawasan perumahan dan pemukiman, karena
dalam tinjauan aspek teknis seperti :
Struktur tata ruang
Kelembagaan
Kasiba lisiba
37
4.2.2. Pengamatan pelaksanaan aspek teknis pada objek studi kasus
4.2.2.1 Kepadatan
Kepadatan bangunan sebagaimana keterkaitannya dengan aturan
koofisien dasar bangunan/building coverage (KDB/BCR) pada perumahan
ini dapat dikatakan tidak diterapkan dengan baik, hal yang paling tampak
jelas adalah jarak antara blok bangunan yang terlalu padat, sehingga
typology rumah deret itu sendiri menambah begitu jelasnya kepadatan
terjadi di perumahn Helvetia.
38
4.2.2.2 Blok massa
Perumahan Helvetia merupakan perumahan yang bertypologi rumah
deret, sehingga blok massa yang terbentuk terlihat sangat jelas seperti
gambar foto udara dan peta medan:
39
4.2.2.3 Pencahayaan Alami
Pada perumahan Helvetia dua faktor yang terkait dan penting dalam
pencahayaan alami pada rumah tidak diperhatikan yaitu rencana selubung
bangunan dan pembayangan sehingga perumahan Helvetia tergolong
perumahan yang tidak hemat energi.
4.2.2.4 Garis Sempadan Bangunan
Pada perkembangan perumahan Helvetia tidak ada aturan jelas
mengenai Garis Sempadan Bangunan (GSB), pada umunya batas tanah
yang dimiliki para pemilik rumah dianggap sebagai batas akhir untuk fisik
bangunan.
40
4.3 Aspek Ekonomi
Permasalahan permukiman adalah terikat dengan hal-hal yang
mempengaruhi harga bangunan rumah tinggal. Selain berpengaruh terhadap
harga bangunan per unitnya, terdapat juga kaitan antara harga rumah, pasar
perumahn sampai kepada sector ekonomi suatu daerah.
Adapun aspek-aspek dari tinjauan ekonomi adalah
Harga rumah
Nilai rumah
Pasar perumahan
41
1. Nilai dari kepemilikan unit bangunan
2. Harga sewa bangunan
3. Kualitas rumah
42
Kebutuhan semakin berkembang kualitas dan kuantitasnya
Pengaruh pada politik, ekonomi, social, budaya suatu tempat
Terjadinya perubahan cara hidup dan adat istiadat
Perubahan pola kehidupan
Bab 5.Penutup
5.1 Kesimpulan
Sebagaimana pengertiannya Pemukiman adalah merupakan
kebutuhan yang sangat mendasar pada manusia,dalam hal ini rumah tinggal.
Dalam cakupan yang luas pemukiman adalah wadah tempat tinggal banyak
keluarga di Indonesia, saat ini perkembangan perumahan dan pemukiman
sangatlah pesat dan semakin baik, baik yang direncanakan atau dibangun
oleh pemerintah,swasta amupun investor asing.
Dari penelitian, pengamatan dan analisa pada objek perumahan
Helvetia dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Tinjauan Fisik ,Harus dilengkapinya beberapa fasilitas baik sarana
maupun prasarana seperti yang tercantum dalam permendagri dan
pemukiman ,seperti :
- Prasarana lingkungan : jalan yang terlalu sempit, saluran
pembuangan limbah yang tidak memadai walau saat ini sudah ada,
Saluran pembuangan air hujan yang tidak baik, sehingga proses
penyerapan air hujan lambat dan akibatnya sering terjadi genangan
air
- Utilitas Umum : Jaringan air bersih yang suatu waktu mati, jaringan
listrik yang kurang memadai, jaringan gas Negara yang belum dapat
dinikmati semua blok di perumahan Helvetia, jaringan telpon yang
harus dibenahi. Terminal umum yang belum ada, pembuangan
sampah yang tidak mempunyai tempat yang khusus, pemadaman
kebakaran yang dihambat oleh lebar jalan yang sangat sempit,
sehingga akses ke setiap blok rumah sangat sulit.
43
- Fasilitas social : sarana pendidikan yang kurang layak, sarana
kesehatan yang kurang karena persentase jumlah penduduk dan
saranya sendiri berbanding jauh, sistem pelayanan public yang harus
dibenahi, sarana peribadatan harus disesuaikan dengan jumlah blok
dan jarak tempuh, fasilitas olahraga dan lapangan terbuka yang tidak
merata, dan belum adanya pemakaman umum.
2. Tinjauan Teknis dan regulasi, harus adanya regulasi yang jelas
yang disesuaikan dengan perkembangan penduduk dan pertambahan
nilai per unit maupun harga tanah, sehingga dianggap perlu untuk
membuat aturan-aturan yang jelas untuk perumahan Helvetia baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sebagai contoh dapat
berpedoman pada:
- Peraturan perundang-undangan tentang perumahan sederhana dan
kapling bangun(sesuai keputusan menteri)
Keputusan Menteri pekerjaan umum No.01/KPTS/1989 tentang
pedoman teknik pembanguna kapling siap bangun.
- Peraturan menteri dalam negeri No.5 tahun 1974 tentang ketentuan-
ketentuan mengenai penyediaan dan pemberian tanah untuk
keperluan perusahan.
44
4. Tinjauan Aspek Ekonomi, proses pembangunan perumahan dan
kendali perkembangan perumahan jika dilihat dari aspek ekonomi
sangatlah mencolok, hal ini disebabkan oleh mulai tergusurnya
pemukim lama dari suatu perumahan pada studi ini perumahan
helovetia,karena perkembangan tingkat ekonomi, harga tanah, nilai
unit, yang terjadi akibat perkembangan kota yang mulai pesat.
45