Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
LIVINGLIL
Kelompok 1 :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam mudahmudahan senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya yang
setia menemani hingga akhir zaman.
Makalah yang diberi judul ADVANCE DIRECTIVE DAN LIVINGLIL ini merupakan
sebuah makalah yang terbentuk merupakan aspek penilaian mata kuliah Penulisan makalah.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala
kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga tugas makalah ini dapat diambil manfaaatnya oleh pembaca.
Penyusun
Pengertian
Advance Directive adalah Instruksi spesifik yang dipersiapkan pada penyakit serius
yang sudah lanjut. Dimaksudkan untuk menuntun pelayan kesehatan berdasarkan keinginan
pasien jika pada suatu saat mereka tidak dapat menyatakan pilihan perawatan kesehatan yang
mereka inginkan untuk masa depan. Advance Directive adalahdokumen tertulis di mana
seseorang dengan jelas menentukan bagaimana keputusan medis yang mempengaruhi dirinya
harus diambil jika dia tidak mampu untuk melakukannya, atau untuk mengizinkan orang
tertentu untuk membuat keputusan tersebut untuk dirinya
Advance directive dibuat pada saat pasien masih sadar penuh dan dapat mengambil
keputusan secara rasional. Sedapat mungkin instruksi tersebut di dokumentasikan secara
tertulis.
Advance Directive meliputi : living will, durable (or special) medical power of attorney ,
verbal advance directive. Manfaat Advance Directiveadalah:
menghargai otonomi pasien
menghindari keluarga pasien untuk mengambil keputusan yang sulit
sebagai arahan dan pegangan bagi dokter dan prawat untuk melakukan terapi yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien. Untuk mengambil keputusan
sebelumnya pasien harus diberikan suatu pengarahan atau informasi.
Dokumen legal, dimana pasien menunjuk orang yang diberitanggung jawab (health
care surrogate / proxy) dan diberi kekuatan untuk membuat keputusan mengenai pelayanan
kesehatan jika pasien tersebut sudah tidak dapat membuat keputusan dan tidak dapat
berkomunikasi lagi. Wali tersebut hanya diberi kekuasaan untuk mengambil keputusan
yang berhubungan dengan tindakan medis, ia tidak diberi kekuasaan untuk membuat
keputusan legal dan finansial.
c. Verbal Advance Directive
Merupakan bentuk advance directive yang paling banyak dijumpai. Pasien menyatakan
keinginannya tentang perawatan menjelang akhir kehidupannya kepada orang-orang
terdekatnya, misalnya: keluarga, healthcare provider, teman, dll.
Dengan mengacu kepada kepustakaan, KKI melalui buku manual ini memberikan 12 kunci
informasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien :
a. Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati.
b. Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) termasuk
pilihan pemeriksaan lanjutan sebelum dilakukan pengobatan.
c. Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi kesehatannya, termasuk
pilihan untuk tidak diobati.
d. Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan; rincian dari prosedur atau
pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti penanganan nyeri,
bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian apa yang akan dialami
pasien selama dan sesudah tindakan, termasuk efek samping yang biasa terjadi dan
yang serius.
e. Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan keterangan tentang kelebihan/keuntungan
dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi tentang kemungkinan risiko
yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya hidup sebagai akibat dari tindakan
tersebut.
f. Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih eksperimental.
g. Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor atau
dinilai kembali.
h. Nama dokter yang bertanggungjawab secara keseluruhan untuk pengobatan
tersebut, serta bila mungkin nama-nama anggota tim lainnya.
i. Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka
sebaiknya dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan.
j. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu.
Bila hal itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab penuh atas konsekuensi
pembatalan tersebut.
k. Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter lain
l. Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya.
Namun demikian, bila informasi baru muncul, misalnya tentang adanya efek samping
atau alternatif tindakan yang baru, maka pasien harus diberitahu dan persetujuannya
dikonfirmasikan lagi. Apabila terdapat jedah waktu antara saat pemberian persetujuan hingga
dilakukannya tindakan, maka alangkah lebih baik apabila ditanyakan kembali apakah
persetujuan tersebut masih berlaku. Hal-hal tersebut pasti juga akan membantu pasien,
terutama bagi mereka yang sejak awal memang masih ragu-ragu atau masih memiliki
pertanyaan.
Apakah peran dari advance directive dalam pelayanan kesehatan disaat kondisi pasien
memburuk?
Jika ada konflik antara surat wasiat dan kuasa hukum tenaga kesehatan, dokumen apa
yang harus jadi patokan atau kontrol?
Di sisi lain, keluarga adalah pihak yang paling berhak dan mengikuti kehendak hidup
orang yang dicintainya. Sementara beberapa keluarga termotivasi oleh keinginan tulus untuk
menghormati keinginan orang yang dicintainya tersebut, beberapa juga termotivasi oleh
karena masalah ekonomi. Pertimbangan kasus berikut, yang semuanya didasarkan pada
informasi yang diberikan kepada penulis oleh seseorang terlibat dalam kasus ini :
Seorang anggota keluarga tidak membawa anggota keluarganya yang terkena serangan
jantung ke pelayanan Darurat Medis karena pasien memiliki surat wasiat. Penyedia layanan
kesehatan kemudian menemukan bahwa anggota keluarga akan mewarisi banyak harta jika
pasien telah meninggal (jika dibawa ke rumah sakit pasien akan pulih dari serangan jantung).
Sebuah keluarga bersikeras bahwa suami mereka / ayah tidak lagi menggunakan sistem
pendukung kehidupan seperti yang diungkapkan dalam surat wasiat, meskipun kekhawatiran
dokter bahwa itu terlalu dini untuk membuat penentuan itu. Keluarga mengancam akan
membuat gugatan dan tidak akan melunasi tagihan medis. Ketika Pasien sudah pulih, dokter
akan menjelaskan bagaimana keluarganya bersikeras melakukan tindakan tersebut untuk
menghormatisurat wasiat.
Seorang pekerja sosial rumah sakit menemukan kasus dimana mereka meyakini surat wasiat
pasien dibuat oleh anggota keluarga yang berharap untuk mewarisi mobil pasien.
Mendefinisikan peran keluarga dalam pengambilan keputusan end-of-life adalah masalah
yang kompleks yang akan membutuhkan solusi kreatif untuk menemukan keseimbangan
antara mengakomodasi keprihatinan yang sah keluarga dan mencegah penyalahgunaan
proses.
Apakah peran dari advance directive dalam pelayanan kesehatan disaat kondisi pasien
memburuk?
Kasus Tina menyoroti masalah yang semakin sering ditanyakan oleh politisi, penyedia
layanan medis, ekonom, dan pembayar pajak. Dimana kebutuhan untuk perawatan medis jauh
melebihi dari kemampuan untuk membayar. Untuk itu, bagaimana sistem memprioritaskan
kebutuhan? Apakah etis untuk menyelamatkan seseorang yang berada dalam keadaan mati
serebrum dengan sistem pendukung kehidupan selama 50 tahun ketika sumber daya dapat
digunakan untuk membantu orang lain untuk menjaga kualitas hidup? Namun pengadilan
akhirnya dapat membuat keputusan dalam kasus Tina, kebijakan publik cenderung memiliki
pengaruh yang signifikan.
Apakah yang dimaksud dengan surat wasiat?
Pengacara di Carolina Utara telah memperdebatkan selama beberapa tahun tentang
apakah surat wasiat harus memenuhi persyaratan hukum yang ditetapkan dalam undangundang. Beberapa berpendapat bahwa cukup hanya dengan pernyataan verbal yang
disampaikan ke dokter untuk melaksanakan keinginan pasien dan sanksi dari akibat terhadap
penyedia medis yang gagal untuk menghormati pernyataan verbal tersebut. Posisi ini ekstrim
dan tidak didukung oleh otoritas. Pengacara sebagian besar setuju bahwa persyaratan hukum
harus dipenuhi, tapi ada ruang untuk berdebat atas apa arti dari persyaratan tersebut.
Dalam kasus Tina, pengacara yang mewakili orang tuanya sepertinya mencari alasan
atas banding untuk mendiskreditkan surat wasiat tersebut. Jika tidak memenuhi semua
persyaratan di bawah hukum Carolina Utara, akankah surat wasiat itu tetap dilaksanakan,
atau akankah keinginan orangtua Tina akan menang? Kasus ini menggambarkan pentingnya
melaksanakan advance directive sehingga sesuai dengan hukum negara. Benar, dalam banyak
kasus mungkin tidak masalah. Keluarga dan dokter setuju untuk mengakhiri sistem
pendukung kehidupan yang memungkinkan pasien untuk pergi secara perlahan.
Apa yang terjadi jika agen perawatan kesehatan memilih untuk tidak melakukan
advokasi atas kepentingan pasien? Dalam kasus Tina, perwakilan hukumnya (orang tua)
memiliki kepentingan yang merugikan keinginannya untuk tidak mempertahankan sistem
pendukung kehidupan, artinya orang tua Tina ingin tetap menggunakan alat sebagai
pendukung kehidupan nya.Surat wasiat berbicara sebaliknya, dan tanpa surat wasiat
keinginan Tina tidak akan didengarkan. Apakah orangtuanya memiliki hak untuk mencabut
surat wasiat? Masih diperdebatkan. Apakah kekuatan ini meluas ke perwakilan hukum
lainnya?
Kembali kepada pertanyaan dokumen mana yang harus mengontrol? Saat ini di
Carolina utara, surat wasiat akan mengontrol jika ada konflik antara dua dokumen. Namun,
jika agen perawatan kesehatan atau perwakilan hukum lainnya dapat mencabut surat wasiat,
apa artinya mengatakan bahwa surat wasiat akan mengontrol jika ada konflik? Mungkin
pertanyaan yang paling penting adalah apakah orang yang melaksanakan dokumen dapat
mengandalkan agen perawatan kesehatan untuk memfasilitasi keinginannya agar dapat
dilakukan.
Kesimpulan
Kasus Tina, jika mengajukan banding, dapat membantu mengatasi beberapa pertanyaan yang
muncul dalam editorial ini. Reformasi legislatif juga diperlukan. Sementara itu, pikiran dan
doa-doa kita untuk Tina, yang sama sekali tidak menyadari dampak yang ia hadapi di hukum
Carolina Utara.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Advance Directive adalahdokumen tertulis di mana seseorang dengan jelas
menentukan bagaimana keputusan medis yang mempengaruhi dirinya harus diambil
jika dia tidak mampu untuk melakukannya, atau untuk mengizinkan orang tertentu
untuk membuat keputusan tersebut untuk dirinya.
2. Advance directive dibuat pada saat pasien masih sadar penuh dan dapat mengambil
keputusan secara rasional. Sedapat mungkin instruksi tersebut di dokumentasikan
secara tertulis.
3. Advance Directive meliputi : living will, durable (or special) medical power of
attorney , verbal advance directive. Manfaat Advance Directiveadalah: menghargai
otonomi pasien, menghindari keluarga pasien untuk mengambil keputusan yang sulit,
sebagai arahan dan pegangan bagi dokter dan prawat untuk melakukan terapi yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien. Untuk mengambil keputusan
sebelumnya pasien harus diberikan suatu pengarahan atau informasi.
4. Kasus advance direktive masih jarang ditemukan di Indonesia, dan masih jadi
perdebatan karena belum adanya Undang-undang yang jelas untuk mengatur tindakan
Advance directive.
5. Kasus Tina, jika mengajukan banding, dapat membantu mengatasi beberapa
pertanyaan yang muncul dalam editorial ini. Reformasi legislatif juga diperlukan.
Sementara itu, pikiran dan doa-doa kita untuk Tina, yang sama sekali tidak menyadari
dampak yang ia hadapi di hukum Carolina Utara.
DAFTAR PUSTAKA
American Medical Association, Shape Your Health Care Future With Health Care Advance
Directives. www.ama-assn.org.
AARP Webplace. Advance Directives: How Do I Get Started? www.aarp.org.
Charles P. Sabatino, ABA Commission on Legal Problems of the Elderly, 10 Legal Myths
About Advance Medical Directives. www.abanet.org.
Philip Hebert, Doing Right: A Practical Guide to Ethics for Medical Trainees & Physicians.
(Oxford U. Press, 1996)
Steven W. Rickard, Advance Medical Directives: Your Wishes for Future Medical Care.
(Kraves Communications, 1996) .