Está en la página 1de 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Topik

Efektivitas Mencuci Tangan Dalam Pencegahan


Infeksi

Sub topik

Efektivitas Mencuci Tangan Dalam Pencegahan


Infeksi di Rumah Sakit

Sasaran

Tempat

Keluarga Pasien Ruang ICU

Ruang Tunggu Pasien

Hari/Tanggal

6 Maret 2014

Waktu

1 x 35 menit

I.

Latar Belakang
Tangan kita merupakan pusat kuman penyakit, mulai saat bersalaman,
memegang pintu kamar kecil, menyentuh benda yang mengandung kuman,
sehabis buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) serta menyentuh
segala sesuatu yang banyak disentuh banyak orang seperti memegang uang,
keyboard, handphone, dll. Tangan yang kelihatan bersih belum cukup untuk
mencegah dari penyakit infeksi. Tangan

merupakan salah satu jalur

penularan berbagai penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan


pencernaan (diare, muntah) dan berbagai penyakit lainnya yang dapat
berpotensi membawa kepada arah kematian. Tangan merupakan salah satu
penghantar utama masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia. Oleh karena
itu betapa pentingnya untuk membebaskan tangan kita dari berbagai jenis
kuman penyakit tersebut dengan mencuci tangan.
Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk
mencegah penyebaran penyakit. Fakta saat ini menunjukan masih rendahnya
kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada saat penting dalam masyarakat yaitu
sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah menceboki
bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan

hanya 6%. Hal ini membuktikan masih belum adanya kesadaran mencuci
tangan guna mencegah penyebaran penyakit. Berdasarkan penelitian Rabie
dan Curtis (2005) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dapat menurunkan CTPS
menurunkan insiden diare, menurunkan transmisi ISPA 30% selain itu
menurut UNICEF: CTPS menurunkan 50% insiden flu burung. Bersadarkan
hal tersebut maka pentingnya perilaku mencuci tangan pakai sabun dengan
baik dan benar. Praktek cuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah
infeksi kulit, dan mata Beberapa kajian ini menunjukan bahwa cuci tangan
dengan sabun dianggap sebagai pilihan perilaku yang efektif untuk
pencegahan berbagai penyakit menular.
Penderita yang sedang dalam proses asuhan perawatan di rumah sakit,
baik dengan penyakit dasar tunggal maupun pasien ICU yang secara umum
dengan keadaan tidak/kurang baik, memiliki daya tahan tubuh yang menurun.
Hal ini akan mempermudah terjadinya infeksi silang karena kuman-kuman,
virus dan sebagainya akan masuk ke dalam tubuh penderita dengan mudah
(ELVIN, 2002). Berdasarkan masalah diatas kami tertarik mengangkat tema
pencegahan infeksi nosokomial sebagai materi penyuluhan.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, para keluarga pasien yang dirawat di
Ruang ICU mengerti dan mampu untuk melakukan cuci tangan yang
benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat :
a. Menyebutkan pengertian
b.
III. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Mencuci Tangan
2.

IV. KEGIATAN PENYULUHAN


No.

WAKTU

KEGIATAN PENYULUH

1.

Pembukaan :

Menit

Membuka kegiatan dengan

KEGIATAN PESERTA
Menjawab salam

mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Mendengarkan

Menjelaskan tujuan dari

Memperhatikan

penyuluhan

2.

Menyebutkan materi yang

30

akan diberikan
Pelaksanaan :

Menit

Menggali pengetahuan

Memperhatikan

Memperhatikan

dan

keluarga tentang pencegahan

menjawab pertanyaan

infeksi nosokomial

yang diajukan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Menyebutkan cara pencegahan

Memperhatikan

Menjelaskan pengertian
infeksi nosokomial

Menyebutkan sumber Infeksi


Nosokomial

Menyebutkan cara penularan


Infeksi Nosokomial

Infeksi Nosokomial

Menyebutkan cara mencuci


tangan yang benar dengan 6

3.

langkah cuci tangan


Evaluasi :

Menit

Menanyakan kepada peserta


tentang materi yang telah
diberikan

Memperhatikan

dan

mendemonstrasikan
ulang
Menjawab pertanyaan

Memberikan reinforcement

Memperhatikan

kepada keluarga yang dapat


4.

menjawab pertanyaan.
Terminasi :

Menit

Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan


peran serta peserta.

Mengucapkan salam penutup

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
VI. MEDIA
1.

Flip Chart

2.

Leaflet

VII. PENGORGANISASIAN
Moderator

: Fitri Brahmayanti

Sekretaris

: Mahardiani

Penyaji

: Dewi Jayanti

Observer

: Darma Kusumayanti

Fasilitator

1. Linda Rusmadewi
2. Agus Semaratisna
3. Wiraantara
4. Hemy Sutiani
5. Okariani
6. Ria Peratiwi
7. Suwardana

Menjawab salam

8. Suwiyantini

VIII. DENAH PENYULUHAN

Keterangan:
: Moderator
: Sekretaris

: Penyaji
: Observer
: Peserta
: Fasilitator

IX. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Tunggu
Pasien ICU RSUP Sanglah
c. Pengorganisasian

penyelenggaraan

penyuluhan

dilakukan

sebelumnya
d. SAP sudah dibuat sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
a. Materi penyuluhan dapat dipahami oleh 80% peserta penyuluhan
b. Keluarga dapat :
1) Menyebutkan pengertian infeksi nosokomial
2) Menyebutkan sumber Infeksi Nosokomial
3) Menyebutkan cara penularan Infeksi Nosokomial
4) Menyebutkan cara pencegahan Infeksi Nosokomial
5) Menyebutkan cara mencuci tangan yang benar dengan 6
langkah cuci tangan
c. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang keluarga
pasien.

Lampiran
MATERI PENYULUHAN
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
A. Pengertian
Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit
adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan
setelah 72 jam berada di tempat tersebut. Infeksi nosokomial tidak saja
menyangkut penderita tetapi juga yang kontak dengan rumah sakit termasuk
staf rumah sakit, sukarelawan, pengunjung dan pengantar. (Darmadi, 2008).
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan selama berada dalam
tindakan perawatan dan pengobatan di RS. (Hidayat, 2008).
B. Sumber Infeksi Nosokomial
Sumber penularan infeksi nosokomial, yaitu:
1. Hidup
a. Manusia yang menderita suatu penyakit
b. Binatang: kucing, tikus, lalat dan kecoa
2. Mati
a. Debu
b. Air
c. Cairan yang dikeluarkan oleh manusia, seperti air ludah, nanah, air
kencing, darah, muntahan dan tinja
C. Cara Penularan Infeksi Nosokomial
Cara penularan infeksi nosokomial menurut DepKes RI, 2004, yaitu:
1. Melalui saluran pernafasan
a. Batuk
b. Bersin

2. Melalui saluran pencernaan


a. Muntahan
b. Makanan atau minuman yang tercemari kotoran dari manusia atau
binatang
3. Melalui saluran perkemihan
Cebok dengan air yang kotor
4. Melalui kulit
a. Bersentuhan luka dengan luka
b. Masuknya darah melalui luka
D. Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial
Cara untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial menurut (Elvin, 2002).,
yaitu:
1. Mencuci tangan.
Mencuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air (Tietjen dkk,
2004). Menurut WHO, 2005 ada lima moment mencuci tangan yaitu :

a. Sebelum menyentuh pasien;


b. Sebelum melakukan prosedur aseptik;
c. Setelah beresiko terpapar cairan tubuh;
d. Setelah menyentuh pasien, dan
e. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
2. Buang sampah atau segala hal yang dihasilkan oleh penderita pada
tempatnya, seperti air ludah atau muntahan punya tempat tersendiri dan
langsung dibuang di tempat sampah khusus yang disediakan rumah sakit.
3. Membatasi anak di bawah usia 12 tahun berkunjung ke rumah sakit,
dikarenakan anak-anak mudah terserang penyakit. Anak-anak rentan
terhadap infeksi karena daya tahan tubuhnya yang lebih rendah
dibandingkan dengan orang dewasa.

E. 6 (Enam) Langkah Mencuci Tangan


Langkah-langkah mencuci tangan yang benar, yaitu:
1. Mencuci telapak tangan
2. Telapak tangan kanan berada di atas punggung tangan kiri dan begitu
sebaliknya
3. Telapak dengan telapak serta ibu jari saling terikat
4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan saling mengunci
5. Ibu jari tangan kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri dan
sebaliknya
6. Jari tangan kiri menguncup, lalu gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada
telapak tangan kanan, begitu juga sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial : Problematika Dan Pengendaliannya. Jakarta


: Penerbit Salemba Medika
Departemen Kesehatan Repuiblik Indonesia, 2001a. Pedoman Pengendalian
Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit, Jakarta.
Departemen Kesehatan Repuiblik Indonesia, 2001b. Buku Manual Pedoman
PengendalianInfeksi Nosokomial Di Rumah Sakit , Jakarta.
Elvin s.d, Kemampuan Perawat Terhadap Pencegahan Infeksi Nosokomial Pada
Pasien Dengan Perawat Luka Post Operasi Di Ruang Rawat Inap Bedah
BPK RSU Dr. Zainoel Abidin.Skripsi. PSIK FK Unsyiah Banda Aceh;
(2002).
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar kebutuhan dasar manusia (edisi kelima).
Jakarta : Salemba Medika.
Tietjen, L., Bossemeyer, B., and M. Noel,. . (2004). Panduan pencegahan infeksi
untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumber daya. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wordpress, (2010). Infeksi Nosokomial. www. wordpress.com. Diunduh 1 Maret
2014.
WHO.

(2005).

Handwashing

technique

with

soap

and

water.

http://www.who.int/patientsafety/events/05/HH_en.pdf. Diunduh 1 Maret


2014.

También podría gustarte