Está en la página 1de 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalahini tentangASKEP TUMOR GINJAL.
Selama menyusun makalah ini, kami mendapat banyak bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak termasuk anggota kelompok 3. Untuk itu perkenankan kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu penyusunan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi
kami serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan.
Amin-amin ya Robbal Alamin

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan
melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh.
Penakajian keperawatan pada system perkemihan adalah salah satu dari komponen
dari proses keperawatan yang merupakan suatau usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data, membuktikan data
tentang status kesehatan seorang klien. Keahlian dalam melakukan observasi komunikasi,
wawancara, dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses
keperawatan.
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah tumor
prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan ultrasonografi abdomen
sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di klinik-klinik rawat jalan, makin
banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal yang masih dalam stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang dewasa.
Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di
bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa
tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi
dengan kelainan pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien
bertahan hidup hingga 5 tahun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tumor Ginjal?
2. Etiologi dari Tumor Ginjal?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor ginjal ?
4. Apa manifestasi klinis dari Tumor Ginjal?
5. Apa klasifikasi dari Tumor Ginjal ?
6. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat bagi penderita Tumor Ginjal?
7. Bagaimana pencegahan dari Tumor Ginjal ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1

Tujuan umum

Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berupa makalah tentang tumor
ginjal.
1.3.2

Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengertian dari tumor ginjal.


2. Untuk mengetahui penyebab dari tumor ginjal.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari tumor ginjal
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari tumor ginjal.
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari tumor ginjal.
6. Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada tumor ginjal.
7. Untuk mengetahhui pencegahan dari tumor ginjal
1.4

Manfaat Penulisan

1.

Bagi institusi : Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan

2.

Bagi

pembaca : Untuk

menambah

wawasan

kita

mengenai

pengertian,

penyebab, tanda dan gejala, dan pengobatan untuk penyakit tumor ginjal tersebut
3.

Bagi

penulis

: Terpenuhinya

tugas Keperawatan

makalahmengenai tumor ginjal.

Medikal

Bedah yang

berupa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ
berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu
untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke
kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal. Tumor Ginja
terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan
diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak
kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat
mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.
2.2 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan
faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor
resiko lainnya antara lain :

Kegemukan

Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga
pekerja yang terpapar oleh asbes)

Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi)

Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor


genetik.

Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi secara


sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan
sel-sel di ginjal.

2.3 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam
korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.
Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai
gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama
jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini
pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen
dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di
lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi
nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.
Pathway:

2.4 Manifestasi Klinis


Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan adanya
nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah:
a.

Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)

b.

Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks

c.

Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh
darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin

d.

Anemia
5

e.

Penurunan berat badan

f.

Infeksi saluran kencing

g.

Demam

h.

Malaise

i.

Anoreksia

j.

Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.

Penyebaran
Setelah melewati kapsul ginjal,tumon akan mengadakan invasi ke organ di

sekitarnya dan menyebar secara limfogen melalui kelenjar limfe para aorta.penyebaran secara
hematogen melalui vena renalis ke vena kava,kemudian mengadakan metastasis keparu
(85%),hepar (10%),dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral.(Basuki,
2011)

The National Wilms Tumor Study Group (NWTSG) membagi 5 stadium tumor Wilms,
yaitu :
a. Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini
dapat di reseksi dengan lengkap.
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar limfe
para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,
peritoneum dan lain-lain.
d. Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,otak dan
tulang.
e.

Stadium V
Tumor sudah mengenai kedua ginjal (lesi, bilateral). Pada saat diagnosis.

Gambaran klinis

Yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah hematuria (80%),kadang-kadang


disertai dengan nyeri pinggang,dan terasa massa pada pinggang keadaan tersebut disebabkan
oleh massa tumor atau akibat obtruksi oleh tumor yang menimbulkan hidronefrosis.Pada
pemeriksaan PIV terdapat filling defect yang nampak seolah-olah seperti batu
radiolusen,tuberkuloma,atau

hemangioma

pada

pielum

ginjal.

Untuk

itu

bantuan

ultrasonografi atau Ctscan dapat membedakanya.Pemeriksaan sitologi urine dengan


mengambil contoh urine langsung ke dalam pielum melalui kateter ureter.Melalui alat
ureteronoskopi dapat dilihat langsung ke dalama pielum.jika ada massa pada pielum diambil
contoh jaringan untuk pemeriksaan histopatologi
2.5 Klasifikasi
2.5.1 Tumor Jinak
A.

Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas

komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan tumor sejati,
tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong
dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi
ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari
hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu
kelainan bawaan (Basuki, 2003).
B.

Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel

interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan
diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel
spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.
C.

Adenoma Korteks Benigna


Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning

kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks ginjal.
D.

Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda

terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak ditemukan.
E.

Tumor Jinak Lainnya


Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa

menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan terjadinya


7

perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan predisposisi kehilangan darah
yang banyak sewaktu terjadi trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel
jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi
(Underwood, 2000). Jenis tumor lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De
Jong, 2000).
2.5.2 Tumor Ganas (kanker)
A.

Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari tubulus

proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada orang
dewasa.Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz, Hipernefroma,
Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor (Basuki, 2003).
B.

Nefroblastoma
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari

10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini merupakan tumor
urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang lebih 10% tumor ini
menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki, 2003). Insiden puncaknya antara umur 14 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms
merupakan 10% dari semua keganasan pada anak.
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel embrional.
Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan
anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).
C.

Tumor Pelvis Renalis


Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis histopatologinya tumor

ini dibedakan dalam dua jenis yaitu :


a. karsinoma sel transitional.
b. karsinoma sel skuamosa.
Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal,
pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi
karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis (Basuki, 2003).
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel renalis, dimana sisanya
yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional yang berasal dari urotelium pelvis
renalis, karena pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan
8

ditandai

dengan

adanya

hematuria

atau

obstruksi

(Underwood,

2000)

Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis (Underwood,
2000)
2.6 Komplikasi Tumor Ginjal
a.

Tumor Bilateral

b.

Ekstensi Intracaval dan atrium

c.

Tumor lokal yang lanjut

d.

Obstruksi usus halus

e.

Tumor maligna sekunder

2.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.

2. Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan
tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai
tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada
potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami
pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan
area yang echotekstur heterogenus.
3. CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi
konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma;
deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah
besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal
kiri danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
4. Laboratorium
9

Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms


adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam
batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan
anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien
dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
5. Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan mikroskopik.Biopsi
tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.
2.8 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang
memuaskan.Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal disebelah
kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal.
A. Pembedahan
Nefroktomi radikal di lakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan belum
menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneall total tidak perlu
dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada
pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral
cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus
diangkat.
B. Radioterapi
Tumor Wilms di kenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru.Karena
itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan
patologi prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga di
berikan radioterapi.Radioterapi dapat juga di gunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar
serta tulang.
C. Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar
10

kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi
terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang
normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian
sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4
8 minggu. Jadi, tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko rupture
intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih mudah di reseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms,
yaitu : Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan Siklofosfamid. Mekanisme
kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak
terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan
sel-sel kanker tidak terjadi.

Aktinomisin D

Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari berturutturut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak melebihi 500
mikrogram.Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi
prabedah.

Vinkristin

Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu dosis 1,5
mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat
menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada
waktu pemberian secara intravena.Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena
jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal
dapat menyebab relaps.

Adriamisin

Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius, diberikan secara


intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal 250
mg/m2. obat ini tidak dapat melewati sawar otak, dapat menimbulkan toksisitas pada miokard
bila melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.

11

Cisplatin

Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari selama lima hari
berturut-turut.

Siklofosfamid

Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 1800 mg/m2/hari secara intravena
dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.

29. Pencegahaan
pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan gaya hidup
sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang dapat
mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
TUMOR GINJAL

A.

PENGKAJIAN
Biodata

1)
Nama

Identitas klien
: Tn A
12

Umur

: 30 Tahun

Jenis kelamin

: Laki-Laki

Alamat

Status perkawinan : Menikah


Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Bugis

Pendidikan

: Strata 1

Pekerjaan

: PNS

Pendapatan

2)

Identitas penanggung jawab

Nama

: Ny c

Umur

: 28 Tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

Status perkawinan : Menikah


Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Bugis

Pendidikan

: Diploma

Pekerjaan

: IRT

Pendapatan

Hub dengan klien

: Istri klien

B.

Riwayat Kesehatan

1)

Riwayat kesehatan sekarang

a)

Keluhan Utama

b)

Riwayat keluhan utama

: Nyeri Pinggang

: Penumpukan massa

: Nyeri seperti ditusuk

: Daerah pinggang dan perut

: Skala nyeri 6

: Dimulai sejak 3 minggu sebelum MRS

c)

Kondisi yang memperberat : Aktivitas fisik

d)

Kondisi yang meringankan : Tirah baring


13

e)

Keluhan lain yang menyertai

Klien mengatakan merasakan nyeri pada daerah perut

Klien mengatakan nafsu makan menurun

Klien mengatakan sulit melakukan pergerakan karena nyeri

Klien mengatakan sering BAK disertai nyeri

2)

Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien sebelumnya tidak pernah mempunyai riwayat

penyakit apapun dan pasien juga belum pernah dirawat di Rumah Sakit.
3)

Riwayat Keperawatan Keluarga : Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada

yang mempunyai penyakit seperti pasien


C.

Pemeriksaan Fisik

1)

Keadaan Umum

2)

Tingkat Kesadaran : Composmentis

3)

Vital Sign
TD

: Baik
:

110/70 mmHg

RR :

20x /menit

88x /menit

369 C

4)

Kepala

a)

Inspeksi

Bentuk mesochepal

Rambut kurang bersih, hitam tidak mudah rontok, tidakmudah dicabut

b)

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

5)

Mata

a)

Inspeksi

Simetris

konjungtiva tidak anemis

sklera tidak ikterik

tidak mengalami gangguan penglihatan

b)

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

6)

Hidung

a)

Inspeksi
14

Simetris

tidak ada polip

b)

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

7)

Telinga

a)

Inspeksi

Simetris

Tidak ada serumen

Tidak ada gangguan pendengaran

b)

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

8)

Muka

a)

Inspeksi

Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan

ekspresi wajah tampak tegang

bentuk wajah oval

b)

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

9)

Leher

a)

Inspeksi

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

tidak ada peningkatan JVP

b)

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

10) Thorax
a)

Inspeksi

Ictus simetris ka/ki

b)

Auskultasi

Tidak ada wheezing

Tidak ada ronchi

c)

Palpasi

Ictus cordis teraba pada iga 4 dan 5


15

d)

Perkusi

Vocal fremitus ka/ki sama

Sonor ka/ki

11) Abdomen
a)

Inspeksi

Simetris kanan kiri

b)

Auskultasi

Bunyi peristaltik 14 x/menit

c)

Palpasi

Teraba adanya massa pada abdomen kuadran kanan dan kiri bawah

Terdapat nyeri tekan pada area abdomen

12) Ekstremitas
a)

Inspeksi

Tidak ada oedema

terpasang infus RL 120 tetes/menit pada tangan kiri

tidak ada lesi

b)

palpasi

tidak ada nyeri tekan

13) Kulit
a)

Inspeksi

Turgor kulit baik

Warna coklat

D.
1)

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium

KIBC

8.000 H/mm3 (3.500-10.000)

PLT

228.000 H/mm3

Hb

11,3 g/dl

2)

Pemeriksaan Radiologi

3)

Therapy pengobatan

E.

Pola Fungsi Gordon


NO
Pola aktivitas
1
Pola presepsi

a.

(150.000-390.000)

Sebelum sakit
Makan makanan a.
16

Saat sakit
Makan 3x sehari

sensori dan

yang sehat

b.

pemeliharaan

b.

merokok

kesehatan
Pola nutrisi dan

perokok aktif
a.
Selera makan

a.

cairan tubuh

baik

menurun

b.

3
4

Klien adalah

Tidak ada

b.

Klien tetap

Nafsu makan
Klien diet rendah

pantangan makanan

lemak

c.

c.

Mengkonsumsi

Mengkonsumsi air

Pola eliminasi

air putih dan juga kopi putih


a.
BAB 1x sehari
a.
BAB 1x sehari

Pola tidur dan

b.
a.

istrahat

5-6 jam sehari

jam sehari

b.

b.

BAK 3x sehari
Lamanya tidur
Kualitas tidur

b.
a.

BAK 6-9x sehari


Lamanya tidur 2-3
Kualitas tidur

Pola aktivitas dan

baik
a.
Klien bekerja

kurang baik
a.
Klien tidak bekerja

latihan

sebagai PNS

b.

b.

aktivitas dengan dibantu

Melakukan

Melakukan

aktivitas secara

oleh keluarga

Pola presepsi

mandiri
a.
Klien adalah

a.

terhadap diri

seorang ayah

pasien

b.

Ideal diri pekerja b.

keras

Klien adalah
Lemah, tidak

mampu bekerja

Pola hubungan

a.

Interaksi baik

a.

Interaksi baik

peran
Pola sensori

a.

Baik

a.

reflek daerah

kognitif
Pola stress dan

a.

tidak ada

pinggang menurun
a.
tidak ada

10

koping
Pola keyakinan

kecemasan
a.
menjalankan

kecemasan
a.
tidak dapat

dan kepercayaan

ibadah 5 waktu

menjalankan ibadah 5
waktu

F.

Lingkungan

17

Klien tinggal bersama dengan seorang istri dan dua orang anak, tempat tinggal klien
merupakan sebuah rumah permanent dengan sumber penerangan dari PLN dan sumber air
dari PDAM.
G.

Psikososial

Klien mengatakan merasa menyesal dengan penyakit yang dideritanya dan bersedia untuk
bergaya hidup sehat kedepannya
1. Analisa Data
Data
Data subjektif :
Klien

Etiologi
Tumor wilms
mengatakan

merasakan nyeri pada daerah


perut
Klien

Masalah
Nyeri

Tumor belum
menembus kapsul

mengatakan

sulit

ginjal

melakukan pergerakan karena


nyeri

Berdiferensiasi

Klien mengatakan nyeri


seperti ditusuk

Tumor menembus

Klien mengatakan sering


BAK disertai nyeri

kapsul ginjal
(perineal, hilus, vena

Data objektif :
Ekspresi

klien

renal
nampak

meringis

Nyeri

Teraba adanya massa di


daerah abdominal kuadran
bawah
Nyeri tekan abdomen (+)
Data subjektif :

Tumor wilms

Klien mengatakan nafsu


makan menurun

Tumor belum

Data objektif
Porsi

makan

menembus kapsul

tidak

di

ginjal

habiskan

18

Perubahan nutrisi:
kurang

dari

kebutuhan tubuh.

Klien nampak lemah

Berdiferensiasi

Tumor menembus
kapsul ginjal
(perineal, hilus, vena
renal

Disfungsi ginjal

Gangguan
keseimbangan asam
dan basa

Asidosis metabolic

Mual dan muntah

Nafsu makan
Data subjektif :

berkurang
Tumor wilms

Klien mengatakan sulit


melakukan pergerakan karena
nyeri

Tumor belum
menembus kapsul

Data objektif

ginjal

Klien nampak melakukan


pergerakan dengan dibantu

Berdiferensiasi

oleh keluarga
Klien nampak tirah baring

Tumor menembus

Klien nampak lemah

kapsul ginjal
(perineal, hilus, vena
renal

2. Diagnosa Keperawatan

19

Intoleransi
aktivitas

1)

Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

2)

Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan


kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake

3)

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh

3. Intervensi
Diagnosa

Tujuan

Keperawatan
Nyeri

Pasien tidak

berhubungan

mengalami nyeri

Intervensi

Kaji tingkat nyeri

dengan efek

atau nyeri menurun

fisiologis dari

sampai tingkat

pengurangan nyeri

neoplasia

yang dapat

nonfarmakologis
Berikanan analgesik

sesuai ketentuan
Berikan obat dengan

diterima anak.
Dalam
waktu : .....x24

Lakukan teknik

Menentukan

tindakan selanjutnya
Sebagai analgesik
tambahan

Mengurangi rasa sakit

Untuk mencegah
kambuhnya nyeri

jadwal preventif

jam, dengan
kriteria:
Nyeri hilang
Tekanan darah

Rasional

Hindari aspirin atau

Karena aspirin
meningkatkan

senyawanya

kecenderungan

dalam batas normal


Tidak Takikardi dan

pendarahan

takipnea

Catat intake dan output

makanan secara akurat


Kaji adanya tanda-tanda

Monitoring asupan

nutrisi bagi tubuh


Gangguan nutrisi

Perubahan

Dalam waktu x

Nutrisi :Kurang

24 jam,

dari Kebutuhan

kebutuhannutrisi

berhubungan

tubuh dapat

perubahan nutrisi :

dapat terjadi secara

dengan

terpenuhi dengan

Anoreksi, Letargi,

berlahan

peningkatan
kebutuhan
metabolime,
kehilangan
protein dan
penurunan

kriteria:
Anak mau makan
Tidak Terjadi

hipoproteinemia.
Beri diet yang bergizi

oedema intestine

penurunan berat
badan
Porsi makan habis

Diare sebagai reaksi


dapat memperburuk

Beri makanan dalam


20

status nutrisi
Mencegah status

intake

porsi keciltapi sering

Beri suplemen vitamin

nutrisi menjadi lebih

buruk
Membantu dalam

proses metabolisme
Mengurangi

dan besi sesuai instruksi


Intoleransi

Setelah dilakukan

aktivitas

perawatan selama

berhubungan

x 24 jam,

dengan

pasiendapat

kurangnya

istirahat dengan

nutrisi tubuh

adekuat dengan

Pertahankan tirah baring

bila terjadi edema berat


Seimbangkan istrahat dan

aktivitas bila ambulasi


Intrusikan pada anak
untuk istrahat bila anak
merasa lelah

kriteria:
Anak tampak

pengeluaran energy

Mengurangi
kelelahan pada

pasien
Untuk menghemat
energy

segar bersemangat
dalam beraktivita

4.

Implementasi Dan Evaluasi


Dx
Nyeri b.d efek

Implementasi
Mengurangi faktor yang

fisiologis dari

dapat mempengaruhi

Evaluasi
S:
Klien mengatakan

neoplasia
nyeri
Perubahan nutrisi b.d Memenuhui nutrisi klien

nyeri sudah berkurang

kurang dari

sesuai dengan kebutuhan

sudah tidak merasa

kebutuhan
Intoleransi aktifitas

Mengurangi aktifitas

b.d kelelahan

klien

Klien mengatakan
lelah

O:
Ekspresi wajah
tenang
21

Nutrisi klien
terpenuhi
A:
Masalah sudah
teratasi
P:
Hentikan intervensi

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah
organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang.
Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat
urin,

yang

pindah

ke

kandung

kemih

dan

keluar

dari

tubuh.

Manusiadilahirkandenganduaginjal.
DiagnosaKeperawatan yang Mungkin Muncul
1) PerubahanNutrisi
:KurangdariKebutuhanberhubungandenganpeningkatankebutuhanmeta
bolime, kehilangan protein danpenurunan intake.
2) Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
B. Saran-Saran
Biasakan untuk gaya hidup sehat, karena dengan ini membuat kita terhindar
dari berbagai macam penyakit. Kita bisa hidup sehat sehingga kitapun tidak mudah
untuk terkena tumor ginjal
22

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
NANDA, 2005/2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa,
Prima Medika, NANDA.
Syvia A.Price Marylin : Patofisiologi.Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi 6.Penerbit
buku kedokteran Jakarta :EGC,2000
Wilkinson, Judith.M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil Noc, EGC, Jakarta.

23

También podría gustarte