Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
BAB I
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Dasar Supervisi Klinis
a. Pengertian Supervisi Klinis
Supervisi memiliki pemahaman yang luas (Purwanto, 2004: 76).
Menurut Purwanto menjelaskan bahwa supervisi adalah segala bantuan
dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan
kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan,
dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru,
serta bimbingan dalam usaha pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan
dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan
metode pembelajaran yang lebih baik, cara-cara penilaian yang
sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran dan sebagainya
(2004:76). Pemahaman umum bahwa peranan utama dari supervisi
adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Franseth Jane dalam
Piet A. Sahertian, berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat memberi
bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara
sehingga kwalitas kehidupan akan diperbaiki olehnya. Ayer, Frend E,
menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran
yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia supervisi berarti
pengawasan utama, pengontrolan tertinggi, penyeliaan (2002:1107).
Sedangkan klinis memiliki arti bersangkutan atau berdasarkan
pengamatan klinik (575). Sedangkan supervisi klinis termasuk bagian
dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur
pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau
kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan langsung
pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau
kekurangan tersebut (Purwanto, 2004:90)
pengembangan
professional
guru, khususnya
dalam
10
itu perlu
adanya
penyelesaian
yang
dilakukan
untuk
11
umpan
guru
balik,
dapat
mengembangkan
memecahkan
kemampuan
permasalahan,
dan
strategis,
guru
mengembangkan
keterampilan
dalam
positif
terhadap
12
guru
Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
Memberikan fasilitas dan penlaian yang terus menerus
Menganalisa situasi belajar mengajar
Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff,
mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan
13
kelemahan
dan
atau
kekurangan
dalam
(1)
(2)
membelajarkan
peserta
didik
mencapai
14
antara
supervisor
dengan
guru
mengenai
aspek
ketrampilan apa saja yang akan diamati atau oservasi saat kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung,
maka
kedua
belah
pihak
15
sekolah
adalah
jabatan
fungsional
yang
melaksanakan
kegiatan pengawasan
akademik
dan
pegawai
negeri
pengwas sekolah,
pengawas
sipil
Sedangkan
sekolah
yang
diangkat
kepengawasan
dalam menyusun
dalam
adalah
program
jabatan
kegiatan
pengawasan,
ada,
pengawas
fungsional.
Dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 dijelaskan
bahwa seorang kepala sekolah atau pengawas harus mempunyai
lima
kompetensi
yaitu kompetensi
kepribadian,
manajerial,
16
Pengawas
sekolah
berdasarkan
keputusan
Menteri
Negara
diperoleh
informasi
tentang
efektivitas
sekolah dalam
Standar
Pengawas
Sekolah/Madrasah
berisi
standar
17
diangkat
adalah
seorang
yang
profesional.
Menurut
Suci
supervise
yang
untuk
di
angkat
oleh
pejabat
yang
dan
tentang
Angka
Jabatan
Fungsional
Pengawas
18
pengawas
yaitu (1) pengawas sekolah muda: (a) Penata, golongan ruang III/c
dan (b) Penata tingkat I golongan ruang III/d. (2) pengawas sekolah
madya: (a) Pembina golongan ruang IV/a, (b) Pembina tingkat I
golongan ruang IV/b, dan (c) Pembina utama muda golongan ruang
IV/c dan (3) pengawas sekolah utama: (a) Pembina utama madya
golongan ruang IV/d dan (b) Pembina utama golongan ruang IV/e.
2) Kedudukan Pengawas
Pengawas
sekolah
berkedudukan
sebagai
pelaksana
ditetapkan.Pengawas
atau setingkatnya,
sekolah
dasar
atau
setingkatnya,
adalah
melaksanakan
pelaksanaan
pengawas
(a)
program
program
sekolah
menyusun
dalam
menjalankan
program
pengawasan,
pengawasan,
pengawasan
melakukan
dan
evaluasi
membimbing
sejalan
dengan
perkembangan
ilmu
19
Fungsional
pengawasan,
(b)
pelaksanaan
pembinaan,
(c)
dalam kegiatan
pelaksanaan
program
penyusunan
program
pengawasan, evaluasi
pengawasan,
hasil
pelaksanaan
atau
mengajar
sering
sebaliknya belajar
mengajar,
sehingga
sudah
kegiatan
belajar-mengajar
digandengkan
selalu
menjadi
(KBM),
dengan
digandengkan
satu kalimat
proses
belajar
istilah
dengan
majemuk
mengajar
20
itu
atau
aktivitas
yang
dilakukan
oleh
guru,
dosen,
untuk
lebih
mempertegas
dan
memperjelas
pengertian
yang sudah
lama
(tradisional)
sampai
pada
guru,
dosen,
instruktur,
atau
widyaiswara
kepada
mengajar adalah
proses
menyampaikan
(transfer),
atau
terjadi
proses penguapan,
maka
volume
air
yang
21
memperkaya
pengalaman
belajar
siswa
sehingga
dapat
belajar
siswa/pebelajar,
dan
memperkaya
ialah menanamkan
pengetahuan,
sikap
dan keterampilan,
sehingga
tujuan
pembelajaran.
Inti
pengertian mengajar
siswa/pebelajar,
yakni
dimiliki
dan
keterampilan
perubahan
atau kecakapan,
berkenaan
dengan:
atau
yang
lebih
pengetahuan, sikap,
populer
dan
laku
tersebut.
Pandangan
hanya
terbatas
lama
melalui
proses
sebagai
22
2)
menguasai
metodologi
atau
cara
untuk
Keterampilan
keterampilan
dasar
mengajar
bahwa
mengajar bukan
atau
widyaiswara
agar
dan
Ryan
(1987)
mengemukakan
jenis-jenis
23
untuk melakukan
aktivitas
belajar
yang
akan
kegiatan
untukmemberikan
gambaran
menyeluruh
mengenai
dalam
atau membuat
mengonsolidasikan
dianggap pokok;
mengorganisasikan
terhadap
kegiatan
hal-hal
yang
yang
telah
stimulus
adalah
memberikan
respon
yang
pembelajaran
oleh
yaitu:
guru,
1)
dosen,
variasi dalam
instruktur,
pola
atau
interaksi
24
pembelajaran;
2)
variasi
penggunaan
media/alat
bantu
proses
pembelajaran.
Bertanya
adalah
mengungkapkan pertanyaan
penyampaian
sebagai
stimulus
atau
untuk
belajar
kemampuan
seperti:
berfikir,
meningkatkan partisipasi
membangkiktkan
rasa
ingin
bertanya
siswa,
tahu,
dapat
antusiasme
secukupnya,
pertanyaan
dan
kehangatan,
pola lalulintas
ganda,
pemberian
pertanyaan,
pertanyaan
waktu
menghindari
pada
dasarnya
adalah
suatu
proses
bahasa
isyarat
ini
terutama
adalah
untuk
perhatian
dan motivasi
belajar
siswa,
dalam
25
ilustrasi
yang
Pemberian
penguatan
(reinforcement)
tingkah
laku
guru,
dosen,
instruktur,
atau
c.
dll; 2)
penguatan
dengan
isyarat,
nonverbal;
yaitu
pemberian
penguatan
26
seluruh
komponen
sangat
penting,
agar
pembelajaran
tersebut
pembelajaran. Penyesuaian
dalam
dapat
menerapkan
lebih
setiap
meningkatkan
ini
unsur
kualitas
yang
dilakukan
sebelumnya
unsur-unsur
27
keterampilan
dasar
mengajar
harus
memperhatikan aspek
oleh
guru,
dosen,
melalui
instruktur,
pertanyaan
yang
atau widyaiswara,
dasar
Dengan
demikian
mengajar harus
penggunaan
memiliki
nilai
atau
artinya
perhatian
dan
maka
penerapan
unsur-unsur
atau
aspek
Sehingga
selama
proses pembelajaran
berlangsung
28
selalu
diciptakan
oleh
guru,
dosen, instruktur,
atau
29
dan teknik), (d) penggunaan media dan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran, (e) merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan
kelas. Kelima aspek tersebut erat kaitannya dengan tugas pokok dan tanggung
jawab guru sebagai agen pembelajaran. Karena itu dalam penelitian ini diteliti
bagaimana meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui penerapan
supervisi klinis. Oleh sebab itu diperlukan adanya supervisi klinis yang
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dengan mempertimbangkan masalah
pembelajaran yang dihadapi guru serta faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya
Pelaksanaan pembelajaran yang kurang optimal akan menyebabkan
hasilnya juga tidak optimal. Pembelajaran akan terlaksana dengan baik bila
ada pengawasan yang intensif dari atasan baik kepala sekolah maupun
pengawas pembina. Pengawasan ini salah satunya dilakukan dengan supervisi
klinis oleh pengawas sekolah.
Peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru diperlukan supervisi
klinis. Hal ini pengawas selaku pembina berkewajiban membina guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan berbagai cara. Salah satu
cara yang digunakan adalah mengefektifkan pelaksanaan supervisi klinis.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka
hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah
bahwa melalui tindakan mengefektifkan supervisi klinis dapat meningkatkan
keterampilan dasar mengajar bagi guru-guru di SDN . Kecamatan
.. Kabupaten .. Tahun Pelajaran