Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1.1
ini
biasanya
memiliki
dua
bagianyang
tidak
sama
sifat
Dihidrolisismenghasilkan
suatu
aglikon
yang
disebut
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3
Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.4
Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna
sebagai pengembangan pengetahuan tentang senyawa saponin. Secara
praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah wawasan dan pengetahuan
khususnya tentang senyawa saponin
2. Pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang senyawa saponin
secara teoritis maupun secara praktis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
A. Saponin steroid
Tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat.
Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal
sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada
binatang menunjukan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid
diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan
sebagai bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin
jenis ini memiliki aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme
sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga sering disebut dengan glikosida
jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung.
Gambar 1
Asparagus (Asparagus officinalis.)
B. Saponin triterpenoid
Tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu
senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat
dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan -amyrine (Amirt Pal,2002).
Gambar 2
Gatu kola / Pegagan (Centella asiatica)
2.4
Gambar 3
Nama tanaman
Nama latin
Hibiscus rosa-sinensis
Kingdom
Plantae(Tumbuhan)
Subkingdom
Tracheobionta
Super Divisi
Spermatophyta
Divisi
Magnoliophyta
Subdivisi
Angiospermae
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Malvales
Famili
Malvaceae
Genu
Hibiscus
(Tumbuhan
berpembuluh)
(Menghasilkan
(Tumbuhan
(suku
biji)
berbunga)
kapas-kapasan)
Kandungan senyawa :
bunga sepatu mengandung berbagai senyawa seperti flavonoida, cyanidin
diglucosid, taraxeryl acetat, saponin, polifenol, tanin, saponin, hibisetin,
Ca-oksalat, dan peroxidase.
Manfaat :
Senyawa-senyawa ini pada penyakit tertentu dapat membantu melemahkan
berbagai jenis organisme penyebab penyakit diantaranya penyakit kencing
10
Gambar 4
A. Klasifkasi
Nama Tumbuhan
Bunga matahari
Nama Latin
Helianthus annuus L
Ordo
Asteralis
Famili
Asteraceae
Upfamily
Helianthoideae
Bangsa
Heliantheae
Genus
Heliantus
kandungan
alkaloid,
fitosterol,
tanin,
saponin,
11
C. Manfaat :
Bunga matahari berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah,serta
merupakan pereda nyeri alami. Oleh karena itu bunga matahari dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri saat sakit gigi, sakit kepala, nyeri
haid, dan nyeri lambung.
Biji bunga matahari bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan,
mengatasi kelesuan, dan meredakan sakit kepala.
Akar tanaman bunga matahari bermanfaat untuk meluruhkan air seni,
mengatasi infeksi saluran kencing, batuk rejan, dan keputihan, serta
dapat meredakan batuk, dan juga mengurangi rasa nyeri. Daunnya
berkhasiat
untuk
meredakan
radang,
mengurangi
nyeri,
dan
antimalaria.
Batang bunga matahari (bagian sumsumnya) dapat digunakan untuk
meningkatkan vitalitas, membantu kerja liver
3. Kacang Tanah
Gambar 5
A. Klasifikasi
Nama Tanaman
kacang Tanah
Nama Latin
Arachis hypogea
Kingdom
Plantae
12
Ordo
Leguminales
Family
Fabaceae
Upfamily
Faboidae
Genus
Arachis
mempunyai
bahan
cadangan,
kandungan
protein
adalah
13
14
Gambar 6
Nafas Bayi (Gypsophila paniculata)
Ada yang luar biasa, promosi komersial didorong dari saponin
sebagai suplemen diet dan nutriceuticals. Ada bukti dari kehadiran saponin
dalam persiapan obat tradisional, di mana administrasi lisan mungkin
diharapkan mengarah kepada hidrolisis glikosida dari terpenoid (dan
obviation dari setiap toksisitas terkait dengan molekul utuh). Tapi seperti
yang sering terjadi engdan luas klaim terapi komersial untuk produk alami:
1.
2.
15
Gambar 7
Bunga Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
A. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Thymelaeaceae
Genus
: Phaleria
Spesies
B. Kandungan senyawa
Pada daun : Antihistamin, Alkaloid, Sapoin dan Polifenol (lignan)
16
2.6
kimiawi,
proses
pembilasan
lidah
buaya
dengan
sabun.
Sifat
saponin
yang
merugikan
adalah
dapat
17
terabsorpsi
dengan
baik,
bahkan
dapat
menyebabkan
iritasi
penambahan
18
% NaCl
Terjadinya kenaikkan kelarutan saponin diduga karena terjadi penurunan
polaritas air akibat penambahan' NaCI khususnya pada konsentrasi 0,5 %
dan 1 % sedangkan pada konsentrasi NaCI yang lebih tinggi terjadi efek
salting out sehingga akan menurunkan kelarutan saponin.
19
BAB III
SIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.
Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi
Sifat yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air,
mempunyai sifat detergen yang baik, mempunyai aktivitas hemolisis
(merusak sel darah merah), tidak beracun bagi binatang berdarah panas,
mempunyai sifat anti eksudatif dan mempunyai sifat anti inflamatori.
Sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman makanan
ternak seperti alfalfa, bunga matahari, kedelai, kacang tanah
20
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Didit dan Sri Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid
I ,Jakarta: Penebar Swadaya.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi,edisi keenam, 71-72
ITB, Bandung
Sudjadi, 2010, Kimia Farmasi Analisis,91, 122, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Amirth,Pal,Singh,2002. A Trestie on Phytochemistry. Emedia Sience Ltd.
Depkes RI,1995. Materia Medika Indonesia, Depkes RI : Jakarta.
Harbrone.J.B.,1987.Metode Fitokimia : Penuntun Cara Moderen Menaganalisis
Tumbuhan,
Morrisey JP dan Ousbon AE, 1999. Fungal Resistence to Plant Antibiotic as a
Mechanism of Phatogenesis. Mikrobiologi and molecular biologi.
Reviw 63, 708-729
Robinson ,T., 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, ITB :
Bandung
Yoshiki Y, Kudo & Okobo K,1998. Relationship Between Cemical Structure and
Biologica
21
Activities
of
Triterpenoid
Saponin
from
Soybean
(Reviw)
Biosience