Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiyat
kepererawatan
yang
berbentukpelayanan
bio-psiko-sosio-spritual
yang
maupun
sehat
yang
mencakup
seluruh
siklus
kehidupan
apendisitis
akut
lebih
tinggi
pada
negara
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan bagaimana penatalaksanaan masalah Asuhan Keperawatan Klien
pada Ny. T dengan Apendiksitis di Ruang Bedah di RSU Raden Mattaher
Jambi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari dan membahas kasus tentang Apendiksitis ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami gambaran umum asuhan
keperawatan pada kasus Apendiksitis ini.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep Apendiksitis.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan
Klien dengan Apendiksitis.
c. Mahasiswa mampu melakukan analisa data pada Ny. T dengan
Apendiksitis di Ruang Bedah di RSU Raden Mattaher Jambi.
d. Mahasiswa mampu membuat Diagnosa Keperawatan Klien pada
Ny. T dengan Apendiksitis di Ruang Bedah di RSU Raden
Mattaher Jambi.
e. Mahasiswa mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan Klien
pada Ny. T dengan Apendiksitis di Ruang Bedah di RSU Raden
Mattaher Jambi.
f. Mahasiswa
mampu
melaksanakan
h. Mahasiswa
mampu
membuat
pendokumentasian
tindakan
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mendapatkan pemahaman tentang penyakit Apendiksitis.
b. Mahasiswa mendapatkan pemahaman tentang asuhan keperawatan
pada penyakit Apendiksitis.
2. Bagi Akademik
Akademik
dapat
memotivasi
mahasiswa
tentang
penyakit
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
SIAS
kanan
yang
berjarak
1/3
dari
SIAS
kanan.
Seperti halnya pada bagian usus yang lain, appendix juga mempunyai
mesenterium. Mesenterium ini berupa selapis membran yang melekatkan
appendix pada struktur lain pada abdomen. Kedudukan ini memungkinkan
appendix dapat bergerak. Selanjutnya ukuran appendix dapat lebih panjang
daripada normal. Gabungan dari luasnya mesenterium dengan appendix yang
panjang menyebabkan appendix bergerak masuk ke pelvis (antara organ-organ
pelvis pada wanita). Hal ini juga dapat menyebabkan appendix bergerak ke
belakang
colon
yang
disebut
appendix
retrocolic
umbilicus.Vaskularisasinya
berasal
dari
a.appendicularis
cabang
dari
B. Definisi
Ada beberapa pengertian mengenai apendiksitis, yaitu :
1. Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada
kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk
bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).
C. Epidemiologi
Insiden
apendisitis
akut
lebih
tinggi
pada
negara
terjadi appendicitis. Rata-rata insiden yaitu 1-2 per 1000 dengan dewasa
muda antara 20-30 tahun. Namun demikian apendisitis dapat menyerang
semua kelompok termasuk lanjut usia.
Di AS, insiden appendisitis berkisar 4 tiap 1000 anak dibawah 14
tahun. Walaupun appendisitis dapat terjadi pada setiap umur, namun puncak
insiden terjadi pada umur belasan tahun dan dewasa muda.
(WHO, 2001).
D. Etiologi
Menurut Price dan Wilson, 2006, apendisitis merupakan infeksi
bakteri yang disebabkan oleh obstruksi atau penyumbatan akibat :
1.
2.
3.
4.
5.
E. Klasifikasi
1. Apendisitis akut
3. Apendisitis kronik
Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi
semua syarat : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu,
10
mikroskopik
apendiksitis
kronik
adalah
fibrosis
Walaupun
jarang,mukokel
dapat
disebabkan
oleh
suatu
11
F. Patofisiologi
Apendiksitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen
apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena
fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Feses yang
terperangkap dalam lumen apendiks akan menyebabkan obstruksi dan akan
mengalami penyerapan air dan terbentuklah fekolit yang akhirnya sebagai
12
13
14
G. WOC
Hiperplasia folikel limfoid
Infeksi bakteri
Obstruksi apendiks
Apendiksitis
Infeksi bakteri dan ulserasi
MK : Risiko infeksi
Berisi nanah
Merangsang nervus X
Peradangan ke
Mual, muntah
Peritoneum setempat
Ganggrenosa pecah
Distensi apendiksitis
Perforasi apendiks
MK : Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
MK : Nyeri
MK : Kekurangan
volume cairan
15
H. Manifestasi Klinis
Menurut (Suratun, 2010), manifestasi klinis dari apendiksitis adalah :
1. Mual dan muntah dengan anoreksia.
2. Demam.
3. Pada inspeksi, klien tampak gelisah, tampak meringis, konjungtiva
anemis, mukosa bibir tampak kering.
4. Pada palpasi :
a. Nyeri tekan positif pada titik Mc. Burney. Didapatkan nyeri tekan
kuadran kanan bawah.
b. Nyeri lepas positif pada rangsangan peritoneum.
c. Rovsing sign positif pada penekanan perut sebelah kiri, nyeri
dirasakan pada sebelah kanan.
5. Rectal toucher/colok dubur. Nyeri tekan arah jarum jam 9-12.
I. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang pada kasus apendisitis berupa uji laboratorium
dan diagnostik, antara lain :
1. Hitung darah lengkap (complete blood count, CBC)
Biasanya ditemukan leukositosis (lebih dari 10.000 sel darah putih per
mm3) dengan pergeseran ke kiri jika apendiks menjadi ganggrenosa atau
ruptur
2. Urinalisis
Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk menyingkirkan infeksi saluran kemih,
dan adanya keton digunakan sebagai penanda penyakit.
3. Pemeriksaan foto abdomen
Saat dilakukan pemeriksaan sinar-X abdomen, kurang dari 25% kasus
akan memperlihatkan fekalit yang berkalsifikasi.
Hasil pemeriksaan
16
obliterasi tanda bantalan lemak, dan lengkungan skoliotik kea rah kanan.
(Schwartz, 2004)
4. Ultrasonografi
Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan fekalit tidak berkalsifikasi,
apendiks tidak berperforasi, serta abses apendiks.
(Monita, 2009)
J. Komplikasi
Menurut Suratun, 2010, komplikasi dari apendiksitis adalah :
1.
2.
3.
Abses
subfrenikus
merupakan
pengumpulan
cairan
antara
K. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :
1. Sebelum operasi
a.
b.
c.
Rehidrasi
17
d.
e.
f.
2. Operasi
a.
Apendiktomi.
b.
c.
3. Pasca operasi
a.
Observasi TTV.
b.
c.
d.
e.
18
f.
g.
Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
i.
L. Prognosis
Mortalitas adalah 0.1% jika appendicitis akut tidak pecah dan 15% jika
pecah pada atau emboli paru orangtua. Kematian biasanya berasal dari sepsis
aspirasi; prognosis membaik dengan diagnosis dini sebelum rupture dan
antibiotic yang lebih baik. Morbiditas meningkat dengan rupture dan usia tua.
Komplikasi dini adalah sepsis. Infeksi luka membutuhkan pembukaan kembali
insisi kulit yang merupakan predisposisi terjadinya robekan. Abses
intraabdomen dapat terjadi dari kontaminasi peritonealis setelah gangren dan
perforasi. Fistula fekalis timbul dari nekrosis suatu bagian dari seccum oleh
abses atau kontriksi dari jahitan kantong. Obstruksi usus dapat terjadi dengan
abses lokulasi dan pembentukan adhesi. Komplikasi lanjut meliputi
pembentukan
adhesi
dengan
obstruksi
mekanis
dan
hernia.
19
20
kondisi
kesehatan
mempengaruhi
terhadap
menjalankan
perannya
selama
sakit,
px
mampu
21
pemberian obat.
: Nyeri pada kuadran kanan bawah karena
posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan distensi apendiks.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perforasi apendiks.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya intake nutrisi.
d. Risiko infeksi berhubungan dengan peradangan apendiks.
(Doengoes, 2000).
22
NO
1.
DIAGNOSA
Nyeri berhubungan dengan
distensi apendiks.
TUJUAN
INTERVENSI
dilakukan Mandiri :
1. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan
tindakan keperawatan
durasi nyeri. Gunakan skala nyeri
selama 3 x 24 jam
dengan pasien dari 0 (tidak ada nyeri)
diharapkan
nyeri
10 (nyeri paling buruk).
berkurang dengan
2. Observasi tanda-tanda vital
KH :
Klien
3. Ajarkan dan bantu pasien
mengatakan
RASIONAL
Setelah
rasa
nyeri
optimal
7. Untuk mengurangi nyeri.
6. Pertahankan pasien puasa sebelum
metode
pengalihan.
pembedahan
7. Kolaborasi : pemberian analgetik
2.
berhubungan
dengan tindakan
perforasi apendiks.
keperawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan
keseimbangan
volume intravascular
cairan
2. Indikator
kembalinya
peristaltic,kesiapan
mukosa
lembab.
CRT < 3 detik.
3.
iritasi
gaster/muntah
untuk
dilakukan Mandiri :
1. Kaji abdomen,catat adanya karakter 1. Distensi abdomen, dan atoni usus sering
tindakan keperawatan
bising usus,distensi abdomen dan
terjadi mengakibatkan hilangnya atau
selama 3 x 24 jam,
keluhan mual.
menurunnya bising usus.
diharapkan
2. Berikan
makanan
yang
tidak 2. Mencegah iritasi usus dan distensi abdomen.
keseimbangan
cairan
merangsang
(pedas,
asam,
dan
3. Mencegah terjadinya iritasi usus dan perforasi
adekuat dengan KH :
mengandung gas).
3. Berikan makanan lunak selama fase
24
Klien mengatakan
akut.
4. Berikan perawatan oral
atau
hilang.
Klien mengatakan
usus.
4. Menurunkan
inflamasi
rangsangan
membran
muntah
mukosa
dan
kering
Setelah
25
pembengkakan.
(Doengoes, 2000).
26