Está en la página 1de 3

(25) Shofwan Karim

Arsip Shofwan Karim Agustus 2015

Repleksi Haluan:
Yang Menang adalah Bintang Gemerlap
Oleh Shofwan Karim
Pada arena Muktamar Muhammadiyah-Aisyiah di Makassar saya bercakap-cakap
dengan warga Muhammadiyah keturunan Minangkabau. Seperti diketahui, hampir
setiap daerah kota, kabupaten dan provinsi ada saja urang awak yang mewakili.
Mereka punya perhatian penuh ke kampung halaman. Ranah Minang nan tacinto,
kampuang nan jauah di mato, dakek di hati. Setalian dengan itu Saya menjadi ingat
ujung Ramadhan lalu hadir dalam acara tokoh Minang di sebuah tempat di Jakarta.
Meski bukan, siapa-siapa saya menikmati pertemuan itu.

Betapa cintanya orang urang awak ke ranah nan tacinto. Sehingga apun yang
terjadi mereka kadang lebih tahu dari pada kita yang tinggal di kampung. Paling mereka
hanya konfirmasi saja tentang apa yang kurang paham. Terkesan, kecintaan mereka
terhadap kampung halaman adalah murni.

Salah satu yang sekarang menjadi puncak pertanyaan mereka siapakah di antara dua
pasangan calon gubenur yang akan menang pada 9 Desember 2015 nanti ?
Saya menjawab lugas saja. Pemilihan gubernur, walikota dan seterusnya dipilih oleh
rakyat awam. Yang elit tidak berdaya. Apapun hebatnya seruan dan rasionalisasi
mereka tidak peduli. Orang awam (kaum popular) hanya perlu kedekatan hati kepada
pemimpinnya. Kedekatan dalam bayangan.
Pemimpin yang tahu dengan selera kaum popular itulah yang akan menangguk dan
banjir suara. Dan ini bukan hanya berlaku di negeri kita. Barack Obama dua kali
menang karena populer. Meski bukan artis, Obama menggunakan media social
memupuk populeritasnya.
Ahmad Heryawan Gubernur Bandung menggandeng Dede Yusuf dan Edi Mizwar untuk
priode pertama dan kedua. Rano Karno menjadi Bupati, Wakil Gubernur dan kini
gubernur. Estarada bintang Film Filipina pernah menjadi presiden negeri itu. Jauh
sebelum Obama, jagoan bintang film cowboy Amerika tahun 1980-an, Ronald Reagan
menjadi presiden negeri paman Sam itu.
Tentu saja populeritas itu bukan hanya karena kemampuan berakting di film, menjadi
pencipta lagu dan penyanyi mendadak, olahragawan karate mendadak bahkan
pembalap mendadak, pemain band mendadak atau muballigh mendadak. Tetapi
populeritas yang di luar itu. Termasuk dulu Jokowi di Solo, sekarang Risma di Surabaya
atau Ridwan Kamil di Bandung.
Populeritas tiga terakhir tadi yang mungkin tidak hanya milik kaum awam tetapi juga
elit. Soalnya sekarang adakah tokoh seperti Ridwan Kamil, Risma tau Jokowi?. Mereka
populer bukan karena akting atau karena artis, tetapi populer karena kerja. Visi dan

misi serta program kerja yang mereka mimpikan mampu menjadi realitas. Itulah bintang
dan merekalah yang akan menang. Lalu siapakah di antara dua pasang balon ini yang
bintang? Mereka akan menang, kata saya.*

También podría gustarte