Está en la página 1de 3

LUKA BERAT AKIBAT TABRAK LARI

LAPORAN KASUS
Annisa Soraya Putri , Lia Shuban Asmuniati*, Loura Ningsih*, Rajab Saputra*, Rita
Septharina*, Taufik Suryadi**
*

*Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kedokteran forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala / RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
**Bagian/SMF Ilmu Kedokteran dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

ABSTRAK
Luka adalah hilang kontinuitas dari jaringan tubuh. Luka akibat kekerasan tumpul
terbagi menjadi luka memar, luka lecet, luka robek, patah tulang, dan tekanan atau
kompresi. Berdasarkan derajat kualifikasi luka, luka terbagi menjadi luka ringan, luka
sedang, luka berat. Luka sesuai dengan KUHP pasal 90. Luka pada trauma terjadi sekitar
1,6 juta kasus setiap tahunnya. Kematian dan luka akibat kecelakaan lalu lintas
merupakan fenomena yang global yang membutuhkan perhatian khusus. Sekitar 1,2 juta
orang di dunia meninggal akibat kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya.
Kata kunci : Luka, luka berat, kecelakaan lalu lintas.
PENDAHULUAN
Trauma atau perlukaan adalah hilang
kontinuitas dari jaringan tubuh. Keadaan
ini dapat disebabkan oleh trauma mekanik
(kekerasan tumpul, kekerasan tajam, dan
luka tembak), luka termis, luka kimiawi,
luka listrik, radiasi, ledakan dan petir.1
Secara umum luka pada kulit terbagi atas
luka terbuka dan luka tertutup, dimana
luka tertutup dapat terjadi dengan vitalitas
kulit yang baik sedangkan luka terbuka
terjadi kerusakan kulit.2
Penyembuhan luka pada kulit
melukiskan prinsip-prinsip perbaikan
untuk sebagian besar jaringan tubuh.
Penyembuhan luka berlangsung secara
berurutan melalui fase-fase berbagai
proses yang saling tumpang tindih seperti:
Fase inflamasi yang berlangsung sekitar
3-5 hari, Fase pembentukan jaringan
granulasi yang berlangsung sekitar 2-3
minggu, Fase remodeling berlangsung
sekitar 1-2 tahun.
Luka kulit secara klasik dinyatakan
sembuh melalui proses penyembuhan primer (sedikit sekali pembentukan skar) dan
proses penyembuhan sekunder dengan
pembentukan skar atau keloid.3
Luka pada trauma terjadi sekitar 1,6
juta kasus setiap tahunnya. Laserasi
adalah tipe trauma yang sering dijumpai.

Kasus laserasi terjadi sekitar 20 juta kasus


setiap tahun. Mereka biasanya dirawat di
ruang bedah, pusat rawat jalan dan gawat
darurat.4
Salah satu luka yang disebabkan oleh
karena kekerasan benda tumpul yaitu luka
memar, luka lecet, luka robek, patah
tulang, dan tekaan atau kompresi.Luka
memar adalah perdarahan jaringan di
bawah kulit atau di bawah permukaan
organ akibat pecahnya pembuluh darah
kecil atau kapiler tanpa menyebabkan luka
di permukaan kulit atau membrane
mukosa. Luka lecet adalah luka pada kulit
yang superficial dimana epidermis
bersentuhan
dengan
benda
yang
permukaannya kasar. Luka robek adalah
luka terbuka akibat trauma tumpul yang
kuat.(5)
Berdasarkan derajat kualifikasi luka,
luka dibagi menjadi tiga yaitu luka ringan,
luka sedang dan luka berat. Luka ringan
adalah luka yang tidak menimbulkan
halangan dalam menjalankan mata
pencaharian atau mengganggu aktivitas
sehari-hari. Luka berat harus disesuaikan
menurut KUHP pasal 90. Luka sedang
adalah luka antara luka ringan dan luka
berat.(5)
Menurut KUHP pasal 90, luka berat
yaitu luka 1) jatuh sakit atau mendapatkan
1

luka yang tidak member harapan akan


sembuh sama sekali, atau yang
menimbulkan bahaya maut, 2) tidak
mampu terus-menerus menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencaharian, 3)
kehilangan salah satu panca indera, 4)
mendapatkan cacat berat, 5) menderita
sakit lumpuh, 6) terganggu daya pikir
selama empat minggu lebih, 7) gugur atau
matinya anak dalam kandungan.(5)
Kematian dan luka akibat kecelakaan
lalu lintas merupakan fenomena yang
global yang membutuhkan perhatian
khusus.(6) Sekitar1,2 juta orang di dunia
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas
setiap tahunnya.(7) Insidensi kasus tabrak
lari di Negara Ghana adalah 7,7%. Angka
ini tinggi jika dibandingkan dengan
Negara singapur (1.8%), namun rendah
jika dibandingkan dengan California
(8.1%), Calgary (17.9%) dan Amerika
Serikat (18.1%). Prevalensi kasus tabrak
lari yang menyebabkan kematian adalah
9,6%.(8)
LAPORAN KASUS
Telah diperiksa seorang korban dalam
keadaan penurunan kesadaran, dikenal
bernama
Mahona,
jenis
kelamin
perempuan, berumur empat puluh satu
tahun, ibu rumah tangga. Dari hasil
pemeriksaan fisik dijumpai adanya luka
robek
di kepala sebelah kiri. Luka
memar, luka lecet. Hasil pemeriksaan
penunjang radiologi berupa foto CT-Scan
kepala didapatkan hasil perdarahan di
dalam kepala sebelah kiri. Luka-luka
tersebut disebabkan oleh ruda paksa
tumpul yang mengakibatkan keterbatasan
melakukan aktivitas sehari-hari untuk
sementara sebagai ibu rumah tangga
sehingga korban harus dirawat inap.
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Pada pemeriksaan fisik yang ditemukan:
1. Dijumpai adanya luka robek di
belakang
atas
kepala
kiri,
berbentuk bulat tidak beraturan,
tepi tidak rata, berbatas tegas,

berwarna merah dan terdapat


darah, dengan panjang empat
sentimeter
dan
lebar
dua
sentimeter dengan jarak luka lima
koma lima sentimeter dari telinga.
2. Dijumpai adanya luka memar di
kelopak mata kiri, berbentuk
panjang tidak beraturan, tepi rata,
berbatas tegas, berwarna kebiruan,
dengan panjang luka tiga koma
lima sentimeter dan lebar satu
sentimeter dengan letak luka dua
sentimeter dari tengah hidung.
3. Dijumpai adanya luka lecet di
bawah lubang hidung, berbentuk
oval tidak beraturan, tepi rata,
berbatas tegas, berwarna merah
dan
terdapat
darah
yang
mengering dipinggir luka, dengan
panjang luka satu sentimeter dan
lebar nol koma delapan sentimeter
dengan letak luka satu koma lima
sentimeter dari atas bibir.
ASPEK MEDIKOLEGAL
Dari segi medikolegal, orientasi
dan paradigma yang digunakan dalam
merinci luka dan kecederaan adalah untuk
dapat membantu merekontruksi peristiwa
terjadinya luka dan memperkirakan
derajat keparahan luka (severity of injury).
Dengan demikian pada pemeriksaan suatu
luka, bisa saja ada beberapa hal yang
dianggap penting dari segi medikolegal,
namun tidak dianggap perlu untuk tujuan
pengobatan., misalnya seperti lokasi dan
tepi luka.
Suatu
perlukaan
dapat
menimbulkan dampak pada korban dari
segi fisik, psikis, sosial dan pekerjaan
yang dapat mengganggu aktivitas dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak perlukaan tersebut memegang
peranan penting bagi hakim dalam
menentukan beratnya pidana yang harus
dijatuhkan sesuai dengan rasa keadilan.
Oleh sebab itu, sebaiknya dokter tidak
boleh mengabaikan luka sekecil apapun
karena akan berarti dalam proses hukum.
Luka
memar
P: 3,5 cm
L: 1 cm
Luka lecet
P: 1 cm
L: 0,8 cm

Luka
robek
P: 4 cm
L: 2 cm

5.
6.

7.

8.

Internet]. [updated 2009 Dec 13; cited


2012
Oct].
Available
from:
www.mediligence.com.
Amir, Amri. Ilmu Kedokteran Forensik.
Medan: Ramadhan. 2005.
Tay, R., Barua, U., Kattan, L.,. Factors
contributing to hit-and-run in fatal
crashes. Accident Analysis and Prevention.
2009:41, 227233.
Peden, M., Scurfield, R., Sleet, D., Mohan,
D., Hyder, A.A., Mathers, C.,. World
Report on Road Traffic Injury Prevention.
World Health Organization, Geneva. 2004
Aidoo EN, Gyimah RA, Ackaah W. The
effect of road and environmental
characteristics on pedestrian hit-and-run
accidents in Ghana. Accident Analysis and
Prevention. 2013: 23 27.

KESIMPULAN
Telah diperiksa seorang korban
dalam keadaan penurunan kesadaran,
dikenal bernama Mahona, jenis kelamin
perempuan, berumur empat puluh satu
tahun, ibu rumah tangga. Dari hasil
pemeriksaan fisik dijumpai adanya luka
robek di kepala sebelah kiri, luka memar
di kelopak mata kiri, dan luka lecet di
bawah lubang hidung. Hasil pemeriksaan
penunjang radiologi berupa foto CT-Scan
kepala didapatkan hasil perdarahan di
dalam kepala sebelah kiri. Luka-luka
tersebut disebabkan oleh ruda paksa
tumpul yang mengakibatkan keterbatasan
melakukan aktivitas sehari-hari untuk
sementara sebagai ibu rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R. Luka, trauma, syok dan
bencana. Dalam: Sjamsuhidajat R dan
Wim de Jong eds. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC, 1997; hal.72-81.
2. Stenens PJM, Bordui F, Van der Weyde
JAG. Ilmu keperawatan (Edisi Kedua).
Jakarta: EGC, 1992; hal.366.
3. Mitchell, Kumar, Abbas. Dalam: Fausto,
Robins dan Cotran. Dasar patologi
penyakit (Edisi Ketujuh Belas). .Jakarta:
EGC, 2008; h.73-5.
4. Driscoll P. Incidence and prevalence of
wounds by etiology [homepage on the
3

También podría gustarte