Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh
Kelompok 12 :
Tasya Meivina V
135030400111040
Nur Azizah
135030400111048
Luis Naufal R
135030400111051
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah penelitian yang baik harus memiliki ide-ide tentang masalah yang akan
diselesaikan. Kesulitan pertama yang dihadapi oleh peneliti, terutama para pendatang
baru dalam bidang penelitian adalah mengidentifikasi dan menemukan masalah dan
sekaligus mendefinisikan masalah penelitian. Para peneliti, terutama peneliti baru
kadangkala secara antusias langsung terjun ke dalam tahap pengumpulan data, tanpa
memformulasikan tujuan penelitian dan hipotetsis yang akan diuji atau teori yang akan
dibangun lebih dahulu (Kasiram, 2010:39).
Menurut Consuelo G. Sevilla, dkk (1993:2) Salah satu langkah paling penting di
dalam penulisan skripsi, tesis atau disertasi adalah pemilihan suatu masalah. Banyak
mahasiswa merasa bahwa tahap ini merupakan dorongan atau bahkan tantangan bagi
mereka. Hal ini sering menjadi faktor yang menghambat mereka melanjutkan penulisan
penelitian. Oleh karena itu, tidaklah heran kalau kita sering mendengar seorang
mahasiswa mengeluh dengan mengatakan, Saya betul-betul tidak bisa mendapatkan
masalah. Beberapa mahasiswa menemukan masalah melalui buku-buku, jurnal-jurnal
atau abstrak-abstrak penelitian yang ada di perpustakaan. Suatu hal yang telah
disepakati ialah bahwa salah satu sumber masalah yang baik adalah teori, sebab teori
menampilkan generalisasi dan prinsip-prinsip yang menjadi sasaran penyelidikan.
Penelitian (riset) dewasa ini berarti pencarian teori, pengujian teori, atau
pemecahan masalah. Ini berarti bahwa masalah itu telah ada dan telah diketahui bahwa
pemecahan masalah tersebut sangat diperlukan. Masalah itu bukanlah suatu yang biasa
dalam arti bahwa pemecahannya bisa didapatkan langsung. Dalam penelitian terdapat
kerangka teori yang bertujuan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan
tentang teori-teori yang akan kita pakai sebagai landasan penelitian yang akan
dilakukan, adalah teori mengenai variabel-variabel permasalahan yang akan diteliti
(Mardalis, 2014:41).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana membuat isu dan permasalahan penelitian ?
1.2.2
1.2.3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Membuat Isu dan Permasalahan Penelitian
2.1.1 Pengertian Masalah
Dalam KBBI salah satu makna masalah adalah Sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan). Sementara itu Sugiyono (2010:32) mengemukakan
bahwa masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan
dengan pelaksaaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Sedangkan menurut
Creswell (2009: 18): A research problem is an issue or concern that needs to
be adressed.
Azwar (2013:13) berpendapat masalah adalah bagimana cara mencari topik
yang baik dan patut untuk diteliti. Sementara itu dalam beberapa literatur lain
dinyatakan bahwa masalah adalah situasi yang menunjukkan adanya kesenjangan
keadaan nyata (das sain) dengan tolok ukur tertentu (das sollen) sebagai situasi
ideal atau situasi yang seharusnya. Dari beberapa rumusan tersebut dapat
dikatakan bahwa masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan
atau kesenjangan antara keadaan yang nyata dengan kondisi ideal yang
diharapkan yang harus dicari solusinya.
2.1.2 Sumber Masalah
Membuat sebuah isu bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi sebagai peneliti
pemula terkadang mengalami kesulitan memilih isu yang baik. Walaupun telah
menentukan beberapa kemungkinan isu yang dapat diangkat, kemudian kita
dihadapkan dengan suatu pilihan mengenai isu mana yang paling baik untuk
dibahas dan diteliti lebih lanjut. Menurut Nasution (2012:16) masalah yang dapat
diselidiki sebenarnya tak terbatas jumlahnya. Namun seorang calon sering
mengalami kesulitan untuk menemukan satu masalah yang cocok baginya.
Menurut Sutrisno (2004:55) topik atau pokok persoalan suatu riset yang
dilakukan oleh mahasiswa dapat diperoleh dari tiga sumber: (1) dari mahasiswa
sendiri; (2) dari suatu daftar proyek riset fakultas atau akademi yang dipilih
sendiri oleh mahasiswa; dan (3) dari orang lain, khususnya dari sponsor atau
konsultan. Sedangkan menurut Narbuko dan Achmad (2004:61) menyatakan
sumber masalah berasal dari: (1) penelitian terdahulu; (2) pengamatan di
lapangan; (3) diskusi, ceramah, kuliah; (4) dosen para peneliti dan para ahli; (5)
bibliografi (Daftar kepustakaan).
dan
biaya
yang
harus
dikeluarkan.
Nasution
(2012:18)
merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali
secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda (Ratna, 2010).
Berdasarkan pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang
berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat yang digunakan untuk
menganalisis objek penelitian yang dikaji.
2.2.1.1
macam, yaitu (a) penyajian sesuai dengan tahun penelitian; dan (b) penyajian
disesuaikan relevansi, kedekatannya dengan objek (Ratna, 2010: 278)
a) Sesuai dengan Tahun Penelitian
Cara penyajian kajian pustaka dalam jenis ini disajikan secara kronologis
dengan pertimbangan bahwa aspek kesejarahan memiliki makna tertentu
dalam menentukan objektivitas penelitian seperti dilakukan dalam berbagai
analisis persepsi masyarakat.
b) Sesuai dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek
Cara kedua dilakukan dengan pertimbangan relevansi kedekatan penelitian
dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Sebagai penelitian ilmiah
cara kedua ini dianggap lebih baik dengan pertimbangan bahwa penelitian
yang dilakukan memang baru berbeda dengan penelitian lain. Selain itu,
penelitian yang memiliki relevansi paling kuat yang mengantarkan peneliti
untuk melakukan penelitian selanjutnya sekaligus menghindarkan terjadinya
duplikasi.
Selain kedua jenis di atas, terdapat pula dua cara penyajian kajian pustaka
yang berbeda, yaitu (a) secara deskriptif; (b) secara deskriptif dengan analisis
( Ratna, 2010: 278).
a) Penyajian kajian Pustaka secara Deskriptif
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif ini hanya menguraikan tanpa
menyebutkan persamaan dan perbedaannya dengan pertimbangan bahwa
analisis akan diuraikan pada bab berikutnya
b) Penyajian Kajian Pustaka secara Deskriptif dengan Analisis
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif dengan analisis selain berbentuk
deskripsi juga disertai penjelasan tentang perbedaan dan persamaannya.
Dengan demikian, kajian pustaka menunjukkan di mana posisi penulis
dalam kaitannya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan, apakah
menolak, mengkritik, menerima, dan atau yang lainnya.
dan belum menggunakan fakta. Oleh karena itu setiap peneliti yang dilakukan
memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap peneliti yang akan
dilakukan dari hipotesis yang akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan apakah hipotesis benar adanya atau tidak. Menurut Nasution
(2012:39) hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau
terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
2.2.2.1
Kegunaan Hipotesis
Karakteristik Hipotesis
Sesudah hipotesis dirumuskan, sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut
peneliti perlu sekali menilai hipotesis yang dirumuskan itu. Suatu hipotesis yang
dirumuskan harus memenuhi kriteria tertentu, sehingga peneliti dapat menguji
secara empiris. Berkenaan dengan kriteria, Kerlinger (1986) mengemukakan
bahwa hipotesis yang baik memiliki dua kriteria, yaitu:
1. Hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan atau relasi antara variabel
veriabel.
2. Hipotesis mengandung implikasi implikasi yang jelas untuk pengujian
hubungan hubungan yang dinyatakan.
Hipotesis yang kita rumuskan memiliki ciri ciri khusus atau karakteristik
sebagai berikut:
1. Menyatakan hubungan anatara dua atau lebih variabel variabel.
2. Dinyatakan dalam bentuk ungkapan kalimat pernyataan (deklaratif) yang
dapat diuji.
3. Konsistensi
4. Dirumuskan dengan kalimat sederhana
Menurut Mardals (2014:49) terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mengemukakan hipotesa yaitu :
1) Hipotesa hendaklah dikemukakan dalam kalimat pernyataan (statemen),
bukan dalam kalimat tanya;.
2) Hipotesa hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat, hingga dapat
dimengerti maknanya;
3) Hipotesa hendaknya meenyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau
lebih variabel;
4) Hipotesa hendaknya dapat diuji, maksudnya tersedia data yang akan
dikumpulkan untuk mengujinya;
5) Perlu diuji apakah ada data yang menunjukkan hubungan antara variabel
penyebab dan variabel akibat;
6) Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang
ditimbulkan oleh penyebab, bukan oleh penyebab lain.
2.2.2.3
Rumusan
hipotesis
penelitian
dapat
berdasarkan
arah
atau
yang
terkumpul
dianalisis
menggunakan
statistik
untuk
menetapkan sampel.
Menentukan lokasi responden dan mengumpulkan data.
Mengolah data dengan perangkat yang telah ditentukan dan melakukan
yang lebih menyeluruh dari masalah serta fenomena dan kekuatankekuatan sosial dapat diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji
dalam suatu interval perkembangan dalam suatu periode yang lama.
c. Metode studi kasus : Menurut Maxfield dalam Nazir (2003) studi kasus
adalah penelitian tentang status subjek yang berhubungan dengan suatu
fase yang khas dari keseluruhan personalitas. Langkah-langkah penelitian
studi kasus :
Pemilihan kasus : dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara
analisis
pekerjaan
adalah
proses
pemikiran tertentu.
Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara
sebaiknya dipilih.
Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara
berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari
kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui dana
tertentu.
3. Metode eksperimental
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara
mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Menurut
Robson (2002) di suatu eksperimen, peneliti dapat tetap secara relatif terpisah
dari partisipan, untuk membawa derajat objektifitas pada sebuah riset efek
pengamat dapat mengacaukan eksperimen.
Terdapat enam kriteria umum dari metode eksperimen yang berbeda
dengan metode lain (Nazir, 2003) yaitu :
Masalah harus jelas, penting dan dapat di pecahkan.
Faktor-faktor serta variabel dalam eksperimen harus didefinisikan
sejelas-jelasnya.
Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok,
sehingga maksimasi variabel perlakuan dan meminimasikan variabel
sejelas-jelasnya
karena
kemungkinan
pengulangan
orang.
Identifikasi masalah yang akan diteliti.
Mengingat tujuan dari penelitiann teori grounded adalah untuk
menjelaskan
sebuah
proses,
sejak
dari
awal
peneliti
perlu
dikumpulkan.
Gunaan pengkodean selektif dan kembangkan teori
Proses pengkodean terakhir adalah pengkodean secara selektif, dan ini
sebenarnya merupakan pengembangan teori peneliti sendiri. Prosedur ini
mencakup pengaitan kategori-kategori di dalam paradigma pengkodean.
Memvalidasi teori.
Dalam penelitian teori grounded, validasi merupakan bagian aktif dari
proses penelitian (creswell,1998).
Menulis laporan penelitian teori grounded.
Struktur dari laporan penelitian bervariasi mulai dari struktur yang
fleksibel yang tergambar dari emerging dan cunstructivist design sampai
pada struktur yang lebih berorientasikan kuantitatif seperti tercermin dari
rancangan sistematis.
sistematis.
Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang
berurutan.
Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan,
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan atau
kesenjangan antara keadaan yang nyata dengan kondisi ideal yang diharapkan
yang harus dicari solusinya. Sumber masalah berasal dari: (1) penelitian
terdahulu; (2) pengamatan di lapangan; (3) diskusi, ceramah, kuliah; (4) dosen
para peneliti dan para ahli; (5) bibliografi (Daftar kepustakaan).
Studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data
sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui
sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang,
sampai ke mana terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat
sehingga situasi yang diperlukan diperoleh. Dasar pertimbangan perlu disusunnya
kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian didasari oleh kenyataan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
Suharto, Buana Ginsuta dan Arry Miryanti. 2004. Perekayasaan Metode Penelitian.
Yogyakarta: Andi
Kasiram. 2010. Metedologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metode Penelitian. Yogyakarta: UIN-Maliki Press
Narbuko dan Achmadi. 2008. Metedologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sevillia, Consuelo G, dkk. 2006. Pengantar Metodologi Penelitian (Terjemahan
Alimuddin Tuwu). Jakarta: UI-Press
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research (Jilid 1). Yogyakarta: Andi
Sinambela, Lijan Poltak. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Graha Ilmu
Nasution, S. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara
Pengertian
Metode
Eksperimen.
[Online].
Pengertian
dan
Macam-Macam
Hipotesis.
[Online]
Tips
Mencari
Masalah
Penelitian.
[Online].
http://www.stialanbandung.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=252:tips-mencarimasalah-penelitian&catid=12:artikel&Itemid=85
20 Februari 2016
diakses pada