Está en la página 1de 3

Kalangan Pengusaha Sepakati Penerbitan

Permendag No.118/2015
Muhammad Avisena Senin, 04/01/2016 06:31 WIB
3

Bisnis.com, JAKARTA Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan


Minunan Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman kalangan
pengusaha sudah menyepakati beleid baru yaitu Permendag
No.118/2015 yang menjadi jawaban terhadap penolakan Permendag
No.87/2015.
Permendag No.118/M-DAG/PER/12/2015 tentang Ketentuan Impor
Barang Komplementer, Barang untuk Keperluan Tes Pasar, dan
Pelayanan Purna Jual menjadi pelengkap dari Peraturan Menteri
Perdagangan No.87/M-DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Impor
Produk Tertentu yang belum mengakomodir impor barang jadi oleh
produsen untuk keperluan-keperluan tersebut.

Adhi menyebutkan ada dua tambahan yang masuk ke dalam


Permendag No.118/2015 dari draft regulasi yang terakhir
dipublikasikan oleh Kemendag pada 27 November 2015 setelah
pertemuan pada 21 Desember lalu. Pertama adalah penggunaan
pengajuan melalui sistem manual jika terjadi gangguan force major
pada sistem elektronik. Selain itu, yang poin tambahan kedua
adalah masa transisi regulasi sampai 1 Juni 2016.
Bila PI habis 31 Desember 2015, maka otomatis masih bisa dipakai
sampai 2016. Misalnya, kalau PI-nya berlaku sampai 1 Juli 2016,
maka akan tetap berlaku sampai habis PI, kata Adhi kepada
Bisnis baru-baru ini.
Permendag No.118/2015 mulai berlaku pada 1 Januari 2016,
bersamaan dengan pemberlakuan Permendag No.87/2015 yang
sempat ditunda selama tiga bulan melalui Penundaan tersebut
tertuang dalam penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan
(Permendag) No.94/M-DAG/PER/10/2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 87/M-DAG/PER/10/2015
tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu.
Importir produsen dengan Angka Pengenal Importir Produsen (API-P)
sebelumnya hanya diperbolehkan mengimpor bahan baku/ bahan
pelengkap untuk kepentingan produksinya. Sementara barangbarang jadi hanya boleh diimpor oleh importir umum dengan Angka
Pengenal Importir Umum (API-U).
Sementara dalam Permendag No.118/2015 importir produsen
diperbolehkan mengimpor ketiga jenis barang tersebut. Mereka juga
diperkenankan memperdagangkan atau memindahtangankan
barang tersebut. Barang yang diimpor tersebut tidak digunakan
dalam proses produksi dan hanya untuk komplementer, tes pasar,
dan layanan purna jual.

Ini Hasil Finalisasi Ketentuan Impor Barang Komplementer

Bisnis.com, JAKARTA - Pertemuan Kementerian Perdagangan dengan kalangan


pengusaha menghasilkan beberapa poin tambahan dalam regulasi tentang
ketentuan impor barang komplementer, tes pasar, dan pelayanan purnajual dari

rancangan aturan tersebut yang mulai dipublikasikan akhir November 2015.Aturan


yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Perdagangan No.118/M-DAG/PER/12/2015
tentang Ketentuan Impor Barang Komplementer, Barang untuk Keperluan Tes Pasar,
dan Pelayanan Purna Jual yang mulai berlaku pada Jumat (1/1/2016).Ketua Tim
Deregulasi Kementerian Perdagangan Arlinda menyebutkan pokok perubahan
tersebut adalah bagi produsen importir yang mengimpor barang komplementer
untuk tes pasar yang diterbitkan berdasarkan Permendag No.27/M-DAG/PER/5/2015
tentang Angka Pengenal Importir, diberikan tenggang waktu sampai tanggal 30 Juni
2016.Selain itu, pengajuan impor untuk barang komplementer, keperluan tes pasar,
dan pelayanan purnajual dilayani melalui sistem elektronik inatrade kementerian
perdagangan (inatrade.kemendag.go.id). Jika sistem elektronik tersebut tidak
berfungsi, maka pengajuan permohonan dapat dilakukan secara manual. Impor
barang komplementer, tes pasar, dan purna jual harus mendapat rekomendasi
teknis, kata Arlinda, pekan lalu.Dirinya menyebutkan pelaksanaan Peraturan
Menteri ini akan dievaluasi setiap satu tahun sejak tanggal Peraturan Menteri ini
berlaku.

También podría gustarte