Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pertusis
Pembimbing:
Letkol
(CKM)
dr.Roedi
Djatmiko, Sp.A
Disusun Oleh: Riska Kurniawati, S.Ked
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak
RST Tk.II dr.Soedjono Magelang
7 Desember 2015
Definis
i
Pertusi
s
Batuk rejan/batuk 100 hari/whooping
cough
Batuk yg sangat berat/batuk yg intensif
, merupakan penyakit infeksi saluran
napas akut yg menyerang orang yg
rentan seperti anak & bayi (60%)
Epidemiologi
Etiologi
Bakteri
Bordetella
pertusis,
Bordetella
parapertusis, Bordetella bronchoseptica,
Bordetella pertusis, merupakan Bakteri Gram
Negatif, Berbentuk Basil pleomorfik, rerata masa
inkubasi sekitar 6 hari.
Patogenesi
s
B.pertusis setelah ditularkan mll
sekresi udara pernapasan kemudian
melekat pd epitel sal.napas.
Mekanisme infeksi oleh B.pertusis tjd
mll 4 tingkatan:
1.Perlekatan
2.Perlawanan thd mekanisme pejamu
3.Kerusakan lokal
4.Timbulnya Penyakit sistemik
Patogenesis.
...
Filementous
hemaglutinin
(FHA),
Lymphosithosis
Promoting
Factor
(LPF)/Pertusis Toxin (PT) & protein 69 - kD =
perlekatan bakteri pd silia pejamu, lalu
bakteri bermultiplikasi & menyebar ke epitel
saluran napas.
Slm pertumbuhannya, bakteri ini mhslkan
toksin.
Toksin terpenting adlh PT dgn 2 subunit A &
B.
Patogenesis...
.
Patogenesis...
.
Toxin
menyebabkan
peradangan
ringan dgn hiperplasia jaringan limfid
peribronkial & meningkatkan jml
lendir pd permukaan silia shg fx silia
sbg pembersih terganggu.
Shg
mudah
tjd
infeksi
2nder
(S.pneumoniae, H.influenza, S.aureus)
penumpukan lendir menimbulkan plak
yg berakibat obstruksi & kolaps paru.
Gejala Klinis
Masa inkubasi : 6 20 hari, rata-rata 7
hari
Perjalanan penyakit antara 6 minggu 8
minggu bahkan lebih
GK timbul 7 10 hari setelah
terinfeksi
Bakteri menginfeksi lapisan tenggorok, trakea,
saluran napas shg pembentukan lendir semakin
banyak
Awalnya lendir encer namun kemudian kental &
lengket.
Diagnosis
Curiga pertusis jika anak batuk berat
lebih dari 2 minggu
Identifikasi Bakteri, mll:
1.Biakan apusan sekret nasofaring (pd
std kataralis& awal std paroksismal)
Media Bordet-Gengou
2.Uji immunofluorescent
3.PCR, IgG, IgM
Foto Thorax
Infiltrat
perihiler
atau
atelektasis atau empiema
edema,
Diagnosis Banding
Tata
Laksana
Perawatan Penunjang
Hindarkan sejauh mungkin segala
tindakan yang dapat merangsang
terjadinya batuk, seperti pemakaian
alat
isap
lendir,
pemeriksaan
tenggorokan dan penggunaan NGT.
Janganmemberi penekan batuk, obat
sedatif, mukolitik atau antihistamin.
Obat antitusif dapat diberikan bila
batuk amat sangat mengganggu.
Perawatan Penunjang....
Jika anak demam ( 39 C) dianggap dapat
menyebabkan distres, berikan parasetamol.
Beri ASI atau cairan per oral. Jika anak tidak
bisa minum, pasang pipa nasogastrik dan
berikan makanan cair porsi kecil tetapi
sering untuk memenuhi kebutuhan harian
anak. Jika terdapat distres pernapasan,
berikan
cairan
rumatan
IV
untuk
menghindari risiko terjadinya aspirasi dan
mengurangi rangsang batuk.
Medikamentosa
Beri
eritromisin
oral
(12.5
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) selama
10 hari atau jenis makrolid lainnya.
Hal ini tidak akan memperpendek
lamanya
sakit
tetapi
akan
menurunkan periode infeksius
Oksigen
Beri O2 pada anak bila pernah terjadi
sianosis atau henti napas atau batuk
paroksismal berat.
Gunakan nasal prongs, jangan kateter
nasofaringeal atau kateter nasal, karena
akan memicu batuk. Selalu upayakan agar
lubang hidung bersih dari mukus agar tidak
menghambat aliran O2
Terapi O2 dilanjutkan sampai gejala yang
disebutkan di atas tidak ada lagi.
Komplikasi
Pneumonia.Merupakan
komplikasi
tersering
dari
pertusis
yang
disebabkan oleh infeksi sekunder
bakteri
atau
akibat
aspirasi
muntahan.
Tanda yang menunjukkan pneumonia
bila didapatkan napas cepat di antara
episode batuk, demam dan terjadinya
distres pernapasan secara cepat.
Komplikasi
Komplikasi
Komplikasi
Pencegahan
Vaksin DPT : 2,4,6,
Booster pertama: 18 bulan
Booster kedua : 5 tahun