Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Arsitektur dan
Pariwisata Rural
Disusun oleh:
Andaka Rizki Pramadya 1351010024
Inggrid Andhini
1351010044
Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN Veteran Jawa Timur
Tahun ajaran 2015-2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun makalah untuk tugas mata kuliah Arsitektur Pariwisata.
Arsitektur dan Pariwisata Rural
Tidak bisa dipisahkannya antara pariwisata dan arsitektur menunjukkan bahwa kedua hal ini
memang akan selalu berkaitan. Sama halnya dengan pariwisata di pinggrian kota atau
pedesaan (rural). Meskipun letaknya berada di luar kota, tidak menutup kemungkinan bahwa
pariwisata ini berkembang dengan signifikan. Dalam makalah ini dijelaskan bagaimana
korelasi antara keduanya menjadi sebuah pasar yang cukup signifikan membawa keuntungan
baik bagi daerah maupun negara secara keseluruhan. Saya menyadari bahwa tersusunnya
makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari Ibu Dosen
mata kuliah Arsitektur Pariwisata, teman-teman seperjuangan mata kuliah ini, dan pihakpihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberi kontribusi bagi kemajuan pariwisata dalam masyarakat.
Akhirnya segala kritik dan saran terhadap makalah ini sangat saya harapkan, demi untuk
perbaikan pada penyusunan berikutnya nanti.
Hormat kami,
Penulis
1
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 0
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
1.1. LATAR BELAKANG..................................................................................................... 3
1.1.1. RUANG LINGKUP ARSITEKTUR DALAM PARIWISATA ............................ 3
1.1.2. PARIWISATA RURAL ......................................................................................... 3
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 4
1.3. TUJUAN ......................................................................................................................... 4
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................. 5
2.1. PARIWISATA PINGGIRAN, TEMPAT LARI MASYARAKAT KOTA ................ 5
BAB III: PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6
3.1. MENGAPA ARSITEKTUR DILIBATKAN DALAM PARIWISATA RURAL .......... 6
3.1.1. ARSITEKTUR LANSKAP ALAMI RURAL ....................................................... 6
3.1.2. ARSITEKTUR MEMBENTUK KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA ................... 6
3.1.3. ATRAKSI PARIWISATA RURAL ....................................................................... 7
3.2. ANALISA WISATA RURAL: KAMPUNG WISATA KEMBANG ARUM ............... 9
3.2.1. DETAIL LOKASI .................................................................................................. 9
3.2.2. ANALISA ARSITEKTUR DALAM WISATA RURAL .................................... 12
3.2.2.1. ARSITEKTUR LANSKAP ALAMI RURAL ................................................. 12
3.2.2.2. ARSITEKTUR MEMBENTUK KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA ............ 13
3.2.2.3. ATRAKSI PARIWISATA RURAL ............................................................... 14
3.3. KLASIFIKASI TURIS DALAM PARIWISATA RURAL .......................................... 15
BAB IV: SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 17
4.1. SIMPULAN .................................................................................................................. 17
4.2. SARAN ......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19
2
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
1.1.1. RUANG LINGKUP ARSITEKTUR DALAM PARIWISATA
Arsitektur merupakan bahasan yang luas, bahkan dalam pariwisata sekali pun
arsitektur turut mengambil bagian. Pariwisata pada hakekatnya adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk tujuan rekreasi maupun hiburan. Perjalanan itu tak begitu saja bisa berdiri
sendiri tanpa adanya pendukung. Salah satunya adalah fasilitas sarana dan prasana. Fasilitas
ini adalah arsitektur. Tanpa arsitektur perjalanan tersebut tak akan bisa berjalan baik. Seperti
contoh, sebuah perjalanan mengunjungi sebuah pantai yang eksotis yang dalam
perjalanannya memakan waktu setengah hari menaiki sebuah kapal. Apabila di pulau tempat
pantai eksotis itu ada tidak memiliki fasilitas untuk menginap seperti bungalow atau villa
kecil di pinggir pantai tentu pariwisata tersebut tidak akan berkembang.
Oleh karena alasan itulah arsitektur menjadi elemen penting dalam setiap
perkembangan pariwisata, baik pariwisata yang modern maupun pariwisata rural sekalipun.
Perkembangan pariwisata akan selalu sejalan dengan arsitektur. Semakin berkembang
arsitektur di suatu daerahdalam konteks ini adalah arsitektur yang tidak merusak pariwisata
itu sendirisemakin pula pesat tumbuh pariwisata di daerah tersebut.
3
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1.3.
TUJUAN
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini:
1. Mengetahui apa itu pariwisata rual
2. Mengetahui hubungan antara arsitektur dan pariwisata rural
3. Mengetahui alasan mengapa arsitektur dilibatkan dalam pariwisata rural
4. Mengenal contoh pariwisata rural yang ada di Indonesia begitu pula dengan bentuk
arsitekturnya
5. Mengetahui klasifikasi turis yang berkunjung ke pariwsata rural?
4
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kesibukan padat merayap, tingkat stres yang tinggi, ketegangan yang intens, tekanan
akan jam kerja tinggi menjadi hal yang maklum di daerah perkotaan. Masyarakat kota
terbiasa dengan kegaiatan yang notabene sama setiap hari. Dapat dikatakan masyarakat ini
jenuh, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan. Karena memang rutinitas itulah yang harus
dijalani agar semua sendi dalam kehidupan manusia lancar. Mereka terbiasa bukan berarti
nyaman, oleh karena itu masyarakat kota di waktu luangnya mencari tempat untuk sekedar
lari. Lari dari rutinitas yang sesak dan mencekik.
Ada banyak opsi untuk masyarakat kota memilih tempat lari atau lebih elok disebut
tempat wisata, tempat untuk me-refresh pikiran. Wisata dalam kota dan wisata luar kota.
Kebanyakan masyarakat kota jenuh dengan suasana kota walaupun ada tempat untuk merefresh-kan pikiran di dalam kota. Alasan suasana baru membuat masyarakat kota lari ke
luar kota. Di luar kota juga masih dibagi ke beberapa kategori spot wisata: wisata ke kota lain
yang lebih lengang; wisata ke tempat alami seperti gunung, pantai, dll; wisata ke desa wisata
melihat kehidupan masyarakat di pedesaan yang jauh berbeda dengan kota, dsb. Dari tiga
contoh spot wisata tersebut, kunjungan ke desa wisata atau yang lebih dikenal parwisata rural
berada di tingkat pertama yang paling diminati masyarakat kota.
Ada beberapa alasan mengapa masyarakat kota lebih meminati jenis pariwisata ini
sebagai tujuan wisata. Yang paling sering adalah karena kontrasnya kehidupan masyarakat
desa dengan kota. Hal ini mampu menarik minat masyarakat kota untuk lebih dekat
mengetahui bagaimana kehidupan di pedesaan berjalan. Dengan sedikit rutinitas, kehidupan
sesama yang hangat, suasana yang jauh dari hiruk-pikuk dan kebisingan. Selain alasan
kontras kehidupan antar keduanya, alasan kedua adalah alasan finansial yang murah untuk
mencapai desa-desa wisata. Kebanyakan desa wisata tidak memungut biaya terlampau tinggi
untuk bisa menjelajahi desa mereka. Biasanya wisatawan hanya diwajibkan mengisi buku
tamu selebihnya wisatawan bisa memilih sendiri pengeluaran finansial yang akan digunakan.
Seperti contoh untuk membeli suvenir atau biaya lain untuk menginap di desa tersebutyang
mengharuskan membayar beberapa rupiah untuk biaya menginap. Alasan ketiga adalah
keontetikan suvenir yang didapat dari desa wisata. Selain karena harga yang miring bila
dibandingkan membeli suvenir di luar desa wisata, keontetikan karya seni yang dihasilkan
masyarakat desa wisata lebih otentik dan asli. Menjadi hal yang mutlak bagi sebagian
masyarakat kota untuk membeli oleh-oleh untuk dibawa kembali ke kota.
Tanpa adanya masyarakat kota, pariwisata rural tidak akan berkembang. Tanpa
pariwisata rural, masyarakat kota akan pula kehilangan tempat untuk mengurangi tekanan
yang mereka dapat di rutinitas mereka. Oleh karena itu keduanya harus berjalan seimbang,
tidak boleh saling tumpang tindih karena keduanya saling membutuhkan.
5
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
BAB II
PEMBAHASAN
3.1.
Alasan mengapa arsitektur terlibat dalam pariwisata rural tentunya karena alasan
mendasar arsitektur harus ada yaitu karena arsitektur adalah bagian pendukung pariwisata,
tanpa arsitketur pariwisata seperti kehilangan salah satu sayapnya. Ada beberapa poin yang
membuat arsitektur terlibat dalam pariwisata rural, di antaranya:
3.1.2. ARSITEKTUR
BUDAYA
MEMBENTUK
KEHIDUPAN
SOSIAL
terbiasa berbagi hingga pada tanah pekarangan digunakan bersama antar satu sama
lain. Seperti contoh konkritnya adalah desa adat Kampung Naga di Tasikmalaya,
Jawa Barat. Kampung Naga memiliki pembedaan pola tatanan desa sebagai berikut:
Gambar 2: Dua area di dalam Kampung Naga dibatasi oleh pagar bambu. Pagar tersebut membatasi area rumah
tinggal (bagian belakang) dan area lumbung, kandang ternak, jamban, dan area persawahan serta hutan (bagian
depan). Sumber: Dok. Pribadi.
Area pertama adalah area rumah tinggalyang terpisah dengan jamban (tempat BAB
& BAK)dan area kedua adalah area luar yang termasuk di antaranya lumbung,
jamban, area persawahan, dan hutan. Terlihat bahwa pola masyarakat tertata oleh satu
struktur adat yang sudah ada dari zaman dulu dan tidak dilanggar sehingga
membentuk pola kehidupan masyarakat yang rukun dan Kampung Naga terlihat
bersih dan asri karena perletakan jamban dan area lain yang mengeluarkan residu
berada di luar area rumah tinggal. Tidak hanya bersih dan asri, desa ini menjadi lebih
higienis dan sehat karena hal itu. Dari hal ini terlihat sekali pengaruh arsitektur dalam
pariwisata tidak hanya berkaitan dengan hal finansial tetapi juga kesehatan dan
keindahan. Contoh desa adat lain yang kehidupan sosial budayanya layak diekspos
adalah kehidupan masyarakat Tengger karena di tengah-tengah warganya yang
kebanyakan beragama Islam, masyarakat Tengger masih menganut beberapa adat
khas Tengger yang otentik dan asli.
dari drama hingga orkestra etnik, dari yang gratis hingga membayar beberapa juta
untuk dapat melihatnya. Dari tiap atraksi ini memunculkan perbedaan karena akan
menjadi remembering point dari setiap desa adat yang bisa dibawa pulang untuk
diceritakan ke keluarga maupun kawan. Di sinilah penyaluran informasi pariwisata
rural berkembang, mouth to mouth and internet have its power. Internet dan jejaring
sosial lain menjadi penyalur informasi tercepat beberapa tahun terakhir membuat
peluang desa adat untuk bisa berkembang lebih luas semakin terbuka. Tetapi di
samping itu perlu dipikirkan bagaimana membatasi influence yang masuk ke dalam
desa. Beberapa desa mulai dijajah oleh investor asing maupun domestik dengan
dalih untuk mengembangkan desa ke arah lebih baik. Tetapi kebanyakan hanya
merusak tatanan sakral desa yang sudah ada demi keuntungan finansial. Oleh karena
itu perlu adanya tindakan antisipasi baik dari pemerintah daerah maupun pusat,
wisatawan, dan masyarakat
desa adat sendiri untuk
melakukan kerja sama
membentengi desa adat dari
tangan jahat pihak asing
yang ingin merusak desa.
Contohnya adalah
desa
wisata
Kembang
Arum, Sleman, Jogjakarta.
Di desa ini wisatawan dapat
belajar melukis batik tulis
dengan membayar uang
kursus singkat sebesar Rp
Gambar 3: Salah satu rumah yang digunakan sebagai tempat kursus 125.000,00/orang. Dengan
melukis batik bagi wisatawan. Sumber: Flickr.com
biaya tersebut wisatawan
dapat membawa pulang hasil batik tangan sendiri dan membawa pulang pengetahuan
membatik dari desa ini. Contoh lain adalah kampung sentra tas kulit Tangulangin di
Sidoarjo, Jawa Timur.
8
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
3.2.
Gambar 4: Peta lokasi Desa Wisata Kembang Arum, Sleman, Jogjakarta. Sumber: Kembang Arum Blog
9
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
Desa Wisata Kembang Arum Yogyakarta merupakan desa wisata yang diresmikan
pada pertengahan tahun 2005. Desa ini termasuk dalam desa wisata modern. Desa wisata
modern memiliki ciri sudah dikelola oleh pemerintah dan investor. Terlihat dari
pembangunan desa wisata yang tersentuh oleh tangan arsitek. Adanya beberapa fasilitas
pendukung yang cukup modern dan dapat dimanfaatkan oleh wiasatawan. Desa ini tidak
begitu jauh dari pusat kota Sleman sehingga untuk mencapai lokasi juga tidak terlalu susah.
Desa ini menwarakan wiasta edukasi dan alam sebagai daya tarik wisata bagi pengunjung.
Beralamat di Ngaglik, Donokerto Turi, Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta yang
terletak di lereng gunung merapi yang tepatnya di Kelurahan Donokerto Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Gambar 5: Cara tercepat menuju ke lokasi menggunakan perhitungan Google Maps adalah 35 menit ditempuh dengan
kendaraan bermotor, jarak tempuh sekitar 18,6 kilometer. Petunjuk jalan dapat dilihat di atas. Sumber: Google Maps.
10
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
FACILITIES AROUND
a. Penginapan banyak tersedia di
kawasan desa wisata, dengan view
kebun
salak
sangat
cocok
dijadikan tempat untuk bermalam
di desa wisata ini. Di desa wisata
Kembangarum terdapat sebuuah
rumah yang dibangun khusus
untuk
para
tamu dan penginapan. Rumah ini
dibangun dari bambu, berlantai
Gambar 7: Beberapa bungalow tempat menginap wisatawan di
tanah, dan dihiasi dengan wayang dalam desa. Sumber: TripAdvisor.com
dan lukisan-lukisan. Di depan rumah ini terdapat berbagai barang unik, seperti
patungbambu dan kursi meja bambu. Di rumah ini pengunjung dapat memperoleh
kenyamanan karenanuansasejuk dari
pemandangan dan suara gemercik air
yang
menenangkan.
Rumah
ini
disewakan Rp 750.000 per malam untuk
rombongan.
b. Massage Area: Wisatawan dapat
memeroleh layanan pijat dengan view
pinggir kolam yang gemericik sembari
menikmati pemandangan alam dengan
membayar Rp 50.000 per orang.
Gambar 6: Massage area dibuat terbuka agar menyatu dengan
alam dan merasakan sejuknya udara di luar ruang. Sumber:
Kembang Arum Blog.
11
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
Gambar 9: Beberapa wisatawan tampak berfoto setelah asik Gambar 9: Selain memberikan edukasi bagi wisatawan
bermain air di sungai desa di bagian selatan desa wisata. tentang cara bertani masyarakat desa wisata.
Sungai ini tampak dibiarkan alami tak tersentuh pembangunan Pemandangan area persawahan terasiring memberikan
nilai tersendiri pada arsitektur lanskap alami desa.
Sumber: antaranews.com
Selain beberapa arsitektur lanskap yang alami dari desa, ada pula beberapa
arsitektur yang sedikit diolah tetapi tidak serta merta merusak tatanan alam dan kontur
di dalam desa. Area ini digunakan sebagai area penginapan maupun area outboud.
Gambar 11: Area penginapan meskipun sudah diolah tetapiGambar 11: Area outbound diolah tetapi kealamiannya
masih menunjukkan kesan alami dari lanskap taman didijaga untuk memberikan kesan alam kepada pengunjung
pekarangan penginapan. Sumber: TripAdvisor.com
saat melakukan outbound di atas jembatan gantung.
Sumber: Antaranews.com
12
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
3.2.2.2. ARSITEKTUR
MEMBENTUK
SOSIAL BUDAYA
KEHIDUPAN
Sebelum desa ini diresmikan sebagai desa wisata tahun 2005, desa ini tak beda
halnya dengan desa lain yaitu masyarakatnya banyak yang bertani, membajak sawah,
terkadang memancing di sungai dangkal di selatan desa, beberapa di antaranya
melukis batik. Tetapi setelah pemerintah meresmikan desa ini sebagai desa wisata
edukasi dan wisata alam, pemerintah mulai melakukan sosialisasi dari berbagai pihak.
Baik pihak dinas pertanian, pariwisata, maupun pendidikan. Dengan beberapa
pembangunan di desa, penambahan fasilitas seperti outbound, restoran, sanggar lukis,
toko-toko suvenir khas desa, masyarakat juga mengembangkan kehidupan sosial
budaya mereka sebagai langkah adaptasi dari perubahan desa mereka.
Mata pencaharian masyarakat desa kini mulai bercabang, tidak hanya bertani
dan melukis batik. Beberapa dari masyarakat menjadi guide untuk wisatawan,
beberapa belajar kesenian tari untuk penyambutan wisatawan, beberapa lagi menjadi
tutor melukis batik, beberapa menjadi pengrajin hasil karya seni asli desa Kembang
Arum, beberapa belajar untuk memijat, dan lain-lain. Mata pencaharian masyarakat
desa mulai terangkat, beberapa keahlian baru juga mereka dapat karena adanya
pembangunan di desa mereka. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur tidak hanya
membawa pengaruh buruk bagia kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan.
Dengan penanganan dan kontrol berkala, arsitektur dapat merubah keadaan ekonomi
masyarakat desa menjadi lebih baik dengan tanpa merusak kondisi alam desa yang
sudah dari dari dulu. Arsitektur mengolah alam bukan merusaknya, oleh karena itu
perlunya komunikasi yang jelas sebelum melakukan pembangunan di desa wisata
adalah hal yang tepat dilakukan baik pemerintah maupun investor yang akan
mengolah dan melakukan pembangunan di desa wisata.
Gambar 12: Wisatawan dan masyarakat desa berbaur untuk belajar bagaimana cara bertani di desa
wisata Kembang Arum. Sumber: TripAdvisor.com
13
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
membatik bersama pembatik profesional desa. Tak hanya pengalaman wisatawan juga
dapat membawa pulang hasil karya mereka sendiri secara gratis dan bila ingin juga
dapat membawa pulang batik Jogja khas desa di sentra melukis batik di desa ini.
3.3.
DESA
WISATA
MODERN
Termasuk di
antaranya
adalah desa
wisata
Kembang
Arum,
Sleman,
Jogjakarta.
Cirinya:
DESA
ADAT
ETNIK
Termasuk di
antaranya
adalah desa
adat
Kampung
Naga,
Tasikmalaya,
Jawa Barat.
Cirinya:
Dikelola pihak luar bekerja sama dengan pihak desa. baik pemerintah
maupun investor swasta.
Memiliki beberapa fasilitas modern yang dapat mendukung
kebutuhan pariwisata wisatawan yang kompleks.
Memiliki jarak tempuh yang cukup mudah dari pusat kota.
Memiliki cara hidup yang tidak terlalu etnik, cukup toleran terhadap
wisatawan asing karena pola hidupnya tidak jauh berbeda dengan
para wisatawan.
Memerlukan beberapa biaya tambahan untuk wisatawan menikmati
keindahan desa wisata modern ini, karnea memang dikelola dengan
pengelolaan yang cukup baik.
15
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
Pekerjaan:
Mahasiswa,
Ekspatriat.
Pelajar,
Akademisi,
Finansial: Bawah,
menengah, atas.
Latar belakang pendidikan:
SMA - Mahasiswa Professor
SD - Magister
Tipe wisatawan:
1. Praktis
2. Masih mengandalkan
kehidupan kota sebagai
acuan
3. Individualistis
4. Menginginkan banyak
fasilitas yang dapat
dimanfaatkan olehnya
5. Sedikit suka
berpetualang
6. Hanya mencari tempat
untuk melupakan sejenak
segala rutinitas
Tipe wisatawan:
1. Menyukai petualangan
2. Haus akan pengetahuan
tradisional dan sejarah
3. Humble
4. Dapat beradaptasi
dengan mudah
5. Suka meneliti
6. Mencari tempat tinggal
yang berbeda dari tempat
tinggal di tempat asal
7. Suka bereksplorasi
8. Adrenaline seeker
16
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
BAB II
SIMPULAN DAN SARAN
4.1.
SIMPULAN
17
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
4.2.
SARAN
18
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesia.travel/public/media/images/upload/poi/Kampung%20Naga%20%2889
%292014Kampung%20Naga.jpg
http://www.p2par.itb.ac.id/?page_id=747
https://desawisatasleman.wordpress.com/desa-wisata-kembangarum/
http://liburanjogja.co.id/blog/desa-wisata-kembangarum/
http://www.tripadvisor.com/Hotel_Review-g294230-d307061-ReviewsDusun_Jogja_Village_Inn-Yogyakarta_Java.html
https://www.google.co.id/maps/dir/Yogyakarta,+Yogyakarta+City,+Special+Region+of+Yog
Yogyaka/Desa+Wisata+Kembang+Arum,+Donokerto,+Turi,+Sleman+Regency,+Special+Re
gReg+of+Yogyakarta,+Indonesia/@7.6747021,110.3698038,3878m/am=t/data=!3m1!1e3!4m13!4m12!1m5!1m1!1s0x2e7a5787b
b5b6bc5:0x21723fd4d3684f71!2m2!1d110.3694896!2d7.7955798!1m5!1m1!1s0x2e7a5fb4a278b607:0x1d85349bbef2f8!2m2!1d110.37706!2d7.656253?hl=en
https://www.google.com/search?q=melukis+batik+kembang+arum+jogja&biw=1920&bih=9
77&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwjn_93fuc_JAhVIm5QKHUXdAD0Q_AUIBSgA&d
pr=1
19
Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016